Saturday, November 04, 2006

Sehari Bersama Bu Tika

Hari ini aku nyaris selalu bersama bu Tika. Pagi-pagi nebeng motornya ke sekolah. Aku ngerjain display buat kelasku. Hmm… bukan display yang kayak apa sih…, cuma lembar evaluasi harian aja buat siswa, supaya termotivasi untuk selalu lebh baik setiap hari. Seperti yang pernah kuterapkan di kelas 3A yang lalu. Rencananya, anak-anak menuliskan perbuatan baik yang mereka lakukan di hari tertentu, supaya jadi motivasi untuk yang lain. Mudah-mudahan efektif. Amiin.

Setelah itu aku nggarap presentasi PowerPoint buat ngelengkapi laporan kegiatan KBM Lapangan kelas 4 ke Wiyata Guna yang lalu. Hampir selesai. Tinggal beberapa slide lagi. Mungkin tinggal 3 yang akhir aja. Insya Allah hari Senin bisa selesai. Kalau komputer di ruangankepsek punya CD writer, aku bisa selesaikan sekaligus. Tapi kalau nggak, mungkin aku harus minta bantuan pak Amin atau pak Cucu atau pak Devi untuk mengisikan file itu ke dalam CD. Kalau bisa sih, CD yang berisi file foto aja sekalian, biar ‘sepaket’. ;)

Sekitar jam setengah dua, kita berbondong-bondong ke aula belakang untuk bersilaturahmi dengan pihak Yayasan dan perwakilan orangtua murid. Di awal acara, aku dan bu Reni sempat ‘membajak’ buku yang sedang dibaca bu Tika, tentang kisah para ‘lajangster’ yang hmm… beberapa di antanya ‘gue banget deh’. Aku sama bu Reni sama-sama bertekad untuk menyamai prestasi mereka, bahkan kalau mungkin, melebihi! Wah…. Apa ya yang bisa kita lakukan? Hmm… Nulis buku bareng, mungkin? Bikin grup nyanyi dengan lagu-lagu karangan sendiri, atau… apapun. Pokoknya mengibarkan nama deh, jangan jadi lajang kuper, lajang frustrasi, lajang cengeng, dsb dsb, pokoknya jangan jadi lajang negatif deh. Jangan sampai…!!!

Bada ashar, kita berangkat ke kondangannya pak Iwan. Anaknya sunatan. Masih sempat makan-makan dengan menu lengkap biarpun kita datang udah sore banget. Hihi… Dari sana, masih bu Tika yang bawa motor. Persinggahan berikutnya adalah BIP. Bu Tika rencananya mau beli sepatu olahraga. Bu Westri bilang, lagi ada gemebyar diskon di Matahari dept.store-nya BIP. Eh… sepatu nggak ketemu, malah beli jaket. Termasuk aku! Dengan model yang sama, cuma beda ukuran dan warna, akhirnya kita beli jaket ‘kembar’. Aku beli yang hitam, bu Tika dapat yang biru muda. Konon, diskonnya mencapai 70%. Kita ‘cuma’ mbayar 50.000 setelah korting. Harga yang tertera di bandrol sebetulnya 125 ribu. Wah… aku nggak mau kehilangan momen. Di kesempatan lain, belum tentu kita akan dapat jaket serupa dengan harga segitu. Lagian, aku kan udah niat mau beli dan mbawa motor sendiri. Anggap aja jaket ini sebagai ‘modal awal’ untuk masa-masa bermotor-ria nanti. ;)

Dari BIP, masih bu Tika yang bawa motor, karena aku agak gamang kalau harus mbawa beban penumpang dan belanjaan seperti itu, ditambah lagi dengan kondisi lahan parkir di basement yang berupa tanjakan miring dengan alur berputar. Rada ngeri-lah. Kita sempat berhenti di pom bensin dekat gerbang tol moh. Toha. Dari sana aku menawarkan diri untuk mbawa motor Mio-nya. Bu Tika setuju, jadilah aku mbawa motor itu sampe gang dekat rumah. Lumayan juga. Caraku membawa motor, hm…nggak mengecewakan-lah. Sok atuh, SIM udah punya, jaket udah punya, cara mbawa motor juga sudah lumayan. Tinggal mbeli motornya aja nih… Kapan ya…?

1 comment:

nining said...

kade meser na ulah papuket jeung ngitung bandrol, ngke jadi na lain motor bebek tapi kalah mo- motor- an hehe

lumayan kahibur dikit, padahal masih cireumbay ini tehh..

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka