Thursday, March 29, 2007

Kabar dari jauh

tama ni, evi-san kara jouhou wo kikimashita. chou hisashiburi deshita.
Awalnya, Evi mbalas offline messages yang kukirim beberapa waktu sebelumnya. Dia bilang, jadwal persalinannya akan diajukan karena bayinya besar. Dalam benakku terpikir,"Caesar?" Maka kukirim sms ke handphone suaminya. Konfirmasi berita aja, mendoakan, dan titip salam kangen. Kubilang, temen-temen suka nanya aku tentang kabar Evi. Jarang-jarang kan kita 'ketemuan' via media komunikasi apapun. Telefon? Too expensive. I can't afford it. SMS? hm... jarang terbalas juga. Mungkin memang tidak sampai ya. Bu Tia bilang, dia jarang-jarang juga sukses ngirim SMS. Chatting? Wah... boro-boro. Waktunya nggak matching, kali. Beda waktu sekitar 12 jam sih dari sini ke Amrik sono. Tapi offline messages juga jarang ya? Apalagi e-mail. Hehe...
Tapi pada intinya, Evi akhirnya mbalas via sms juga. Dia bilang, bayinya besar untuk ukuran tubuh mungilnya, maka kemungkinan jadwal persalinan akan dipercepat sekitar akhir April nanti, tapi masih diusahakan tanpa proses caesar. Induksi aja, kata dokternya. Ya, semoga lancar.
Evi bilang, kesibukannya masih belum banyak. Keluar rumah kalo hari Jumat, ke masjid, lalu ke dokter kandungan. Kalo di rumah, mbaca buku-buku tentang kehamilan sambil ngelancarin bahasa Inggris, cenah. Ah... tinggal di Amrik mah pasti cepet-lah jadi selancar real native speaker. ;) Dia juga nanyain kabar temen-temen di Bandung dan ngedoain (?) semoga cepet menyusul. Nyusul apaan, Vi...? Ke Amrik? :P Oke deh, mudah-mudahan di kesempatan lain kita bersambung kabar lagi ya.

Sunday, March 25, 2007

Budaya Kita

Masih di acara pelatihan dan workshop Quantum Teaching kemarin. Dalam sesi pelatihan itu, berkali-kali dering ponsel terdengar. Bukan hanya sms, tapi panggilan telfon, dijawab pula oleh si pemegang telfon. Dalam ruangan pelatihan gitu lho...!Awalnya dengan suara pelan, dengan menyembunyikan kepala ke balik punggung kursi, tapi di sana-sini terdengar, ada juga yang menjawab dengan suara cukup keras. Bu, apakah ibu-ibu senang jika murid-murid lebih asyik membaca buku atau komik atau menggambar pada saat pelajaran ibu sedang berlangsung? Senang atau tidak mungkin bukan pertanyaan yang cocok juga. Sopankah? Nah, silakan jawab deh.
Selain itu, ada pula guru lain (dari sekolah lain, yang diundang oleh Y.P. SaF sebagai penyelenggara) yang meremas sampah pembungkus snack dan menjatuhkannya begitu saja ke lantai di bawah kursinya. O-ow... let's keep our Bandung clean and beautiful, will you?
Tentu tidak semua demikian, tapi budaya kita... budaya jelek kita, apakah akan terus terbawa kepada generasi berikutnya? Bila gurunya saja demikian, bagaimana pula muridnya kelak? Ayo dong pak, bu, perbaiki diri kita, beri contoh terbaik buat murid-murid kita, anak bangsa yang kelak akan membawa Indonesia menuju kemajuan, atau keterpurukan.

Pelatihan Aplikasi Quantum Teaching

Menarik! Menggugah! Hm... apalagi ya, komentar pendek yang bisa menggambarkan suasana pelatihan kemarin? Untuk seluruh guru di lingkungan Salman Al Farisi, pelatihan dan workshop ini dirancang. Pematerinya, pak Widadi, salah satu juara kontes Anlene Hidup Penuh Makna. Beliau kepsek SD Al Ikhlas Cipete, yang juga trainer yang diundang jadi pembicara di berbagai tempat. Nggak salah, memang, mengundang beliau. Isi materinya mungkin tidak melulu baru, tapi disampaikan dengan cara yang menarik, atraktif, dan seru! Diawali dengan lagu, dan berkali-kali juga beliau menenteng gitarnya untuk menyanyikan beberapa lagu. Aku yang suka nyanyi juga, tentu saja sangat menikmati sesi pelatihan dan workshop itu.
Di akhir acara, acara pelatihan berubah jadi hiburan. Hihi... Dimulai dari band KangGuru, yang terdiri dari beberapa guru laki-laki di unit SMP yang menyanyikan lagu "Pesan dari Ayah dan Ibu", salah satu lagu yang diperkenalkan kembali oleh pak Widadi. Lagu anak sih sebetulnya. Iramanya sederhana, liriknya mudah diingat dan bermakna. Band KangGuru ngakunya berlatih hanya 5 menit saja sebelum 'nekat' tampil. Tanpa inovasi, sebetulnya, tapi tidak mengecewakan-lah. Sementara aku dan Reni, juga bu Mei dan Ocha, sok nekat aja menyanyikan lagu dengan nada berbeda dari tempat duduk kita. Harmoni, ceritanya...
Berikutnya, Harish yang anggota tim nasyid Shaff-fix (nulisnya salah nggak ya...?), ditodong menyanyi. Dia bawakan lagu "Kusadari" karangan Oddie Agam yang dibawakan kembali oleh Gigi dengan aransemen berbeda. Semua guru ikut bernyanyi, tapi sempat juga memberi kesempatan kepada Harish untuk menyanyikan lagu itu sendirian dengan improvisasi yang manis.
Terakhir, aku 'nembak' Ocha dan teman-teman guru putri untuk menyanyikan kembali lagu "Basmalah" yang kugubah, yang pernah kita nyanyikan bersama di acara perpisahan sekolah tahun lalu. Tanpa latihan, langsung maju aja. Sok Pe-De banget deh ya? Hehe... tapi mungkin dengan begitulah mestinya kita mengenalkan potensi kita. Kalau tidak ditampilkan, siapa yang akan tahu? Tunggu saja... setelah kita buat demo lagu-lagu karya kita, yang kita bawakan sendiri, what will happen next? We'll see.

Thursday, March 15, 2007

Ke Saung Angklung Lagi

Senin lalu, kuajak anak-anak kelas 4 berkunjung ke Saung Angklung Udjo. Sudah kunjungan ke sekian kalinya buatku, tapi tetap, tak akan bosan. Bareng anak-anak dari sekolah dalam rangka KBM Lapangan, mereka tidak hanya disuguhi demonstrasi wayang, tari topeng, pagelaran angklung, main angklung bersama, tapi juga belajar tentang seluk-beluk angklung, lihat proses pembuatan angklung dari dekat, sempat juga tanya-jawab dengan pengrajin yang sedang kerja di sana. Mudah-mudahan jadi ilmu yang bermanfaat buat mereka, dan makin menghargai budaya bangsa sendiri.

Tuesday, March 13, 2007

12 (dulu) Tips Menempuh Kehidupan

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
  1. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
  1. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan,karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
  1. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.
  1. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
  1. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
  1. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
  1. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.
  1. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
  1. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
  1. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
  1. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

Thursday, March 08, 2007

Jalan-jalan Akhir Pekan

Hari Minggu lalu, sempat jalan-jalan ke Taman buah Mekarsari plus kunjungan belanja ke kampung Cina di kota wisata Cibubur.
Intan yang ngajakkin. Aku dan Janna menyambut baik tawaran itu. Kapan lagi, coba...? Setelah rencana sebelum Ramadhan (untuk pergi ke rumah Intan di Purwakarta) batal, maka undangan di akhir pekan itu serasa bagaikan mendapat durian runtuh.
Sabtu, usai acara pelatihan di sekolah, aku dan Janna pergi. Ketemu Intan di Leuwi Panjang, lalu berangkat bareng ke Purwakarta. Naik bus ekonomi saja, tapi nggak jadi masalah. Sepanjang perjalanan kita berbincang seru, berdua saja. Bu Janna agak mabuk darat, jadi nyaris sepanjang perjalanan dia lewatkan dalam diam. Berusaha tidur.
Sampai Purwakarta, makan malam dulu di warung ayam panggang yang penuh banget! Pengunjung sampai harus antri. Konon karena bumbu ayam panggangnya yang enak. Ah, kalo lapar sih, apa juga enak tuh. ;)
Setelah itu, mampir ke kantor Intan sebentar, lalu pulang ke rumah baru Intan, ngobrol sampai menjelang pagi. Wah... kalo kita adalah Cinderella, udah balik lagi jadi Upik Abu deh.
Pagi, berangkat ke Taman Wisata buahan Mekarsari dulu. Bu Janna sekalian survey buat acara wisata sekolah nanti. Pengalaman pertama buatku. Seru aja. Lewat tengah hari, angin kencang berhembus. Ngeri juga deh. Semua pengunjung lalu bergegas ke gerbang depan lagi, ingin segera meninggalkan area dalam yang terbuka di depan danau itu. Ngeri aja. Anginnya gede banget!
Meninggalkan Mekarsari, perjalanan berlanjut ke kota wisata Cibubur. Tujuannya, belanja. Halah! Aku nggak belanja banyak juga, habis udah capek juga. Mau jalan dan nawar, nyaris tak berenergi (dan berduit, intinya mah...). Tapi tentu saja tidak pulang dengan tangan hampa. ;) Paling tidak, menyempatkan diri berfoto-ria di depan si Mushu dulu deh.

Wednesday, March 07, 2007

Ketika Cinta Bertasbih

Baru selesai baca novel ini. Resensi tentang buku ini 'menjulang' banget, sampai aku tergoda untuk membelinya. Aku sudah baca novel kang Abik sebelumnya, Ayat-ayat Cinta. Minjem, nggak beli. Bagus. Makanya aku 'berani' mbeli buku karya kang Abik selanjutnya ini. Tapi rasanya, KCB ini 'nggak secantik' AaC. Alurnya pelan, agak terlalu banyak nggambarin suasana. Maksudnya mungkin untuk memberi gambaran mendetil kepada pembaca dan membuat logika cerita jadi terjaga. Tapi lama-lama jadi agak terganggu juga nih. Selain itu, ada beberapa kesalahan edit yang juga mengganggu. Lebih terganggu lagi dengan endingnya yang dibuat menggantung. Terpaksa nungguin edisi keduanya kan? hehe...
Tapi nilai-nilai positif dan pencerahan, kudapat juga di novel ini. Bahwa cinta tak mesti memiliki (sebetulnya ini issue yang sudah teramat biasa, tapi rasanya nggak pernah basi ya? walaupun diungkap gamblang oleh beberapa tokoh di dalam novel ini. Wow...!), namun cinta tertinggi adalah ketika kita berupaya meraih cinta Allah, Sang Pemilik dan Pencipta Cinta. Lebih tenang rasanya ketika 'diingatkan' oleh kang Abik melalui novel ini. Jazaakallah, akhi. Semoga dwilogi bagian keduanya lebih seru dari yang ini!

Thursday, March 01, 2007

Batal... Gagal...

Salah kalkulasi. Kupikir, lomba nulis cermis Bobo akan berakhir akhir bulan ini, ternyata tepat hari ini deadline-nya ditutup. Aku batal ikutan deh. Gagal 'menancapkan kuku' di arena lomba itu.
Sebetulnya... aku tak pernah gagal, karena sebetulnya tidak pernah menjalaninya. Halah...

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka