Wednesday, February 07, 2007

Aki... kenapa?

Pulang bada maghrib dari sekolah. Sepi. Semua kelas sudah kosong. Pelataran parker di halaman SMP lengang. Hanya tersisa satu espass merah hati dan kijang-ku. Hujan mulai turun satu-satu.
Kuputar kunci kontak untuk menyalakan mesin. Ceklek! EHH!! Mesin tidak mau menyala. Coba lagi. Kcklek! Wah, beneran mesin mobil nggak bisa hidup. Waduh… alamat mesti didorong nih.
‘Gaya’, kucoba membuka kap mesin dan mengutak-atik aki mobil. Air aki masih cukup. Sambungan kucek juga dan kubersihkan. Tempat busi bahkan kucoba buka dan tutup lagi dengan lebih kencang. Hasilnya, masih nggak bisa hidup.
Kutelfon kakak ipar, menanyakan mekanisme mendorong mobil efektif. Harus di gigi dua, itu pesannya. Wah… aku gentar juga. Mesti minta tolong tenaga satpam di atas nih. Akhirnya dengan menebalkan muka aku minta bantuan mereka. Kebetulan, pak Dede –salah satu satpam sekolah- katanya ngerti mesin dan bisa mengemudi juga. Paling tidak, dia aja deh yang pegang setir. Aku ikut mendorong saja, pikirku saat itu. Kap mobil sempat dia buka lagi, otak-atik sedikit, nggak beda dengan yang kulakukan, dan hasilnya… tok cer! Mesin langsung menyala. Alhamdulillah. Tidak perlu ada aksi dorong-mendorong di malam gerimis itu.
Pulang, yang tadinya mau mampir ke warnet, batal deh. Mampir do pom bensin pun pakai acara ‘gentar’, takut aki mobil ngadat lagi. Untungnya tidak. Hm… katanya sih, jepitan akinya kurang kuat. Masalahnya cuma itu kok. Wah, rupanya tetap perlu tenaga pria ya untuk mengencangkan kaitan aki. Hihi…

No comments:

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka