Showing posts with label ibu. Show all posts
Showing posts with label ibu. Show all posts

Wednesday, August 31, 2011

Idul Fitri Tahun Ini

Berkumpul dengan ketiga kakak dan lima keponakan. Ramadhan tahun ini tetap berkesan. Diwarnai dengan insiden 1 Syawal yang berlainan tanggal masehi, kita tergagap-gagap di pagi fitri. Tapi lumayan, jadi ada bahan tulisan buat diposting di kompasiana (lagi keranjingan nulis di sana ;))
Teh Trini datang jelang siang. Ngobrol sebentaran, foto-foto, lalu pergi lagi. Dan inilah foto memori moment idul fitri tahun ini. Idul fitri kedua setelah ibu tiada. Beda, pastinya...
ki-ka (depan): Panji, tante Dee, bude, bunda Trini, adik Rizki, mbak Layla, kakak Tasya. Belakang: tante Rani, Adam,  dan ayah Lulu sebagai fotografer.

Monday, December 27, 2010

Lestari on Stage ;)

Aku dan Nenden, menghayati 'Lestari"
Kunyanyikan lagi lagu gubahanku bertajuk "Lestari" ini di panggung pra-pembagian rapor bertemakan hari ibu tempo hari. Posting-an lengkapnya bisa dibaca di blog dunia-batikmania, sedangkan lirik lagu lestari bisa diakses di langlangbahasa. Sebetulnya aku menyisipkan rekaman lagu tersebut di blog wordpress-ku. Untuk yang mau dengar, silakan membuka tautan ke blog tersebut dan meng-klik icon music yang ada di tampilan presentasi power point itu. Semoga sukses.

Saturday, November 06, 2010

Setahun Setelah Ibu Tiada

Hidup berjalan sebagaimana mestinya
Kesepian itu terasa, karena ibu tiada...
Mewarnai hari-hari ananda
Tapi ada yang tak berubah di taman bunda
Anggrek bunda bermekaran di sini dan sana
Satu atau dua, selalu ada bunga
Yang mekar penuh cinta
Mengingat bunda di haribaan-Nya
Doa ananda untuk bunda
Semoga tenang di alam sana
Dalam penjagaan Yang Maha Baka
Anggrek tanah

dendrobium? varian ungu

Saturday, September 11, 2010

Idul Fitri Kali Ini...

Pertama kalinya kami jalani tanpa ibu. Berbeda, tentunya, tapi tak boleh berlama-lama terlena dan malah tak berbuat apa-apa. Tetap mensyukuri kebersamaan bersama keluarga. Tiga kakak dan dua keponakan menginap di rumah dan menyiapkan banyak hal bersama-sama. Kami bahkan memasak ketupat ketan, sama seperti yang biasa ibu buat setiap tahun di hari lebaran. Rasanya? Sama saja, serasa ibu masih ada... :)
Silaturahmi dengan kerabat, tetap kami lakukan. Adik-adik ibu kami telefon satu-persatu. Kakak tertua yang kuminta untuk mewakili kami berbicara. Kami cukup titip-titip salam ;) Walau tak dapat bertemu muka, biarlah suara jadi penyambung sua.
Taqabbalallaahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum
Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah
Mohon maaf lahir dan batin

Sunday, August 29, 2010

Ramadhanku Tanpa Ibu

Ramadhan kali ini kujalani (nyaris) sendiri. Ini adalah Ramadhan pertama yang kujalani tanpa kehadiran ibu. Sepi, pastinya. Walaupun ada kakak yang menemani, tapi tentu saja aura yang terasa sangat berbeda.
Ketika ibu masih ada, seringkali takjil disiapkan ibu, atau paling tidak, disiapkan atas instruksi beliau (hehe... kurang inisiatif banget sih, aku :p). Tapi sekarang ini tentu saja harus mandiri menyiapkan segala sesuatunya sendiri. Jika dulu ibu sering bertanya tentang menu untuk dimasak sehari-hari, kali ini aku harus putar otak sendiri, atau ngintip buku resep masakan lagi. Contek abiss!!!
Tapi kali ini, aku dengan senang hati menyiapkan menu takjilku sendiri, dan kuberi judul 'Green Sparkling Soda'. Ketika ibu masih ada, soda bukan pilihan untuk berbuka puasa. Menu berbuka kami, tak jauh dari beragam variasi kolak atau kelapa muda segar. Tapi kali ini, come to me, soda ;)
Aku sudah menyiapkan puding jelly di dalam lemari pendingin. Rasa apa saja, tak jadi soal tentunya. Tape singkong yang lembut pun masih tersedia. Keduanya kupotong kotak kecil-kecil. Tambahkan air soda hingga jelly dan tape singkong terendam. Terakhir, siram dengan susu kental manis. Gampang sekali, bukan? Nikmati selagi dingin, dan ummm... sedap sekali! Oya, tambahkan susu belakangan, karena jika soda yang dituang terakhir, dia akan berbuih banyak dan menurutku, kurang asyik ah. :p

Friday, November 13, 2009

Kemenangan (Kecil) Ini Untuk Ibu

Sebelum ibu jatuh sakit, aku sudah mendapat panggilan telefon dari Balai Bahasa Bandung, mengkonfirmasi data mengenai aku dan blog yang kuikutsertakan dalam lomba blog kebahasaan. Selain menyemangati aku untuk terus meng-update posting-an di blog tersebut. Kumintakan doa pada ibu agar blog tersebut lolos sebagai salah satu pemenang. Doa ibu menjelang akhir hayatnya, rupanya didengar Allah. Blog tersebut, bahasamania.blogspot.com keluar sebagai salah satu pemenang di lomba tersebut. Berikut ini link ke laman pengumuman hasil lomba.
Alhamdulillah.

Wednesday, November 11, 2009

Doa Untuk Ibunda

Banyak doa indah dilantunkan kawan dan kerabat,
Untuk ibunda yang sedang dirawat
Di ruang perawatan hingga ICU sebuah rumah sakit Islam
Ibunda hanya dapat terbaring dalam diam
Sejak sakit hingga berpulangnya
Kami selalu ada di dekatnya
Mendoakan dan mengupayakan
Yang terbaik untuk sebuah kesembuhan
Namun usia telah ditetapkan
Oleh Yang Maha Menentukan
Tak dapat diajukan ataupun dimundurkan
Tugas sang Izrail harus dijalankan
Allah… kami berserah
Tak bisa lain selain pasrah
Walaupun Engkau dengar apa yang kami pinta
Engkau lebih tahu apa yang terbaik bagi kami maupun ibunda
Saat ini doa kami padaMu
Tempatkan bunda kami di sisi-Mu
Terimalah amal ibadahnya, lapangkan kuburnya,
Dan kelak kumpulkan kami semua
Di hadapan-mu, sebagai hamba
Sebagai satu keluarga yang takwa, untuk masuk ke dalam surga
Amiin ya Rabbal ‘aalamiin

"Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.”(HR Muslim).

Saturday, December 22, 2007

Lestari


Cinta di mana… kan kucari ke ujung dunia
Kasih serupa kasih ibunda
Tulusnya, belainya, kan selalu sepanjang masa
Cinta di mana… kan kutanya nuraniku saja
Jawabnya tiada yang setara kasih bunda

Ibunda, lagu sederhana tercipta
dari hati tanda kasih ananda
Bunda, doa bahagia selalu bersamamu
lestari bagai kasihmu

Sorga di mana… kan kucari ke ujung usia
Takkan henti sampai kubersua
Nirwana bertahta di telapak kaki ibunda
Sorga di mana… kan kutanya nuraniku saja
Jawabnya berada dalam rela bakti nanda

Ibunda, maafkan diriku yang selalu
Menyusahkanmu hingga dewasa
Bunda, doa bahagia selalu bersamamu
lestari bagai kasihmu
(sebuah lagu gubahanku,
persembahan istimewa sebagai tanda kasih di hari ibu
)