Saturday, May 31, 2008

Ngantri BBM

Tanggal 23 lalu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM sekitar 30 persen. Issue-nya sih sudah cukup lama digembar-gemborkan. Demo menolak kenaikan harga BBM juga sudah digelar di sana-sini, tapi teteup... keputusannya, BBM naik. Akhirnya, kita sebagai rakyat jelata, emangnya bisa ngapain? Ya pasrah aja kali, sambil berdoa semoga Allah memberi jalan keluar dari permasalahan ini.
Kulirik indikator bahan bakar di dashboard Katanaku. Wah.. jarumnya sudah menukik hampir menyentuh dasar. Kritis nih. Harus segera mengisi bahan bakar. SPBU pertama yang kulewati penuh sesak. Antrian panjang... bikin males deh. Selepas jalan tol, di SPBU berikutnya (bukan favoritku) sebetulnya antrian tidak begitu panjang, mungkin hanya sekitar 8 atau 10 mobil. Mestinya nggak akan lama. Tapi karena nggak biasa ngisi BBM di sana, kulewat aja dengan cueknya. SPBU berikutnya, tempat langgananku tuh, sudah kurencanakan untuk mampir. Tapi teurnyattaa... 100 meter, belum ada celah bagiku untuk masuk. 200 meter, masih terlihat antrian panjang. 500 meter, beberapa sopir sudah nggak sabar dan mulai berbalik arah, membatalkan niat mereka untuk mengisi bensin. 1 kilometer, aku akhirnya pasrah juga. Kupikir ya... sudahlah, nggak usah ngisi bensin malam itu. Biarlah besok ketika mau pergi, mengisi bensin dengan harga baru.
Ada satu SPBU terakhir, dekat rumahku. Antrian kelihatannya belum begitu panjang juga. Tapi motor sudah mengular dan dengan teganya menyelip dan menyalip antrian yang sudah teramat padat. Kutabahkan hati untuk mengantri di jalur yang benar, menunggu giliran dengan (sok) sabar. Kulewatkan waktu dengan main game di gadgetku. Main solitaire, dapat beberapa kali giliran. Sampai bosen. Asli!!! Kupotret suasana sekitar beberapa kali. Beberapa orang kaget, mencari sumber kilatan cahaya blitz. Haha... Tenang... saya bukan wartawan, cuma ingin mengabadikan moment dalam gambar. Mengingatkan pada jaman susah. :) ----> ini senyum pahit, lho.

No comments:

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka