Wednesday, May 30, 2007

Persiapan Pulang

Terinspirasi dari bagian akhir dalam tulisan bang Zuki di blog-nya yang diberi judul "Travels Light". Aku jadi ingin sharing juga. Sebuah naskah yang sudah kusimpan lama, berharap suatu saat akan dipublikasikan. Kalau penerbit belum ada yang mau (sudah terkumpul 18 tulisan nih tentang suka-duka 'memungut' ceceran hikmah di negeri sakura), ya paling tidak salah satunya kupublikasikan dulu saja di blog ini ya?

Menjelang akhir masa tinggalku di Jepang, tentu saja banyak persiapan yang harus dilakukan. Di masa itulah baru kusadari mengenai pentingnya persiapan untuk melakukan perjalanan pulang. Yang paling merepotkan adalah persiapan barang-barang untuk dibawa pulang.
Sebetulnya, urusan angkut-angkut barang dari tempat kos untuk pulang ke rumah lagi, bukan masalah asing buatku. Sudah beberapa kali aku jadi anak kos, dan selain memindahkan berbagai perabot dan pernak-pernik dari rumah, tentu saja hal yang sama juga kulakukan dalam proses sebaliknya. Tapi tentu saja ada perbedaan yang sangat besar dalam hal ini. Ketika bolak-balik jadi anak kos, aku hanya perlu transportasi sekitar satu-dua jam untuk sampai ke tempat kos, dan aku selalu bisa kembali kapan saja untuk menjemput barang yang tidak bisa kubawa sekaligus. Kendaraan untuk transportasi, tanpa banyak kesulitan bisa kudapat dengan minta bantuan kakak ipar yang masih tinggal di kawasan Bandung, dan tim ‘bala bantuan’ untuk pengangkut barang pun bisa dikatakan selalu tersedia. Pendeknya, no problem.
Tapi ‘masa kos’ kali ini lain, soalnya aku tinggal selama 1,5 tahun di Jepang, dan selama itu sudah cukup untuk membuatku menambah berbagai barang untuk membuat kehidupan di negeri orang ini berjalan dengan lancar. Pendeknya, kamar kos atau apartemen tempat tinggal terakhirku itu fully furnished and comfortable to live in. Tapi masalahnya sekarang, adalah hal yang tidak mungkin untuk membawa semua barang pulang ke Indonesia karena benturan beberapa masalah. Ada barang yang memang tidak akan bisa kupakai di Indonesia, misalnya barang-barang elektronik yang memiliki perbedaan daya listrik. Tape-recorder ataupun rice cooker yang jadi peralatan standar di sana tentu saja harus ditinggal di Jepang, selain karena memang di Indonesia barang serupa sudah tersedia di rumah.
Selain itu, Jepang-Indonesia bukan suatu jarak yang dekat untuk ditempuh. Segala hal harus dipersiapkan dengan matang, jangan sampai ada yang terlupa atau tertinggal. Rasanya ingin membawa pulang semua barang, karena nilai kenangannya, tapi tentu saja hal ini pun tidak mungkin. Terlalu memberatkan! Terutama bila semuanya harus kubawa sendiri, karena jasa kuli angkut tidak tersedia di Jepang! Wah! Hal ini membuatku berpikir berkali-kali untuk meringkaskan barang bawaan.
Sebagian barang kuhibahkan pada teman yang mau menampung. Maklum, barang-barang second hand biasanya tidak diminati. Rice cooker dan vacuum cleaner kutitipkan pada seorang teman, dengan pesan agar bisa dimanfaatkan oleh siapa saja. Futon (kasur gulung) dan karpet listrik kukirim pada seorang teman di Tokyo yang juga baru pindahan. Sebagian barang yang tidak penting tentu saja harus dikategorikan sebagai sampah yang harus dibuang. Sebagian lain kukirim dalam paket terpisah, terutama untuk barang yang ‘tidak terlalu berharga’. Bagiku, tentu semua barang sangat berharga karena nilai sejarahnya. Bagi orang lain mungkin tidak sedemikian besar nilainya. Barang lain yang betul-betul penting tentu saja kuupayakan untuk dibawa sendiri, untuk menghindari resiko rusak atau hilang dalam perjalanan. Persiapan pulang kali ini harus lebih rapi karena aku tidak akan kembali lagi ke Jepang. Pulang kali ini bukan untuk berlibur, jadi apartemen harus kutinggalkan dalam keadaan bersih, jangan sampai ada barang yang terlupa atau tertinggal, karena aku tidak akan mungkin untuk datang lagi hanya untuk menjemput seperai atau apapun yang terlupa untuk dibawa.
Di titik inilah aku baru memikirkan pentingnya persiapan untuk pulang yang sesungguhnya, pulang ke tempat ruh berasal. Selama ini aku hanya berpikir bahwa ajal itu pasti, dan suatu saat aku pun akan dijemputnya. Tapi persiapan lahir-batin belum kulakukan dengan sungguh-sungguh. Bila persiapan untuk pulang ke negara asal saja sedemikian ‘rapinya’, mengapa persiapan untuk pulang ke akhirat nanti tidak (atau mungkin belum) kupersiapkan dengan rapi juga? Padahal justru itulah yang lebih penting.
Apa yang harus ‘kubuang’? Dosa-dosa yang kulakukan. Hal-hal yang jelek, sikap dan tingkah laku yang tidak benar harus dibuang untuk tidak dilakukan lagi. Apa yang bisa ‘kukirim’ sedikit demi sedikit? Amal-amal harian yang relatif ringan untuk dilakukan tentu harus jadi kebiasaan. ‘Benda’ apa yang betul-betul penting untuk kubawa, sebagai ‘oleh-oleh’ untuk Sang Pencipta. Amal terbaik saja, yang disertai kesungguhan melakukannya.

Pengalaman tinggal di negeri orang membawaku pada pemikiran yang mendalam mengenai arti pulang yang sebenarnya. Semoga aku bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk kepulanganku ke negeri yang abadi kelak. Amiin.

Thursday, May 24, 2007

Cara Ngetes Cermin 2 Arah...Smoga bermanfaat..

Dapat info dari bu Umi. Hm... useful, mbikin aku mesti lebih waspada nih. ;)
Ketika kita masuk ke toilet, kamar mandi, kamar hotel, ruang ganti pakaian, dll. sebagian besar Anda yakin bahwa cermin yg menggantung di dinding & kelihatannya seperti cermin biasa itu mmg benar2 cermin biasa, atau sebenarnya itu adalah cermin 2 arah (orang di belakang cermin bisa melihat Anda, sementara Anda tidak dapat melihat mereka).
Banyak kasus di mana orang memasang cermin 2 arah di dalam ruang ganti pakaian wanita, namun tidak menutup kemungkinan juga di ruang ganti pria. adalah sangat sulit untuk secara jelas mengidentifikasi permukaannya hanya dengan melihatnya saja.
Lalu bagaimana kita dapat menentukan dengan pasti apakah cermin tersebut adalah cermin biasa atau cermin 2 arah?
Kalau di kantor polisi, apalagi di ruang interogasi, sudah bisa dipastikan cerminnya 2 arah. Tapi untuk di public area, caranya :
LAKUKAN TES SEDERHANA (TES KUKU JARI).
Letakkan ujung kuku Anda diatas permukaan cermin. Jika ada jarak (gap) antara kuku dan bayangan kuku Anda di cermin, bisa dikatakan bahwa cermin itu adalah cermin biasa (aman).
Tapi jika kuku Anda langsung menyentuh bayangan kuku Anda di cermin.... Hati2! Karena itu adalah cermin 2 arah.
Ingatlah selalu, setiap kali Anda melihat cermin di tempat2 umum spt disebutkan di atas, lakukan tes kuku jari. Mudah dilakukan & ini mungkin bisa menyelamatkan Anda dari "perkosaan visual"
Women: Beritahu teman2 Anda yg lain.
Men : Beritahu istri, anak perempuan atau teman wanita Anda.

TANTRA TOTEM KEBERUNTUNGAN CINA (katanya)

Baca saja sampai habis, semoga kita belajar sesuatu !!! Sementara aku menambahkan beberapa komentar
SATU.
berikan mereka lebih dari yang mereka harapkan dan lakukan itu dengan senang hati. (tidak mudah untuk dilakukan, tapi sesekali dicoba tidak akan 'membahayakan' ;))
DUA.
Menikahlah dengan pria/wanita yang anda cintai. Ketika anda beranjak tua, keahlian percakapan mereka akan menjadi sepenting seperti hal lain.
TIGA.
Jangan percaya dengan apa yang anda dengar, Habiskan apa anda miliki atau tidur semau anda. (Hm... tidur semau kita? sesekali, boleh juga. hihihi)
EMPAT.
Ketika anda ucapkan, "Aku mencintaimu", Seriuslah. (dan tentu saja akan kuanggap serius setiap orang yang mengatakan begitu padaku.)
LIMA .
Ketika anda ucapkan, "Maafkan saya", pandang mata orang itu. (dan ucapkan maaf tulus dari hati, lalu benar-benar upayakan agar tak terulang lagi)
ENAM.
Tunanganlah sedikitnya enam bulan sebelum anda menikah. (hm... kenapa memangnya harus 6 bulan ya? )
TUJUH.
Percayalah pada cinta pandangan pertama. (ini juga sulit dikomentari)
DELAPAN.
Jangan tertawakan/remehkan impian orang. Orang yang tidak punya impian adalah miskin. (Setuju! peliharalah mimpi, dan yakinkan diri, sertai usaha memadai, suatu saat mimpi itu akan menjadi nyata)
SEMBILAN.
Cintailah dengan mendalam dan bergairah. Anda mungkin akan terluka, tapi ini satu-satunya cara untuk menjalani hidup sebenarnya.
SEPULUH.
Saat terjadi percekcokan/ pertengkaran, Janganlah menyebut nama. (maksudnya jangan menyebut nama, jangan memaki dengan nama-nama yang jelek.)
SEBELAS.
Jangan menilai orang karena dengan siapa mereka berteman. (tapi berteman dengan penjual minyak wangi akan membuat kita wangi juga kan...?)
DUABELAS.
Bicaralah pelan tapi berpikirlah cepat. (good point!)
TIGABELAS.
Ketika seseorang mengajukan pertanyaan, yang anda sendiri tidak ingin menjawabnya, tersenyumlah dan tanya, "Kenapa anda ingin tahu?" (hehe... sering juga nih ditanya kayak gini. harus ingat-ingat jawabannya.)
EMPATBELAS.
Ingat bahwa cinta dan kesuksesan besar membutuhkan pengorbanan. (Setuju! Sekarang tinggal seberapa besar kita mau berkorban untuk memperjuangkan itu.)
LIMABELAS.
Ucapkan "berkah bagimu" saat anda mendengar orang bersin. ("bless you?" better say "yarhamukallah")
ENAMBELAS.
Ketika anda kalah, jangan lupakan pelajaran yang didapat. (belajar dari kekalahan, pahit tapi jangan sampai kehilangan makna perjuangan. bisa kalah 2 kali tuh.)
TUJUHBELAS.
Hargai diri sendiri; Hargai orang lain; Bertanggung jawab pada semua yang anda lakukan.
DELAPANBELAS.
Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak persahabatan yang besar.
SEMBILANBELAS.
Ketika anda sadar telah berbuat kesalahan, ambil langkah segera untuk memperbaikinya.
DUAPULUH.
Tersenyumlah saat menerima telepon. Penelpon akan mendengarnya dari suara anda.
DUAPULUH DUA.
Habiskan waktu sendirian. (sesekali, bagus juga menyendiri untuk kontemplasi, tapi jangan keseringan, soalnya kita perlu bersosialisasi juga kan?)

Wednesday, May 16, 2007

Rainbow Over My Class

Beautiful view shown over my class I left behind, 4 A at Salman al Farisi, at my last day there. The rain hasn't fully stopped by then, but the rainbow draw the sky beautifully. Subhanallah.

Tuesday, May 15, 2007

Masalah Mobil Lagi...

Selasa malam. Awalnya berencana mau mampir ke warnet dulu, tapi karena sudah mampir di BIP untuk ‘hunting’ jaket atau sepatu putih (eh, jaket nggak dapat, sepatu malah nggak sempat kulihat sama sekali, malah beli mug lagi, buat nambahi koleksiku. Hihi…). Setelah itu, rencana ke warnet aku batalkan.
Dalam perjalanan pulang, kurasa ada sesuatu yang berbeda dari dalam kap mobil yang kukendarai. Ada suara tertentu yang membuatku jadi agak ‘curiga’. Khawatir, sebetulnya. Kutekadkan, nantilah, hari Jumat sekalian dibereskan ke bengkel, toh aku sudah tidak perlu minta izin lagi ke sekolah. Tahu-tahu… menjelang gerbang tol Bubat (kebetulan aku lewat jalan biasa, bukan lewat tol), mesin mobilku mati sendiri. Aki sih masih nyala, makanya aku bisa ngasih lambu sign kedip-kedip sebelum menepikan kendaraan di jalan yang sudah mulai lengang. Maklum, sudah jam 9 malam rupanya.
Kucoba men-starter mobilku, tapi mesin tak juga mau menyala. ‘Hh…. Ada apa lagi ini?’ Tanpa yakin akan berguna, kubuka kap mobil dan kukencangkan setelan aki, juga hubungan kabel-kabelnya. Setelah itu, kucoba lagi menyalakan mesin mobil. Tak juga berhasil. Terpikir sih untuk menghubungi kakak iparku lagi. Urusannya sama dia kok ya tentang masalah mobil melulu ya? Hehe… Apa nggak bisa aku selesaikan sendiri? Kulirik di sebelah kiriku, sebuah bengkel motor masih membuka celah pintunya sedikit. Akhirnya aku nekat aja, minta tolong ke orang-orang yang ada di situ. Kebetulan sekali, di sebelah bengkel motor itu sebetulnya ada bengkel mobil, dan pegawai bengkel motor itu mencarikan seorang montir mobil untuk membantuku.
Beberapa orang bapak-bapak ikut merubung dan mencarikan solusi. Otak-atik sedikit, rupanya masalahnya ada di platina. Rusak berat! Wah… harus ganti nih. Tentu tidak mudah mencari spare part di malam seperti itu. Cari punya cari, ketemulah platina bekas yang dipasangkan di mobilku. Paling tidak, bisa sampai rumah dulu aja. Urusan besok, berarti nggak bisa langsung ke sekolah, tapi harus ke bengkel dulu. Sekalian ganti oli-lah. Hh… hari terakhir kerja di Salman kok mesti mencatatkan rekor keterlambatan lagi sih ya? Sigh…
Oya, terima kasih buat Abah dan bapak-bapak lain yang ikut membantu di malam itu. Sekalian juga sih aku cari tahu harga pasaran Kijang sekarang ini. Kabarnya, si Abah itu juga punya bisnis jual-beli mobil. Kubilang, “Berani nawar berapa pak buat mobil saya, Kijang ‘94?” Dia menyebutkan sejumlah rupiah. Tentu saja aku tidak langsung membuat kesepakatan. Masih mesti dibicarakan dengan ibu dan kakak-kakak. Tapi… terima kasih ya atas kontribusi waktu dan tenaga di tepi jalan tadi malam. I appreciate it very much.

Sunday, May 13, 2007

Buku... buku... buku...!

Kemarin berkunjung (lagi) ke Islamic Book Fair di BeMall. Ketemu lagi dengan Nino & Yuli, sepupuku yang ikut pameran di sana. Kali ini aku sendirian. Tadinya mau sama Beti, bahkan udah janjian sebelumnya via sms, mau ikutan bedah buku “Khadijah, the true love of Muhammad”, tapi menjelang sore, Beti mbatalin. Jadilah aku berangkat sendiri. Memang ada yang perlu diurus di sana, nukerin novel “Nafsul Muthmainnah” yang kubeli Selasa lalu. Cetakannya agak cacat. Ada beberapa halaman yang hilang, ada juga yang kebalik-balik.
Alhamdulillah, tanpa banyak urusan, buku itu bisa kutukar dengan edisi lain yang cukup baik kondisinya. Covernya nggak semulus buku yang kupilih sendiri, tapi kuteliti bagian dalamnya, lengkap dan sempurna! Alhamdulillah. Selain novel itu, ternyata aku juga dapat banyak buku lain yang sudah jadi harapanku untuk kumiliki.
Aku memutuskan untuk beli satu set lengkap (!!!) ensiklopedi muslim yang ditawarin Yanti dkk. ‘Dirempug’ oleh 3 orang sales di stand Syaamil direct selling, aku ‘nyerah’ juga. Ya… kupikir, ini investasi juga sih. Sudah lama aku ditawarin (sama ibunya Idham, masih belum-belum aja. Soalnya ntar susah mbayarnya kalo aku keluar dari Salman, dan kejadian kan?), dan kali ini akhirnya kuputuskan untuk beli. Nyicil sih, dan mereka pake sistem COD (Cash on Delivery). Benri desu ne… cuma mesti nyiapin anggaran sekitar 500 ribu-an tiap bulan. 18 bulan cicilan, pula. Lumayan deh. Kencangkan ikat pinggang!
Nah, dari pembelian paket buku itu, aku dapat hadiah 3 paket buku. Salah satu buku dalam paket itu adalah “Catatan Wanita Muslimah ...Dan tersenyumlah pada dunia”, buku yang sudah lama aku incar. Beberapa kali nyari di Palasari, nggak nemu juga. Alhamdulillah, di pameran ini dapat gratis. Yess!
Satu buku gratis lagi aku dapat dari sepupuku dan istrinya, Nino dan Yuli, “Fulfilling Life”. Beberapa waktu lalu aku ikut sesi bedah bukunya. Kupikir, lumayan bagus. Katanya sih inspiratif. Pengen beli, tapi kok agak sayang gitu ya… rada mahal sih. Tapi kalo di pameran, Yuli dan Nino dapat diskon gede, kali. Dan itu dihadiahkan buatku. Hm… thanks berat ya.
Masih ada satu buku lagi. “Sapa Cinta dari Negeri Sakura” karya Abu Aufa. Buku itu juga sudah aku cari-cari sejak lama. Pesan ke Pak One nggak dapat-dapat. Ngubek Palasari nggak nemu juga. Mau pesan langsung ke penerbit Pena, kok ya tanggung kalo cuma beli satu buku. Eh, di pameran buku itu, kebetulan ada stand Pena Publishing, dan “Sapa Cinta…” sedang diskon besar, sampe 50%!!! Nggak pikir panjang, langsung kubeli satu exemplar. Nanti Abu Aufa akan kukabari via e-mail tentang ini.
Puas sekali di moment pameran buku kali ini. Banyak buku yang kuinginkan akhirnya kesampaian juga untuk dimiliki. Aku tak mau kecele lagi. Setiap buku kuteliti satu-satu. Asli, meneliti halamannya lembar demi lembar! Alhamdulillah, nggak ada yang cacat. Langsung saja kububuhi tanda tangan sebagai tanda kepemilikan.
Ada satu buku lagi yang sedang kuincar. Judulnya, kalo nggak salah,”Jalan Dakwah Muslimah”, penerbitnya EraInterMedia. Nantilah, di pameran buku mendatang (awal Agustus), insya Allah aku beli. Atau… ada yang mau ngasih? Hehe…

Saturday, May 05, 2007

Jl. Ganesa no.10

dari Buletin Elektronik Cinta-ITB
Pertanyaannya unik, dan betul juga ya, jadi tergelitik nih untuk tahu.

Humor Kartun & Quiz Berhadiah
Dimanakah letak ‘nomor 10’ yang menunjukkan alamat kampus ITB, jalan Ganesha No. 10 ?
Kirimkan jawaban anda selengkap-lengkapnya melalui email ke. . .
Yang jelas, aku nggak bakalan dapat hadiahnya, karena emang nggak tahu letaknya. !!! Haha...

Thursday, May 03, 2007

Harry Potter


Buku terbaru serial Harry Potter akan segera terbit, "Harry Potter and the Deathly Hallows". Sudah bisa dipesan di beberapa toko buku besar. Ngasih panjar sekian ribu rupiah, launching bukunya serentak di seluruh dunia, tanggal 21 Juli nanti. Penasaran juga nih, ingin segera tahu kisah terakhir dari 'sang legenda' di dunia sihir itu (sebetulnya sih lebih di dunia fiksi, sih,...) Kabarnya, ada dua tokoh sentral yang akan dibuat mati di buku seri terakhir ini. Tebakanku, Hermione salah satunya. Dia agak terlalu dominan, menyaingi tokoh utamanya. Satu lagi... siapa ya?

Tuesday, May 01, 2007

The Carpenter

Dapat cerita menarik dari Islamcan.com.
Semoga jadi inspirasi buatku untuk memberi yang terbaik hingga akhir masa kerjaku.

A highly skilled carpenter who had grown old was ready to retire. He
told his employer-contractor of his plans to leave the house building
business and live a more leisurely life with his family. He would miss the
paycheck, but he needed to retire.

The employer was sorry to see his good worker go and asked if he could
build just one more house as a personal favor. The carpenter agreed to
this proposal but made sure that this will be his last project. Being
in a mood to retire, the carpenter was not paying much attention to
building this house. His heart was not in his work. He resorted to poor
workmanship and used inferior materials. It was an unfortunate way to end
his career.

When the job was done, the carpenter called his employer and showed him
the house. The employer handed over some papers and the front door key
to the carpenter and said "This is your house, my gift to you."

The carpenter was in a shock! What a shame! If he had only known that
he was building his own house, he would have made it better than any
other house that he ever built!

Our situation can be compared to this carpenter. Allah Ta'la has sent
us to this world to build our homes in paradise by obeying His commands.
Now, we have to decide how well we wish to build the homes where we
will live forever.

Pindah Kerja

Dapat artikel dari newsletter HanyaWanita.com. Bagus juga.
Pindah kerja? Ehmm ada apa yah kok tiba-tiba Anda memutuskan untuk pindah kerja. Memang pindah kerja adalah hak setiap karyawan dan sah-sah saja kok jika hal itu terjadi. Mencari pekerjaan itu memang susah-susah gampang. Anda cocok dengan tempat bekerja Anda sekarang, ya betah. Tetapi jika tidak cocok, Anda akan mencari yang baru.
Berbagai alasan mengapa banyak yang pindah bekerja dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain kadang membuat bingung, apa sih yang mereka cari sebenarnya? Di bawah ini akan dikupas habis alasan-alasan mengapa seseorang atau bahkan mungkin Anda pindah bekerja.
Karier Mandek
Jika Anda sudah bertahun-tahun bekerja di tempat yang sekarang ini tidak juga menunjukkan perubahan status yang jelas untuk karier Anda, sudah saatnya Anda berpikir untuk meninggalkan perusahaan Anda. Apalagi Anda sudah mendiskusikan hal tersebut dengan atasan tetapi tidak juga ada tanggapan yang positif.
Hm... sedikit merasa seperti ini. Bukan berarti aku ingin jadi pemegang 'tampuk kekuasaan' di sekolah tempatku mengajar saat ini, cuma merasa tidak cukup puas dengan sistem kesamarataan yang kurang proporsional.
Gaji Kurang
Inilah faktor yang paling utama mengapa banyak karyawan pindah kerja. Membicarakan masalah uang memang sangat sensitif, apalagi mereka yang telah bekerja. Cape-cape mereka bekerja untuk perusahaan tetapi imbalan atau gaji yang diberikan tidak sesuai dengan cape yang dirasakan yah lebih baik untuk mencari pekerjaan lain saja.
Gaji kurang? Kurang bersyukur kalau aku bilang begitu. Cuma saja pengalaman kerja nyaris tak ada artinya di sini. Salary juniorku di sini bisa jadi lebih besar dariku karena mereka 'pegang' kelas kecil, padahal jam ngajar dan tanggung jawab mereka relatif lebih kecil dibanding kita yang 'pegang' kelas besar. Atau... coba bandingkan dengan rekan-rekan di unit lain.
Tidak Cocok Dengan Pekerjaan
Cocok atau tidaknya pekerjaan yang Anda lakukan sekarang adalah tergantung dari diri sendiri. Banyak sekarang ini pekerjaan yang mereka geluti tidak sesuai dengan ilmu yang diambilnya semasa kuliah. Jika Anda sudah merasa tidak cocok dengan apa yang Anda kerjakan sekarang, lebih baik untuk mencari pekerjaan lain. Jika hal tersebut dipaksakan hasil pekerjaan Anda tidak maksimal.
Bukan ini penyebab aku ingin pindah kerja. Lha wong aku juga pindah ke institusi sejenis, kok. I love teaching! Being a teacher is my dream comes true.
Memburuknya Hubungan dengan Rekan Kerja
Hubungan Anda dengan rekan kerja memburuk, wah kondisi seperti itu bisa dibilang tidak sehat lagi. Mau dipaksakan dengan cara apapun juga, tetap saja tidak akan pernah bisa memperbaikinya apalagi rekan kerja Anda tidak sepaham dan telah menyakiti hati Anda. Anda pun lama-lama juga tidak betah berada disana. Rasanya seperti di neraka saja.
Kalau sampai dirasa seperti di neraka, hm... nggak begitulah. Cuma ada satu-dua kolega yang membuatku merasa sangat tidak nyaman bila harus sering-sering bertemu mereka. Kupikir akan jauh lebih baik kalau aku tidak perlu berinteraksi dengan mereka lagi. Potensi konflik dan 'curiga' akan tereliminasi dengan sendirinya. Mudah-mudahan di tempat baru nggak ketemu orang-orang dengan kasus serupa. Amiin.
Sebaliknya, banyak sekali teman baik yang kutemui di Salman. Semoga di tempat beru nanti juga banyak teman baru yang akan kutemui dan kudapati. Amiin.
Tawaran Lain
Jika ada tawaran yang lain yang lebih menggiurkan dan jelas misalnya tersedianya fasilitas-fasilitas untuk para karyawan, tunjangan kesehatan dan lain sebagainya, mengapa tidak Anda ambil. Apalagi perusahaan tempat Anda bekerja sekarang ini tidak menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut.
Ada dong tawaran lain, yang kusambut baik. Proses rekrutment terlihat fair dan aku hanya minta diberikan yang terbaik. Bila memang transfer ke tempat baru akan membawa kebaikan bagiku, lingkunganku, agamaku, dunia dan akhiratku, maka tetapkanlah untukku, ya Allah, dan berkahilah aku di sana. Amiin.
Jika Anda mengalami hal-hal diatas, lebih baik Anda pindah bekerja. Sekalipun Anda paksakan untuk tetap berada di situ, hasil pekerjaan Anda pun menjadi tidak maksimal. Sebelum Anda memutuskan untuk hengkang dari perusahaan yang sekarang, ada baiknya jika Anda mencari tahu terlebih dahulu informasi-informasi mengenai perusahaan tersebut.

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka