Showing posts with label anggrek. Show all posts
Showing posts with label anggrek. Show all posts

Sunday, August 17, 2014

Paphiopedilum Pertama di Rumah Baru

Empat bulan pertama di rumah baru. Taman depan rumah mulai kelihatan bentuknya. Tanaman Suplir sudah mulai menumbuhkan daun-daun baru yang segar, sementara tunas baru di tanaman lain pun mulai tumbuh satu-satu. Menyenangkan sekali melihatnya. Dan jelang kemerdekaan RI tahun ini, sekuntum bunga pertama mekar di taman depan rumah. Paphiopedilum liumianum, satu varian anggrek yang cukup populer dengan sebutan anggrek kantong semar yang kubawa dari rumah lama, mekar perdana.
Bunga ini bermahkota kelopak utama yang lebar di bagian atas dan dua kelopak kecil yang seperti lengan terentang, berbulu dan melintir cantik. Sementara itu, kelopak berikutnya yang berbentuk kantong, menggantung cantik di bagian bawah. Paduan warna yang cantik dalam nuansa krem, hijau muda hingga ungu membuat bunga ini cantik maksimal. Yang lebih menyenangkan, bunga ini akan estafet berbunga, Setelah yang pertama luruh, biasanya akan segera disambung dengan bunga berikutnya yang muncul di tangkai yang sama. 
Selamat datang di rumah barumu, bungaku. Semoga tumbuh subur dan 'menginspirasi' tanaman bunga lainnya untuk ikut subur dan berbunga, menyemarakkan taman bunga kecil di rumah mungil ini. 

Saturday, November 06, 2010

Setahun Setelah Ibu Tiada

Hidup berjalan sebagaimana mestinya
Kesepian itu terasa, karena ibu tiada...
Mewarnai hari-hari ananda
Tapi ada yang tak berubah di taman bunda
Anggrek bunda bermekaran di sini dan sana
Satu atau dua, selalu ada bunga
Yang mekar penuh cinta
Mengingat bunda di haribaan-Nya
Doa ananda untuk bunda
Semoga tenang di alam sana
Dalam penjagaan Yang Maha Baka
Anggrek tanah

dendrobium? varian ungu

Monday, March 29, 2010

Bunga Bunda

Beberapa bunga lagi dari taman bunda. Ibuku mempunyai beberapa jenis anggrek dari keluarga dendrobium ini, berbagai warna, walaupun koleksinya belum lengkap ;) Hijau pucat, hijau dengan bagian tengah keunguan, biru bernuansa ungu, putih, kemerahan, wah... banyak deh. Ini salah satunya. Susah ternyata, untuk mendapatkan gambar yang 'sempurna'. Tapi ini adalah salah satu gambar terbaik yang kupunya. Diambil di pagi hari, kilatan cahaya lampu membuat bunga yang tumbuh kembar ini (dua batang sekaligus dari satu pohon) semakin terasa keindahannya.
Yang berikutnya, 'saudara sepupu'nya yang berwarna serupa. Kali ini warna bunga yang cenderung merah dengan bagian tengah kuning kehijauan berpadu dengan latar belakang yang relatif polos, membuat keindahan anggrek tak tersaingi oleh tanaman lain di latar belakangnya. Mana yang lebih indah? Tak bisa dikata, rasanya. Keduanya, cantik belaka. :)
Selain dua yang ini, masih ada banyak lagi yang lainnya, keindahan dari taman bunga bunda.

Wednesday, March 03, 2010

Rindu Ibu

Beberapa hari yang lalu kami baru menyelenggarakan pengajian untuk mendoakan mendiang ibu. Telah lewat 100 hari sejak berpulangnya. Rindu... Sungguh.
Begitu banyak kenangan tentang beliau, tersebar di seluruh penjuru rumah yang kami tinggali. Tertanam dalam setiap batang tanaman di taman depan maupun samping hingga atas. Ibu begitu cinta tanaman. Kaktus, Suplir, Anggrek, Mawar, Melati, Wijayakusuma, Euphorbia, Begonia, Sanseviera, Musacea, Adenium hingga Anthurium. Tidak hanya tanaman hias, di halaman rumah juga ada Jambu Klutuk, Murbei, Delima hingga Mangga. Cabai merah dan berbagai rimpang seperti jahe dan kunyit pun ada di halaman samping-belakang. Ibu memang bertangan dingin. Apapun yang ditanamnya, dirawatnya, biasanya berakhir bahagia (maksudnya tanaman itu akan tumbuh subur, berbunga atau bahkan berbuah).
Aku sendiri, ingin sekali mengikuti jejak langkah almarhumah. Saat ini suka bunga juga sih, terutama yang nggak ada ulatnya. Anggrek jadi favoritku. Beberapa kali aku menyempatkan untuk datang ke pameran bulanan Anggrek di Bandung, dan tentunya aku bisa beli beberapa pokok tanaman Anggrek yang cantik-cantik dengan harga relatif murah, yang kemudian akan aku serahkan perawatannya kepada ibu. Tergambar kebahagiaan ibu saat beliau menerima 'kado' berupa tanaman bunga yang baru lagi untuk menambah koleksinya.
Untuk Anggrek-anggrek mahal, lumayanlah bisa sekedar lihat. Kadang-kadang minta izin pada penjualnya untuk memotret, mengabadikan keindahannya. Aku ingin menggambar ulang bunga-bunga itu, lalu kujadikan buku untuk ibu. Belum tercapai keinginan itu, ibu sudah 'terlanjur' berpulang. Tapi tunggu aku, ibu. Suatu saat, buku itu akan terbit. Persembahanku untuk ibu, yang sangat kurindu.
Saat ini, beberapa Anggrek mulai bermekaran juga. Sungguh-sungguh membuatku rindu pada ibu, yang pastinya begitu telaten mengurusi bunga-bunga itu satu persatu. Setiap aku berkeliling di taman ibu untuk memotreti bunga-bunganya, ibu mengikuti dan ikut berkomentar. Kali ini, aku memotret sendiri. Ibu... ini bunga-bungamu. Mereka sampaikan rinduku untukmu.

Sunday, September 20, 2009

Anggrek untuk Lebaran

Rabu lalu, 16 September 2009, hari terakhirku ke sekolah. Dapat jadwal piket ceritanya... Membenahi beberapa file sebelum liburan, bikin anggaran kegiatan untuk kuartal berikutnya, tapi belum bikin persiapan mengajar. Itu sih nanti aja ah. Hehe...
Bincang-bincang dengan ibu kepsek, kukomentari satu pot anggrek baru di meja kerjanya. Bunga-bunga cantik keluarga anggrek bulan hybrid dalam nuansa ungu yang siap bermekaran. Kuingatkan untuk merawatnya semasa liburan, jangan sampai kering ketika saatnya kembali beraktivitas di sekolah. Tahu-tahu, beliau menitipkan bunga itu padaku. Beliau tahu bahwa ibuku bertangan dingin dalam merawat bunga-buangaan, termasuk anggrek yang jadi salah satu favoritnya (favoritku juga...)
Kaget dong... semudah itukah keputusan untuk menitipkan bunga anggrek cantik itu di rumah ibuku? Tapi aku tidak melewatkan kesempatan ini. Kesempatan baik tak datang sering-sering, harus cepat disambar sebelum kesempatan itu keburu melayang ;) Kuperhatikan, tanaman bunga ini masih dalam kondisi yang prima. Daunnya segar mengkilap, sementara kuntum bunganya banyak, siap mekar satu demi satu di hari-hari mendatang. Untuk Idul Fitri, titipan anggrek dari ibu kepsek ini akan tampak manis sekali di ruang tamu ibuku ;)
Satu lagi anggrek cantik dari taman bunga ibuku, masih tergantung di atas kolam. Dua untai bunga anggrek kecoklatan yang cantik, sementara ini biarlah jadi pemanis taman bunga belakang. Untaian yang satu sudah mekar duluan, dan satu persatu kelopak bunga mungil itu mulai layu dan berguguran. Sementara untaian yang baru sudah bermekaran sempurna, bersanding dengan 'kakaknya', membuatnya jadi sebuah paduan yang indah. Sungguh. Memperindah hari fitri di Syawal ini.

Thursday, August 13, 2009

Terbiasa

Bunga Anggrek hijau-putih yang kubanggakan mulai layu. Cepat sekali. Hanya beberapa hari, dan segera kelopaknya menguning, layu dan akan segera tanggal dari tangkainya. Aku kehilangan. Keindahan itu begitu cepat berlalu. Sedang aku masih rindu.
Tapi kenapa harus mengharu-biru hanya karena itu? Toh sebelumnya dia pun tak ada di situ. Hidupku baik-baik saja sebelum dia ada. Sedikit lebih ceria saat dia ada. Tapi tak perlu berduka ketika dia harus tiada. Dari tak ada menuju tak ada. Bukankah tak ada yang berbeda? Aku pun terbiasa.

Friday, August 07, 2009

Bunga-bunga di Taman Bunda

Kembali, taman bunga bunda 'dimeriahkan' dengan kemunculan beragam bunga. Aneh-aneh tingkah bunga bunda kali ini.
Ada Cattleya labiata yang sebatang kara... Biasa, sebetulnya, walaupun lebih sering mekar berpasangan atau bahkan bertiga. Kalau baca wikipedia, bisa sampai sepuluh kuntum dalam satu masa (tapi yang begini cukup langka ya, rasanya)
Ada pula mawar kembar tak identik. Ini sungguhan, dari satu pohon. Yang satu adalah mawar batik dengan bercak creme, sedangkan yang satu lagi mulus bagai beledu burgundy.
Paphiopedilum madela kali ini sudah memberi harap, namun tak dapat dipenuhinya. Adiknya kemudian layu tak berkembang. Sedihnya... namun tak boleh aku kecewa, karena itulah takdirnya. Kutunggu kalian berbunga bersama, di kesempatan lain.Di depannya ada anggrek kecil dari keluarga Onchidium yang berbunga tiga. Dia muncul belakangan setelah sebelumnya serangkaian telah mekar bersamaan.
Ada satu yang sedang jadi primadona. Bunga sederhana, sebetulnya., mungkin masuk keluarga Cattleya (kalau melihat bentuk daunnya, walaupun bunganya terlihat lebih sederhana). Berwarna kombinasi putih dan hijau saja. Tapi aromanya... segar menggoda. Kelopak daunnya kokoh kuat namun tetap menunjukkan kecantikannya. Melengkapi keindahan taman bunga bunda. Aku senang berada di sana.

Sunday, May 10, 2009

Cerita Anggrek

Sampel dari taman bunga ibuku. Dari satu jenis Anggrek yang sama, dengan varian bunga berbeda warna, beserta puisi (asal-asalan) yang mengiringinya.

Engkau Tak Sendiri
Sambut pagi sepenuh hati
bulir embun perlahan menguap
tinggalkan engkau sendiri
menyongsong mentari siang
tak gentar
karena tahu engkau berkawan
pahit pedih bersama kita rasakan

Cerah Hati
Di bawah garang mentari
warnamu cerahkan hari
gagah sambut surya sang pemberi
cahaya bagi hati
amboi…
adakah hatiku secerah ini
sepanjang hari
aku malu sendiri
karena kadang lebih peduli
pada pedih dan peri

Karya Cipta Sang Kuasa
Bunga serupa, serumpun keluarga
berbeda warna sama rupa
indah…
tak bisa dikata
karya cipta Sang Kuasa

Tuesday, December 09, 2008

Idul Adha Berbunga... :)

Idul Adha tahun ini, alhamdulillah... sempat mengikuti shalat Ied bareng ibu dan kakak. Mendengarkan khutbah yang cukup kupahami, walaupun 95% disampaikan dalam bahasa Sunda. Mengingatkan diri agar selalu minta ditunjukkan jalan yang lurus untuk menuju Allah, dan jangan marah ketika kita diberi cahaya penerang untuk mengerjakan kebaikan.
Pulang ke rumah, rehat sebentar dan makan-makan dulu. Pikiranku sudah di sekolah. Ada kegiatan berkurban juga di sekolah, dan agak siangan aku baru bergabung. Karena pembagian tugas tidak cukup jelas, aku menempatkan diri di posisi mana saja yang tersedia. Awalnya di bagian penghitungan bungkusan daging kurban. Tapi kok kayaknya aku nggak cukup berguna ya. Menempatkan diri di sebelah bu Anne, memanfaatkan pisau miliknya yang sempat menganggur, aku kebagian tugas memotong2 daging hingga jeroan (hati, paru, usus yang panjang terburai, dengan sebagian masih terisi). Ditingkahi komentar sana-sini, juga kena cipratan darah maupun serpihan tulang dari pencacah tulang di seberangku yang begitu semangatnya menggunakan kampak, suasana di bawah tenda biru itu jadi agak meriah. Suara dari radio MQ menambah syahdu suasana qurban.
Lepas tengah hari, aku meninggalkan area sekolah. Ada tempat lain yang ingin kutuju. Bandung Orchid Festival, pameran bunga bulanan yang diselenggarakan di Metro-Bubat. Ada yang ingin kubeli untuk ibu. Soalnya, kapan lagi? Nunggu pekan depan berarti harus siap dengan stok bunga sisa, yang mungkin bukan bunga terindah yang tersedia. Hari kerja? Jelas nggak mungkin-lah, karena perjalanan dari Padalarang (Bandung Barat) ke daerah Bubat ujung (sudah dekat Bandung Timur), pasti makan waktu banyak. Tidak akan optimal juga berkunjung dan melihat-lihat arena pameran di saat menjelang tutup. Maka... kupaksakan diri di hari Idul Adha ini untuk mengunjungi arena pameran dan penjualan bunga itu. Masih bau kambing? Cuek aja deh...
Sendirian, aku menyusuri arena pameran yang tidak terlalu luas itu, dan jatuh cinta pada beberapa bunga yang terpajang di sana. Untuk beberapa item, tentu saja aku harus 'tahu diri' karena harga yang tak tergapai tangan (nggak bisa cukup jauh merogoh kantong. hehe...) Tapi gara-gara sudah kadung jatuh cinta, kubawa pulang cukup banyak bunga cantik juga untuk melengkapi koleksi di taman ibuku. Salah satu yang jadi incaranku kali ini adalah sejenis anggrek brassidium berujung lancip yang kadang-kadang dijuluki "the shooting star", mungkin karena bentuknya memang jadi serupa bintang. Indah. Sungguh. Kubagi keindahannya di sini agar kita semua bisa ikut menikmati.

Thursday, October 23, 2008

Bunga Anggrek

Belakangan ini, bunga-bunga anggrek mulai bermekaran di taman ibuku. Ditunggu-tunggu buat Lebaran, eh baru belakangan ini mulai muncul satu-satu. Belum mekar sempurna, seperti si anggrek bulan mini ini. Imut dan lucu. Aku jadi ingat lagu keroncong Bunga Anggrek. Ingat jaman SMP dulu ketika ikutan sub-kegiatan Vocal.
Bunga Anggrek
by Ike Sato/Ismail Marzuki

Bunga Anggrek mulai timbul
aku ingat padamu
waktu kita berkumpul
kau duduk di sampingku

Engkau cinta kepadaku
bulan menjadi saksi
dan engkau telah berjanji
sehidup dan semati

Kini kau cari yang lain
ingkar dengan janjimu
sudah ada gantinya
kau lupa kepadaku

Oh sungguh malang nasibku
kini kau telah jauh
engkau mengingkari janji
kau pergi tak kembali

Thursday, June 12, 2008

忙しいの一日 = Hari Sibukku

Selasa adalah hari yang sibuk buatku.
Diawali dengan bergulirnya rencana Sport's Day bersama murid-murid sekolahku. Kita menyelenggarakan Learning Journey ke area SORGA (Sarana Olah Raga Sabuga). Mengumpulkan semua anak (untungnya belum banyak) di satu area luas, wah... sorga dunia deh buat mereka. Bisa berlari, melompat, bergulingan, sampai berenang-renang. Apa nggak asyik tuh...? Guru-gurunya aja yang harus pasang mata mengawasi ke mana mereka berlarian.
Selesai di arena olah raga Sabuga, kita pindah ke Dome Sabuga, mau nonton film 3 dimensi tentang "Season" di bioskop berkubah bulat di dalam Dome Sabuga. Asyik juga. Walaupun tidak ada efek gerak, tapi kurasa cukup menghibur dan sangat informatif. Buat gurunya sih seru... buat muridnya? Belum tentu deh. Hehehe... Usai nonton film, kita menjelajah wahana iptek di sana. Asyik juga. Mirip dengan yang ada di Puspa Iptek Sundial KBP, tapi beberapa alatnya rata-rata lebih besar daripada yang ada di sana. Anak-anak having fun mencoba berbagai alat di sana. Gurunya juga. Hehehe... ;)
Selesai nonton, makan bersama. Aku kebagian jadi petugas distributor jatah makan siang. Dilanjut dengan shalat dan review kegiatan. Hujan turun. Kita duduk mepet-mepet ke pinggiran gedung. Untungnya, pas jadwal pulang, hujan sudah reda. Aku termasuk kelompok terakhir yang ninggalin Sabuga, nunggu sampai anak terakhir dijemput ortunya.
Setelah itu, bareng Erlin pergi ke Balubur. Mesti belanja buat keperluan Art & Culture Day keesokan harinya. Banyak konfirmasi ke sekolah dan BSB (buat acara besoknya...), baterai HP-ku drop sampai titik terendah. Padahal, setelah itu aku masih punya rencana ketemu teman di MTC, lagi-lagi menengok Bandung Orchid Festival di sana.
Janjian lepas ashar, sempat juga dong menyusuri area pameran bunga yang rutin diselenggarakan di sana. Nggak banyak tanya dan tawar-tawar harga, aku beli sepasang mawar batik dan sepasang anggrek bulan mini. Oleh-oleh buat ibuku.
Lepas dari area pameran bunga, kita masih menyempatkan ngobrol panjang lebar... seru-lah, jadi ajang curhat timbal-balik. Betul-betul satu hari yang sibuk buatku. Tapi seru-lah. Kapan-kapan, harus kita lakukan lagi. ;)