Saturday, September 29, 2007

Hari ini jalan-jalan sedikit. Diawali dengan tidak enak. Biasa… awalnya kupikir akan lebih mudah bila pergi sendiri, tapi ibu juga akan pergi ke Assalaam. Kupikir kemudian, apa salahnya bila sekalian kuantar ibu. Berusaha jadi anak berbakti-lah sama ibu. Sesekali. Tapi lagi, biasalah… ibu. Beliau ingin pergi pada jam sekian jam sekian, lalu maksa-maksa aku untuk segera bersiap, lalu mulai ngomel ketika aku masih belum juga beranjak dari depan laptop. Aku lagi nggak enak badan, sebetulnya. Panas tenggorokan, hidung meler, demam juga dikit, sejak kemarin. Ditambah lagi dengan omelan ibu panjang-pendek, makin nggak enak badan aja. Tapi akhirnya oke jugalah, pergi jam sebelas-an. Kesiangan sih… aku tahu. Aku sudah salah di situ.

Tujuan awal ke Assalaam dulu, biar tenanglah hati ibu. Mau bayar zakat. Terhadang macet di bubat dan perempatan Pungkur, sungguh menyebalkan. Panas terik, tak bisa nyalain AC mobil, wah… sungguh bukan perjalanan yang menyenangkan. Shalat dzuhur di masjid Assalaam, lalu pergi lagi ke tujuan berikutnya.

Beranjak dari Assalaam, kembali menembus kemacetan di jalanan menuju BIP. Niatnya mau ambil fotoku di Jonas BIP, sebagai pelengkap persyaratan lomba nulis cerpen Rohto. Tapi… sudah 2 kali muter bahkan sampe masuk basement segala, tetap juga nggak nemu space parkir. Sebal, kesal, akhirnya kuputuskan untuk keluar saja. Aku sudah menyiapkan foto lain sih sebagai pelengkap persyaratan lomba itu. Pergilah kita ke kantor pos besar. Aku sungguh berpikir bahwa dateline lomba itu adalah besok. Maka… betul-betul harus hari ini untuk mengirimkan berkas lomba itu. Syarat lainnya sudah siap. 3 rangkap naskah plus sinopsis (yang ngasal banget, hehe…), sudah ku-print sejak kapan, tauk. Copy file dalam bentuk disket plus beberapa file foto-foto cantikku (ehm!), biodata, copy SIM, kemasan lip-ice, plus selembar foto (yang bukan foto terbaikku) sudah kusiapkan. Kukirim hari ini! Done! (Eh, ternyata dateline-nya masih 10 hari lagi!) Baguslah. Sekali-sekali nggak mepet waktu, boleh kan...? ;)

Thursday, September 27, 2007

Quote of the Day

Practice does not make perfect. Only perfect practice makes perfect.
Vince Lombardi

The Three Dolls

A story to share from Qisas.com
A sage presented a prince with a set of three small dolls. The prince was not amused.“Am I a girl that you give me dolls?” he asked.
“This is a gift for a future king,” said the man. “If you look carefully, you’ll see a hole in the ear of each doll.”
“So?”
The sage handed him a piece of string.
“Pass it through each doll,” he said.
Intrigued, the prince picked up the first doll and put the string into the ear.
It came out from the other ear.
“This is one type of person,” said the man. “Whatever you tell him, comes out from the other ear. He doesn’t retain anything.”
The prince put the string into the second doll. It came out from the mouth.
“This is the second type of person,” said the man. “Whatever you tell him, he tells everybody else.”
The prince picked up the third doll and repeated the process. The string did not reappear from anywhere else.
“This is the third type of person,” said the man. “Whatever you tell him is locked up within him. It never comes out.”
“What is the best type of person?” asked the prince.
The man handed him a fourth doll, in answer.
When the prince put the string into the doll, it came out from the other ear.
“Do it again,” said the sage. The prince repeated the process. This time the string came out from the mouth. When he put the string in a third time, it did not come out at all.
This is the best type of person,” said the sage. “To be trustworthy, a man must know when not to listen, when to remain silent and when to speak out.”

Monday, September 24, 2007

Sunday, September 23, 2007

Our First Performance

Kemarin pagi, aku berangkat awal dan nyampe sekolah jam 7.15-an. Janjian sama anak-anak P5-S1 untuk berlatih sebelum tampilan mereka di depan orangtua murid. ‘Cuma’ nyanyiin Oh Kecilnya Dunia secara canon saja ('kejar-kejaran...'). Kita latihan 3 hari saja, mulai Rabu sampai Jumat sore. Itupun cuma sekitar setengah jam-an. Rada nggak yakin awalnya. Dengan Darin yang direncanakan mengiringi dengan keyboard, ternyata baru bisa latihan ‘beneran’ di hari Jumat. Alka yang bertingkah luar biasa selama latihan, Fari yang ‘hilang-timbul’, dan anak-anak laki yang secara umum nggak serius latihan. Phew…!
Kemarin pagi kita latihan lagi sekitar setengah jam. Dibantu pak Hajar yang ikut mengarahkan, kita sempat latihan beberapa kali. Dengan permainan 1 finger accompanion on my keyboard by Darin, plus ‘modivikasi’ intro dan ending. Hmm… not bad-lah. Bismillah…
Tampil di urutan ke-4 sebelum presentasi dari pihak sekolah by Pak Amran dan pembagian laporan tengah semester, anak-anak sempat cemas. Termasuk aku dong. Iqbal dan Demma ternyata nggak datang, padahal pembagian suara sudah fix. Tapi apa boleh buat, the show must go on. Maka tampillah mereka dengan aku ‘memandu’ dari belakang. Tidak mengecewakan. Kelompok Alka dan Putra malah terlihat ceria dengan gerakan ritmis kepala bahkan badan mereka. Sedangkan kelompok seberangnya malah relatif lebih ‘kalem’ (kalo nggak bisa dibilang statis). Ya, pantas saja. Di depan ‘hanya’ ada Galuh, Feizal dan Adit yang emang anak-anak pendiam. Hehe… But again, overall, their performance is just perfect (considering the lack of time to practice). I kind of satisfied. Sure we can do better next time, with different performance. Insya Allah. I’ve told them during the evaluation session. Thank’s, kids.

Friday, September 21, 2007

Quote of the Day

The purpose of life is a life of purpose.

Manage Your Stress

Dapat e-mail dari seorang teman tentang Manajemen Stres. Sebetulnya sudah pernah 'dengar', tapi ada baiknya di-share di sini. Enjoy your stress. ;)

Seorang dosen sedang memberikan kuliah tentang Manajemen Stres.

Dia mengangkat segelas air dan bertanya kepada mahasiswanya "Seberapa berat anda kira segelas air ini? "Mahasiswa menjawab mulai dari 20 gr sampai 500 gr".

Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya.

Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.

Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat".

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya".

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.

Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......


Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya!!

Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi hanya dapat dirasakan jauh di relung hati anda.

Monday, September 17, 2007

Sunday, September 16, 2007

Kakak dan Adik

Kakak Panji ingin sekali memangku si adik. Beberapa kali dia minta, masih belum boleh sama bundanya. Masih khawatir, adiknya kan masih lemas. Hari ini, aku berkesempatan memotret moment kakak dan adik itu. Bukan foto terbaik, mungkin, tapi cukup memuaskan hati si kakak (untuk sementara) bahwa dia berkesempatan untuk menggendong adik kecilnya, dan foto mereka di-posting di blog tantenya. Ehm. :)

Wednesday, September 12, 2007

Quote of the Day

The purpose of life is a life of purpose.
Robert Byrne

Jelang Ramadhan


Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Ramadhan datang lagi. Semoga kita semua mendapatkan barakah-Nya sepanjang bulan mulia itu.

Mohon maaf lahir & batin untuk semua kenalan dan kerabat, bila sepanjang tahun lalu ada salah dan khilaf yang sengaja atau tidak membuat hati terluka. Semoga kita masuki Ramadhan dengan kebersihan hati, dan kembali fitri di Syawal nanti. Amiin.

Saturday, September 08, 2007

Quote of the Day

Don't go through life, grow through life.
Eric Butterworth

Quadruple Accidents

Jumat sore, teman-teman sudah nggak sabar pengen pulang. Rapat evaluasi alias Contact Time Meeting dilewati tanpa antusiasme berarti. Lebih antusias untuk bisa pulang cepat. Mendung sudah menggantung rendah di langit, membuat bumi jadi gelap. Jam setengah 5-an, rapat usai, dan segera pula satu persatu teman-teman meninggalkan sekolah. Aku masih di sekolah beberapa waktu, tapi nggak lama-lama juga karena ada janji sama bu Tika.
Hujan deras sudah mengguyur Kota Baru pada saat aku meninggalkan area sekolah. Payungku yang memang sudah lama terlipat di dalam tas (terakhir kuingat, sudah berlubang dan copot satu kaitnya), kukeluarkan lagi untuk melindungi aku melintas selasar menuju tempat parkir, mengambil mobilku untuk mendekati jalan masuk ke sekolah, supaya notebook-ku tak terlalu kuyup. Payungku 'menyerah' diterpa angin kencang Padalarang. Pak Satpam meminjamkan payung besar yang... hm... rusak juga sih, sebetulnya. Tapi masih lebih baik daripada payung lipatku yang rapuh. Dan hujan sudah terlanjur deras. Apa boleh buat. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, bagian dalam mobilku basah juga ketika aku membuka dan menutup pintu.
Aku dan Nova pulang bareng. Merintis jalan menuju gerbang tol sudah merupakan perjuangan yang mendebarkan, karena butiran hujan sebesar-besar jagung menimpa kaca mobilku dengan deras, membuat pandanganku buram. Embun menambah gelap visi ke depan, sedangkan aku tak bisa menyalakan AC. Kelihatannya rusak, perlu perbaikan. Bismillaahi majreeha wamursaaha innaRobbii laghofuururrahiim.
Menjelang gerbang tol Padalarang, antrian panjang sudah mengular. Setelah lolos dari gerbang tol, baru sekitar 1 atau 2 km berjalan, kendaraanku tertahan lagi oleh antrian panjang (lagi). 'Pasti ada kecelakaan', pikirku saat itu. Dan dugaanku tak salah. Sebuah mobil polisi nyelip-nyelip di bahu kiri jalan, disusul oleh mobil patroli Jasa Marga yang ber-halo-halo dengan megaphone meminta pengguna jalan untuk bersabar karena ada kecelakaan di depan. Sepanjang jalan, aku berdoa mohon keselamatan (mmh, kalo udah begini aja, ingin banget ya dekat sama Dia. Jadi malu hati nih...). Walaupun begitu, aku berusaha untuk tetap waspada konsentrasi ke jalan, tapi penasaran juga ingin tahu apa yang jadi penyebab kecelakaan.
Yang pertama, mungkin sekitar 3 atau empat mobil yang terlibat kecelakaan, tapi sudah menepi di bahu jalan. Salah satunya, sebuah kijang hitam yang hidungnya penyok. Lainnya, entah apa lagi. Aku kembali konsen ke lalu lintas di depanku, sementara Nova, hmm... tidur. :(
Jalan masih belum lancar. Beberapa ratus meter berikutnya, penyebab kemacetan berikutnya terlihat. Kecelakaan kedua. Entah mobil apa yang terlibat saat itu. Beberapa orang terlihat keluar dari mobilnya untuk melihat seberapa parah kerusakan yang terjadi.
Jalanan masih belum lancar, dan kutahu para pengemudi meningkatkan kewaspadaan ke level yang lebih tinggi dari biasanya. Berikutnya, sebuah kijang lainnya berhenti di tengah jalan, menabrak pembatas jalan. Jalanan masih padat. Kulihat seorang petugas P3K menyeberang ke ruas jalan yang berlawanan. Rupanya di seberang pun ada kecelakaan lain.
Di tikungan menuju gerbang Cimahi Pasteur, ada satu kecelakaan lain. Tidak parah sih... tapi tetap saja namanya kecelakaan. Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun. 1 kilometer menjelang gerbang Pasteur, kembali antrian panjang menyambutku. Sampai di gerbang Pasteur, hujan sudah tak terlalu deras. Alhamdulillah. Tapi tetap harus waspada, karena malam sudah menjelang. Kemampuan pandanganku menurun juga.
Akhirnya... perjalanan Padalarang-Pasteur yang biasa kutempuh dalam waktu 15 menit saja, kali itu kuhabiskan dalam waktu 4 kali lipatnya, diseling dengan berbalasan sms dengan pak Amran yang juga terjebak macet di Cimahi usai mengunjungi tukang cukur. Gila aja, di jalan tol, SMS-an??? Lagian... Pak Amran mah lagi sakit tuh (beberapa hari ini demam) bukannya mengunjungi dokter, kok malah ke tukang cukur (dan katanya kondisinya sudah lebih baik. Hah, lain kali kalo aku demam, apa berkunjung ke tukang cukur juga ya? :P Hehe...)

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka