Saturday, May 27, 2017

Kolak... Panas Atau Dingin?

Mengenang masa kecil dulu, ibu sering menyiapkan beragam jenis kolak sebagai hidangan berbuka. Yang paling sering sih kolak pisang rasanya. Kadang ditambahi kolang kaling atau tape ketan, bisa juga dengan variasi ubi manis atau singkong. Sesekali ibu masak kolak labu kuning juga siih, tapi mungkin karena kurang peminat, jadi jarang-jarang juga jenis kolak ini terhidang di meja makan saat buka puasa tiba. 
Kali ini aku tergoda melihat pisang di tukang sayur langganan. Setelah merayu si mamang untuk mengizinkanku membeli setengah sisir saja, kubawa pulang keranjang belanja yang sudah sarat dengan bahan makanan persiapan untuk Ramadhan kali ini.
Sebetulnya, sebagai lajangster, aku jarang-jarang juga masak. Sesukanya dan sesempatnya saja. Tapi memang di bulan Ramadhan biasanya aku jadi rutin masak, baik untuk penganan berbuka, apalagi untuk makan sahur. Kali ini, kolak pisang jadi menu perdana untuk takjil buka puasa di Ramadhan tahun ini.
Setelah sempat galau untuk mengolah pisang, antara menggorengnya atau dibuat kolak, akhirnya kuputuskan untuk membuat kolak saja. Itung-itung nostalgia saat ibu masih ada. Kali ini menu untuk sendiri, tak perlu banyak-banyak tentunya, Mau masak sebuah pisang saja (jadi 4 potong) untuk kumakan sendiri kok rasanya tanggung yaa... akhirnya agak-agak maruk, kukupas 3 buah pisang untuk kujadikan kolak. Tak habis untuk sesi berbuka kali ini, kusimpan sebagiannya untuk jadi cemilan saat sahur nanti.
Menikmati hidangan puasa
Bersyukur atas rezeki-Nya
Kolak dingin sisa berbuka
Dinikmati dengan suka cita
(Aku sih memang lebih suka kolak dingin. Kalau kamu?)

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka