Tuesday, November 17, 2009

Berdebar-debar Berburu Premium

Sebuah hari Jumat. Aku berencana datang terlambat ke sekolah, karena harus menyelesaikan urusan taspen dan terminasi pembayaran pensiun almarhumah ibu. Sedikit njelimet karena ada beberapa berkas yang belum lengkap. Surat Keputusan pensiun ibu, entah di mana adanya (tapi ternyata ada juga berkasnya di kantor Taspen). Surat keterangan dari BRI, (belakangan ketahuan, ternyata masih kurang satu data dan stempel). Dilanjut dengan mampir ke toko ACCU untuk membeli satu buat mobilku, untuk langsung dipasang agar bisa berangkat ke sekolah mengendarainya.
Menjelang tengah hari, urusan kami selesai. Aku siap-siap ke sekolah. Terlambat juga tak mengapa, karena malam itu akan berjaga. Ikut bertugas di sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan Science Night. Semua guru harusnya ikut. Jadi... aku yang baru beberapa hari lalu ditinggal ibu, ya ikutan juga-lah. Nggak ada urusan dengan kedukaan, aku harus masu k kerja. Ayo, ikutan pakai slogan Pertamina, "kerja keras adalah energi kita".
Ngomongin Pertamina, aku jadi ingat tangki bahan bakar Katana-ku. Nyaris kosong nih. Harus segera diisi premium lagi. ACCU sudah OK, tanki bahan bakar megap-megap minta diisi nih. Tengah hari Jumat begitu, ternyata nggak gampang menemukan SPBU yang buka dan melayani pembeli untuk penjualan premium maupun solar.
Perburuanku dimulai dari SPBU di dekat rumah. Kulihat untaian rantai memblokade jalan masuk ke area SPBU, dengan papan pemberitahuan "Sedang Shalat Jumat". Maka aku hanya melintas di depannya. Dilanjut dengan yang berikutnya di kawasan yang biasa macet kalau pagi hari kulewati. Tutup juga. Aku jalan terus, menuju gerbang tol Toha yang biasa kumasuki. Mulai dari rumah hingga gerbang tol, ada sekitar 4 SPBU yang kulewati. Semuanya tutup, semua petugasnya sedang shalat Jumat. Rupanya, selain membiasakan diri untuk kerja keras, para petugas itu juga tak lupa beribadah sebagai energi mereka.
Aku mulai cemas nih. Kondisi bensin sudah kritis. Untungnya, di sebuah SPBU baru di dekat gerbang tol juga, aku bisa masuk dan dilayani oleh petugas perempuan yang memang tidak shalat Jumat. Dengan ramah dan cekatan, dia mengisi tangki bensinku sesuai dengan jumlah rupiah yang kuminta. Pas! Cocok dengan dengan imej barunya, Pertamina pasti pas.
Alhamdulillah... aku bisa bernapas lega dan memacu Katana-ku kembali di jalan tol. Tidak hanya petugas Pertamina yang harus menerapkan slogan baru. Aku yang sudah terlambat pun harus bersicepat ke sekolah. Yuk, ikutan slogan Pertamina, karena "Kerja Keras Adalah Energi Kita". ;)

No comments:

Koleksi Memori