Tuesday, November 20, 2018

Kenapa Mesti Ngeblog (Lagi)?

Kali ini blog ini mati suri... Motivasi menulis memudar, walaupun inspirasi selalu ada. Sudah lama aku tak lagi berjuang sampai begadang-begadang untuk menuliskan kisah dan cerita baru, walaupun masih menyimpan foto-foto di folder 'Pelengkap Postingan', siapa tahu suatu saat berguna juga. Dan akhirnya, setelah berbulan-bulan tak tersentuh, mungkin saat inilah waktunya untuk bangun dari 'tidur panjang'. 
Ada masanya, aku bisa menulis panjang dan rasanya tak bisa berhenti, sementara tak jarang juga aku merasa terengah saat merangkai tulisan pendek sekalipun. Ada kalanya aku menulis dengan riang, membuat senang dan hati tenang, tapi terkadang 'seret' menulis dengan mata mau menangis (biasanya karena kejar deadline sementara adaaa aja kendalanya, mulai dari koneksi internet yang tak bersahabat, ataupun badan yang sudah penat minta istirahat).  

image taken from here
Ketika ngeblog bukan sekedar ajang curhatan, tapi pendokumentasian suatu peristiwa, maka rasanya blog ini masih punya kesempatan hidup. Ketika ngeblog jadi sarana katarsis, untuk melepaskan (sebagian) isi hati dan isi kepala, maka blog ini masih bisa sekalian jadi ajang narsis. Ketika ngeblog jadi sarana untuk cari peluang mendapatkan sesuatu yang 'lebih' -biarpun masih lebih sering 'zonk'-, dalam waktu yang bersamaan bisa jadi sarana untuk belajar menulis dengan lebih baik. Jadi, ayolah Dee, bangun dari tidur panjang sekarang.
Dan yang bisa membangunkan tidur panjangku rupanya bukan pangeran berkuda putih yang melakukan aksi heroik membebaskanku dari kutukan nenek sihir, tapi komunitas Blogger Perempuan yang menantangku untuk menulis lagi dalam event #BPN30DayChallenge2018 ini. Jadi... hoahm, setelah bangun, ayo cepat cuci muka dan gosok gigi supaya seger, dan siap ngeblog lagi. Mariii...

Saturday, May 05, 2018

Skippy Brownies Lava Cake Ala-ala

Week end itu saatnya bersibuk beberes rumah dan 'serius' turun ke dapur. Sabtu ini aku mau coba bikin brownies. Eitts... jangan-coba-coba bikin brownies. Mari lakukan dengan serius. Gimana juga sih bikin brownies yang serius itu?
Berbekal resep dari majalah edisi lama, dengan modivikasi sesuai bahan yang tersedia di rumah, kubuat brownies klasik dengan cetakan bulat. Kusiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Ganti-ganti ingredients sedikit, kupikir tak akan terlalu mengubah rasa maupun tampilan. Oke. Sebagian dark cooking chocolate kuganti dengan milk chocolate dan cokelat oleh-oleh dari Arab. Kupilih yang tidak ada isian kurma atau kacang. Sedangkan kacang almond atau kismis ku-skip saja. Eh... ngomong-ngomong skip, jadi teringat Skippy peanut butter yang baru kubeli, Kalau kutambahkan sebagai isian, tampaknya 'lucu' juga kali yaa...
Kuikuti langkah demi langkah cara pembuatan brownies hingga memanggangnya di oven. Ah...! Browniesku masih belum secantik yang kuharapkan. Tapi soal rasa, tak ada kata gagal untuk brownies. Semua enakkk. Mudah-mudahan di kesempatan berikutnya, dalam sesi remedial, aku bisa bikin brownies yang lebih cantik.
Resepnya? Sesimpel tampilannya. Boleh ikuti sesuai instruksi, atau modivikasi lagi.

Bahan:
  • 250 gram dark cooking chocolate (kupakai sekitar 220 gram dark cooking chocolate, sisanya cokelat lain)
  • 100 gram margarin
  • 50 ml air
  • 3 butir telur
  • 225 gram gula pasir
  • 100 gram tepung terigu protein sedang
  • 30 gram coklat bubuk
  • Skippy peanut butter, sekitar 3 sendok makan
     note: coklat bubuk di rumah tinggal sisa sekitar 20 gram saja, jadilah tambah terigu sedikit.
Cara membuat:
  1. Panaskan air dan margarin. Tambahkan cokelat yang sudah dipotong-potong. 
  2. Kocok telur dan gula pasir selama 3 menit asal rata. Tambahkan campuran cokelat. Aduk rata.
  3. Tambahkan tepung terigu dan cokelat bubuk sambil diayak dan diaduk perlahan hingga rata.
  4. Siapkan cetakan bulat (aku pakai cetakan muffin kecil). Alasi dengan kertas yang biasa dipakai untuk membuat cupcake.
  5. Tuang sesendok adonan ke dalam cetakan. Taruh setengah sendok teh Skippy peanut butter ke tengah cetakan. Tuangkan lagi sesendok adonan hingga selai kacang tertutup dan adonan mencapai tiga perempat tinggi cetakan.
  6. Panggang dalam oven selama kurang lebih 40 menit dengan api sedang.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan dan Praxis sebagai perwakilan SKIPPY® Peanut Butter Indonesia.

Skippy Yippee... Teman Makan Kapan Saja

Setiap masuk dapur, aku selalu teringat ibu. Biasanya beliau yang paling sibuk dengan segala urusan dapur, termasuk urusan menu makanan tentunya. Ketika beliau sudah tiada dan aku mengurus rumah sendiri saja, segala urusan mesti kutangani sendiri tentunya. Tetap dengan konsep nggak mau ribet, untuk urusan menu aku cari yang praktis-praktis saja deh. Hmm... sebetulnya ibu pun dulu begitu siih... 
Ini salah satu menu paling praktis yang cukup sering disiapkan ibu ketika aku masih kecil dulu. Termasuk favoritku. Kata ibu, namanya Selada Singapur. Ya kita sebut saja begitu. Sedikit googling, info tentang salad singapur ini beda-beda banget ya. Jadi kita bebas sajalah menerjemahkan resep selada ini suka-suka kita. Menu ini, bisa dihidangkan kapan saja, walaupun rasanya paling pas untuk makan siang karena dihidangkan dingin lebih sedap rasanya. Menyiapkannya cepat dan praktis. Asli gampang banget karena bahan-bahannya tidak perlu dimasak, cukup ambil dari kulkas dan langsung eksekusi. 
Siapkan sayuran mentah. Biasanya sih ibu menyiapkan irisan sawi putih, ketimun, tomat, atau apapun sesuai selera, tambahkan irisan telur rebus. Salad dressingnya dibuat dari campuran selai kacang, kuning telur, dan cuka atau perasan air jeruk nipis. Tidak pakai takaran, cukup dengan kira-kira, dengan kekentalan sesuai selera. Aku sih suka yang agak encer. Disiram ke atas sayuran dingin, wah... kebayang segernya nggak siih... :D
Dulu sih ibu sering beli selai kacang kiloan di pasar, yang rasanya yaa... gitu deh. Tapi sekarang, aku percayakan selai kacang untuk salad dressing ini pada Skippy. Dengan varian creamy atau crunchy, wah... bikin aku galau mau pilih yang mana. Dua-duanya enak siih... Tapi kusiapkan satu untuk stok selalu. Persediaan selai kacang begini nih bikin hati happy, soalnya berasa ada jaminan makanan yang pasti enak. Buat olesan roti atau donat, sudah pasti. Buat olesan cemilan pisang crispy pun jadi. Belum lagi buat campuran kue atau brownie. Ah, tapi itu cerita lain lagi. Jadi semangat untuk masak lagi nih. Yippee...!

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan dan Praxis sebagai perwakilan SKIPPY® Peanut Butter Indonesia.

Monday, April 30, 2018

Situs Paripurna Produk Handmade Indonesia

koleksi souvenir mancanegara
Sesi beres-beres rumah di akhir pekan kali ini, menyisakan sebuah pemikiran panjang. Ketika aku mengusap debu di piring hias souvenir dari Australia, mengelap noda yang menempel di boneka kokeshi dari Jepang, menata kembali lonceng dari Inggris dan Singapur, membersihkan satu persatu souvenir dari luar negeri pemberian kawan dan kerabat yang pulang dari mancanegara, hal itu membuatku berpikir. Apa ya, souvenir khas Indonesia yang akan diingat oleh orang-orang yang membawanya pulang ke negara asal mereka? Apa kiranya mercandise unik khas Indonesia yang sekali lihat akan membuat orang teringat pada Nusantara?
Kukenang masa bertahun berselang. Saat aku berkunjung dan tinggal di Jepang selama beberapa waktu sebagai partisipan program teacher training. Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari dokumen penting, pakaian khusus, hingga pernak-pernik unik menarik khas Indonesia yang akan kuhadiahkan kepada teman dan kolega termasuk dosen pembimbingku di sana.
Sebuah kebiasaan masyarakat Jepang adalah saling bertukar omiyage sebagai tanda mata bagi teman atau orang-orang yang berjasa bagi kita. Rasanya tidak banyak opsi yang bisa kupikirkan saat itu. Bukan semata karena sedikitnya pilihan yang tersedia, tapi mungkin karena kesibukan mempersiapkan berbagai keperluan sehingga tidak cukup serius mencari souvenir terbaik untuk kubawa.
Peta Batik Indonesia
Aku ingin menyiapkan souvenir khas Indonesia yang cukup ringan dan ringkas untuk dibawa namun berkesan sebagai sebuah tanda mata. Sebagai pecinta produk lokal yang males ribet, saat itu aku membawa sepaket tas tangan dan cosmetic pouch dari kain tradisional untuk kuberikan kepada dosen pembimbing, kain batik untuk host family, juga cukup banyak bros angklung mini untuk teman dan sahabat. Cukup meng-Indonesia-kah? Hmm... agak kupertanyakan ya, karena semuanya masih relatif kedaerahan, tidak sungguh-sungguh mewakili Indonesia secara utuh. 
Indonesia yang luas terdiri atas beragam suku bangsa dengan keunikannya masing-masing. Rasanya teramat banyak icon Indonesia mengingat begitu luasnya Zamrud Khatulistiwa tercinta kita ini. Monumen Nasional yang terdapat di Ibukota tentu akan mudah dikenal turis mancanegara. Tapi Borodudur sebagai bangunan candi Budha terbesar bahkan di dunia tentu tak mudah pula dilupa. Monumen Khatulistiwa di Pontianak pun jadi ciri khusus Indonesia yang terletak tepat di tengah bola dunia. Walaupun demikian, akan menarik juga ya memikirkan beberapa alternatif souvenir khas yang bisa jadi sarana untuk makin mengenalkan Indonesia di mata dunia. Pencarian dengan kata kunci "Produk handmade Indonesia" atau "Produk handmade unik" langsung diarahkan ke situs qlapa.com. Dan berkelana di satu situs belanja saja sudah cukup sebagai referensi.
pic. courtesy of qlapa.com
Menjelajah sebentar di web yang user-friendly ini membuatku merasa puas. Web ini tampak lengkap dan paripurna sebagai pusat produk handmade berkualitas dengan ragam keunikannya masing-masing yang mencerminkan aspek keIndonesiaan. Bisa dikata, ini adalah mall online untuk produk lokal berkualitas. Bekerjasama dengan pengrajin lokal, qlapa.com menjadi jembatan penghubung antara produsen dan konsumen. Di satu sisi, pengrajin lokal diberdayakan untuk menghasilkan produk dengan standar kualitas yang terkurasi. Hal ini membuat pengrajin lokal akan terus meningkatkan kualitas produknya agar bisa bersaing di pasar dunia maya yang sangat mungkin menembus batas wilayah bahkan hingga mancanegara. Sementara pembeli yang tertarik dengan produk lokal pun tak perlu menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Cukup dengan sentuhan jari di tetikus saja, produk berkualitas bisa didapat dan langsung diantar ke depan pintu. Dengan demikian, harga pun menjadi lebih ekonomis tentunya. Selain harga yang terjangkau, ketika kita bisa membeli langsung dari pembuatnya, ini memberi kemudahan bagi kita untuk mengatur dan memodifikasi produk sesuai keinginan kita.
Rekomendasi untuk DIah Utami
Rasanya tidak berlebihan jika kukatakan bahwa qlapa.com sudah cukup paripurna sebagai penyedia produk handmade khas Indonesia. Ketik saja kata kunci yang diingini, maka berderet pilihan akan muncul, menanti untuk dimasukkan ke dalam keranjang belanja virtual hingga siap dikirim ke rumah. Dengan adanya rekomendari produk yang ditujukan khusus untukku, wah... aku merasa jadi kastemer paling istimewa. Produk yang direkomendasikan adalah produk yang memang menarik dan  sesuai dengan yang kuminati. qlapa tahu saja apa yang kumau. Jadi pengen belanja kan...
inspirasi kado dari qlapa.com
Tak ayal aku pun jadi kalap mata saat mencermati deretan produk berkualitas yang tersedia di sana. Sebagai penyuka produk etnik, aku bisa menemukan banyak item di web ini, yang membuatku tergoda untuk mengaktifkan token e-banking, bersiap menjemput barang yang kumau. Untuk koleksi barang unik, banyak tersedia di sini. Mencari hadiah untuk rekan dan kerabat dengan gaya dan keunikannya masing-masing, atau mencari produk pelengkap gaya hidup pun tak sulit ditemukan di satu web saja, cukup di qlapa. Selain itu, catat lagi nih... barang yang kita inginkan bisa kita minta customise, dibuat atau dimodifikasi sesuai permintaan dan keperluan kita.
produk limited edition
Aku dibuat terpesona dengan luasnya range produk yang tersedia di qlapa. Dengan standar kualitas tinggi, jumlah barang yang tersedia cukup terbatas, tapi kesannya jadi eksklusif. Sebagai orang yang belajar desain dan seni, aku sangat mengapresiasi karya buatan tangan. Aku tahu bagaimana sulitnya membuat sebuah produk orisinil tapi terlalu malas untuk membuatnya sendiri. Dengan begitu aku harus siap dengan konsekuensi untuk membayar lebih untuk sebuah produk berkualitas.
Eh dipikir-pikir lagi, aku kok jadi tergoda untuk ikut meramaikan ranah bisnis ini ya. Kulirik mesin jahit di kamar sebelah, rasanya masih sangat bisa diberdayakan. Kain-kain tradisional yang selama ini jadi penghuni lemari bisa kumanfaatkan untuk membuat produk handmade unik yang layak jual Siap mendapatkan produk etnik cantik buatanku? Celemek bolak-balik ini salah satu contohnya. Kuhadiahkan kepada ibu angkat host family-ku ketika di Jepang dulu. Dia senang mendapatkan produk yang memang dia ingin dan perlukan. Rasanya bisa kubuat beberapa lagi untuk ikut kupajang melalui qlapa.com. Tapi untuk detilnya sih... kita 'ketemu' di qlapa.com saja yaa. ;)

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka