Tuesday, February 17, 2009

Seragam Baru Lagi

Guru-guru di sekolah kami punya seragam baru lagi. Setelan blazer dan celana panjang hitam dengan garis berkilau dan dalaman kemeja putih model masa kini (yang ramping membentuk tubuh tea...). Terkesan gagah. Kalau kerudung dimasukkan ke balik blazer, rapi sih... tapi bukan gayaku banget. Punyaku agak sempit, kurang nyaman. Nggak biasa pakai baju ngepas sih... ;) Seluruh staf AIS berfoto bersama di ruangan paling cerah di sekolah ini. How do we look? ;)

Saturday, February 14, 2009

Quote of the Day

I have no country to fight for; my country is the earth, and I am a citizen of the world.
Eugene V. Debs

Wednesday, February 11, 2009

Kita, Cina, dan India (Renungan Tragedi Demo Sumut)

Dikutip dari Republika Jumat, 06 Februari 2009 pukul 06:56:00
Oleh: Zaim Uchrowi

Berangkatlah dengan damai ke hadirat Ilahi, saudaraku Abdul Aziz Angkat! Engkau bukan korban. Engkau pahlawan meskipun keluarga memilih memakamkanmu di pekuburan biasa. Kepahlawananmu kau tunjukkan dengan kematian yang menjadi penanda bagi seluruh bangsa ini: Moralitas macam apa yang kita miliki sekarang ini sebagai bangsa?

'Pemekaran'. Itu kata indah yang dalam beberapa tahun terakhir menari-nari di benak banyak orang di seluruh Nusantara. Ada argumen indah di balik kata itu. Buat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tapi, tak sedikit pula permainan kepentingan yang ada di balik kata dan alasan indah itu. 'Pemekaran daerah' berarti memperbanyak jabatan serta kesempatan menyedot dana publik. Akan ada jabatan gubernur, bupati, dan wali kota baru. Akan banyak kursi baru di dinas-dinas, juga di lembaga legislatif. Akan muncul pula orang-orang kaya baru.

Akankah rakyat umum teruntungkan dari 'pemekaran'? Tak selalu. Tak sedikit provinsi, kabupaten, serta kota hasil pemekaran yang sampai sekarang belum layak sebagai provinsi, kabupaten, dan kota semestinya. Tak sedikit pemekaran yang lebih didorong kepentingan elite. Berbagai cara akan ditempuh untuk mengegolkan pemekaran. Termasuk, bila perlu, dengan aksi demo anarkis. Entah apakah hal ini pula yang terjadi pada aspirasi pemekaran Provinsi Tapanuli. Yang pasti, penyampaian aspirasi itu telah berkembang anarkis hingga engkau, Ketua DPRD Sumatra Utara, mengembuskan napas terakhirmu.

Memang seburuk inikah wajah kita saudaraku? Budaya macam apa yang sebenarnya kita miliki saat ini? Dengan budaya yang ada, bagaimana kita dapat menjadi bangsa besar? Bagaimana kita mampu berdiri tegak dan bermartabat sebagaimana India, Cina, apalagi Amerika di tengah kompetisi global yang kian ketat ini? Ataukah kita telah menikmati, lantaran terbiasa, terus berkubang dengan berbagai persoalan? Termasuk dengan pertikaian demi pertikaian? Amerika, Cina, dan India punya modal jelas untuk dapat berjaya di kancah global.

Dengan hegemoni politik dan budayanya, Amerika akan terus mencetak dolar, mengekspor film, musik, budaya makan, program teknologi informasi, serta senjata ke pasar dunia buat memakmurkan dirinya. Cina memiliki masyarakat pekerja superkeras yang mampu mengembangkan industri manufaktur yang menguasai dunia. Maka, di tengah resesi sekarang, pun mereka terus berekspansi untuk menguasai pasar Afrika. Juga, agresif merebut energi di seluruh dunia. Sedangkan, India akan terus tertopang oleh jejaring para profesionalnya yang menguasai lembaga-lembaga serta perusahaan-perusahaan dunia.

Hingga 64 tahun merdeka, kita belum punya modal jelas buat berjaya di dunia. Kita masih bergelut dengan persoalan-persoalan lama, juga tetap mempertahankan perilaku-perilaku lama. Rumitnya pula, kita tidak merasa ada yang keliru dengan keadaan bangsa. Kita tak merasa perlu ada yang diubah dari bangsa ini. Kita tak merasa perlu mendesak para pemimpin, serta seluruh kekuatan politik, untuk bekerja keras mencari jalan baru bagi Indonesia. Kita bukan penguasa seperti Amerika, bukan pekerja keras macam Cina, juga belum jadi profesional global seperti India. Apa yang akan kita andalkan buat mengatasi kemiskinan, keterbelakangan, kemerosotan lingkungan, serta moral yang ada?

Saudaraku Abdul Aziz Angkat, kematianmu mengingatkan bahwa saat ini kita masih terlena. Kita, para akademisi, budayawan, wartawan, profesional, rohaniwan, serta para pendidik, ini masih terus menangguk keuntungan dari kecentangperenangan yang ada. Kita belum sungguh-sungguh berusaha mentransformasi bangsa ini menjadi bangsa maju yang mampu menyejahterakan dan menenteramkan seluruh rakyatnya. Jalan kematianmu adalah jalan syuhada atas bakal terjadinya perubahan mendasar Indonesia.*

Quote of the Day

It is not enough to have a good mind; the main thing is to use it well.
Rene Descartes

Monday, February 09, 2009

Fenomena Facebook

Akhir-akhir ini fenomena facebook makin menggejala. Teman-teman (kebanyakan dari) masa lalu bermunculan dan 'menampakkan diri'. Teman-teman masa kini hingga teman masa depan pun tak kurang seru ikut meramaikan daftar teman dan saling berkomentar. Menyambung silaturahmi. Insya Allah. Ada beberapa net-tiquette yang kiranya berguna untuk kenyamanan kita bersama. Yuk, sama-sama kita terapkan.
7 Etika Bikin Facebook-an Kian Nyaman
Santi Dwi Jayanti - detikinet

Jakarta
- Beberapa waktu lalu muncul kasus pria membunuh istrinya karena sang istri mengubah status di Facebook menjadi single. Kasus lain, meski tak seekstrim itu, bisa muncul kapan saja hanya karena situs jejaring semacam Facebook. Lantas bagaimana meminimalisir hal ini terjadi? Beberapa 'etika' Facebook yang dikutip detikINET dari Msnbc berikut mungkin berguna bagi Anda.
1. Status hubungan Anda adalah keputusan bersama pasangan
Jangan pernah mengubah-ubah status hubungan Anda jika tidak didasari kesepakatan bersama antara Anda dan pasangan. Banyak kasus buruk terjadi akibat seseorang merubah statusnya secara sepihak. Jangan lupa, teman-teman Anda atau teman pasangan Anda bisa mengetahui hal ini dengan cepat.
2. Berteman dengan teman dari sahabat Anda pun ada etikanya
Ketika ingin berteman dengan teman sahabat Anda di Facebook, jangan lupakan keberadaan teman Anda yang di sini berperan sebagai 'penghubung'. Katakan dari siapa Anda mengetahui profil mereka. Anda tak mau dicurigai sebagai sales bukan?
3. Siapkan diri ketika berteman dengan seseorang yang pernah berkencan dengan Anda
Sebelum Anda melakukannya, lebih baik Anda siap mental dulu. Beberapa status yang dia tulis bisa jadi membuat Anda cemburu. Dibutuhkan kedewasaan untuk melakukan hal ini. Namun jika Anda tidak ambil pusing, lakukan saja.
4. Jangan banjiri profil dengan foto, video, dan komentar yang berkaitan dengan gagalnya hubungan Anda
Hal itu sepertinya tidak pantas dilakukan di Facebook. Jika Anda ingin minta simpati, teleponlah teman Anda, jangan bertanya pada orang-orang di dunia maya, apalagi di Facebook yang diakses banyak orang. Anda malah bisa dipermalukan.
5. Jangan curhat dan buka rahasia di Facebook
Jika Anda ingin curhat dan sejenisnya, lebih baik Anda tidak melakukannya di Facebook. Gunakan saja e-mail, telepon atau lakukan saat sedang makan bersama teman Anda misalnya. Masih banyak fasilitas lain bukan? Anda tentu tidak ingin rahasia Anda diumbar oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
6. Kenali Perbedaan antara Wall dan Message
Suatu pernyataan yang menyangkut hubungan pribadi Anda sebaiknya tidak usah terlalu diekspos. Kalimat seperti "I luv u soo much baaabyy.. I Can't wait too see 2neit", mungkin akan lebih cocok jika ditulis di message.
7. Jangan sekali-kali Membuat profil Palsu
Mungkin terlintas di benak Anda untuk membuat akun palsu mantan pacar yang telah menyakiti Anda. Kemudian, Anda posting hal-hal buruk tentangnya. Tentu saja, jangan pernah benar-benar melakukan hal ini. Jika aksi Anda ketahuan, orang-orang malah bisa memberi cap negatif pada Anda.
Intinya adalah jangan umbar banyak informasi tentang diri Anda apalagi yang bersifat pribadi. Anda tak akan pernah tahu apa saja yang bisa terjadi ke depannya. Ingat, dunia maya meski menyenangkan tetap penuh dengan risiko dan juga orang-orang jahat.
( sha / fyk )

Saturday, February 07, 2009

Quote of the Day

When the flower blooms, the bees come uninvited.
Ramakrishna

Anggrek

Anggrek bulan kuning. Kali ini tak lagi sendiri. Empat sekawan di batang panjang, sementara kuncup-kuncup bunga dari batang lainnya juga bermunculan, menanti saat paling tepat untuk mekar pula.
Satu jenis bunga anggrek lagi. Sudah mekar sempurna. Semua kuntumnya merekah indah. Tak henti aku mengagumi, karya cipta Ilahi yang dititipkan-Nya di taman ibuku.

Monday, February 02, 2009

Quote of the Day

Whenever a total eclipse of the sun was visible in an accessible region parties were sent out to observe it.
Simon Newcomb

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka