Friday, January 27, 2006

LRBM 2006


Awal bulan ini, aku nekat ngirimin paket sketsa rancangan busanaku untuk diikutsertakan dalam LRBM (Lomba Rancang Busana Muslimah) majalah Noor 2006. Deadline-nya sebetulnya tanggal 31 Desember lalu, tapi aku nekat aja. Habis... sampai akhir tahun kemarin jadwalku di sekolah padat banget deh. Nggak bisa menyempatkan diri untuk serius nyelesai-in sketsa rancangan busana, padahal gambar pensilnya sih udah lammaaa... dibikin, segera sesudah pengumuman pertama di majalah (sekitar bulan Oktober deh kayaknya. atau paling nggak, November).
Yah... pendek kata, awal Januari ini deh aku kirim rancangan berjudul 'Melirik Batik Etnik'. Yang berikutnya, 'Antara Kerawang dan (bekasi, maunya... tapi jadi) Keramik)' menyusul. Telat juga... tapi berharap tim juri memperhatikan. Siapa tahu... kalo lihat aku 'nekat banget', tim juri 'jatuh iba' dan menjadikan aku finalis. Haha...! Optimis aja dulu.
Hari ini aku dapat 1 exemplar majalah Noor baru, edisi Februari. Di sampulnya tertulis, "40 Nominasi LRBM". Hm... rancangan dan namaku masuk nggak ya...? Langsung aku buka halaman 30 tempat termuatnya jajaran 40 nominator. Kuteliti satu-satu, hm... lumayan sih, bagus-bagus juga. Setiap meneliti satu nama dan sketsa yang termuat, hatiku menciut sedikit demi sedikit. no.1, bukan aku. 2, bukan aku juga. 3, bukan aku. 4, 5, sampai terakhir... Eh, that's me!!! YEAH.....! It's not final, though. Tapi setidaknya tahun ini rancanganku lolos lagi. Alhamdulillah. Siapa tahu tahun ini bisa 'nembus' sampai final. Batikmania, bukan slogan belaka dong. Melirik Batik Etnik bakalan go publik. (idih, maksa deh, pokoknya bikin tulisan yang ber-rima)

Thursday, January 26, 2006

Test for Teacher

One of my student is really REALLY tests my patience. He keeps acting unaccepted behavior, being impolite, ignoring orders, and (though I know it's exaggerating) never follows intructions immediately. He has to be told 5-7 times before finally 'understand' the instructions and follow it! According to his psychological record, he is a genius. Genius, man...! I might understand that he (and everybody) is unique, but this boy... UGH! Help me God! This boy might not really want to make me angry every day, but he is just didn't care about what happen around him. He is kind of a selfish boy. He wants to gain attention, but seldom pay enough attention to others, especially to the teacher. Me! He really tests me, and I don't know how good my grade will be. Sigh... Don't let me fail on this test. Please....

Monday, January 23, 2006

nasihat seorang kawan

Dapat nasihat dari seorang kawan. Isi nasihatnya bagus sih... pada intinya sih supaya aku lebih baik dan konsisten dalam bersikap. Terima kasih banyak. Sungguh! Tapi kok yang ngasih nasihat ya... ikhwan ya? Pada ke mana nih akhwat-akhwaaaa......t? Berilah aku nasihat, jangan sekadar sindiran atau ngomong di belakang. Ujung-ujungnya nggak lain selain jadi gosip. Iddih! Ayo dong, kutunggu nasihat lainnya.

Sunday, January 08, 2006

Polah... siapa?

Pagi ini, setelah 2 minggu kutunggu-tunggu, Republika Minggu akhirnya datang juga. 2 minggu yang lalu bertepatan dengan hari Natal, libur nasional, jadi koran nggak terbit. Minggu lalu bertepatan dengan tahun baru, libur nasional lagi, jadi ya koran nggak terbit juga, padahal aku nunggu-nunggu … banget, siapa tahu pertanyaan atau pernyataanku tentang kunjungan studi banding (yang emang jadi isyu nasional yang ‘panas’ banget,) para anggota DPR-RI ke Mesir beberapa waktu lalu dikomentari si Bos di rubrik Konbos5000. Aku kirimin via e-mail tertanggal 18 Desember lalu lho, makanya nunggu-nunggu banget pemuatannya. Setelah beberapa kali ditanggapi si Bos, jadi ‘nagih’ nih, biarpun sampai sekarang belum pernah dapat cendera mata dari si Bos . Senang aja bahwa namaku muncul di koran, biarpun orang-orang di Salman sih kayaknya nggak ’ngeh’ bahwa D_Utami@Plasa.com itu aku. Hehe… Tapi account di Plasa juga terbatas banget nih kapasitasnya. Sekarang ini udah over quote, jadi agak susah untuk ngirim dan nge-save banyak pesan e-mail di sana.
Oya, balik lagi ke peristiwa tadi pagi, ketika koran baru datang, aku langsung mbuka halaman yang berisi rubrik Konbos5000, dan mulai mencermati nama-nama pengirim pesan yang dikomentari si Bos. Ah… tak ada namaku di sana. Kecewa dikit, karena aku yakin banget bahwa pertanyaan/tpernyataanku tentang kunjungan studi banding (bermuatan belanja-ria dan hura-hura) para anggota DPR-RI itu isyu yang hot dan layak banget untuk dibahas (biarpun secara bercanda) di media cetak nasional. Tapi ya… sudahlah…. Siapa tahu minggu depan diangkat.
Tahu-tahu… ketika pandangan kualihkan ke bagian bawah halaman itu, kulihat judul di rubrik Polah, berbunyi.”Nenekku Nyopir AngkotHey… it sounds familiar to me. Aku pernah ngirimin cerita bu Tika tentang bibinya yang jadi sopir angkot sehari ke koran ini, dan … apakah ini hasil tulisanku? Ketika kubaca nama pengirimnya, Hehe… Jelas banget terbaca, Diah Utami, lengkap dengan alamat rumah!! Haha…! Katanya bakal dapat imbalan nih, untuk yang tulisannya dimuat di rubrik itu. Aku jadi nunggu-nunggu nih, bakalan dapat apa ya dari Republika? Pagi tadi juga, langsung kutelfon Bu Tika untuk ngabari tentang hal ini, dan kita ketawa-ketawa bersama, janjian untuk makan-makan kalau aku dapat honor. Lalu dia bilang, nanti akan cerita lagi ah…, yang nanti biar aku aja yang nulis dan ngirimin, lalu kalau dimuat, ya kita makan-makan lagi. Hehe… asyik aja. Aku juga jadi pengen nulis cerita yang lain. Sudah ada ide (yang sebetulnya udah nggak) baru lagi di kepalaku. Mau cerita tentang Pak Tasmin yang SPG dan (lagi-lagi) cerita Bu Tika dengan penumpang Angkot ber-rok mini yang akhirnya memakai koran untuk menutup paha atasnya. Aha…

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka