Tahun ini, perkenalanku dengan dunia maya akan mencapai ulang tahunnya yang ke-10. Sementara, aku masih belum pinter juga. Perkembangan dunia maya berkembang sedemikian pesatnya, sementara kemampuanku berkembang slowy but sure. ;) Prinsip yang kupegang, biar lambat asal selamat, kuterapkan ke semua bidang, termasuk dalam juklak dan juknis sistem operasional penggunaan koneksi internet.
Ya... aku sudah bisa pakai internet untuk browsing & searching data berbagai info, situs, maupun gambar.Ya... aku juga sudah bisa pakai koneksi internet untuk bikin blog. Bahkan nggak cukup satu, aku punya lebih dari 3 blog di beberapa situs penyedia blog gratis (apa sih namanya, tuh kan, aku masih belum tahu. Pokoknya sih asal bisa pakenya aja) Ya... aku juga bisa pakai internet untuk kirim dan terima e-mail, ikutan milis, facebook-ing dan chatting. Nah, ini dia yang membuatku tersesat-sesat di dunia maya, di awal-awal masa perkenalanku dengan internet.
Aku tahu berita tentang jaringan internet beserta keistimewaan atau kehebatannya dari beberapa artikel koran dan majalah. Penasaranlah... aku ingin tahu juga. Ingin nyoba, seperti apa sih sebetulnya? Ragu-ragu tapi malu (takut ketahuan gapteknya), aku beranikan diri untuk menjajal salah satu warnet tak jauh dari tempat kerjaku. Hm... bingung. Pertama kali masuk, aku harus ngomong apa ya...? Kalau ke wartel, aku tinggal cari booth telfon yang kosong, atau tanya penjaga wartel tentang ketersediaan ruang telfon yang kosong. Kalau warnet? Sebetulnya nggak akan jauh dari rental komputer kali. Tapi lagi-lagi masalahnya, aku nggak pernah berkunjung ke rental komputer. Secara aku punya komputer dan printer sendiri di rumah, jadinya nggak pernah berurusan dengan rental komputer. Tapi mungkin antara wartel dan warnet, ah... nggak jauh beda, kali ya? Sama-sama warung toh?
Dan begitulah, sore itu sepulang kerja, aku mampir di sebuah warnet yang cukup besar di seputaran Dago. Sok ngerti aja, kutanya, “Ada yang kosong?” Si mas penjaga warnet menunjukkan sebuah booth komputer yang relatif terbuka. Aku masih bisa melirik tampilan layar di kanan-kiriku. Buat contekan... ;) Sebelum kembali ke pos jaganya, si mas petugas warnet sempat menjelaskan sistem billing yang berlaku di warnet itu. Dia bilang, kalau sudah log in sebagai pengunjung warnet, aku bisa langsung buka internet explorer. Ahha! Begitu toh caranya. Internet explorer ya... Gerbang pertamaku ketemu dengan yahoo.
Ya itulah... saat itu aku tahunya cuma yahoo.com doang. Lengkap kutulis di jendela alamat, http://www.yahoo.com dan klik. Wweng... wweng... wweng... nunggu sebentaran, lalu muncullah tampilan halaman depan yahoo. Menarik. banyak info yang ternyata bisa di-klik, dan akan membawaku berpindah dari satu informasi ke informasi lainnya. Ada beberapa link (ha! Aku tahu sekarang, namanya “link”) yang ingin kuakses, tapi tak bisa masuk karena aku belum sign-in. Harus sign-in dulu katanya untuk bisa membuka ‘pintu’ menuju link yang kuinginkan. Nggak bisa pilih sign-in, ternyata. Aku harus sign-up. Mendaftarlah aku untuk memiliki account di yahoo. Susah juga cari nama untuk account pertamaku itu. Nama Diah, ternyata dimiliki banyak orang. Diah, sudah diambil orang. D1ah, sudah ada yang punya juga. D14H, ternyata juga sudah ada. Diah Utami, eh, nggak bisa dipisah spasi ya. Diahutami maupun utami diah, pakai underscore (_) ataupun dash (-), sudah pula didahului orang lain. Akhirnya sekalian aja kupakai nama lain yang kupikir belum ada orang yang punya, “batikmania”. Ahha... bisa!!! Akhirnya aku punya alamat e-mail sekarang.
Kirim-kirim e-mail, belum bisa juga ya, karena belum banyak teman juga yang kupunya. Iseng-iseng, kucoba aplikasi chat di yahoo. Lagi-lagi, karena belum punya teman chatting, aku masuk chatroom besar dan coba-coba nimbrung di obrolan mereka. Asal nyambung aja. Dari situ, ada beberapa kawan cyber yang ngajakin ‘ngobrol’ di jendela kecil, private message. Kulayanin aja, karena sedang terkagum-kagum dengan keajaiban dunia maya yang luar biasa itu. Ketemulah dengan teman-teman baru dengan beragam karakternya. asl pls, rangkaian huruf itu jadi akrab sekali denganku, jadi pengantar menuju perbincangan yang asyik atau sebaliknya. Lama-lama, sebel juga karena sebagian besar dari teman chatting baru itu ternyata cuma iseng aja. Beberapa kali, sempat juga terjebak diajakin cyber-sex. Iddiih... nggak banget deh.
Karena masih belum aktif e-mail-email-an, aku masih explore situs-situs lain di dunia maya. Kucoba masuk plasa.com, buat account di situ. Kucoba masuk satumail.com, bikin juga account e-mail di situ. Aplikasi chat-nya friendly-user, teman-teman yang kutemui di situ juga rata-rata friendly. Sayang, satumail.com tidak berumur panjang. Setelah itu, aku coba-coba klak-klik situs ini-itu. Gara-gara penasaran dengan iklan, aku sempat nyasar ke situs aneh-aneh. Bayangin deh... orang baru di dunia cyber, ditunjukkin banner yang kedip-kedip dengan tulisan, “Selamat, anda pengunjung ke seribu dan berhak mendapatkan hadiah. Klik di sini” Siapa yang nggak tertarik, coba? Aku takjub banget dengan ‘keberuntunganku’ sebagai pengunjung ke-1000. Aku klik deh banner kelap-kelip itu. Ternyata eh ternyata, itu cuma iklan belaka. Lebih celaka lagi, sempat juga aku disesatkan ke situs... iddiih... situs xxx deh pokoknya. Lebih gila lagi, ternyata jendela-jendela iklan lantas bermunculan, menawarkan service gadis-gadis beragam benua dengan kostum seadanya. Watau...!!! Nggak bisa menghentikannya, aku harus minta penjaga warnet deh untuk menanganinya. Malu banget. Dia kan bisa nyangka aku sengaja masuk-masuk ke situs ‘begituan’. Malu aja. Aku cewek kerudungan, gitu. Ngapain juga lihat-lihat properti orang. lha wong aku sendiri juga punya kok :p
Sekarang sih kapok untuk sembarangan chatting dan klak-klik banner hadiah. Banyak bohongnya. Setelah 10 tahun lewat sejak perkenalanku dengan koneksi internet, koneksi pertemananku makin luas dan terpelihara. E-mail-e-mail-an lancar dengan banyak teman di berbagai belahan dunia. Cari info apa saja, bisa. Cari teman lama, nggak susah juga via jejaring pertemanan yang kuikuti. Chatting-an, sambil ngecek e-mail juga OK. Aku bahkan lebih sering pakai mode invisible supaya nggak sembarangan disapa orang dan ‘terjebak’ chatting yang mengganggu ritme kerja. Makin bijak-lah saat berselancar di dunia maya, supaya tidak terjebak gara-gara gaptek atau sekedar sotoy. Sudah 10 tahun, gitu, kenal internet. Kalau masih ‘bodoh’ juga, keterlaluan kan...?
Ya... aku sudah bisa pakai internet untuk browsing & searching data berbagai info, situs, maupun gambar.Ya... aku juga sudah bisa pakai koneksi internet untuk bikin blog. Bahkan nggak cukup satu, aku punya lebih dari 3 blog di beberapa situs penyedia blog gratis (apa sih namanya, tuh kan, aku masih belum tahu. Pokoknya sih asal bisa pakenya aja) Ya... aku juga bisa pakai internet untuk kirim dan terima e-mail, ikutan milis, facebook-ing dan chatting. Nah, ini dia yang membuatku tersesat-sesat di dunia maya, di awal-awal masa perkenalanku dengan internet.
Aku tahu berita tentang jaringan internet beserta keistimewaan atau kehebatannya dari beberapa artikel koran dan majalah. Penasaranlah... aku ingin tahu juga. Ingin nyoba, seperti apa sih sebetulnya? Ragu-ragu tapi malu (takut ketahuan gapteknya), aku beranikan diri untuk menjajal salah satu warnet tak jauh dari tempat kerjaku. Hm... bingung. Pertama kali masuk, aku harus ngomong apa ya...? Kalau ke wartel, aku tinggal cari booth telfon yang kosong, atau tanya penjaga wartel tentang ketersediaan ruang telfon yang kosong. Kalau warnet? Sebetulnya nggak akan jauh dari rental komputer kali. Tapi lagi-lagi masalahnya, aku nggak pernah berkunjung ke rental komputer. Secara aku punya komputer dan printer sendiri di rumah, jadinya nggak pernah berurusan dengan rental komputer. Tapi mungkin antara wartel dan warnet, ah... nggak jauh beda, kali ya? Sama-sama warung toh?
Dan begitulah, sore itu sepulang kerja, aku mampir di sebuah warnet yang cukup besar di seputaran Dago. Sok ngerti aja, kutanya, “Ada yang kosong?” Si mas penjaga warnet menunjukkan sebuah booth komputer yang relatif terbuka. Aku masih bisa melirik tampilan layar di kanan-kiriku. Buat contekan... ;) Sebelum kembali ke pos jaganya, si mas petugas warnet sempat menjelaskan sistem billing yang berlaku di warnet itu. Dia bilang, kalau sudah log in sebagai pengunjung warnet, aku bisa langsung buka internet explorer. Ahha! Begitu toh caranya. Internet explorer ya... Gerbang pertamaku ketemu dengan yahoo.
Ya itulah... saat itu aku tahunya cuma yahoo.com doang. Lengkap kutulis di jendela alamat, http://www.yahoo.com dan klik. Wweng... wweng... wweng... nunggu sebentaran, lalu muncullah tampilan halaman depan yahoo. Menarik. banyak info yang ternyata bisa di-klik, dan akan membawaku berpindah dari satu informasi ke informasi lainnya. Ada beberapa link (ha! Aku tahu sekarang, namanya “link”) yang ingin kuakses, tapi tak bisa masuk karena aku belum sign-in. Harus sign-in dulu katanya untuk bisa membuka ‘pintu’ menuju link yang kuinginkan. Nggak bisa pilih sign-in, ternyata. Aku harus sign-up. Mendaftarlah aku untuk memiliki account di yahoo. Susah juga cari nama untuk account pertamaku itu. Nama Diah, ternyata dimiliki banyak orang. Diah, sudah diambil orang. D1ah, sudah ada yang punya juga. D14H, ternyata juga sudah ada. Diah Utami, eh, nggak bisa dipisah spasi ya. Diahutami maupun utami diah, pakai underscore (_) ataupun dash (-), sudah pula didahului orang lain. Akhirnya sekalian aja kupakai nama lain yang kupikir belum ada orang yang punya, “batikmania”. Ahha... bisa!!! Akhirnya aku punya alamat e-mail sekarang.
Kirim-kirim e-mail, belum bisa juga ya, karena belum banyak teman juga yang kupunya. Iseng-iseng, kucoba aplikasi chat di yahoo. Lagi-lagi, karena belum punya teman chatting, aku masuk chatroom besar dan coba-coba nimbrung di obrolan mereka. Asal nyambung aja. Dari situ, ada beberapa kawan cyber yang ngajakin ‘ngobrol’ di jendela kecil, private message. Kulayanin aja, karena sedang terkagum-kagum dengan keajaiban dunia maya yang luar biasa itu. Ketemulah dengan teman-teman baru dengan beragam karakternya. asl pls, rangkaian huruf itu jadi akrab sekali denganku, jadi pengantar menuju perbincangan yang asyik atau sebaliknya. Lama-lama, sebel juga karena sebagian besar dari teman chatting baru itu ternyata cuma iseng aja. Beberapa kali, sempat juga terjebak diajakin cyber-sex. Iddiih... nggak banget deh.
Karena masih belum aktif e-mail-email-an, aku masih explore situs-situs lain di dunia maya. Kucoba masuk plasa.com, buat account di situ. Kucoba masuk satumail.com, bikin juga account e-mail di situ. Aplikasi chat-nya friendly-user, teman-teman yang kutemui di situ juga rata-rata friendly. Sayang, satumail.com tidak berumur panjang. Setelah itu, aku coba-coba klak-klik situs ini-itu. Gara-gara penasaran dengan iklan, aku sempat nyasar ke situs aneh-aneh. Bayangin deh... orang baru di dunia cyber, ditunjukkin banner yang kedip-kedip dengan tulisan, “Selamat, anda pengunjung ke seribu dan berhak mendapatkan hadiah. Klik di sini” Siapa yang nggak tertarik, coba? Aku takjub banget dengan ‘keberuntunganku’ sebagai pengunjung ke-1000. Aku klik deh banner kelap-kelip itu. Ternyata eh ternyata, itu cuma iklan belaka. Lebih celaka lagi, sempat juga aku disesatkan ke situs... iddiih... situs xxx deh pokoknya. Lebih gila lagi, ternyata jendela-jendela iklan lantas bermunculan, menawarkan service gadis-gadis beragam benua dengan kostum seadanya. Watau...!!! Nggak bisa menghentikannya, aku harus minta penjaga warnet deh untuk menanganinya. Malu banget. Dia kan bisa nyangka aku sengaja masuk-masuk ke situs ‘begituan’. Malu aja. Aku cewek kerudungan, gitu. Ngapain juga lihat-lihat properti orang. lha wong aku sendiri juga punya kok :p
Sekarang sih kapok untuk sembarangan chatting dan klak-klik banner hadiah. Banyak bohongnya. Setelah 10 tahun lewat sejak perkenalanku dengan koneksi internet, koneksi pertemananku makin luas dan terpelihara. E-mail-e-mail-an lancar dengan banyak teman di berbagai belahan dunia. Cari info apa saja, bisa. Cari teman lama, nggak susah juga via jejaring pertemanan yang kuikuti. Chatting-an, sambil ngecek e-mail juga OK. Aku bahkan lebih sering pakai mode invisible supaya nggak sembarangan disapa orang dan ‘terjebak’ chatting yang mengganggu ritme kerja. Makin bijak-lah saat berselancar di dunia maya, supaya tidak terjebak gara-gara gaptek atau sekedar sotoy. Sudah 10 tahun, gitu, kenal internet. Kalau masih ‘bodoh’ juga, keterlaluan kan...?
No comments:
Post a Comment