Monday, December 27, 2010

Lestari on Stage ;)

Aku dan Nenden, menghayati 'Lestari"
Kunyanyikan lagi lagu gubahanku bertajuk "Lestari" ini di panggung pra-pembagian rapor bertemakan hari ibu tempo hari. Posting-an lengkapnya bisa dibaca di blog dunia-batikmania, sedangkan lirik lagu lestari bisa diakses di langlangbahasa. Sebetulnya aku menyisipkan rekaman lagu tersebut di blog wordpress-ku. Untuk yang mau dengar, silakan membuka tautan ke blog tersebut dan meng-klik icon music yang ada di tampilan presentasi power point itu. Semoga sukses.

Monday, December 20, 2010

Citizen Journalism


Republika ahad, 19 Desember 2010. Foto hasil bidikanku muncul di situ, di halaman A9, di kolom Citizen Journalism. Di sini, hitam-putih saja. Sebetulnya, berwarna lebih bermakna. Bisa dilihat di blog-ku yang lain. Di dunia-batikmania, ada. ;)

read more...

Saturday, November 06, 2010

Setahun Setelah Ibu Tiada

Hidup berjalan sebagaimana mestinya
Kesepian itu terasa, karena ibu tiada...
Mewarnai hari-hari ananda
Tapi ada yang tak berubah di taman bunda
Anggrek bunda bermekaran di sini dan sana
Satu atau dua, selalu ada bunga
Yang mekar penuh cinta
Mengingat bunda di haribaan-Nya
Doa ananda untuk bunda
Semoga tenang di alam sana
Dalam penjagaan Yang Maha Baka
Anggrek tanah

dendrobium? varian ungu

Saturday, October 30, 2010

Paranoid

Bertubi-tubi bencana melanda negeri ini. Belum lagi reda, berita tentang banjir bandang di Wasior Papua sana, bahkan bantuan belum lagi bisa diberikan sepenuhnya. Dari bagian barat dan tengah Nusantara, berita duka kembali terdengar.
Gunung Merapi meletus lagi. Kali ini geraknya tak terduga. Awan panas begitu cepat menerjang dan menyapu desa sekitar. Juru kunci Merapi pun termasuk ke dalam daftar korban yang meninggal. Semua mengingat mbak Maridjan, sang abdi yang setia dan amanah.
Sementara itu, Indonesia Barat tak luput dilanda gempa berkekuatan besar, yang disusul dengan tsunami, menyapu desa-desa di kepulauan Mentawai, hingga rata. Bantuan tak pula bisa disampaikan ke sana karena terkendala area yang sulit dijangkau. Belum lagi ancaman cuaca buruk yang diperkirakan akan melanda kawasan tersebut di dua-tiga hari mendatang. Allah... hanya dengan izin Allah bantuan itu bisa sampai ke tangan mereka yang saat ini sedang betul-betul membutuhkan.
Apa kabar, Indonesia? Terdengar kabar lagi bahwa gunung Papadayan pun aktivitasnya sedang meningkat. Status di-set menjadi waspada. Dan Papandayan itu relatif dekat lho dengan Bandung. Sedikit guncangan yang kurasa ketika berada di rumah membuatku siaga mendadak. Gempa-kah? Mungkin. Kulihat kursi goyang di dekatku berayun sendiri. Hiasan dinding pun bergerak ritmis. Kabarnya memang ada gempa (kecil) malam itu, entah pusat gempanya ada di mana. Gempa tempo hari itu terbilang kecil sih dibandingkan dengan gempa Mentawai yang mencapai skala Richter di atas 7. Tapi itu pun sudah cukup membuatku paranoid. Aku tidur dengan mengenakan kerudung dan menyiapkan tas berisi dokumen penting di samping bantal, siap dibawa sewaktu-waktu. Aku juga menyiapkan pakaian ganti yang selalu kubawa di mobil. Siap-siap ngungsi jika banjir menyerbu kawasan Bandung Selatan lagi. Paranoid abis deh... :p

Monday, October 25, 2010

Lomba Blog Sehat. Aku Ikut...!

Setelah tidak sukses di lomba blog depok, hmh... bahkan nggak lolos ke 10 besar, aku semangat lagi berburu info lomba berikutnya. Ada lomba blog posting internet sehat nih. Kupikir, hanya yang digagas oleh blogdetik dan telkomspeedy saja. Aku ngebut bikin dua blog posting yang ku-publish di blogdetik. Salah satunya lolos jadi hot blog. Senengnya... bikin rating blog-ku meningkat dong. Yuk... kalau mau ngasih komentar, masih boleh banget kok. Yang mau ikut partisipasi juga masih boleh. Deadline-nya masih lama, sampai Desember nanti. Infonya bisa dilihat di sini.
Eh... eh... ternyata ada satu lagi yang diselenggarakan oleh Telkomspeedy. Kupikir sama saja, karena persyaratannya nyaris sama persis. Ternyata itu adalah dua lomba blog yang berbeda, dan tenggatnya hari ini saja, 25 Oktober! Aku ngebut dong nyelesai-in tulisanku, dan di-posting selepas tengah malam tadi. Kali ini aku pasang di blog yang kukhususkan untuk ngebahas kebahasaan. Makanya gaya bahasanya relatif serius. Berani baca? Tolong kasih tahu aku, apakah bergaya serius itu selalu membosankan? Untuk memastikannya, silakan langsung ke langlangbahasa. Kasih komentar di sana ya... ;) Terima kasih :)

Monday, October 18, 2010

Statistik Blog-ku

Header blog Sketsamania
Aku mengelola banyak blog, mulai dari blog ini sebagai ajang curhat, Asa Bunga yang mengusung konsep hijau, dunia-batikmania yang bercerita tentang keseharianku sebagai guru, batikmania.wordpress yang kuupayakan konsisten untuk melatih bahasa Inggrisku. Sementara untuk bahasa Indonesia, aku punya bahasamania yang kuikutsertakan di ajang lomba blog tahun lalu. Tahun ini aku buat lagi blog bahasa yang baru, langlang bahasa
Statistik pengunjung Sketsamania
Walaupun sudah lama tak ku-update, ternyata blog bahasamania masih ada pengunjungnya. Satu blog lagi yang juga lama tak ku-update adalah sketsamania. Blog yang rencananya kupakai untuk mempublikasikan berbagai sketsa rancangan busana muslimku ini, sudah lama belum ku-update lagi. Tapi lagi-lagi, blog ini pun masih ada pengunjungnya. Senangnya... Jadi semangat nih untuk menulis dan menggambar lagi untuk blog itu ;) 

Handphone, How Are You, Today...?



Ini sudah kedua kalinya handphone-ku jadi korban abusive :p Mungkin memang salahku yang kurang bijak memakainya kali ya?  
Dulu, handphone pertamaku, antenanya patah dan bolak-balik perlu dikencangkan dengan selotip. Yang kedua, keypad-nya mrotol. Satu-satu berguguran, ompong. Dan kali ini, gara-gara seringkali overcharged, kayaknya. Battery pack-nya menggelembung sampai kuncinya tak kuat lagi menahan beban. Patahlah dia. Lagi-lagi, selotip hingga lakban harus kugunakan untuk menahan baterai supaya tetap di tempatnya, membuat handphone-ku bisa terus menyala. Dan baru dua hari yang lalu, panel penutup kabel charger, patah. lagi-lagi, selotip jadi solusinya. 
Maaf sayang, handphone-ku yang sudah berumur sekitar 6 tahun ini, mungkin memang sudah saatnya diganti. Nggak mau beli. Lagi keranjingan ikutan berbagai lomba berhadiah handphone atau uang, supaya bisa beli handphone baru tanpa mengotak-atik tabunganku. Hihi... Maunya ya? ;) Tapi... ngarep boleh dong... ;) ;)

Friday, October 15, 2010

Karena Seni Rupa ITB Juga

Narasi 'curhat' yang sebagiannya dipublikasikan di buku Mata Rantai Ganesha, database buku alumni ITB 90. Ide awalnya sama banget dengan Koko, dan ini kumodifikasi. Niatnya mau diluncurkan di buku MaRaGa itu, tapi ternyata gagal terkirim ke panitia pusat, jadilah kusimpan saja. Tapi terasa sayang, jadi kupublikasikan di sini saja ya. ;)
Tahun sembilanpuluh…
fotoku 20 tahun lalu, nongol di situ
Kami tidak masuk ITB lewat jalur UMPTN.
Tapi kami juga masuk lewat pintu sempit yang berdesakan, melalui seleksi persaingan yang tidak kalah ketat. Kartu seleksi UMFSRD yang kami bawa tidak membuat kami diperlakukan berbeda, karena kami warga ITB juga.
Kami tidak ikut OSKM.
Tapi kami juga kena dikerjain senior di dalam fakultas. Betul-betul orientasi studi yang sangat berguna. Bertemu dan berinteraksi dengan senior yang tidak pelit bagi-bagi ilmu, dan swasta(h) yang tidak pelit bagi-bagi hukuman. :p
Kami tidak kenal Kalkulus dan Logaritma. Tapi kami kenal si Kokom dan Arpan yang suka jadi model buat kita berlatih menggambar. Menjelajahi segenap kampus Ganesha untuk mencari objek gambar, mulai daun hingga kuda, hydrant hingga gedung perpustakaan. Menggambar di mana saja, mulai dari ruang studio hingga Taman Ganesha, dikomentari, ditontoni, dan disambangi mahasiswa sampai orang gila. Semuanya bermakna.
Imajinasi, kreativitas, logika dipadu tenaga. Beda suasana dengan masa SMA, kami sungguh-sungguh merasa jadi mahasiswa. Di ITB pula, bangga rasanya. Walaupun orang masih banyak salah-salah duga, lantas bertanya dengan ramahnya, “Sudah bikin lukisan apa saja?” Wuah… cappe deh… Padahal komunitas Seni Rupa, kan isinya bukan pelukis semata. 
Tanah liat hingga batu, bisa jadi media rupa. Cat dan lilin malam, bisa jadi sarana berkarya. Cutter dan pahat, sudah jadi mainan saja rasanya. Begadang sudah tak terhitung seringnya, untuk menyelesaikan tenggat tugas yang tak kunjung henti. Jika kantuk menyerang, cutter dan pahat pun bisa berbalik menyerang. Betadine, kapas dan perban sudah jadi kawan, bahkan UGD Borromeus pun akhirnya jadi tempat ‘kuliah’. Kampus kita, hm… luas sekali ya? ;)
Pasar Balubur menjadi mall terindah, kebun binatang dan penghuninya ikut menjadi saksi.
Tak ada laboratorium bagi kami, tapi kami punya studio untuk berkarya. Walau materi praktikum tak tersedia, kami happy-happy saja (walau kadang sedikit merana), ketika harus membeli crayon dan cat, penggaris ‘ajaib’ hingga cutter, atau ‘sekedar’ kuas yang harganya bisa bikin geleng-geleng kepala. Solusinya: pinjam pada teman saja –minta, tepatnya. Toh kami sama-sama warga Ganesha. :p
Kami sempat merasa minoritas di antara warna-warni jaket himpunan mahasiswa. Tapi kami malah bisa pakai jaket jeans belel. Bintang Merah dengan simbol Gajah cukup memberikan identitas, dan kami bangga karenanya, jadi bagian dari kampus Ganesha.
Sempat juga kami merasa bukan ITB.
Tapi merasa jadi bagian dari ITB lagi ketika daftar ulang bersama di Rektorat Taman Sari. Atau ketika menumpang kuliah di gedung tambang, saat kampus Seni Rupa sedang direnovasi. Atau pula ketika bergabung dalam unit kegiatan kampus, menonton bersama di LFM, berdiskusi seru di student center dan kantinnya, atau berbaur dalam shaf tertata di masjid Salman. Karena kami ITB juga.
Merasa ITB karena sejarah, Seni Rupa ada karena ITB ada.
Lapangan Aula Timur seakan mau bercerita banyak.
Lapangan tengah pun tak kalah ingin bicara, tempat kita biasa berpuisi sore di sana. Lapangan basket jadi saksi, saat pertandingan Ganesha cup diramaikan oleh teriakan mendukung Seni Rupa, dengan para supporter yang tak kalah gila, berdandan dengan pakaian norak warna-warni dan pom-pom boys yang gagah jelita, hingga dukun jadi-jadian yang berlagak menjampi-jampi. Tapi semua adalah teman kami, warga kampus ini.
Tak terasa, sudah 20 tahun serba-serbi kampus kami tinggalkan.
Yang dulu berambut lebat dan panjang, sekarang sudah menipis dan seadanya.
Kenangan seorang teman yang desersi dari opspek gara-gara rambut gondrongnya terancam dibuat botak untuk menunjukkan kekompakan angkatan, membuat kami teringat lagi padanya. Apa kabar kiranya teman-teman semua? Ayo ketemuan, di reuni 90-an.
Jaket Seblu, nggak bisa dikancingin lagi. Hihi...
Jaket kebanggaan masa lalu, apakah sudah pantas diwariskan kepada ponakan? Bukan karena out of date, tapi mungkin karena sudah tak muat gara-gara lingkar pingang yang semakin membesar. Tapi semangat kami masih sama, bermain dan bergembira, tetap berjiwa muda. Dan kenangan indah kuliah di kampus Ganesha, akan kami kenang selamanya, sampai kami tua nanti, sampai mati.
Untuk terus tersenyum sambil mengingat jiwa-jiwa eksentrik kawan-kawan FSRD’90.
Kebersamaan yang telah lewat dua puluh tahun membuat kami rindu saat pertama bertemu di tahun sembilan puluh.
Kami ada untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang lain, menambah keindahan dan menyelipkan bahasa rupa, bahasa yang paling universal yang dapat diterima semua pihak; pintar, bodoh, miskin dan kaya.
Belum banyak rasanya, karya yang kami persembahkan untuk negeri tercinta, walaupun ada beberapa karya seni, hingga karya berteknologi tinggi yang terlahir dari tangan kami yang terasah di kampus kebanggaan ini. Ada pula beberapa pemikiran yang kami kontribusikan, dedikasikan untuk generasi mendatang, semoga berguna. Dua puluh tahun telah berlalu sejak sembilan puluh kami bertemu, waktu sungguh cepat berlalu. Tapi kami masih ada, dan masih mampu berkarya tanpa pamrih, tidak peduli orang lain peduli.
Cinta kami pada ITB tak akan pernah pupus, dan kami akan terus ada untuk ITB. Sekarang dan esok hari, tulus murni tanpa basa basi. Untuk ITB, untuk sembilanpuluh, untuk bangsa dan negara, bahkan untuk dunia.
Bukan mimpi rasanya. Karena jejak kami ada di mana-mana, mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi ternama, di pelosok Indonesia hingga manca negara, tapi semuanya masih tetap satu nama, Indonesia. Dari Ganesha, untuk dunia!
Kami akan terus ada hingga akhir hayat. God with us all!

Tuesday, October 12, 2010

Setelah 20 Tahun Tak Bertemu...

9 Oktober 2010, kampus Ganesha ramai 2 kali lipat. Selain sibuk dengan persiapan Pasar Seni yang digelar di tanggal unik, 10-10-10, kampus Ganesha 10 juga 'diserbu' oleh 'gerombolan' kaos hijau, alumni 90 ITB. Ada event reuni akbar angkatan ini, dan aku senang termasuk salah satu di antaranya. 
Melihat teman-teman satu angkatan berkumpul bersama, wah... riuhnya. Banyak juga yang terbawa euphoria masa muda, pada narsis berfoto bersama. Di depan gerbang, di depan back drop acara, di selasar ruang kuliah, di tangga kampus, wah... pada intinya sih, di mana-mana. Nggak ada satu titik pun yang luput dari bidikan lensa kamera yang kami bawa. Kampus ITB sudah banyak berubah, ternyata, jadi kami asyik-asyik aja berfoto di mana-mana ;)
Pasukan hijau warnai kampus Ganesha, berfoto di mana-mana.
ITB jadi lautan hijau, warna kaos reuni yang kami kenakan di pagi hari. Tak ada rona cemas di hati kami, tak seperti 20 tahun lalu saat pertama kali resmi menjejakkan kaki di kampus Ganesha sebagai mahasiswa baru. Senyum ceria tampak di sana-sini, tulus bukan cuma tebar pesona seperti saat muda dulu. Jadi komunitas Ganesha, bangga tentunya, walau tebar pesona pun, apa gunanya? Lha wong pesona yang ditebar, ya... ke anak-anak kampus Ganesha juga. Sama saja kan? :p
Saat ini, 20 tahun sejak pertama kali kami bertemu, banyak wajah-wajah yang berubah. Wajah-wajah para pengusaha ataupun pembuat keputusan. Wajah-wajah pendidik maupun peneliti. Wajah-wajah yang telah matang ditempa pengalaman. Tapi satu-dua, ada juga wajah yang relatif tak berubah, sehingga sangat mudah dikenali. Semua berbaur bersama, sebagai alumnus ITB yang jaya. Viva ITB, in persevero progressio. Bersama dalam kemajuan yang berkelanjutan.

Monday, September 20, 2010

Berkelana Bersama Sammy

Jelang akhir liburan, akhirnya aku berkesempatan mengajak kakak dan keponakan-keponakanku untuk nonton film bareng. Nonton film 3 dimensi, pengalaman baru buat mereka. Sengaja ngajak nonton di hari kerja, supaya harga tiket nggak terlalu mencekik leher :p
Bersama Layla, di depan poster timbul Sammy's Adventure
Melihat petualangan Sammy si penyu dengan beragam ikan dan biota laut lainnya yang seolah-olah ada di depan mata dan bisa terpegang tangan, seru dong... Kabarnya, ponakan-ponakanku jadi ketagihan nonton film 3D lagi. Hm... Kalau itu sih, udah tinggal urusan ibu-bapaknya aja deh. Hehe...

Wednesday, September 15, 2010

Batik Depok, Ikon Sebuah Kota

Ngakunya sih pecinta batik… hingga blog-ku pun bertajuk batikmania. Tapi sebetulnya… kurasa aku bukan betul-betul penggila batik. Ya, aku memang ingin jadi kolektor beragam batik Indonesia, dan dengan begitu ikut melestarikan warisan budaya ini. Namun apa daya, dompet tak cukup berisi. :p
Batik gitu loh… Yang asli, apalagi batik tulis, tentu harganya tidak murah. Aku sih setuju setuju saja, jika dengan begitu kita bisa memberi apresiasi kepada para pengrajin batik. Aku tahu bagaimana ‘susahnya’ membatik. Berpanas-panas di depan kompor, menggambar dengan bantuan canting yang sekali gores tak boleh salah, atau menstempel pola pada kain, lalu mewarnai dengan bahan kimia yang bisa merusak kulit, setelah itu melunturkan lilin dengan rebusan air mendidih, wah… pada intinya, membatik itu bukan pekerjaan yang mudah. Jadi, sudah selayaknya sehelai kain batik dihargai dengan harga tinggi.
Apalagi saat ini batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Alhamdulillah… Tak boleh lagi dong di-claim oleh negara lain, apalagi oleh negara tetangga yang suka ngaku-ngaku itu. :p Apresiasi kita terhadap budaya bangsa sendiri ini, harus semakin tinggi. Kalau memang punya uang, jangan ragu untuk membayar lebih, toh keuntungannya untuk bangsa sendiri.
Berbagai daerah menggunakan batik sebagai sarana eksistensi diri alias ikon daerah. Setahuku, ada beberapa daerah yang sudah merancang motif batik sendiri, termasuk Depok. Melalui sebuah lomba desain motif batik, diluncurkanlah batik khas Depok itu di tahun 2009 lalu. Beragam hasilnya, semua indah dan menampilkan ciri khas Depok. Yang sangat kentara terlihat adalah pola/gambar irisan buah belimbing yang memang telah menjadi ikon kota Depok.
Paduan motif dan warna harus dirancang secara cermat agar dapat memperlihatkan ciri khas Depok, agar terlihat berbeda dengan daerah lainnya. Beberapa desain yang membuatku tertarik, kudapat gambarnya dari situs jejaring facebook dan kupampang di bawah ini.
Motif irisan buah belimbing yang menjadi ciri khas Depok dipadu dengan sulur-suluran dalam paduan warna merah-terakota terlihat anggun. Bapak Toni sang perancang motif terlihat luwes menggambarkan bagian demi bagian motif batik ini. Cukup sederhana, sebetulnya, namun rancangan ini pastilah dibuat dengan penuh ketekunan dan kesabaran untuk menghasilkan yang terbaik.
Yang berikutnya, batik Depok hasil rancangan bapak Fatlan. Desain kali ini relatif lebih rumit dari yang sebelumnya, Masih mengambil esensi irisan buah belimbing sebagai ikon kota Depok, rancangan batik ini dipadu dengan gambar sulur-suluran dan ornamen dekoratif lainnya, membuat desain ini secara keseluruhan terlihat kaya. Pengisian bidang dengan ornamen dekoratif yang berupa rangkaian garis yang berliuk-liuk tentulah juga memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam mengolahnya. Nilai-nilai ini diharapkan dapat juga tumbuh di kalangan warga Depok. Semoga…
Selain nilai-nilai keutamaan yang diharapkan keberadaannya di kalangan warga Depok, produksi masal batik ini pun akan mendongkrak sektor ekonomi secara signifikan. Pengrajin batik dapat terus berproduksi dan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan batik ini, termasuk juga industri terkait, hingga melibatkan pengrajin batik di Solo. Depok bagi-bagi rejeki-lah... ;) Sementara itu, masyarakat Depok pun diharapkan agar memiliki kebanggaan dengan mengenakan batik khas ini. Kabarnya, walikota Depok sudah memberikan instruksi agar pegawai di lembaga pemerintahan dapat mengenakan busana batik Depok dan mendukung penggunaan batik serupa di kalangan yang lebih luas. Dengan demikian, terwujud rasa kebersamaan yang padu di kalangan warga Depok. Suatu upaya yang bagus, kukira. Aku sendiri, walaupun bukan warga Depok, mau juga dong batik Depok… ;)

Tuesday, September 14, 2010

Depok, Sebuah Kota Dengan Tangan Terbuka

Lebaran lalu, kakakku dan anak-anaknya kembali berkunjung ke rumah kami di Bandung. Setiap tahun selalu begitu. Rutin dijalaninya. Transportasi Bandung-Depok saat ini, tidak sulit lagi. Jika dulu aku bolak-balik Bandung-Depok dengan bus harus ‘transit’ dulu di Bogor atau Kampung Rambutan, sekarang tidak lagi. Ada rute bus khusus Bandung-Depok yang kini sering kugunakan jika aku perlu berkunjung ke rumah kakak di Depok. Kakak dan keluarganya, lebih sering membawa kendaraan sendiri, dengan rute perjalanan yang nyaman melalui tol Cikunir, sambung menyambung hingga tol Padaleunyi. Sungguh perjalanan yang tidak lagi merepotkan.
Aku sendiri, belum pernah membawa kendaraan sendiri ke Depok. Kalaupun aku beberapa kali ada urusan di Jakarta, aku masih sering numpang menginap di rumah kakak yang terletak di Depok. Tapi kendaraan? Aku lebih suka memanfaatkan fasilitas angkutan umum saja deh. Sebagai sebuah kota satelit dari Jakarta, Depok memiliki akses yang makin lama makin mudah saja. Mulai ojek, angkutan umum, bus, hingga kereta api, semua mendapat tempat di Depok, walaupun keberadaannya tentu saja membuat lalu lintas di Depok, juga dari dan menuju Depok makin lama makin padat saja.
Kemacetan tak terhindarkan ada di mana-mana, sementara perilaku pengemudi juga tak jarang gila-gilaan, menerjang segala jalanan berlubang sesukanya saja. Belum lagi pengendara motor yang menyalip dari kanan dan kiri dengan lihainya. Wah… tak jarang aku ‘memuji’ mereka, tapi tentu saja was-was juga. Kalau aku yang mengendarai mobil di Depok, wah… alamat bakalan terjaga selalu. Alert! Tapi lama-lama mungkin jantungan juga, atau malah kebas dan mati rasa :p Sisi baiknya, kondisi itu membuat kita belajar sabar dan ikhlas, dan banyak-banyak berdzikir di dalam kendaraan. Sama sekali tidak jelek, bukan? Hikmahnya kita bisa cepat sampai tujuan, dan... makin dekat pada Tuhan sepanjangnya dzikir yang dirapal sepanjang jalan. Bukankah itu baik? ;)
Belasan tahun berlalu sejak pertama kali kakakku menetap di Depok. Saat ini kota itu sudah berkembang sangat pesat. Pusat perbelanjaan, jangan ditanya… banyak tersebar di seantero Depok. Mulai dari Tiptop, Depok Plaza, Depok Town Square hingga Margo City, semua bisa dicapai dengan akses yang begitu mudah. Gebyar potongan harga yang selalu ada, wah… membuat kita tak boleh sering-sering berkunjung ke sana jika ingin isi dompet tetap selamat ;) Tapi justru hal inilah yang membuat laju roda ekonomi di Depok berputar kencang. Banyak tenaga kerja terserap, yang ujung-ujungnya, memakmurkan warga juga kan? Salut-lah untuk Depok.
Kota yang lahir kembali 11 tahun lalu ini, semakin berkembang saja. Depok yang ’berubah wujud’ dari sebuah kota administratif ini telah berubah menjadi kotamadya, dan kini bisa disejajarkan dengan Bogor, Bekasi dan Tangerang sebagai sebuah kota yang maju dengan dukungan infrastruktur yang memadai. Seperti Bogor, salah satu Perguruan Tinggi besar di Indonesia, ada di Depok. Universitas Indonesia sepertinya sudah bedol desa, transmigrasi ke Depok, menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat pendidikan tinggi terpercaya. Dengan kampus yang luas dan asri, UI masih selalu menjadi salah satu perguruan tinggi favorit putra-putri terbaik bangsa ini. Satu poin lagi untuk Depok.
Dengan adanya salah satu Perguruan Tinggi terbesar dan tertua di Indonesia, Universitas Indonesia yang telah menjadi ikon Depok, ditambah dengan perguruan tinggi swasta lainnya, Depok menjadi ramai dengan banyaknya pendatang dari berbagai daerah, terutama tentu saja mahasiswa yang notabene pintar dan terpelajar. Tak lama lagi, Depok bisa menyaingi Yogyakarta dan Bandung dengan predikat sebagai kota pelajar juga.
Lagi-lagi berkait dengan roda perekonomian, banyaknya pendatang ini tentu saja membuat bertumbuhnya sebuah bahkan beberapa peluang bisnis baru bagi warga setempat. Mulai dari pengadaan tempat kost, servis cuci-laundry pakaian dengan harga mahasiswa, warung makan, rental komputer, perpustakaan, dan… tinggal sebut saja, banyak peluang bisnis ada di sana. Depok makin berkembang, dan hanya tinggal menunggu waktu, ketika usai lebaran nanti, Jakarta tidak lagi jadi tujuan utama para perantau yang ingin mengadu nasib, tapi Depoklah yang akan jadi tujuan berikutnya, yang akan menerima para pendatang itu dengan tangan terbuka.

Sunday, September 12, 2010

9-11, Masa Lalu dan Masa Kini

11 September, 9 tahun lalu. Kulihat peristiwa runtuhnya gedung tertinggi di Amerika itu dari siaran berita televisi yang diulang-ulang, di stasiun televisi mana pun. Sebuah tragedi sedang terjadi. Runtuhnya gedung kembar yang jadi lambang kepongahan Amerika itu menjadi headline di mana-mana. Ribuan orang menjadi korban, tua-muda, laki-laki dan perempuan, dan coba bandingkan korban muslim dan yahudi. Jika Anda punya datanya, mungkin Anda pun akan tercengang karenanya. JIKA data itu terbongkar.
Tahun ini, 9 tahun setelah tragedi itu terjadi, rencana didirikannya sebuah masjid di ground zero di-counter oleh rencana pembakaran masal al-quran yang diusulkan oleh seorang pendeta di Amerika, pendeta Jones. Dia sangat menentang rencana pembangunan masjid di tempat runtuhnya gedung kembar itu. Menurut dia, hal itu akan menyakiti warga Amerika. Berita itu, tentu juga menyebar dan sampai ke belahan dunia mana pun. Sebagian orang menyambut "gembira" rencana itu dan bersiap melaksanakannya, sementara tentu saja umat Islam di seluruh dunia protes berat!!!
Presiden SBY mengirim nota khusus untuk presiden Amerika, Barrack Obama, agar dapat melakukan langkah-langkah 'penertiban' untuk meredam aksi yang dapat memicu kemarahan muslim di seluruh dunia. Beliau menindaklanjuti dengan cukup sigap, kukira, sehingga tampak olehku dalam berita di salah satu televisi swasta, pendeta Jones menyatakan untuk mengurungkan niatnya melakukan aksi pembakaran al-quran dalam rangka mengenang runtuhnya gedung kembar WTC 9 tahun lalu itu. Tapi sebagai imbalannya, dia meminta agar pembangunan masjid di ground zero dibatalkan. Dia dan imam masjid sudah berdialog dan keduanya telah mencapai kata sepakat. Rencana pembangunan masjid di Ground Zero dibatalkan, begitu pula aksi masal pembakaran al-quran yang diprakarsai oleh pendeta Jones.
Peristiwa 11 September 9 tahun yang lalu memang sebuah tragedi, tidak saja bagi bangsa Amerika, tapi juga bagi warga dunia. Aku bersimpati pada para korban, dan ikut mengutuk pelakunya. Hari ini merupakan peringatan bagi kita semua, mengingat tragedi besar yang terjadi di belahan dunia sana. Tapi kupikir, tak selayaknya peristiwa itu dikenang dengan cara-cara kekerasan. Apakah tidak mungkin seluruh penduduk bumi ini bersatu padu membangun perdamaian dunia, tanpa perlu memandang suku bangsa, ras, dan agama. Damainya...
Masa lalu menjadi tempat kita bercermin, sedangkan masa kini menjadi ladang amal kita untuk berkarya, dan masa depan adalah tujuan yang akan kita raih untuk mencapai sebaik-baik kualitas hidup. Bisakah kiranya...?

Saturday, September 11, 2010

Idul Fitri Kali Ini...

Pertama kalinya kami jalani tanpa ibu. Berbeda, tentunya, tapi tak boleh berlama-lama terlena dan malah tak berbuat apa-apa. Tetap mensyukuri kebersamaan bersama keluarga. Tiga kakak dan dua keponakan menginap di rumah dan menyiapkan banyak hal bersama-sama. Kami bahkan memasak ketupat ketan, sama seperti yang biasa ibu buat setiap tahun di hari lebaran. Rasanya? Sama saja, serasa ibu masih ada... :)
Silaturahmi dengan kerabat, tetap kami lakukan. Adik-adik ibu kami telefon satu-persatu. Kakak tertua yang kuminta untuk mewakili kami berbicara. Kami cukup titip-titip salam ;) Walau tak dapat bertemu muka, biarlah suara jadi penyambung sua.
Taqabbalallaahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum
Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah
Mohon maaf lahir dan batin

Sunday, August 29, 2010

Ramadhanku Tanpa Ibu

Ramadhan kali ini kujalani (nyaris) sendiri. Ini adalah Ramadhan pertama yang kujalani tanpa kehadiran ibu. Sepi, pastinya. Walaupun ada kakak yang menemani, tapi tentu saja aura yang terasa sangat berbeda.
Ketika ibu masih ada, seringkali takjil disiapkan ibu, atau paling tidak, disiapkan atas instruksi beliau (hehe... kurang inisiatif banget sih, aku :p). Tapi sekarang ini tentu saja harus mandiri menyiapkan segala sesuatunya sendiri. Jika dulu ibu sering bertanya tentang menu untuk dimasak sehari-hari, kali ini aku harus putar otak sendiri, atau ngintip buku resep masakan lagi. Contek abiss!!!
Tapi kali ini, aku dengan senang hati menyiapkan menu takjilku sendiri, dan kuberi judul 'Green Sparkling Soda'. Ketika ibu masih ada, soda bukan pilihan untuk berbuka puasa. Menu berbuka kami, tak jauh dari beragam variasi kolak atau kelapa muda segar. Tapi kali ini, come to me, soda ;)
Aku sudah menyiapkan puding jelly di dalam lemari pendingin. Rasa apa saja, tak jadi soal tentunya. Tape singkong yang lembut pun masih tersedia. Keduanya kupotong kotak kecil-kecil. Tambahkan air soda hingga jelly dan tape singkong terendam. Terakhir, siram dengan susu kental manis. Gampang sekali, bukan? Nikmati selagi dingin, dan ummm... sedap sekali! Oya, tambahkan susu belakangan, karena jika soda yang dituang terakhir, dia akan berbuih banyak dan menurutku, kurang asyik ah. :p

Tuesday, August 17, 2010

KTP Seumur Hidup Untuk Negaraku

Umurnya sudah 65 tahun hari ini. Kalau penduduk Indonesia, sudah nggak perlu ganti-ganti KTP lagi. Sudah dapat yang seumur hidup. Kalau PNS, sudah masanya pensiun tuh, walaupun ada juga yang masih semangat untuk beraktivitas, hingga selalu bugar jiwa dan raganya. Indonesia negara tercinta kita, apa kabarnya ya...?

Hmm... hingga saat ini rupanya Indonesia masih selalu mengalah nih. Jaman penjajahan dulu, mengalah pada penjajah, dan berlama-lama di bawah kekuasaan bangsa lain. Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaan, apakah bangsa penjajah itu berkenan memberikan pernyataan selamat atas kemerdekaan kita? Hm... rasanya aku belum pernah dengar. Walaupun saat ini banyak memberikan bantuan -terutama berbentuk beasiswa- kepada para putra bangsa, tapi hingga saat ini aku belum pernah mendengar pernyataan perwakilan mereka mengenai pengakuan mereka atas kemerdekaan kita. Dan Indonesia bersikap biasa-biasa saja. Low profile, kali ya... :p

Dan sekarang... Indonesia yang sudah mulai renta ini diminta untuk barter 3 pejabat perikanan Indonesia yang ditangkap di perairan kita sendiri!!! Dan mereka bertiga ditukar dengan 'dikembalikannya' 7 nelayan Malaysia yang melewati batas laut Indonesia untuk mencuri ikan!!! Sangat tidak berimbang.

Maklum... Indonesia sudah renta. Sudah 65 tahun usianya. KTP-nya juga sudah seumur hidup. Apa perlu dibawakan kursi roda? Atau cukup tongkat saja? Kita bantu doa saja deh. Semoga Indonesia masih bisa unjuk gigi di muka dunia, baik di bidang politik, olah raga, iptek, pada intinya mah, upayakan yang terbaik deh, untuk Indonesia Raya. Merdeka!!!

Monday, August 16, 2010

Training Guru di Barak Militer

10 hari kulewatkan di markas tentara Rinifdam III Siliwangi, Bandung, 4 hari di antaranya dijalani di bulan Ramadhan. Aku sih asyik-asyik aja... serasa nostalgia, karena dulu ketika masih SMA sempat juga menjalani masa asrama di tempat yang sama. Yang membedakan hanya teman-teman seangkatan. Ketika SMA, rata-rata teman asrama adalah anak-anak SMA atau kuliahan, sementara sekarang rata-rata adalah guru-guru yang sudah berpengalaman 20-30 tahun-an. Wow...!
Kami menjalani pelatihan guru sertifikasi angkatan III kali ini. Pesertanya hampir 400 orang, dan rata-rata adalah guru senior yang sudah banyak makan asam-garam pengalaman mengajar. Tapi di sesi pelatihan kali ini, kami sama-sama belajar lagi, mulai dari awal lagi. Senangnya sih senang... dapat ilmunya juga sangat menguntungkan tentunya.
Makanan? Aku sih nggak komplain apapun, walaupun aku dengar komentar sana-sini dari peserta diklat lainnya. Bapak tentara tuh yang masakkin buat kita. Aku sih masih selalu bersyukur dengan apa yang kudapat kali ini. Kusukai apa yang kupunya hari ini. Alhamdulillah. Jika memikirkan bahwa di belahan dunia lain masih banyak orang, saudara-saudara kita yang tak bisa makan apapun, aku tentu bisa makan tanpa menggerutu, bahkan mensyukuri apa yang bisa kudapat.
Sedikit masalah yang kutemui terletak di kamar mandi. Deretan kamar mandi cukup banyak tersedia, tapi gayung hampir tak ada :( Air cukup, bahkan di waktu-waktu tertentu bisa dibilang melimpah. Alhamdulillah. Tapi tiap kali mau menggunakan kamar mandi, aku harus keluar masuk kamar-kamar kecil itu untuk mencari gayung yang layak pakai. Tapi tak apa. Ini cuma sebuah perjuangan kecil... ;)
Sesi belajar di kelas, rasanya seperti kuliah saja. Para pemberi materi rata-rata berpendidikan master hingga profesor. Ilmu baru dan beragam kudapat lagi. Kami tambah pintar tentunya, insya Allah. Usai 6 hari belajar berbagai materi kependidikan, 4 hari sisanya kami jalani dengan ujian tulis dan sesi peer teaching. Seperti suasana micro-teaching untuk guru baru di Irsyad saja rasanya, atau lomba paikem di Salman. Tidak jauh dari itu deh. Semuanya menyenangkan. Aku menyampaikan pembelajaran IPS kelas 4 dengan materi ragam budaya di Indonesia. Kusisipkan beberapa lagu daerah untuk diingat dan ditebak oleh para 'muridku'. Di bagian awal juga kusampaikan tebak-tebakan bertema kesukuan. Bukan bermaksud menyinggung SARA, hanya mengajak murid-murid untuk memperhatikan ke-khas-an masing-masing daerah di Indonesia. Bisakah mengenali? Tebak-tebakan itu kutulis di blog-ku yang lain saja ya. Boleh klik di sini kok ;)

Tuesday, July 20, 2010

Apa Kabar Lagu Anak Indonesia?

Tempo hari, di acara penutupan program orientasi sekolah di sekolah kami, rangkaian foto hasil jeprat-jepret selama 3 hari itu ditayangkan di depan anak-anak dalam bentuk slide show. Untuk menambah semaraknya suasana, tentu saja disisipkan lagu untuk menyertai dinamika pergantian foto-foto kegiatan itu. Satu lagu lewat, anak-anak menikmati tampilan foto-foto kegiatan itu. Lagu berikutnya, sejak intro lagu, anak-anak sudah ramai dan terlihat bersemangat. Mereka kompak ikut menyanyi sejak bait pertama, dan makin bersemangat ketika mencapai refrain lagu. Seisi sekolah jadi Belieber semua, tersihir Justin Bieber dengan lagu “Baby”-nya.

Tak kupungkiri, lagu ini bagus, dengan irama semangat menghentak, lirik lagu yang mudah, ditambah lagi dengan penyanyinya yang cakep, lagu dan penyanyinya memang pantas jadi idola anak-anak dan remaja. Tapi sedikit sedih juga sih… menyayangkan bahwa setelah Sherina dengan lagu-lagu cantiknya (hmm… siapa saja ya pencipta lagunya?), belum ada lagi lagu yang khusus dibuat untuk anak-anak, dengan lirik dan melodi yang bagus. Anak-anak saat ini lebih asyik menyanyikan lagu-lagu untuk orang dewasa, dengan tema cinta segitiga, patah hati atau dendam membara. Aku jadi ikut dendam membara nih. Apa kabar lagu anak Indonesia? Aku jadi pengen juga nih bikin lagu untuk anak-anak. Sudah punya beberapa stok sih, nunggu yang berani memproduseri. Kalau penyanyi, pasti ada deh anak-anak yang mau jadi penyanyinya. Beberapa muridku juga cukup potensial untuk nyanyiin lagu-laguku. Tapi yang jadi sponsornya, hm… ada yang berminat? Boleh dong kontak aku. Japri aja deh... ;)

Sunday, June 20, 2010

Belajar Bisnis

Lama vakum ngeblog di sini. Aku sibuk dengan kegiatan sekolah (tentunya) dan wara-wiri di berbagai blog-ku yang lain. Nyobain bisnis juga. Diajak seorang teman yang cukup persuasif dan sangat bersemangat mengajakku bergabung di jaringan bisnis online. Hm... kupikir, boleh juga deh. Emangnya bisnis apaan? Umm.. Oriflame (kok kesannya malu-malu ya?)
Bisnis kecantikan kayak gini, awalnya nggak pernah terpikirkan untuk kulakukan. Nggak banget deh. Pada dasarnya aku bukan orang yang suka dandan, kok. Tapi toh aku pakai juga beberapa produk kecantikan, dan kupikir... memang tak ada salahnya mengalihkan budget belanja kosmetikku ke Oriflame untuk kupakai sendiri. Kalau ternyata bisa juga bantu orang lain untuk beli (melalui aku, tentunya) atau sekalian memfasilitasi mereka sebagai agen juga, mengapa tidak?
Saat ini aku mungkin mau jadi pemakai dulu, selain pengedar pasif. Setelah yakin dengan produknya, baru meningkat lagi jadi pengedar aktif. Setelah itu, tahap selanjutnya tentu jadi bandar ;)
Selain bisnis kosmetik online ini, aku juga sebetulnya punya mimpi berbisnis lainnya. Banyak teman menyarankan aku untuk membuka butik, gara-gara aku suka menggambar rancangan sketsa desain busana. Ah... cuma yang sederhana saja sebetulnya, untuk kupakai sendiri ataupun teman. Beberapa kali, sempat juga sih mendesainkan untuk seragam sekolah ataupun yang agak 'ambisius', ikutan lomba, biarpun belum pernah menang gara-gara garis rancanganku kurang 'gila'. Itu kata kakakku. Mungkin benar juga. Sementara ini, kudokumentasikan beberapa karya rancanganku di sebuah blog lain yang teramat jarang ku-update karena belum punya karya baru.
Sementara itu, untuk bisnis baruku, aku bikin blog baru lagi!!! Targetnya, beberapa waktu ke depan, aku mau berbisnis dari rumah saja. Bikin order dari rumah, mencari pelanggan dari depan komputer, bikin desain baru (bukan kosmetik, tentunya) dari studio pribadi di rumah, pokoknya home-base business deh. Saat ini masih merintis, tapi tentu saja bermimpi besar, suatu saat nanti akan sukses! Insya Allah. Nyontek semangat Oriflame tahun ini, Dare to Dream ;)

Tuesday, May 04, 2010

Suwe Ora Nge-Blog

Lama sekali ya nggak nulis posting-an baru. Hampir sebulan lalu!!! Ini gara-gara aku keasyikan ngeblog di tempat lain. Kalau batikmania.blogspot.com dijadikan ajang curhat secara general, blog lain yang kupunya dibuat berdasarkan tema tertentu.
Ada langlangbahasa.blogspot.com yang isinya mengulas kebahasaan, tentunya. Curhatan tentang bahasa, deh. (Ting...!! Baru muncul ide baru untuk menulis posting-an baru di situ. Tentang perolehan nilai UN anak-anak SMA)
Ada asabunga.blogspot.com yang isinya mengulas harapan/asa sang bunga untuk bisa hidup lebih leluasa di bumi yang makin padat ini. Blog 'hijau'-lah, maunya.
Ada dunia-batikmania.blogspot.com yang mengulas tentang kegiatan keseharianku juga murid-muridku, proyek-proyek yang kami kerjakan di kelas, pada intinya, tentang dunia yang berkaitan dengan keseharianku, tentang warna, swara, dan rupa.
Sementara itu, versi Inggrisnya bisa dilihat di batikmania.wordpress.com (hehe... belajar bahasa Inggris, ceritanya. Mudah-mudahan nggak malu-maluin karena masih banyak salahnya. Terbuka kok untuk saran dan kritik.)
Ada satu lagi yang rasanya sih cukup rajin kutengok dan ku-update, batikmania.blogdetik.com. Ini sih gara-gara blogdetik rajin menyelenggarakan lomba menulis posting-an, dan hadiahnya cukup menggiurkan (danmakin penasaran, karena aku belum pernah jadi juara pertamanya :p)

Wednesday, April 07, 2010

Good Friends Great Pizzas

Beberapa waktu lalu, meluangkan waktu bersama beberapa teman untuk makan-makan di Pizza Hut. Menyenangkan, tentunya.
Moment pertama, ditraktir teman karena dia lulus ujian sidang S2. Aku ikut bahagia karenanya. Berbincang dengan seorang teman lain yang sudah lebih dulu mendapatkan gelar masternya, aku merasa tertinggal sendirian. Tapi semangatku masih ada. Aku ingin juga seperti mereka, sekolah setinggi-tingginya, dapat ilmu sebanyak-banyaknya. Masih selalu berdoa, dan berusaha tentunya.
Moment kedua, kulewatkan berdua saja, bersama seorang teman sekerja. Berbincang tak kalah banyak, melewatkan waktu berlama-lama. Selain memang karena ada perlunya, mau menukarkan kupon pizza gratisan. Haha... Nggak mau rugi dong. Akhir Maret adalah deadline-nya, maka kami sempatkan ke sana. Bincang-bincang panjang, tentunya harus berakhir juga.
Pizza Hut, harus kuakui bahwa harga paket delight-nya cukup realistis. Mengenyangkan, dan nggak bikin kantong kerontang. Selain itu, suasanyanya juga cukup nyaman, sepanjang tidak bersinggungan dengan asap rokok. Kami asyik-asyik aja berbincang lama-lama. Kalau tidak ingat ada calon pengungjung lain yang mengantri, kami tak akan berhenti bicara kayaknya. ;) Memang sesuai dengan slogannya, good friends, great pizza, Pizza Hut ;)

Monday, March 29, 2010

Bunga Bunda

Beberapa bunga lagi dari taman bunda. Ibuku mempunyai beberapa jenis anggrek dari keluarga dendrobium ini, berbagai warna, walaupun koleksinya belum lengkap ;) Hijau pucat, hijau dengan bagian tengah keunguan, biru bernuansa ungu, putih, kemerahan, wah... banyak deh. Ini salah satunya. Susah ternyata, untuk mendapatkan gambar yang 'sempurna'. Tapi ini adalah salah satu gambar terbaik yang kupunya. Diambil di pagi hari, kilatan cahaya lampu membuat bunga yang tumbuh kembar ini (dua batang sekaligus dari satu pohon) semakin terasa keindahannya.
Yang berikutnya, 'saudara sepupu'nya yang berwarna serupa. Kali ini warna bunga yang cenderung merah dengan bagian tengah kuning kehijauan berpadu dengan latar belakang yang relatif polos, membuat keindahan anggrek tak tersaingi oleh tanaman lain di latar belakangnya. Mana yang lebih indah? Tak bisa dikata, rasanya. Keduanya, cantik belaka. :)
Selain dua yang ini, masih ada banyak lagi yang lainnya, keindahan dari taman bunga bunda.

Wednesday, March 03, 2010

Rindu Ibu

Beberapa hari yang lalu kami baru menyelenggarakan pengajian untuk mendoakan mendiang ibu. Telah lewat 100 hari sejak berpulangnya. Rindu... Sungguh.
Begitu banyak kenangan tentang beliau, tersebar di seluruh penjuru rumah yang kami tinggali. Tertanam dalam setiap batang tanaman di taman depan maupun samping hingga atas. Ibu begitu cinta tanaman. Kaktus, Suplir, Anggrek, Mawar, Melati, Wijayakusuma, Euphorbia, Begonia, Sanseviera, Musacea, Adenium hingga Anthurium. Tidak hanya tanaman hias, di halaman rumah juga ada Jambu Klutuk, Murbei, Delima hingga Mangga. Cabai merah dan berbagai rimpang seperti jahe dan kunyit pun ada di halaman samping-belakang. Ibu memang bertangan dingin. Apapun yang ditanamnya, dirawatnya, biasanya berakhir bahagia (maksudnya tanaman itu akan tumbuh subur, berbunga atau bahkan berbuah).
Aku sendiri, ingin sekali mengikuti jejak langkah almarhumah. Saat ini suka bunga juga sih, terutama yang nggak ada ulatnya. Anggrek jadi favoritku. Beberapa kali aku menyempatkan untuk datang ke pameran bulanan Anggrek di Bandung, dan tentunya aku bisa beli beberapa pokok tanaman Anggrek yang cantik-cantik dengan harga relatif murah, yang kemudian akan aku serahkan perawatannya kepada ibu. Tergambar kebahagiaan ibu saat beliau menerima 'kado' berupa tanaman bunga yang baru lagi untuk menambah koleksinya.
Untuk Anggrek-anggrek mahal, lumayanlah bisa sekedar lihat. Kadang-kadang minta izin pada penjualnya untuk memotret, mengabadikan keindahannya. Aku ingin menggambar ulang bunga-bunga itu, lalu kujadikan buku untuk ibu. Belum tercapai keinginan itu, ibu sudah 'terlanjur' berpulang. Tapi tunggu aku, ibu. Suatu saat, buku itu akan terbit. Persembahanku untuk ibu, yang sangat kurindu.
Saat ini, beberapa Anggrek mulai bermekaran juga. Sungguh-sungguh membuatku rindu pada ibu, yang pastinya begitu telaten mengurusi bunga-bunga itu satu persatu. Setiap aku berkeliling di taman ibu untuk memotreti bunga-bunganya, ibu mengikuti dan ikut berkomentar. Kali ini, aku memotret sendiri. Ibu... ini bunga-bungamu. Mereka sampaikan rinduku untukmu.

Tuesday, February 02, 2010

Sang Pemimpi

Akhirnya kesampaian juga, nonton film Sang Pemimpi. Cinema 21 Bandung sudah nggak mutar film itu lagi, maka mulailah aku berburu jadwal nonton di Blitz Megaplex. Dapat!!! Nontonlah aku di sana, di Paris Van Java. Sendirian saja, karena rata-rata teman-teman sudah pada nonton. Aku aja yang ketinggalan, dan ngejar masa tayang sebelum film itu keburu turun dari bioskop.
Film bagus. Pastinya. Setelah diadaptasi dari novel tetralogi berjudul sama, sutradara Riri Riza ternyata bisa membawanya ke layar perak dengan baik. Selain menyutradarai, Riri juga menulis skenario bersama Mira Lesmana dan Salman Aristo. Andrea Hirata jadi konsultannya juga, kukira.
Bukunya sudah kubaca lama, jadi sudah banyak lupa. Berharap bakal dapat kejutan-kejutan kecil dari tayangan film yang ditunggu-tunggu banyak orang ini (termasuk aku, tentunya), membayangkan akan seperti apa penggambaran bahasa tulisan jadi gerak dan suara. Selain itu, sangat mungkin ada adegan-adegan lain, yang 'berbeda' dengan yang kubaca dan kubayangkan melalui bukunya. Dan ternyata... aku tak kecewa.
Mengurai jalan hidup Ikal dan Arai dalam tiga masa, film ini beralur maju-mundur, dinamis. Dimulai sejak SMP awal bertemunya Ikal dan Arai sepupunya. Berlanjut dengan kehidupan masa SMA mereka yang penuh gejolak, perjuangan dan pemberontakan. Lalu sedikit, sekilas masa kuliah mereka, hingga bersama-sama dapat beasiswa ke Perancis. (Aku juga mauuu...!)
Belajar berjuang dari film ini. Berkaca diri. Rasanya usahaku belum sekeras mereka (walaupun nggak mesti jadi kuli pasar juga sih...). Ayo ah, semangati diri lagi, berjuang lagi dan perjuangkan mimpi!!!

Tuesday, January 12, 2010

Super Training untuk Guru Super ;)

Senin, 28 Desember 2009. Adalah sebuah event spesial yang didedikasikan untuk para guru, digelar untuk pertama kalinya di Bandung. Super Seminar bersama Mario Teguh. Bekerja sama dengan Rumah Zakat Indonesia, seminar ini diselenggarakan di masa liburan sekolah, sehingga guru-guru bisa ambil bagian dalam kegiatan itu, untuk me-recharge kembali energi yang sudah terkuras selama satu semester, agar di semester berikutnya bisa segar kembali ketika kembali ke kelas dan berjumpa murid-murid lagi. Mengambil tempat di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha), ribuan guru, tidak hanya dari Bandung, turut berpartisipasi dalam acara itu.
Mario Teguh adalah salah satu leading motivator di Indonesia. Beliau mempunyai sebuah sesi motivasi bertajuk Mario Teguh Golden Ways yang ditayangkan di Metro TV setiap hari Minggu sore menjelang malam. Sebuah program TV yang bagus, menurutku. Dalam seminar kali ini, ada satu-dua contoh kecil yang sudah pernah beliau sampaikan dalam sesi tayangan tersebut. Tidak terlalu baru, sebetulnya, tapi hal-hal seperti itu justru membuatku teringat kembali untuk kembali menapak jalan lurus dalam “golden ways”, jalan kebaikan. Ketika kita berbuat kebaikan, maka kelak kebaikan pulalah yang akan kembali kepada kita. Lakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan, dan lihat apa yang akan terjadi. Begitu.
Dalam event itu juga Mario Teguh meluncurkan sebuah buku karyanya yang ditujukan khusus bagi para guru, panduan untuk menjadi guru super. Buku ini pertama kali diluncurkan dalam event seminar ini, bisa didapat di sini saja, tidak di tempat lain, tidak di toko buku manapun. Merupakan suatu kehormatan bagiku untuk memiliki buku edisi pertama itu. Sayang, aku tidak bisa mendapatkan buku dengan autograph Mario Teguh di dalamnya. Sebuah catatan: seminar serupa akan segera dijadwalkan pula di kota-kota lainnya.
Acara seminar itu usai selepas pukul 4 sore. Ketika yang lain menyempatkan diri “berjuang” untuk berfoto bersama pak Mario Teguh, kami nih, 4 orang dari sekolah yang sama, menyelinap ke luar ruangan dan melanjutkan perbincangan di luar ruang seminar. Kita makan-makan, tertawa-tawa, dan tak lupa ditutup oleh sesi foto bersama dengan gaya Mario Teguh. Begitu. Upload...

Monday, January 04, 2010

Sambut Tahun Baru 2010

2010, tanpa bisa ditahan lajunya, datang menghampiri. Siapa saja tak lepas dari terjangan waktu. Dan siapa saja akan merugi bila tak mengambil kesempatan terbaik yang dilewati masa ini. Siapa saja harus bekerja lebih keras lagi di tahun ini, bekerja lebih cerdas lagi, termasuk aku tentunya. Yuk... manfaatkan potensi yang dianugerahkan kepada diri ini untuk berkarya sekemampuan kita. Semangati diri lagi.
Di awal tahun ini, kuisi tangki bahan bakar Katana-ku dengan premium di SPBU dekat rumah, full tank. Aku harus menunggu di antrian panjang sebelum tiba giliranku. Sabar... Dalam masa menunggu itu membuatku berpikir tentang pekerjaan mereka. Kulihat petugas SPBU sibuk sekali melayani semua orang. Selesai dengan kendaraan satu, kendaraan lain sudah menunggu, nggak ada berhentinya. Itu sungguh-sungguh kerja keras.
Kadang aku membandingkan dengan pekerjaanku sendiri. Sebagai guru, aku masih punya waktu untuk mengerjakan hal-hal lain di luar kerjaan sekolah, termasuk menulis blog (biasanya aku tulis di rumah, tapi ku-posting di sekolah). Di sela-sela kesibukan mempersiapkan bahan pelajaran, membuat contoh karya untuk ditunjukkan kepada murid, mengajarkannya, merapikan kembali ruang seni setelah dipakai anak-anak berkegiatan (menggunting, mewarnai, memahat dsb), membuat panduan penilaian, plus memeriksa dan menilai hasil karya mereka. Sesekali ikut meeting, sibuk di kepanitiaan atau menyiapkan anak-anak ikut lomba, atau 'hanya' memperhatikan murid-muridku di kelas. Mengisi buku komunikasi setiap hari, melerai yang bertengkar, mengobati luka jika ada yang jatuh. Giliran "istirahat" makan siang, kita "on" terus dong. Memastikan bahwa anak-anak makan dengan benar, kalau perlu sedikit dipaksa untuk mau makan sayur, setidaknya mencoba makan deh, sepotong sayur atau sesendok keciiil aja. Setelah itu dilanjut dengan mengawasi mereka wudhu dan shalat di mushala (walaupun aku... harus kuakui, agak jarang melakukannya gara-gara biasanya aku belum selesai makan. Soalnya aku selalu makan paling akhir, setelah semua anak menghadapi piring dengan menu makan siang mereka. Tapi bagaimanapun, kayaknya aku harus belajar untuk makan lebih cepat!). Kegiatan sore ditutup dengan memandu anak-anak shalat asar bersama, kali ini dilakukan di kelas masing-masing. Biasanya mereka menagih cerita sebelum shalat, yang membuatku harus aktif mencari info dan referensi cerita-cerita berhikmah yang menarik untuk mereka, yang harus kuceritakan dengan cara yang menarik pula. Maaf-maaf... biasanya aku pakai bahasa Indonesia (padahal sekolah kami memiliki kebijakan global, termasuk dalam penggunaan bahasa Internasional di lingkungan sekolah). Maaf, seringkali aku memang membuat permakluman, dengan alasan supaya waktu yang singkat sebelum bubaran sekolah itu termanfaatkan secara efektif, tanpa perlu mengulang dan menterjemahkan, setelah mulutku berbusa-busa bicara dalam bahasa Inggris, eh ujung-ujungnya mereka minta diterjemahkan juga.
Berbicara dalam bahasa Inggris pun perlu upaya keras, kuupayakan semampuku. Walau bagaimanapun, bahasa Inggris bukan bahasa ibu kita, sehingga untuk menggunakannya otakku kadang perlu berpikir dua langkah sebelum bicara. Tapi bagaimanapun, ini harus kuupayakan. Aku kerja keras mencari kata dan kalimat yang tepat untuk kukatakan, dan mereka pun harus bekerja keras untuk memahami dan mengingat apa yang kukatakan. Kerja keras, itulah energi kita. Kerja cerdas, itu yang lebih utama.

Friday, January 01, 2010

Kumulai Tapaki Hari di Tahun Ini

Lagu Hariku. Kutulis (lagi) di sini, untuk menyemangati diriku sendiri agar kembali memulai hari dengan basmalah. Semoga Allah ridha. Amiin.
Kumulai hari dengan basmalah
Berharap berkah dari Sang Pemurah
Kumulai langkah dengan basmalah
Semoga Dia rela, beri ku mudah
Serahkan urusanmu, pasrahkan masalahmu
Pada Tuhan Yang Kuasa agar tenang hatimu
Kuakhiri hari dengan hamdalah
Semoga esok lebih indah
Kumulai tahun ini dengan basmalah. Semoga Allah selalu mengiringi langkah, menuntunku untuk selalu menuju jalan yang benar, menuju ke arah ridho-Nya. Amiin.

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka