Saturday, March 04, 2023

Handling Mudah Bawang Putih VS Bawang Merah


Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Maret ini mengusung tema 'Life Hack (Produk atau Metode yang Mempermudah Hidup).' Dari sekian banyak ide life hack yang bertebaran dan bertaburan di jagat maya, ya banyak juga sih yang applicable dan memang mempermudah hidup, walaupun tak sedikit juga yang malah bikin ribet. 🤪 

Mengingat ini sudah bulan Maret dan jelang akhir bulan nanti sudah masuk bulan Ramadhan, mamah-mamah pasti sibuk dengan segala aktivitas masak-memasak. Walaupun nggak terlalu suka masak dan merasa jalan ninja mamah adalah dengan order makanan via blablabla-food, tapi ya nggak mungkin tiap hari juga kali... apalagi buat hidangan sahur. Kasihan babang blablabla-food kalau harus nganterin pesanan kita sementara mereka pun bersicepat dengan imsak untuk makan sahur juga. Jadi... hayulah masak sesekali.

Urusan masak pasti nggak akan jauh dari perbawangan. Bawang merah dan bawang putih tampaknya harus selalu tersedia di dapur kita untuk modal masak sehari-hari. Eh... aku enggak juga sih, soalnya kalau soal bumbu, aku agak sering pakai bumbu dasar siap pakai ajs. Nah... tapi itu mah life hack yang lain lagi deh yaa. Saat ini aku mau sedikit sharing tentang cara praktis handling duo bawang ini. 

Bawang Putih

Rata-rata masakan -di belahan bumi mana pun- biasanya familiar dengan penggunaan bawang putih. Aku sebetulnya suka aromanya, tapi ya jangan nempel lama-lama di tangan juga dooong. Belakangan ini aku sedang suka bikin chicken wings ala salah satu resto waralaba. Resepnya kucontek dari sebuah akun di cookpad. Praktis banget ini, cuma mencampurkan beragam saus, madu, kecap dan... bawang putih cincang. Kalau mencincang bawang putih ya pasti ada kontak erat dengan si bawang dan pasti ketempelan aromanya, yang awet rajet seperti kena pelet. Kebayang nggak siih, pas kita abis khusyuk berdoa lalu mengusap muka, hadeuh... ambyar semua deh gara-gara aroma bawang.

Well... pendek kata, aku menemukan produk pemarut bawang putih ini di sebuah gerai e-commerce ketika mencari barang lain. Biasa... untuk menggenapkan belanjaan supaya dapat promo ongkir gratis, aku tambah bareng ini dan itu sebelum checkout. Harganya murah meriah, nggak sampai 10 ribuan, tapi membantu sekali untuk mencacah si bawang putih tanpa perlu berkontak intens dengannya. Hasilnya memang bukan bawang putih cincang siih, melainkan parutan bawang kasar. Sebagai pengganti bawang cincang, sangat boleh juga kan yaa?

Foto diambil dari sini
Pemarut bawang ini berukuran kecil yang cukup untuk mengeksekusi sesiung bawang putih. Ada stopper di kedua ujungnya, depan dan belakang, sehingga parutan bawang tidak akan mudah meluncur bebas hingga lepas. Namun begitu, ketiga bagian alat ini bisa dilepas ketika hendak dibersihkan. Cara penggunanya praktis sekali. Bawang putih bisa diletakkan di wadah berupa tabung kecil di bagian tengah alat, yang bisa bergerak maju-mundur. Terdapat pula penutup yang sekaligus berfungsi untuk mendorong si bawang perlahan hingga habis diparut. Jari kita tak akan kontak berlama-lama dengan si bawang. Tangan kiri memegang handle, sementara tangan kanan menggerakkan wadah bertutup untuk menghasilkan parutan dengan ukuran yang cenderung seragam. Setelah itu, parutan bawang putih bisa segera ditambahkan ke dalam bumbu marinasi.

Bawang Merah

Ketika pindahan rumah beberapa waktu yang lalu, kutemukan benda ini di antara beragam barang peninggalan ibu yang layak untuk dipertahankan dan dimanfaatkan tentunya. Ini adalah alat pengiris bawang, yang memungkinkan kita untuk merajang bawang tanpa berurai air mata. Irisan yang dihasilkan tipis seragam, walaupun arah irisan tak bisa kita atur sesuai keinginan kita.

Perajang bawang peninggalan ibu ini warnanya sudah pudar, tapi fungsinya masih optimal dengan bilah pisau yang masih terjaga tajam. Terakhir kupakai untuk mengiris bawang untuk digoreng. Kesukaan pisan. Membersihkannya pun mudah karena bagian demi bagian perajang bawang ini bisa dibongkar untuk dibersihkan secara paripurna. Perajang bawang serupa dengan beragam pilihan warna bisa didapatkan di toko kelontong offline ataupun online dengan harga di kisaran 15 ribuan hingga puluhan ribu. Sebagai mamak-mamak ekonomis, kita tentu cari harga termurah yang masih masuk akal yaa. Kalau kelewat murah juga aku malah jadi curiga, jangan-jangan yang dijual adalah produk reject.
Ngomongin produk yang bikin mudah atau nyaman hidup kita, dua alat yang kusebutkan di atas itu sangat membantuku untuk mempermudah urusan keseharian di dapur. Dulu, kupikir para desainer produk tuh cuma ngadi-ngadi aja, mendesain produk yang di-claim dengan fungsi begini dan begitu, lalu dijejalkan ke pasar agar konsumen merasa perlu untuk membeli. Tapi di antara sekian banyak produk yang diproduksi, pastilah ada beberapa yang memang dibuat untuk memecahkan masalah keseharian seperti yang kerap terjadi di dapur kita. Aku tak segan lagi untuk mengeksekusi duo bawang di dapur sekarang ini. Bawang putih dan bawang merah takluk tanpa meninggalkan jejak aroma di tangan ataupun drama air mata. 

8 comments:

Ririn said...

Wah baru tahu ternyata bikin bawang goreng pakai semacam pisau parut gitu ya..pernah lihat pisau itu dirumah ibu tapi nggak kepikiran. Kirain bikin bawang goreng bener-bener dirajang pakai pisau biasa.hehehe. terima kasih life hack-nya teh!

Diah Utami said...

Iya, Teh Ririn... ini perajang bawang sudah lama nganggur juga di rumah. Selamat memanfaatkan perajang bawangnya ibu.

Shanty Dewi Arifin said...

Urusan perbawangan ini memang seru sih. Kalau aku tu kesempatan buat multitasking dengan kegiatan lain. Seperti nonton drakor sambil kupas bawang, atau zoom-an sambil kupas bawang. Punya stok bawang merah putih itu memang membantu hidup jadi lebih mudah.

Andina said...

Pas banget aku baru aja selesai buat baceman bawang putih dan merah teh. Aku cuma pakai blender bumbu aja. Tapi kayanya praktis ya alat-alat ini. Aku harus cuci lagi untuk ngeblender lagi

Diah Utami said...

@Teh Shanty: Sebetulnya untuk urusan bumbu dengan bahan dasar bawang putih & bawang merah, ada lagi life hack-nya. Saya pakai bumbu dasar praktis aja. Ada bumbu dasar putih, bumbu dasar kuning, merah, hijau sampai hitam. Yang paling sering dipakai dan cepat habis ya bumbu merah & putih. Tapi soal bumbu dasar, itu mah cerita lain lagi aja. :)

Diah Utami said...

@Teh Andina: Kalau untuk ulek-ulek bumbu, blender memang juaranya, tapi seperti komentar saya buat Teh Shanty, kalau bumbu dasar saya pakai bumbu basic merah, putih, kuning aja. Praktis banget. Pengiris bawang merah ini praktis buat bikin irisan bawang. Kalau perlu ngiris banyak, aman nggak pakai drama berurai air mata dan bebas bau bawang. Asli, must have deh ini.

fsrinurilla said...

Wah Teh Diah, yang bagian mengusap wajah setelah khusyuk mendoa, dengan aroma bawang putih, wkwkwkwk, ngakak banget wkwkwk.

Saya tim iris tipis-tipis pakai pisau biasa sajahh. Tapi abis baca tulisan Teh Diah tentang tool murah meriah ini, jadi pengen nyoba. Pinter ya penciptanya, kepikiran saja ehehe.

Hanupis Teteh Diah. :)

Diah Utami said...

Ayo, Teh Uril, monggo di-purchase si pengiris bawang ini. Kalau ngiris 1-2 siung aja sih ya iris manual aja. Sebelum bersimbah air mata ngirisnya udah kelar. Tapi kalau ngiris bawang 2 ons aja... dah lah, mendingan pakai alat aja. Profesi desainer produk memang hadir untuk membantu mengatasi masalah yang nyata-nyata ada di depan kita (iya, walaupun kadang saya juga mikirnya, kok ya diada-adain aja. Hahaa...)

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka