Monday, March 30, 2009

Tragedi Situ Gintung

Allah kembali menunjukkan kuasa-Nya. Bahwa manusia tidak berarti apa-apa. Telah terjadi kerusakan di muka bumi disebabkan tangan-tangan manusia. Masihkan kita bisa berjalan lengang di muka bumi, membuat kerusakan di sana-sini, dan tetap bertanya-tanya, "Kenapa (semua ini terjadi)?"
Sudah selayaknya kita bahu membahu saling menolong. Bukan masanya saling menyalahkan. Selalu ada pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Semoga kita masih selalu termasuk ke dalam golongan kaum yang mau berpikir. Semoga Allah SWT memberi tuntunan. Semoga hati kita dicondongkan untuk mengikuti tuntunan Allah itu. Amiin.
Beberapa kejadian jadi semacam pertanda. Mukzizat, kata orang. Bahwa ada masjid yang kokoh berdiri hanya beberapa ratus meter dari tanggul dam Situ Gintung yang bobol, sementara tempat-tempat yang beberapa kilometer jauhnya tersapu habis oleh air bah dari bendungan yang jebol itu. Bahwa ada mushaf alQuran yang bersih dan kering tak tersapu air, padahal benda-benda di sekelilingnya tak ayal diterjang air di ruangan Sekretariat Faperta UMJ. Subhanallah. Bukankah ini jadi pertanda, bahwa kita harus teguh berpegang kepada firman Allah dalam kitab suci-Nya, Al Quran al Karim? Bukankah ini jadi pertanda agar kita menyatukan hati-hati kita, memakmurkan masjid, memelihara silaturahim dan memelihara ibadah kita? Jika kita masih juga belum menemukan bayangan diri kita di cermin musibah ini, sungguh merugi kiranya kita. Semoga Allah melindungi kita. Amiin.

1 comment:

Diana said...

Astaghfirullah... banyak istighfar...

Koleksi Memori