Friday, December 08, 2006

Selamat Jalan Teh Dewi...

Senin dini hari lalu, akhirnya teh Dewi yang kita cintai berpulang kepada Sang Pemilik Jiwa. Beberapa hari dalam kondisi kritis dan labil yang fluktuatif, tentu saja membuat keluarga dan teman-teman yang sayang padanya hanya mengharapkan yang terbaik untuknya (terutama, dan tentu juga bagi keluarga yang ditinggalkan). Setelah semua saling mengikhlaskan, teh Dewi menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU rumah sakit Immanuel. Semoga dalam sunyinya, teteh masih selalu menyebut nama-Nya.

Yaa ayyatuhannafsul muthmainnah. Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-mu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku (Q.S. Al Fajr 27-30)

Aku tak bisa hadir untuk menyalatkan dan mengantarkan teteh ke tempat peristirahatan terakhirnya. Saat itu aku sedang tidak di Bandung. Simpang-siur SMS sejak jam setengah dua-an pagi membangunkan aku dari lelap tidur, mengabari berita duka itu. Innalillaahi wainna ilayhi raaji’uun. Kita semua sayang teteh, tapi Allah mungkin lebih sayang padanya, sehingga dipanggilnya ia segera.

Kudengar, hampir seluruh sekolah datang untuk melayat. Sekolah nyaris sepi! Nyaris semua guru ingin ikut hadir mengantar jenazah teh Dewi ke ‘rumah masa depannya’. Armada mobil jemputan sekolah stand by, siap mengantar siapapun yang akan pergi ke sana. Kendaraan orang tua murid pun membentuk konvoi panjang. Bahkan pesan yang berantai sangat cepat juga membuat beberapa ‘alumni’ Salman ikut hadir, selain tentu saja murid-murid yang dulu pernah belajar bersama ibu guru yang lembut dan baik hati itu. Semoga teh Dewi meninggal dalam keadaan husnul khatimah, dengan iringan doa dari semua teman dan kerabat yang mencintainya. Ya Allah, terimalah amal ibadahnya, ampuni dosa-dosanya, dan tempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Mu. Amiin.

Friday, November 24, 2006

Kontainer Keren

Truk kontainer di Jerman yang body-nya dimanfaatkan optimal sebagai space iklan. Keren... tapi pasti cuma kalau dilihat dari sudut ini. Kalau dari depan, pasti kelihatan aneh. Hehe...

Tuesday, November 21, 2006

Panen Undangan Nikah

Pekan ini, 4 buah undangan nikah ditempel di papan pengumuman kantor guru. Pekan sebelumnya, dua helai yang lain baru saja dicopot. Bulan depan, sudah ada 2 teman yang berada dalam 'waiting list'. Sampai-sampai ada yang iseng juga, "ketik Merried (spasi) Meity" atau "ketik Merried (spasi) Erwin" dsb dengan menyebutkan nama calon pengantin yang berbahagia itu. Hm... lalu, dikirim ke mana, pak? Hadiahnya apa? Ah... ada-ada saja.
Hari Minggu kemarin, aku pergi ke Jakarta, menghadiri undangan pernikahan bu Meity. Aku sudah janji sejak lama akan mengupayakan hadir di acara walimahannya.
Jam 8, berangkat dari tempat kos. Janjian sama bu Umi di BMI Cihampelas, dan nggak berapa lama kemudian dijemput kijang putih yang dikemudikan pak Maman. Fully loaded. Bu Anna sang istri dan bayinya yang murah senyum duduk di depan. Bu Indri sang pemilik kendaraan bersama ibu dan anaknya berada di tengah, diapit oleh bu Santika dan bu Umi. Aku di belakang, bareng bu Puji bersama suaminya, berhadapan dengan Dadan (yang akhirnya seru bernostalgia-ria).
Dalam perjalanan, eh... sms dari sebuah nomor yang belum terdaftar di handphone baruku datang, ngajakin barengan ke nikahannya pak Erwin. "Boleh nebeng nggak?" tulisnya di akhir pesan, mengetahui bahwa aku biasa bawa mobil ke mana-mana. Si kukut tea... Wah, kebetulan pulsa lagi abis, akhirnya baru bisa mbalas setelah beli pulsa di dekat tempat walimahan. Sorry-sorry... bukannya sok sombong nggak mau mbalas pesan atau nggak boleh nebeng, tapi aku memang sedang nggak beredar di Bandung nih hari itu.
Bu Meity menikah dengan seorang berkebangsaan Pakistan yang sudah dikenalnya sekitar 6 tahun. Beberapa hari mendatang, dia akan segera menyusul suaminya ke luar negeri setelah menyelesaikan pengurusan visa-nya. Semoga urusannya lancar. Barakallaahu lakum.

Saturday, November 11, 2006

Nengokin Teh Dewi

Sudah lebih dari 2 minggu ini teh Dewi terbaring di rumah sakit. Trauma Pankreas. Begitu kata dokter. Pankreas-nya memproduksi enzym berlebihan. Untuk menghindarinya, teh Dewi belum bisa makan banyak, bahkan nyaris belum bisa makan. Asupan gisinya saat ini tergantung pada botol infus yang sudah berulang kali diganti.
Subhanallah... teteh yang satu ini memang tegar sekali. Setelah 9 kali pindah titik infus-an di kedua lengannya, akhirnya jarum infus itu 'ditanam' di dekat bahunya, di vena terbesar. Gitu kabarnya.
Setiap kali kita tengok, teteh selalu berhasil memunculkan senyum bahkan tawa canda hingga kisah-kisah lucu dari kamar tempatnya melewatkan hari belakangan ini. Sebaliknya, kita yang nengok juga menceritakan berbagai kisah yang menyenangkan. Dari sekolah bersama murid-murid ataupun kisah lainnya yang kita temui 'di jalanan'. Sejujurnya, aku nggak tahu apakah kita mesti mengimbangi keceriaan teteh itu dengan keceriaan serupa. Di satu sisi, teteh mungkin terhibur dengan keberadaan, cerita dan canda kita, tapi mungkin kelak malah membuat teteh 'menderita' karena dia merasakan nyeri setelah otot perutnya terguncang karena tawa bersama kita. Tapi sebetulnya, mungkin memang sebaiknya orang yang sakit 'disuguhi' banyak cerita lucu ya. Seperti kisah dokter Patch Adams. Hm... boleh juga deh ya teh? Kita perbanyak cerita lucu supaya teteh terhibur. Semoga cepat sembuh. Syafakillah wabarakallah. Amiin.

Wednesday, November 08, 2006

Kakak Beradik

Tahun ini, kami berempat bisa berfoto bersama libur lebaran yang lalu di depan rumah ibu. Ini salah satu pose ceria (atau gila?) kami. Mbak Yayu serius berpose 'gila'. Haha... Dia mungkin mau menerkam teh Trini yang duduk manis di depannya. Sementara aku yang mengusulkan pose gila malah cuma senyum lebar. Sama dengan mbak Rani yang berdiri tepat di belakangku. Semoga keceriaan ini akan terus berlanjut. Amiin.

Monday, November 06, 2006

Tsunami desu ka?

Gambar cantik ini selalu saya suka. Menggelorakan semangat, kekuatan, menebar ketakutan, tapi juga harapan bahwa suatu saat badai kan menepi dan lautan tempat kita berlayar akan menjadi laut tenang yang nyaman untuk dilayari. Kirei, janai?

Saturday, November 04, 2006

Sehari Bersama Bu Tika

Hari ini aku nyaris selalu bersama bu Tika. Pagi-pagi nebeng motornya ke sekolah. Aku ngerjain display buat kelasku. Hmm… bukan display yang kayak apa sih…, cuma lembar evaluasi harian aja buat siswa, supaya termotivasi untuk selalu lebh baik setiap hari. Seperti yang pernah kuterapkan di kelas 3A yang lalu. Rencananya, anak-anak menuliskan perbuatan baik yang mereka lakukan di hari tertentu, supaya jadi motivasi untuk yang lain. Mudah-mudahan efektif. Amiin.

Setelah itu aku nggarap presentasi PowerPoint buat ngelengkapi laporan kegiatan KBM Lapangan kelas 4 ke Wiyata Guna yang lalu. Hampir selesai. Tinggal beberapa slide lagi. Mungkin tinggal 3 yang akhir aja. Insya Allah hari Senin bisa selesai. Kalau komputer di ruangankepsek punya CD writer, aku bisa selesaikan sekaligus. Tapi kalau nggak, mungkin aku harus minta bantuan pak Amin atau pak Cucu atau pak Devi untuk mengisikan file itu ke dalam CD. Kalau bisa sih, CD yang berisi file foto aja sekalian, biar ‘sepaket’. ;)

Sekitar jam setengah dua, kita berbondong-bondong ke aula belakang untuk bersilaturahmi dengan pihak Yayasan dan perwakilan orangtua murid. Di awal acara, aku dan bu Reni sempat ‘membajak’ buku yang sedang dibaca bu Tika, tentang kisah para ‘lajangster’ yang hmm… beberapa di antanya ‘gue banget deh’. Aku sama bu Reni sama-sama bertekad untuk menyamai prestasi mereka, bahkan kalau mungkin, melebihi! Wah…. Apa ya yang bisa kita lakukan? Hmm… Nulis buku bareng, mungkin? Bikin grup nyanyi dengan lagu-lagu karangan sendiri, atau… apapun. Pokoknya mengibarkan nama deh, jangan jadi lajang kuper, lajang frustrasi, lajang cengeng, dsb dsb, pokoknya jangan jadi lajang negatif deh. Jangan sampai…!!!

Bada ashar, kita berangkat ke kondangannya pak Iwan. Anaknya sunatan. Masih sempat makan-makan dengan menu lengkap biarpun kita datang udah sore banget. Hihi… Dari sana, masih bu Tika yang bawa motor. Persinggahan berikutnya adalah BIP. Bu Tika rencananya mau beli sepatu olahraga. Bu Westri bilang, lagi ada gemebyar diskon di Matahari dept.store-nya BIP. Eh… sepatu nggak ketemu, malah beli jaket. Termasuk aku! Dengan model yang sama, cuma beda ukuran dan warna, akhirnya kita beli jaket ‘kembar’. Aku beli yang hitam, bu Tika dapat yang biru muda. Konon, diskonnya mencapai 70%. Kita ‘cuma’ mbayar 50.000 setelah korting. Harga yang tertera di bandrol sebetulnya 125 ribu. Wah… aku nggak mau kehilangan momen. Di kesempatan lain, belum tentu kita akan dapat jaket serupa dengan harga segitu. Lagian, aku kan udah niat mau beli dan mbawa motor sendiri. Anggap aja jaket ini sebagai ‘modal awal’ untuk masa-masa bermotor-ria nanti. ;)

Dari BIP, masih bu Tika yang bawa motor, karena aku agak gamang kalau harus mbawa beban penumpang dan belanjaan seperti itu, ditambah lagi dengan kondisi lahan parkir di basement yang berupa tanjakan miring dengan alur berputar. Rada ngeri-lah. Kita sempat berhenti di pom bensin dekat gerbang tol moh. Toha. Dari sana aku menawarkan diri untuk mbawa motor Mio-nya. Bu Tika setuju, jadilah aku mbawa motor itu sampe gang dekat rumah. Lumayan juga. Caraku membawa motor, hm…nggak mengecewakan-lah. Sok atuh, SIM udah punya, jaket udah punya, cara mbawa motor juga sudah lumayan. Tinggal mbeli motornya aja nih… Kapan ya…?

Friday, November 03, 2006

Teh Dewi Sakit

Beberapa teman berniat untuk mendonorkan darahnya untuk teh Dewi yang sedang membutuhkan transfusi (HB-nya nge-drop), tapi nggak bisa pergi pake mobil yayasan, terlebih lagi karena nggak ada sopir. Aku nyaris didaulat untuk jadi sopir mobil yayasan. Tentu saja kutolak, karena aku toh bawa mobil sendiri. Akhirnya kita ‘bolos’ dari acara evaluasi sekolah, lalu berangkat ke PMI. Aku, bu Westri, dan bu Umi, plus bu Tia yang berencana untuk jadi donor. Bu Rika berangkat dengan suaminya, pak Edi dan pak Erwin juga berangkat sendiri-sendiri, ketemuan di sana.

Bu Tia ternyata ‘tereliminasi’ gara-gara Hb-nya kurang dari 12,5. Pak Erwin pun kemudian ‘tersingkir’. Jadinya, cuma pak Edi dan bu Rika yang sukses mendonorkan darahnya. Setidaknya… sesuai dengan yang diminta deh, 2 labu untuk persediaan. Karena nggak ada kerjaan di PMI, kita akhirnya ke RS, nengokkin teh Dewi lagi. Di sana, ketemu Intan dan bu Tika yang kebetulan datang barengan, juga pak Soleh dan pak Yadi yang datang untuk nganterin sumbangan dari temen-temen di sekolah. Nggak seberapa sih kalau dibandingkan dengan biaya pengobatan yang katanya, sampai hari ini saja udah mencapai 6 jutaan. Masya Allah… Ringankanlah rezeki mereka ya Allah. Mudahkanlah urusannya. Amiin.

Tak berapa lama selepas adzan maghrib, ketika kita tinggal, teteh sempat nangis. Katanya sih sedih (terharu, kali…) karena temen-temen begitu baiknya. Ah, itu kan hanya karena kebaikan yang teteh semai. Sebagiannya sudah membuahkan kebaikan juga, teh. Semoga makin banyak kebaikan yang teteh ‘panen’. Amiin.

Tuesday, October 31, 2006

Karaoke...

Janjian ketemu seorang teman lama di masjid Salman. Ngobrol panjang lebar, dilanjut sambil makan-makan di Pizza Hut. Berita mengejutkan kudengar darinya. Dia baru saja menjalani kejadian yang sangat tidak menyenangkan, heartbreaking. Selain menjanda dengan 2 anak (salah satunya dipisahkan darinya) karena suami yang melakukan kekerasan domestik, dia ternyata sudah menikah lagi sebagai istri kedua, sirri, dan kemudian bercerai lagi. Baru sebulan yang lalu, 33 hari yang lalu, tepatnya. Masya Allah…

Tapi walaupun dia bilang dia (tentu saja) sempat nangis-nangis, tapi ketika menceritakannya, dia terlihat sangat tenang dan terkendali. Wah… kalau aku yang ada di posisi dia, aku nggak yakin apa aku bisa setenang itu. Laa yukallifullaahu Nafsan illa wuts’aHaa.

Jadi kepikiran… apa ya maksud Allah di balik semua kejadian ini? Pertemuanku dengannya, mendengarkan ceritanya, juga tentang seorang teman lain yang rela jadi istri pertama yang diduakan. Kenapa semua cerita yang kudengar ternyata berhubungan dengan pernikahan-pernikahan ganda. Apa maksudnya, ya Allah? Beri aku pengertian…!

Siang, dapat sms dari Ita dan Lina, ngajakkin karaoke-an. Hihi… hayu. Janjian ketemu di masjid Salman bada shalat maghrib, kita lalu pergi ke karaoke box di daerah Buahbatu (pelanggan setia deh ya…?). Masuk waiting list, akhirnya kita minum-minum dulu di café seberang. Haus banget, aku minum 2 botol sekaligus! Lina minum 1, Ita ambil jus avocad setelah sempat ragu. Sambil ngobrol banyak juga.

Karaoke-an, kurang seru ah. Beberapa lagu yang kita minta (terutama lagu Jepang), ternyata nggak bisa ditampilin. Kecewa aja. Akhirnya, tentu saja, mengalihkan pilihan lagu ke kategori lain, misalnya lagu-lagu barat atau lagu Indonesia. Tapi sempat jadi ‘buang waktu’ karena kelamaan milih. Sayang aja, waktu dan kesempatan nggak termanfaatkan secara optimal. Tapi bagaimanapun, we were having fun that night. O tsukare sama deshita… m(_ _)m Aku sendiri sempat nyanyiin satu lagu (cukup baru) dari Kahitna yang jadi my soundtrack of the month, Aku, Dirimu, Dirinya. Nada dasarnya terlalu rendah euy, jadi kurang nyaman nyanyinya. Kapan-kapan mau download lagu itu ah buat jadi nada dering handphone-ku. ;) Sekarang ini banyak orang protes atau bertanya-tanya. Kenapa sih nada deringku kok lagunya Iwan Fals, Aku Bukan Pilihan. Buatku, ya… ganti aja kata lelaki di lagu itu dengan wanita. Gue banget kan? Tapi memang lagu Kahitna lebih gue lagi. Hehe… ;)

Serigalamu...?

Sebuah tulisan kutipan dari forward e-mail yang kudapat beberapa waktu berselang. Masih bagus untuk direnungkan. Never been out of date.
Seorang pemuda Indian bertanya kepada kakeknya, mengapa ia mudah sekali tersinggung, gampang marah, tidak tenang, dan selalu punya prasangka buruk terhadap orang lain. Dia ingin tahu cara mengubah perangainya.

Sang kakek berkata bahwa dalam diri manusia ada dua ekor serigala. Serigala yang satu selalu berpikiran negatif, mudah marah, dan selalu berprasangka buruk. Sedangkan serigala yang kedua selalu berpikiran positif, baik hati, dan suka hidup damai. Setiap hari kedua serigala ini selalu berkelahi.

Lalu siapakah yang menang? tanya si pemuda.

Yang menang adalah yang setiap hari kau beri makan
, kata sang kakek.

Perumpamaan di atas cantik sekali. Kebaikan dan keburukan dalam hati kita akan selalu ada, tapi sisi manakah yang akan kita ‘pelihara’, itu tentu jadi pilihan kita. Jadi, serigala mana yang akan kita beri makan setiap hari? Pasca Ramadhan ini akan jadi titik start lagi untuk kita, memberi peluang kepada hati kita untuk ‘memberi makan serigala yang mana’…? Bismillah. Semoga Allah senantiasa menuntun hati kita untuk selalu condong kepada kebaikan. Amiin.

Sunday, October 29, 2006

Ke Saung Angklung (lagi...)

Siang tadi, berkunjung ke Saung Angklung Udjo, untuk yang kesekian kalinya. Nggak akan bosan deh. Kali ini nebeng rombongan PT. Damarwuri, kantornya A-Lulu (kakak iparku) yang menyelenggarakan syukuran pasca Ramadhan di sana. Seru! Makan siang di sana, kebetulan lagi lapar nih. Hehe… Alhamdulillah ennak! Menunya, biasa aja sih sebenarnya… nasi timbel, ayam kampung goreng, tempe + tahu goreng, sambal lalap, plus sayur asem hangat. Beneran, ennak! Setelah itu, kami disuguhi paket pertunjukkan lengkap dari saung angklung. Kali ini ada yang baru.
Iring-iringan helaran untuk upacara khitanan ditambahi dengan beberapa orang di bagian belakang yang berjalan di atas jangkungan. Kali ini, anak yang duduk di atas kursi jampanan juga berdandan rapi, dengan baju beskap keemasan dan tutup kepala senada.
Tampilan arumba membawakan lagu ‘baru’, salah satu lagu favoritku, Yang Terbaik Bagimu dari Ada Band. Jadi pengen ikutan nyanyi. ;) Hehe… Tapi nada dasarnya memang terlalu tinggi, penyanyi Saung Angklung kelihatannya agak kesulitan membawakannya (selain memang belum hapal betul. Hehe…) Beneran, jadi pengen ikutan urun suara. Di acara tasyakur binnikmah yang lalu aku sama Ocha kan nyanyiin lagu ini juga. ;) Masih
hapal lah…
Di sesi angklung interaktif, keponakan-keponakanku kelihatannya menikmati betul acara ini. Panji serius memperhatikan dan memainkan angklung nomor 4 yang dipegangnya. (3 atau 4 tahun yang lalu, ketika dia datang ke sini, dia masih sangat ingat bahwa dia pegang angklung nomor 5) Ketika sesi belajar memainkan angklung relatif baru mulai, kita mesti konsentrasi memperhatikan gerakan tangan teh Ika, sang pemandu, dan memainkan angklung yang kita pegang sesuai dengan kode gerakan tangannya. Mulai dari cek suara angklung dengan solmisasi, dilanjut dengan ‘menyanyikan’ Brother Jacob, I Have A Dream, dan beberapa lagu sederhana lainnya, eh… tahu-tahu salah satu penonton nyeletuk, menantang sang pembawa acara untuk memimpin lagu SMS yang emang lagi ngetop banget…. Eh, ternyata mereka (bersama para pemain arumba yang jadi pengiring lagu) sudah siap tuh. Tantangan terjawab. Tuntass! Si Jablai (eh, sebenarnya siapa sih namanya? Hehe…) malah balik ditantang untuk ikut menyanyikan lagu itu. Nyaris bisa. Tapi… boleh jugalah.
Tampilan angklung ensemble dibawakan para junior yang masih kecil-kecil…! Mulai dari anak-anak TK sampai SMP, kali. Mereka membawakan medley 5 lagu nusantara, dari Bungong Jeumpa sampai Yamko Rambe Yamko. Sangat tidak mengecewakan. Dua jempol untuk mereka! Seperti biasa, di akhir acara kita ikutan turun panggung dan menari bersama mereka. We are all have a lot of fun today! Thank you.

Saturday, October 28, 2006

Kunjungan Silaturahim

Janjian dengan beberapa teman untuk bersilaturahim ke rumah Pak Rombang, mantan atasan kita. Bu Umi ngontak Bu Sri dan Pak Rombang, aku ngontak bu Tika sama bu Tia. Lalu nambah tugas lagi. Bu Umi ngontak Pak Rahmat plus pesan berantai ke beberapa bapak guru lain (minus the requested one. ;)), aku ngontak Pak Soleh, tapi karena susah ter-connect akhirnya ngontak pak Nino yang sukses menghubungi 2 orang pak guru lainnya.

Pagi, Bu Tika nyamper aku, ninggalin motor di rumah, lalu pergi ke rumah bu Umi dulu. Sekitar jam 11 nyampe sana, ngobrol-ngobrol bentar, sampe dijamu makan siang di sana (gepuk, tahu pecel (?), tumis kangkung, nasi hangat), wah… enak deh. Alhamdulillah. Pak Soleh nanyain alamat pak Rombang. Bu Umi cariin alamatnya di buku telepon, dan kukirim via sms. Sekitar jam satu-an bertolak dari sana, eh… kejebak macet di Cihampelas. Pak Nino juga nanyain alamat pak Rombang via sms, dan ku-forward sambil salah-salah kirim euy, soalnya sambil nyetir sih. Eh… pak Nino nanyain arahan lagi ketika kita sedang rada ngebut di Sukarno-Hatta. Lagi di jalur cepat nih, akhirnya bu Tika yang mbalesin sms-nya. Mampir dulu untuk beli buahan buat oleh-oleh, akhirnya nyampe rumah pak Rombang sekitar jam 3-an. Sudah ada Pak Soleh (yang datang paling awal), pak Nino, dan Pak Eko bareng istri dan anaknya. Kita lalu terlibat perbincangan seru, ke sana ke mari, tapi tetap aja nggak jauh dari permasalahan di seputar Salman. Nggak di sekolah, nggak di luaran, bareng komunitas dalam ataupun luar Salman, ngomongnya masih masalah sekolah juga. Haha…!

Menjelang maghrib, hey…! Kompleks Margahayu Raya dapat giliran pemadaman listrik. (Biasa deh, kalau habis hujan begitu…) ‘Gilanya’, kita masih ngelanjutin ngobrol gelap-gelapan gitu. Aku sudah berusaha memberikan sinyal-sinyal dan pancingan untuk menutup pembicaraan, supaya bapak-bapak itu bisa segera pergi dan menunaikan ibadah shalat maghrib ke masjid lalu pulang (kan ngobrolnya udah lama juga). Eh, si bapak-bapak itu terus… aja ngelanjutin ngobrol. Sambung-menyambung malah nambah topik baru terus. Akhirnya aku juga yang bilang, udahan ah pak. Kita ninggalin rumah pak Rombang sekitar jam 6.20-an. Sepanjang perjalanan, pekat juga nih… tapi di sekitar Bale Endah ternyata listrik tidak padam. Sampai rumah, bu Tika langsung ngeluarin motor dan bersiap pulang. Yap. Kapan-kapan kita jalan lagi ya. ;)

Thursday, October 26, 2006

Yang datang dan yang pergi


Mbak Yayu dan keluarga pulang ke Depok pagi ini. Salah satu penyebabnya mungkin karena krisis air juga. Hehe… Musim kemarau di sini, mbikin debit air jadi terbatas. Kalau ‘banyak umat’, apalagi anak-anak dengan kadar aktivitas tinggi, baju mesti sering ganti dan dicuci dong… padahal di rumah ibu sini, air kayaknya mesti dihemat banget. Selain itu, menu makan mas Samuel yang mesti higienis banget dengan bahan makanan tertentu saja membuat mereka merasa (mungkin) akan lebih aman bila menyiapkan makan di rumah sendiri saja. Yah… satu dan lain hal deh.
Beberapa saat sebelum mereka pergi, eh…, di pintu depan, seekor bunglon bertengger dengan pose santai. Asyik bener… dan dia cuma tengok kanan-kiri ketika aku dan Tasya bergantian mengabadikannya. Haha…

Wednesday, October 18, 2006

Buka Bersama (lagi...!)

Kemarin berencana buka puasa bareng Ita dan Umi di CiWalk. Nggak sukses. Ita nggak bisa, mendadak ada rencana buka puasa bareng di fakultasnya (kalo nggak salah. pokoknya dia mesti hadir di sana deh.) Akhirnya aku jalan-jalan sendiri ke Gunung Agung, mbeli mushaf quran yang dilengkapi terjemahannya (beberapa waktu yang lalu punyaku kan hilang di sekolah. Mudah-mudahan bermanfaat buat orang lain). Aku juga mbeli buku sumber ragam motif geometris Arab. Mahal sih... tapi PASTI bakalan berguna buat referensi karya-karya desainku. Ayo ah, semangat lagi!!Akhirnya makan berdua aja di BMK bareng bu Umi. Menuku: nasi liwet komplit! Enak deh, tapi nasinya kebanyakan, jadi maaf... nggak dihabisin. Shalat maghrib, 'nyebrang' ke masjid Cipaganti soalnya di mushala CiWalk penuh banget!!! Nyampe masjid Raya Cipaganti udah sekitar jam 7 kurang 20-an. Selesai shalat maghrib, tahu-tahuudah kedengaran adzan isya. Eeh... 'kejebak' deh kita. Akhirnya ikutan shalat isya dan tarawih di sana. Bacaan imamnya, enak juga.

Sunday, October 15, 2006

DOA YANG SELALU DIKABULKAN

Ngambil tulisannya Helvy Tiana Rosa. Insya Allah beliau berkenan.

Pagi itu, 3 Mei 1998, dari Jakarta, saya diundang mengisi seminar di IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Saya duduk di bangku kedua dari depan sambil menunggu kedatangan pembicara lain, Mimin Aminah, yang belum saya kenal.
Jam sembilan tepat, panitia menghampiri saya dan memperkenalkan ia yang baru saja tiba. Saya segera berdiri menyambut senyumnya yang lebih dulu merekah.
Ia seorang yang bertubuh besar, ramah, dalam balutan gamis biru dan jilbab putih yang cukup panjang. Kami berjabat tangan erat, dan saat itu tegas dalam pandangan saya dua kruk (tongkat penyangga yang dikenakan-nya) serta sepasang kaki lemah dan kecil yang ditutupi kaos kaki putih. Sesaat batin saya hening, lalu melafazkan kalimat takbir dan tasbih.
Saat acara seminar dimulai, saya mendapat giliran pertama. Saya bahagia karena para peserta tampak antusias. Begitu juga ketika giliran Mimin tiba Semua memperhatikan dengan seksama apa yang disampaikannya. Kata-kata yang dikemukakannya indah dengan retorika yang menarik. Wawasannya luas, pengamatannya akurat. Saya tengah memandang wajah dengan pipi merah jambu itu saat Mimin berkata dengan nada datar. "Saya diuji Allah dengan cacat kaki ini seumur hidup saya." Ia tersenyum. "Saya lahir dalam keadaan
seperti ini. Mungkin banyak orang akan pesimis menghadapi keadaan yang demikian,
tetapi sejak kecil saya telah memohon sesuatu pada Allah. Saya berdoa agar saat orang lain melihat saya, tak ada yang diingat dan disebutnya kecuali Allah," Ia terdiam sesaat dan kembali tersenyum.

"Ya, agar mereka ingat Allah saat menatap saya. Itu saja."
Dulu tak ada orang yang menyangka bahwa ia akan bisa kuliah. "Saya kuliah di Fakultas Psikologi," katanya seraya menambahkan bahwa teman-teman pria dan wanita di Universitas Islam Bandung-tempat kuliahnya itu-senantiasa bergantian membantunya menaiki tangga bila kuliah diadakan di lantai dua atau tiga. Bahkan mereka hafal jam datang serta jam mata kuliah yang diikutinya. "Di antara mereka ada yang membawakan sebelah tongkat saya, ada yang memapah, ada juga yang menunggu di atas," kenangnya. Dan civitas academica yang lain? Menurut Mimin ia sering mendengar orang
menyebut-nyebut nama Allah saat menatapnya. "Mereka berkata: Ya Allah, bisa juga ya dia kuliah," senyumnya mengembang lagi. "Saya bahagia karena mereka menyebut
nama Allah. Bahkan ketika saya berhasil menamatkan kuliah, keluarga, kerabat
atau teman kembali memuji Allah. Alhamdulillah, Allah memang Maha Besar.
Begitu kata mereka."

Muslimah bersahaja kelahiran tahun 1966 ini juga berkata bahwa ia tak pernah
ber-mimpi akan ada lelaki yang mau mempersuntingnya. "Kita tahu, terkadang orang normal pun susah mendapatkan jodoh, apalagi seorang yang cacat seperti saya. Ya tawakal saja." Makanya semua geger, ketika tahun 1993 ada seorang lelaki yang saleh, mapan dan normal melamarnya. "Dan lagi-lagi saat walimah, saya dengar banyak orang menyebut-nyebut nama Allah dengan takjub. Allah itu maha kuasa, ya. Maha adil! Masya Allah, Alhamdulillah, dan sebagainya," ujarnya penuh syukur.
Saya memandang Mimin dalam. Menyelami batinnya dengan mata mengembun.
"Lalu saat saya hamil, hampir semua yang bertemu saya, bahkan orang yang tak mengenal saya, menatap takjub seraya lagi-lagi mengagungkan asma Allah. Ketika saya hamil besar, banyak orang menyarankan agar saya tidak ke bidan, melainkan ke dokter untuk operasi. Bagaimanapun saat seorang ibu melahirkan otot-otot panggul dan kaki sangat berperan. Namun saya pasrah. Saya merasa tak ada masalah dan yakin bila Allah berkehendak semua akan menjadi mudah. Dan Alhamdulillah, saya melahirkan lancar dibantu bidan," pipi Mimin memerah kembali. "Semua orang melihat saya dan mereka mengingat Allah. Allahu Akbar, Allah memang Maha Adil, kata mereka berulang-ulang."
Hening. Ia terdiam agak lama. Mata saya basah, menyelami batin Mimin.
Tiba-tiba saya merasa syukur saya teramat dangkal dibandingkan nikmatNya selama ini. Rasa malu menyergap seluruh keberadaan saya. Saya belum apa-apa. Yang selama ini telah saya lakukan bukanlah apa-apa. Astaghfirullah. Tiba-tiba saya ingin segera turun dari tempat saya duduk sebagai pembicara sekarang, dan pertamakalinya selama hidup saya, saya menahan airmata di atas podium. Bisakah orang ingat pada Allah saat memandang saya, seperti saat mereka memandang Mimin?

Saat seminar usai dan Mimin dibantu turun dari panggung, pandangan saya masih kabur. Juga saat seorang (dari dua) anaknya menghambur ke pelukannya.
Wajah teduh Mimin tersenyum bahagia, sementara telapak tangan kanannya berusaha membelai kepala si anak. Tiba-tiba saya seperti melihat anak saya, yang selalu bisa saya gendong kapan saya suka. Ya, Allah betapa banyak kenikmatan yang Kau berikan padaku. Ketika Mimin pamit seraya merangkul saya dengan erat dan berkata betapa dia mencintai saya karena Allah, seperti ada suara menggema di seluruh rongga jiwa saya. "Subhanallah, Maha besar Engkau ya Robbi, yang telah memberi pelajaran pada saya dari pertemuan dengan hambaMu ini. Kekalkanlah persaudaraan kami di Sabilillah. Selamanya. Amin."
Mimin benar. Memandangnya, saya pun ingat padaNya. Dan cinta saya pada Sang Pencipta, yang menjadikan saya sebagaimana adanya, semakin mengkristal.
("Pelangi Nurani": Penerbit Asy Syaamil, 2002)


Dua anak beliau (teh Mimin) bersekolah di tempatku mengajar. Yang masih kelas 1 masih belajar denganku, sedangkan yang sulung nggak pernah kuajar, tapi aku cukup akrab dengan teman-teman seangkatannya yang sekarang kelas 6. Semoga semakin shalihat ya anak-anak...!

Saturday, October 14, 2006

What Do You See?

Apa yang kita lihat? Satu imej-kah, atau ada imej lain yang 'tersembunyi' dan luput dari pandangan kita?
Sungguh, betapa kita seharusnya bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sisi. Bentuk boleh berbeda, persepsi boleh tak sama, tapi sebetulnya esensinya identik. Jadi, mengapa tidak (berani) menerima pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita? 'Tipuan mata' ini sesungguhnya sangat bisa jadi tempat kita bercermin dan pembelajaran buat kita semua.

Buka Puasa Bersama...

Pekan ini jadwalku penuh dengan acara buka puasa bersama. Alhamdulillah, bisa merasakan lagi keriangannya, kerepotannya, serta saling berbagi cerita dan doa.
Selasa, buka puasa bareng alumni SD angkatan 2004 (yang sekarang kelas 2 SMP). Mereka mulai masuk masa remaja, tapi wajah mereka sudah mulai 'berubah'. Kelakuannya masih seperti anak-anak, tapi sudah nggak mau nurut sama guru SD-nya. Haha... Mereka nggak punya acara yang jelas, dan akhirnya wali kelas mereka (yang) dulu yang mengkoordinir dan mengkondisikan. Tapi susah...! Maklum, setelah beberapa waktu berlalu dan baru sekarang ketemu lagi, tentulah acara ini sekalian jadi reuni kecil juga. Tukaran no.HP, berbagi ringtone, bercanda, dsb deh. Buat saya, ini juga nostalgia kecil.
Rabu, buka puasa bareng anak-anak level 4 yang saat ini aku ajar. Soal makanan, sudah beres diurusin orangtua murid. Guru-guru tahu beres aja deh. Supaya nggak banyak ngabisin energi, sambil menunggu saat berbuka, kita siapkan film Al-Fiil buat anak-anak. Sementara itu, guru-gurunya sih sibuk aja mondar-mandir sana-sini. Aku sendiri motretin kegiatan anak-anak dulu baru mulai makan. Belum nyampe separuh jalan 'membahas' nasi kotak yang sudah tersedia, satu persatu orangtua murid mulai berdatangan mau menjemput anak-anak mereka. Kutinggalkan nasi untuk kemudian beramah-tamah dengan mereka yang datang silih berganti. Setelah itu (saat sekolah sudah mulai sepi), ternyata... kelas berantakan sekali!!! Anak-anak belum bisa makan dengan rapi dan tertib rupanya (kalau tidak diawasi). Kabarnya, mereka sempat 'perang' mi dan tulang ayam. Masya Allah...! Akhirnya sambil menunggu anak-anak yang lain dijemput, aku dibantu 3 anak perempuan, sibuk beres-beres kelas. Nyusun kursi-meja jadi susunan yang rapi, dan nyapu kelas. Lumayanlah, tinggal dipel oleh penjaga sekolah yang ikutan lembur dengan kita. Sayangnya lagi, aku jadi batal ikutan tarawih di sekolah, padahal udah wudhu...! Cuma nggak tahan aja lihat kondisi kelas berantakan. Kasihan pak penjaga sekolah kalau harus capek berat mberesin 3 kelas yang dijadikan lokasi acara.
Kamis, buka puasa bareng alumni SD yang sekarang sudah kelas 3 SMA. Wah... mereka ini yang kayaknya paling banyak perubahannya. Beberapa di antara mereka nyaris tak kukenali lagi. Calon-calon mahasiswa itu terlihat lebih dewasa, dengan gaya bicara yang lebih terstruktur. Senang sekali melihat semangat di wajah mereka. Inilah kebahagiaan seorang guru. Saat melihat bayangan cerah masa depan murid-muridnya, sungguh, aku bahagia sekali. Walaupun rasanya agak stagnan (sebagai guru) akhir-akhir ini, tapi pertemuan dengan mereka menyalakan kembali semangat untuk berkarya lebih banyak dan lebih baik di hari-hari mendatang. Yuk...!
Jumat, buka puasa bersama seluruh staf dan karyawan Salman Al Farisi. Alhamdulillah, makanannya enak. Di lokasi SD, anak-anak kelas 6 B juga ngadain acara buka bersama. Setelah shalat maghrib, kita malah ikut makan di sana. Hehe... Lebih seru, soalnya. ;)

Friday, October 13, 2006

Hari Terakhir Sekolah...

Pagi ini nyuci baju di tempat kos, setelah dua hari ini nggak sukses nyuci karena udah keduluan orang lain melulu. Nyuci baju, akhirnya cuma nyisa sedikit waktu untuk ngelanjutin nulis laporan tengah semester. Kemarin aku bawa kerjaan ke rumah dengan harapan bisa nyelesaiin di rumah, tapi tadi malam ‘tewas’ euy. Capek dikit, dan nggak maksain. Kupikir, kerjaannya tinggal sedikit kok, ntar pagi juga kelar deh dikerjain sebentar. Tapi ternyata, abis subuh, ngaji sebentar, lalu nyuci deh. Walhasil, kerjaanku nggak kelar juga. Bawa lagi deh kerjaan yang belum selesai itu ke sekolah. Lagi-lagi aku berpikir ringan aja. Tinggal dikit kok kerjaannya, dikerjain sebentar juga beres. Aku toh nggak punya jadwal ngajar hari ini. Tapi lagi-lagi, perhitunganku meleset.

Pagi di sekolah, diawali dengan acara simbolisasi pemberian kenang-kenangan untuk tim TU dan pembantu sekolah. Pak Edi dapat ‘grand prize’, sebuah sepeda baru, sementara pak Otang dan pak Wawan dapat helm baru. Para pembantu sekolah kabarnya dapat jaket. Entah ya… aku sendiri nggak terlalu antusias nih dengan hadiah yang diberikan. Kupikir, uang akan lebih berarti buat mereka. Tapi ya entah dengan pertimbangan apa sih, para pimpinan sekolah akhirnya memutuskan memberi souvenir buat mereka. Mungkin supaya ada nilai kenangannya. Kali… tauk deh. Setelah itu, salam-salaman dengan anak-anak se-sekolah. It takes time. Bersyukur banget deh ketika akhirnya bisa masuk kelas. Tapi masih belum bisa 'menggarap' sisa kerjaan semalam.

Guru kelas sebelah datang, ngajak ngobrol dikit. Soal beasiswa Depag yang pernah kuberikan sekilas infonya beberapa waktu yang lalu. Dia menyampaikan pengalaman orang yang dibacanya via surat pembaca di koran. Katanya, mendapatkan formulirnya aja susah. Maksudnya, birokrasinya berbelit banget. Kalau nggak dibantu orang dalam, wah… kemungkinan tipis deh untuk ndapetinnya. Kubilang, aku cari via internet kok belum nemu link-nya ya, tapi ntar deh aku coba browsing lagi (ternyata, akhirnya… infonya bisa juga diakses, tapi ternyata deadline-nya udah lewat semua!!). Ngobrolin hal lain juga, satu-dua hal, sebelum akhirnya dia pergi membiarkanku melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Eh, bu Umi juga datang. Nggak cuma berurusan denganku, sih, tapi jadi nggak enak aja kalau nggak mempedulikan dia. Ngobrol juga-lah, diselang-seling nerusin kerjaanku. Alhamdulillah, dia ngerti banget kesibukanku saat ini. Ya iyalah… lha wong dia juga pernah berada di posisi yang serupa denganku saat ini.

Akhirnya... nulis laporan selesai juga. Diperiksa wakur, ditandatangani kepsek, dicap, dilipat dan dihekter, lalu dibagikan...!! Semua kebagian, kecuali Ilhaam dan Sultan yang memang nggak masuk sekolah. Sempat juga ngasih wejangan pendek sebelum libur, dua bulan! (Eh, jangan salah. Maksudnya, mulai Oktober sampai awal November, mulai Ramadhan sampai Syawal. Dua bulan kan...? :P)

Monday, October 09, 2006

Cinta...

Nyontek dari rulisannya Abu Aufa di milis KAMMI Jepang.

Akal tanpa cinta, tidak mampu berpikir.
Mata tanpa cinta tak mampu melihat.
Langit tanpa cinta tak kan memberi hujan.
Taman tanpa cinta takkan berbunga.
Kapal tanpa cinta tak kan bisa berlayar.
Rumah tanpa cinta, runtuh.
Pasukan tak memiliki cinta akan kalah.
Tapi cinta paling mulia dan agung, adalah kecintaan yang didatangkan oleh Islam. Karena,
"Yuhibbuhum wa yuhibbuunahu..."
(Dia, ALLAH, mencintai mereka dan merekamencintai-Nya...)
[al-Maidah: 54]
Dikutip dari: Syaikh DR. Aidh bin AbduLlah al Qarni

Betul sekali. Sebuah doa indah disampaikan dalam forum hidayah (tausiah dari ustadz 'tetangga sebelah'). ... Tumbuhkanlah cinta di hati orang-orang yang mencintai-Mu. Jadikanlah aku mencintai orang-orang yang mencintai-Mu. Jadikanlah cinta pada-Mu menjadi cinta tertinggi kami. ...

Thursday, October 05, 2006

Temu Penulis "Perempuan Suci"

Sore itu, aku dan bu Suzana pergi ke GSG Salman ITB. Niatan awalnya mau ikutan nimbrung di acara bedah buku dan temu penulis novel “Perempuan Suci”, karya seorang Pakistan yang tinggal di London. Bu Umi yang ngasih info adanya acara itu. Nyampe sana, udah tinggal kebagian sesi tanya-jawab aja. Tapi tetap, sedikit-banyaknya kita dapat inspirasi juga dari pertemuan singkat itu.
Bahwa keluarga memberi dukungan yang sangat kuat untuk pengembangan karir (?) kepenulisan. Iyalah.
Menulis dan menyebarluaskan buah pikiran itu harus dilakukan secara serius, juga harus ingat tanggung jawab moral bahwa tulisan kita akan dibaca orang, diserap, bahkan mungkin ditiru. Jadi, tulislah yang baik-baik, yang bisa memberi hikmah dan ibrah positif untuk orang lain.
Jangan ‘terjebak’ menulis sebagai hobi saja. Ayo aja jadikan menulis sebagai karir yang bisa diandalkan. Dapat penghasilan yang layak dari kegiatan yang juga kita senangi itu, heheh… siapa yang nggak mau, coba…?
Temu penulis seperti itu, mbikin aku bermimpi. Kapan ya aku berada dalam posisi serupa dengan dia? Bahkan sampai keliling dunia karena tulisan kita. Wow… Bukannya pengen-pengen banget untuk populer, tapi lebih pada sisi idealis bahwa menulis itu bisa dihargai. Bukan hanya pemeran sinetron atau penyanyi yang bisa punya cukup uang untuk jalan-jalan keliling dunia dan dikenal banyak orang bahkan jadi ikon atau dilekati imej tertentu. Mestinya, sebagai penulis bisa lebih banyak yang bisa diperbuat, karena kitalah yang punya ide. Penyanyi tanpa pencipta lagu, atau pemeran sinetron tanpa naskah dan skenario, apa jadinya mereka-mereka itu? Ayo, Dee… teruslah berkarya dan raih mimpimu suatu saat kelak!
Usai temu penulis yang berakhir pada saat berbuka (kita dikasih takjil nih… penyelenggaranya ternyata FLP cabang Jabar lho. Mestinya aku ikutan jadi panitia kali ya. Hehe….), aku dan bu Suzana, plus Umi dan Tati yang ketemu di sana lalu ikut shalat di masjid yang jadi kebanggaanku. Masjid yang selalu kurindu, karena damainya berada di dalamnya, beribadah di sana. Setelah itu kita akhirnya makan bareng di restoran gudeg Banda. Agak nyesek juga nih ngabisin seporsi gudeg telur plus sebotol teh manis yang kupesan, ditambah lagi bonus es campur porsi kecil dari restoran itu. Tapi alhamdulillah, habis juga. Seru aja, sambil ngobrol panjang, termasuk bareng Leyla, seorang kenalan lama dari Bangka yang ketemu lagi di dalam masjid. Kita nyambung kontak lagi ya.

Wednesday, October 04, 2006

Keep Our Bandung Beautiful, Euy...!

Kemarin sempat menegur bapak-bapak tentara yang berada di truk. Saat itu sekitar maghrib, dan aku terjebak antrian panjang di sekitar Kordon, sebelum gerbang tol bubat. Sebuah truk tentara berpenumpang perwira berpakaian loreng ramai membatalkan puasa. Mereka minum air mineral, mulai merokok, dan membagikan berbagai makanan (mungkin gorengan) dari beberapa bungkusan kantong plastik kecil. Beberapa saat berlalu, sempat kulihat sehelai kantong plastik hitam melayang dari bagian belakang truk itu. Beberapa saat kemudian, sebotol kosong air mineral menyusul jatuh dari bagian sampingnya. Mobilku semakin mendekat. Setelah itu, sekotak bungkus rokok pun ikut jatuh (tepatnya, dijatuhkan) dari bagian samping truk itu. Kubuka jendela lebih lebar, lalu kutegur bapak-bapak yang berada di belakang,”Pak, jangan buang sampah sembarangan dong…!” Awalnya mereka nggak ‘ngeh’ dengan apa yang kukatakan. Kemudian semakin banyak tentara yang memperhatikan aku. Kuulang kalimatku, disambung dengan “Keep our Bandung beautiful euy.” (It’s one of my favourite quote) Satu atau dua orang dari mereka mengucapkan terimakasih (karena sudah diingatkan). Kuselesaikan teguranku dengan mengatakan kalimat berikut,”Tentara mestinya ngasih contoh yang baik dong.” Sekali lagi mereka mengucapkan terima kasih. Setelah itu, mobilku berhasil menembus kemacetan dan menyusul truk itu. Mudah-mudahan betul-betul jadi pengingat buat mereka, dan siapapun. Beberapa waktu lalu Bandung sempat terkenal sebagai lautan sampah (dan terus terang, aku sama sekali tidak bangga dengan sebutan itu!), maka marilah kita mulai dari kita sendiri untuk mempersedikit produksi sampah, dan tertib membuang sampah pada tempatnya. And really, let’s keep our Bandung (and even country) beautiful euy! Let’s make our Bandung be a pretty city, a better place to live in.

Tuesday, October 03, 2006

Presentasi Training CSR Telkom-Republika

Kemarin jadwal presentasiku dengan pak Nino di depan temen-temen SD, tentang hasil pelatihan guru CSR Telkom & Republika. Aku nyiapin materi all out (sampe agak menelantarkan kerjaanku ngurusin soal pemantapan bahkan materi mid-tes besoknya! Parah nih) Awalnya aku mau pake presentasi power point dan proyektor in-focus, tapi ternyata nggak bisa terlaksana. Kenapa ya? In-focusnya rusak atau gimana… gitu? Akhirnya dibantu tim IT yayasan, mereka bikinin lembar transparansi untuk presentasi pake OHP. Nggak terlalu mengecewakan-lah. Sebetulnya aku sudah bikin kelengkapan materi presentasi itu. Finished, done, sejak hari Sabtu lalu, tapi pak Nino pengen nambahin intermezzo, tentang interpretasi bentuk-bentuk dasar yang disukai orang (yang disampaikan bu Neni di sesi pelatihan lalu). Di dalam presentasinya juga dia nambahin beberapa contoh sambil dia sampaikan juga beberapa referensi hadits atau ayat alQuran sebagai pelengkap atau penyeimbang. Aku sendiri mbantu dikit-dikit, mulai dari ngasih contoh komunikasi efektif eh… kepribadian menarik seperti yang disampaikan bu Leyla Mona Ganiem, lalu njelasin bagan di sesi trend IT, setelah itu kusampaikan juga cerita anak kerang yang disampaikan pak Jamil Azzaini plus sedikit bagian dari menceritakan mimpi berantai. Tapi aku lebih banyak berperan sebagai operator yang ngurusin pergantian lembaran-lembaran OHP. ;)

Wednesday, September 20, 2006

Makan-makan...

Kemarin, bu Tari ultah. Awalnya aku mau ngirim e-card atau pesan sms, tapi gara-gara handphone-ku udah ogah diajak kompromi, mati-mati melulu nih... jadi kutelfon dia malem-malem. Eh, dia malah ngajak makan-makan.
Maka jadilah hari ini abis maghrib aku pergi bareng dia ke resto Pizza Hut. Mumpung ditraktir, ogah rugi dong... aku pesan menu lengkap! Hehe... Ngobrol panjang sana-sini. Berakhir dengan saling memaafkan menjelang ramadhan begini. Semoga kita masuki bulan suci itu dengan hari bersih, agar kembali fitri di Syawal nanti. Amiin.

People tells...

Somebody told me that actually :
You're an expert at persuading others to reach higher, now how about yourself? Think about your love life and what really serves your needs as opposed to locking you into repetitious and unhealthy patterns.
I'm good at persuading others to reach higher? Well... maybe I am, while I really want to set and try hard to reach a higher goal. How high I can be? Only Allah knows the best. May He blessed me in my every steps. Ameen.
In the other day, I've been told that...:
You're a source of strength and inspiration for all who know you. That's not a surprise -- you're the ultimate cosmic cheerleader. Just make sure this date is really into you. Could be they're seeking reassurance instead.
To be honest, I have to dig my own inspiration and strength too. Help me up!

Sunday, September 17, 2006

Power Kid Camp 2006

(Sebetulnya) Seru!
Tahun ini anak-anak kelas 3-5, sekitar 270-an anak, ikutan Power Kid Camp di Saung BaLounge hari Jumat dan Sabtu lalu. Cukup banyak peraturan, tapi rasanya sih alhamdulillah, cukup meminimalisasi masalah. Misalnya soal snack yang nggak boleh dibawa anak. lumayan tuh untuk mereduksi beban yang mereka bawa. Begitu juga dengan kompor parafin. Maunya sih supaya praktis, ringan dan nggak makan tempat, tapi ternyata tetap aja ada yang bawa kompor gas portable. Hhh...
Koordinasi acara kayaknya nggak begitu rapi, tapi anyway... the show went on. Well enough. Dengan satu-dua hal tak terduga yang muncul, aku sempat geregetan juga. Tapi lagi-lagi, acara akhirnya mengalir begitu saja, semua ada penanggungjawabnya juga. Alhamdulillah. Repot-repot lagi deh memantau anak-anak, menilai ini dan itu. Mulai dari pengamatan secara umum tentang kekompakan mereka maupun secara individual, penampilan di malam pensi (jie...), proses dan hasil masakan anak (atau guru pembimbingnya?) membuat nasi goreng campur, sampai merekap perolehan nilai total di sirkuit outbond. Seru-lah.
Sejak hari Jumat, anak-anak sudah tercebur di lumpur ataupun berbasah-basah mengarungi sungai kecil yang nggak begitu jernih. Tambah butek deh diubek anak-anak itu. Hihihi... Hari Sabtunya, lagi-lagi mereka berbasah-basah hingga main lumpur bahkan nangkap ikan di kolam, lalu kecebur-cebur lagi di tantangan titian bambu. Sugoi, ada juga yang lolos. Aku sendiri, kebagian jaga pos 'tebak suara guru'. Seru juga. Beberapa anak kesulitan juga nebak suara gurunya, tapi memang ada beberapa guru yang 'menyamar'. Aku berlagak jadi guru matematika. Bu Suzana berperan sebagai guru bahasa Inggris. Bu Tia nyanyi (yang ternyata, untuk beberapa anak, suaranya dianggap sama dengan suaraku! Mereka tertipu...). Pak Dani ngaji, dsb. Sedangkan Pak Nino, dengan 'default' suaranya, sangat mudah dikenali anak-anak. Nggak ada yang meleset deh nebak suaranya.
Sejak pagi sampai siang nongkrong di lapang, biarpun sempat pake payung juga, ternyata tetap aja membuat kulitku terbakar sinar matahari. Merah banget deh, punggung tangan malah berbintik-bintik gatal. Resiko... tapi insya Allah beberapa hari ke depan, sudah pulih kembali.
Menjelang sore, sudah banyak barang tertinggal yang tidak diakui anak. Entah males ngambilnya (lumayan kan, ngurangin beban. :P), atau memang nggak kenal dengan barangnya sendiri. Nyatanya, setelah sampai di sekolah lagi pekan ini, beberapa anak ingin mengambil barangnya yang tertinggal untuk dibawa pulang. Ah... kebiasaan deh.

Friday, September 08, 2006

KBM Lapangan Kelas 4

Kamis pagi sampe siang, pergi ke Wiyata Guna, kita. Sempat panik karena ada kabar para sopir jemputan mogok gara-gara ada masalah ketidaksepakatan finansial dengan pihak yayasan di hari-hari sebelumnya. Itu sih bukan urusan kita dong, tapi betul-betul bikin ketar-ketir.
Anak-anak udah nggak sabar pengen berangkat. Sejak jam 8 kurang, ada yang udah keliaran di luar kelas, padahal jadwal keberangkatan jam 8.30. Jadwal sudah kutulis dan kubagikan sehari sebelumnya. Alhamdulillah, Pak Nino dengan sigap mengambil alih pimpinan dan cuap-cuap di lapangan dengan megaphone, sementara aku mondar-mandir ke kantor SD, ke kantor Yayasan, ngurusin surat tugas, ngecek kelengkapan keberangkatan (semacam souvenir, hadiah-hadiah, sedikit sumbangan, etc), juga memastikan Pak Aswah jadi ikut berangkat dan sudah nyiapin LKS yang diminta. Bu Aas yang kebagian ngurusin konsumsi, kayaknya ok-ok aja dengan kerjaannya. Partnerku kelihatannya agak gagap nih, sampe akhirnya aku 'keras-kerasan' sama dia. Kubilang,"Saya masih harus ngurusin ini dan itu nih... Ibu deh yang ngurusin anak-anak di kelas!" Arrgh! Pak Jajang (dan akhirnya Pak Nino juga sebagai wali kelas-wali kelas) sempat kuajakin curhat kecil tentang (mungkin) aksi mogok para sopir. Alhamdulillah, kita semua akhirnya bisa berangkat juga walaupun sopir jemputan yang membawaku sedikit bermuka dua. Di depanku manis-manis, tapi di belakang kesal menggerutu juga (di depan anak-anak)
Di Wiyata Guna, acara berjalan ya... gitu deh. Lancar banget sih enggak, tapi nggak jelek juga kok. Guru-guru sih dapat kesan mendalam (kayaknya), tapi entah dengan anak-anak.

Beberapa tempat yang nggak sempat kita datangi saat survey akhirnya ‘terjamah’ juga. Subhanallah… tidak hanya seru, tapi memang betul-betul membuat kagum. Kecanggihan teknologi yang dipergunakan di sana tentu saja berbeda standar dengan yang biasa kita gunakan sehari-hari. Komputer ‘bicara’ bikin anak-anak (dan gurunya juga. Hehe…) terkagum-kagum. Kata yang mereka ketikkan di keyboard komputer bisa ‘dibaca’ dengan aksen inggris. Pronunciationnya nggak terlalu ‘kena’ sih, tapi tentu saja sangat membantu mereka yang tidak berkemampuan melihat untuk tahu apa yang telah mereka ketikkan. Selain itu, dengan fungsi tertentu, mereka bisa mengubah kata-kata itu jadi bentuk Braille. Begitu pula printernya, yang bisa secara otomatis mencetak kata atau kalimat dalam huruf latin langsung ke dalam bentuk Braille. Subarashii…!! Perangkat lunak dan kerasnya memang masih impor dan sangat mahal, tapi betul-betul sangat membantu mereka.

Jalan lagi, aku, bu Rika dan Ayang ketinggalan rombongan. Yang lain mengunjungi asrama, aku ‘nyasar’ ke lokasi lain. Tapi akhirnya ketemu lagi dengan rombongan. Jalan ke perpustakaan. Kita mengagumi alquran edisi Braille. Mata, sugoi…! Satu juz aja bisa satu buku besar! Tapi lebih hebat lagi, temen-temen di sana yang bisa ngapalin bahkan dengan ‘modal’ pendengaran aja. Subhanallah… Segala puji lagi-lagi hanya untuk-Nya yang memberi keseimbangan. Para tunanetra itu diberi kekurangan penglihatan, tapi justru diberi kelebihan lain yang sulit ditandingi orang ‘normal’ seperti kita (aku, tepatnya.) Fabiayyi aala-i Robbikumaa tukadzdzibaan.

Selepas jalan-jalan keliling kompleks Wiyata Guna, kita ngumpul lagi di aula, lalu ngadain game kecil yang nggak terlalu seru sih, soalnya akhirnya mbikin kita nggak bisa berbaur, dan… masalahnya mesti pake pegang-pegangan. Aku risih aja. Kalo anak-anak sih kayaknya takut. Haha…! Habis itu kita sempat ngewawancara mereka. Beberapa anak seperti Ovi dengan cukup percaya diri dan empati, bertanya ini-itu pada mereka, sedangkan yang lainnya terlihat menahan diri, segan dan nggak tahu mesti gimana.

Kita ikut shalat di masjid kompleks Wiyata Guna yang akhirnya penuh banget dengan rombongan dari Salman. Bikin penuh dan bikin ribut. Waduh…! Bikin malu banget deh. Dimulai dari satu-dua orang yang batuk beneran, lalu sambung-menyambung deh dengan yang batuk jadi-jadian. Aku aja terganggu, apalagi mereka, para tuna netra yang telinganya jadi ‘tajam’ sekali. Dua orang anak laki-laki di barisan tengah malah ribut saling injak kaki temannya. Pak Jajang sampai mbatalin shalatnya untuk melerai mereka. Di sekolah, anak-anak putra dikumpulin deh dan diberi wejangan. Sesi keputraan pertama? Haha… Aku ikut nimbrung karena ‘anak-anakku’ kan nggak punya bapak. Selain itu, sok ketua level aja, aku pengen tahu, anak-anak itu bakalan diapain. Aku juga pengennya sih marahin mereka. Tapi rupanya pak Nino sangat bijak. Hari itu dia shaum, jadi dia bilang dia nggak mau marah. Anak-anak ‘tersentuh’ deh kayaknya. Aku sendiri juga ‘tersentuh’ nih. Satu hal yang disampaikan Pak Nino adalah bahwa mungkin kita, guru-gurunya yang belum optimal menanamkan pendidikan dan pengertian kepada anak-anak itu. Mudah-mudahan nggak terjadi di waktu dan tempat yang lain.

Sorenya, sesi belajar berlangsung seperti biasa. Mr. T yang mestinya ngajar di kelas 4B, ternyata ‘menghilang’. Pak Nino mempertanyakan hal itu padaku sebagai guru piket. Gila! Capek juga nih gue hari ini, mana lapar lagi, belum makan. Setelah bolak-balik sana-sini bahkan sampe ngadu ke wakur, aku akhirnya ngisi sesi belajar di kelas 4B. Praktek nyanyi sambil aku iringi dengan gitar (minta Loudra mbawain dari ruang guru).

Monday, September 04, 2006

a little poem

Kusapa dia. Bukannya tak sengaja
Ada perlunya bertukar kata
Tersendat, terpatah-patah
Kelu lidahku
Dia tersenyum,
disembunyikannya sebegitu
Mengapa?
Mungkin tahu salah tingkahku
walau tak terlalu

Jangan salahkan aku
Bila aku begitu
Itu karena kamu
salahmu
tahu?

kamu pun berlalu...
hey,
jangan bawa hatiku!

Friday, September 01, 2006

Menjadi Seorang Aktivis Pergerakan

Lagi-lagi ngutip tulisan dari milis tetangga. Hehe...
Tapi isinya mungkin bisa jadi bahan pemikiran buatku. Beberapa waktu ini seorang ikhwan menyarankan aku untuk bergabung kembali di suatu kelompok Halaqah atau pengajian. Aku sempat diskusi (atau curhat?) sama dia tentang mekanisme suatu halaqah yang mbikin aku kurang simpati, selain perilaku beberapa orang 'aktivis'nya juga nggak simpatik. Itu yang mbikin aku agak males untuk gabung. (Knapa, Dee? Takut 'tertular' ketidaksimpatikannya? Haha...)

Menjadi Seorang Aktivis Pergerakan
http://fauzan.wordpress.com/2006/09/01/39/
Istilah "HAROKAH" mulai populer di Indonesia di tahun 1980-an. Kata yang dimaknai sebagai "Pergerakan" ini mulai akrab di telinga kita masyarakat Indonesia bersamaan dengan "membanjirnya" buku-buku pergerakan di Indonesia, yang berasal dari Timur Tengah. Banyak diantaranya adalah tulisan-tulisan dari 'tokoh pergerakan' yang mengilhami munculnya beragam gerakan pembaharuan di berbagai belahan dunia, Ust. Hasan al-Banna dan Ust. Sayyid Qutb adalah dua diantaranya. Jika Harokah disandingkan dengan kata Islam, menjadi Harokah Islamiyah, maka ia adalah semangat untuk mengembalikan Islam agar kembali hadir dalam kehidupan nyata, menjelma menjadi perlaku setiap insan dalam posisi apapun dan sebagai apapun. Dan "Tarbiyah" adalah agenda guna mencapai tujuan tersebut. Sasaran-sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah Takwin (pembentukan):
1. As-Syakhsiyah Islamiyah (Pribadi Muslim)
2. Al-Usrah al-Muslimun (Keluarga Muslim)
3. Daulah Islamiyah (Pemerintahan Islam)
4. Khilafah Islamiyah
Dan muaranya adalah menjadikan Islam sebagai penopang peradaban bagi seluruh kehidupan manusia dan ekspansi untuk menyelesaikan segala problematika umat manusia. Sebuah organisasi termasuk Harokah tidak mungkin bisa berjalan secara mulus tanpa kehadiran aktivis-aktivis dengan militansi tinggi. Keberadaan aktivis Harokah yang militan menjadi sebuah keniscayaan. Guna mencapai tujuan Harokah Islamiyah, aktivis Harokah harus mempunyai karakter seperti yang ALLOH gambarkan dalam QS Al Maidah 54, yakni:"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui".
Karakteristik aktivis Harokah (Pergerakan) dalam ayat di atas adalah:Pertama, Mencintai ALLOH di atas segalanya. Cinta adalah energi kehidupan dan mencintai ALLOH adalah energi dari segala energi. Kedua, bersikap lemah lembut kepada sesama orang beriman. Hal paling rendah yang perlu diwujudkan terhadap sesama Mukmin adalah berbaik sangka. Setelah cinta kepada ALLOH, kekuatan yang paling besar adalah kekuatan Ukhuwah. Ketiga, bersikap penuh wibawa dalam berhapan dengan orang-orang kafir. Salah satu penyakit sebagian umat Islam adalah kalah mental di hadapan orang-orang kafir dan menjadi 'penyambung' lidah mereka. Keempat, Berjihad di jalan ALLOH adalah bagian dari Iman. Kelima, Al-Wala (Loyalitas, kesetiaan, pembelaan) hanya diberikan kepada ALLOH, Rasululloh dan orang-orang yang beriman. Sedangkan AHLAQ aktivis Harokah tergambar dalam QS Al-Anfal 45-47(45) "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya [620] agar kamu beruntung." (46) "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."(47) "Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. Pertama, teguh hati dan pendirian. Setiap aktivis Harokah harus mempunyai konsistensi dalam menghadapi segala kondisi dan keadaan. Kedua, memperbanyak Dzikrullah dan senantisa ingat kepada ALLOH. Dzikir kepada ALLOH merupakan salah satu indikasi adanya jalinan ikatan yang kuat antara manusia dengan ALLOH. Ketiga, Menjaga Ukhuwah dan meninggalkan segala hal yang menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Keempat, Sabar, ia adalah salah satu energi guna mengemban tugas dakwahKelima, Rendah hati.Selamat berjuang kepada para aktivis Harokah, kemampuan untuk senantisa menjaga "kualitas Maknawiyah" adalah kunci keberhasilan dari apa yang diperjuangkan. "Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti" [Al-Anfal 65]
Wallahu'alam Bissowab.

Thursday, August 31, 2006

Sakit (lagi)

Rasanya, aku baru aja sembuh deh dari sakit flu ringan gitu. Eh... sekarang kena lagi. Rentan banget sih ya? Beberapa hari ini batuk berat! Malu-maluin deh. Parahnya lagi, hari Selasa lalu aku ngajar full, 4 kelas, dan semuanya topik baru, Ya mau nggak mau mesti cuap-cuap bahkan nyanyi di kelas 1. Makanya, suara sempat nyaris hilang kemarin. Sekarang, suara mulai pulih, tapi pilek menjadi-jadi, dan agak demam juga. Oh... betapa indahnya nikmat sehat, kadang tak kusyukuri. Ampuni aku ya Allah...

Monday, August 28, 2006

Innocence Lost

Berita dari Oprah Show ini betul-betul shocking news!!! Belum muncul di Metro TV (yang biasa nyiarin Oprah Show 4 kali sepekan), tapi aku sempat baca ulasannya sekilas. Dan yang di bawah ini hanya salah satu kasus saja dari beberapa yang muncul di Oprah Show, dan entah berapa yang tak terungkap. What a crazy world!!!

In 2002, Lisa Zuniga Duran was a 26-year-old teacher's aide at a private Christian school. Andrew, the 13-year-old son of family friends, was one of her students. In time, they began secretly having sex.
Duran says she thought she was "in love" with her teenage student.
Their sexual encounters remained secret for almost seven months. Then, Duran learned she was pregnant. When the doctor told Duran she was going to have Andrew's baby, she says her heart sank. "I realized how far it had gone," Duran says. "It was like a huge alarm."
In November 2002, Duran was arrested and charged with aggravated sexual assault of a child. She pled guilty and was sentenced to 30 days in jail and 10 years probation. Duran is also required to register as a sex offender for the rest of her life.

Andrew, Duran's teenage victim, remembers his first sexual encounter with Duran vividly. He says Duran told him he was "a really cute guy," and then he asked her if she'd like to "mess around a little bit."
The teacher drove her 13-year-old student to a dark parking lot where they kissed, Andrew remembers. "After that night, every time we would get a chance to be alone, we would do new things," he says. Eventually, Andrew says he lost his virginity to Duran in the backseat of a car.
Their relationship escalated after that night. "There was one day she came over and my grandparents weren't around," Andrew says. "That day we had sex a lot…at least five times."
After months of sneaking around, Andrew says he confronted Duran. "I said, 'What we're doing is not right,'" he says. "[She said], 'Well, Andrew, I need you to keep [it] a secret.'"
They had sex almost 30 some times, Andrew says, before Duran found out she was pregnant and told Andrew's grandmother.

Saturday, August 26, 2006

ke PT. DI

Mendampingi 4 anak Salman ikut lomba origami (?) dan mewarnai model pesawat terbang di areal PT. DI Bandung, ternyata dapat pengalaman seru juga.
Awalnya, ketika datang di areal lomba, anak-anak yang kubawa sempat gentar juga melihat anak-anak sekolah lain yang datang berombongan, satu bis!!! Sementara kita, 4 orang saja gitu... Jenis lomba-nya juga bikin bingung. Kalau origami kan berarti seni melipat kertas. Aku dan anak-anak udah latihan mbikin pesawat terbang kertang dengan modivikasi sana-sini, tapi ternyata lomba itu tepatnya ya mewarnai model pesawat terbang, menggunting, dan melipat plus mengelemnya untuk menjadi model pesawat kertas. Sayang, tak satupun dari 4 anak itu yang mendapatkan gelar juara, walaupun aku yakin, 2 di antara mereka sudah masuk nominasi juara.
Kelar acara lomba, kita ikutan plant tour di kawasan PT. DI. Jadi rombongan terakhir, tapi nggak kalah seru kok. Kita bisa nanya-nanya langsung sama bapak-bapak pemandu di sana, malah 'tanpa gangguan berarti', bahkan bisa berfoto-ria di sana. Gang car yang lucu, kecil mungil dan cantik, juga dengan latar belakang beberapa pesawat dan helikopter milik PT. DI, berasa gagah. Hehe...
Pulang-pulang sore hari, capek juga lho. Hasilnya, aku batuk-pilek lagi. Hhh...

Friday, August 25, 2006

'Agustusan' di Sabuga

Malam Jumat, dapat undangan 'Agustusan' dari komunitas Tionghoa yang bekerja sama dengan Dinas kota. Acaranya diselenggarakan di Sabuga. Salah satu mata acaranya adalah pemberian penghargaan kepada guru-guru teladan di kota Bandung, dan aku (konon) termasuk salah satunya.
Awalnya aku nggak menyangka acaranya akan sebesar apa, tapi agak terkejut-kejut juga ketika masuk parkiran Sabuga. Ppwennuhh! Nyaris nggak dapat tempat parkir! Sempat 'ditakut-takuti' oleh petugas parkir di gerbang depan. Katanya, hati-hati bawa mobil kijang seperti yang kukendarai. Banyak peminatnya. Jadi agak takut juga nih.
Masuk ke lobby Sabuga, disambut dengan barisan adik-adik paskibraka Kota, juga pramuka terbaik. Gagah. Aku diantar ke deretan kursi terdepan, dekat panggung. Ketemu lagi dengan beberapa teman guru di acara seleksi sebelumnya. Sempat ngobrol-ngobrol dikit. Dapat info banyak-lah.
Kita sempat naik panggung rame-rame untuk nerima 'penghargaan' dari kumpulan usahawan Tionghoa di Bandung. Yah... angpau-lah, biarpun bukan di amplop merah. Hehe... Setelah itu, rentetan acara hiburan. Ya panggung 17-an, deh. Unik sih. Dimulai dengan paduan barongsai dan sisingaan, dilanjutkan dengan pertunjukkan rampak kendang. Asyik banget. Kompak berat! Berikutnya, anak-anak BPK Penabur yang rata-rata Chinese, unjuk kebolehan nyanyiin 2 lagu sunda. Bagus. Ada juga pertunjukkan tarian khas Cina, juga tari rampak topeng. Keren...! Selain itu, ada juga peragaan busana tradisional dari 32 provinsi di Indonesia, juga peragaan busana etnis Cina. Menarik! Tapi yang lebih seru lagi, kolaborasi alat musik Cina dan Sunda dengan lagu-lagu dari 2 negara juga. Anak-anak Chinese itu masih muda-muda, tapi sangat terampil memainkan beragam alat musik tradisional Cina, sedangkan pemusik dari Bandung, tampak sudah mulai 'berumur'. Belum uzur sih, tapi memang bukan teenager juga. Ka marana yeuh, bujang anomna...?

Monday, August 14, 2006

Mari boikot produk zionis dan para pendukungnya!

(dapat dari milis KAMMI Jepang. Yuk, kita coba jalani juga)
Assalamualaikum
61 tahun yang lalu Indonesia tercinta merdeka. Ketika kita masih meronta-ronta berusaha lepas dari cengkeraman Belanda. Ketika kita masih tertatih-tatih mencari pengakuan dunia internasional, adalah Mesir negara pertama yang mengakui kemerdekaan kita. Adalah dunia Islam termasuk Palestina yang membuat komite solidaritas untuk membantu Indonesia. Si bayi merah harapan semua.
Kini bayi itu telah dewasa, menjelma menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia. Sementara Palestina yang dulu membantu kita, kini terjajah di bawah pendudukan zionis Israel. Tidakkah hati kita tergerak untuk gantian membantu mereka?
Rekan-rekan KAMMI Jepang yang budiman, marilah kita bersama-sama membantu Palestina untuk merdeka dan kita dapat memulainya dengan menghentikan mengalirnya uang dari kantong kita untuk keuntungan negara zionis Israel walau 1 rupiah. Marilah kita boikot produk-produk yang dibuat oleh zionis Israel dan juga produk perusahan-perusahan apapun yang turut memberikan sumbangan kepada zionis Israel. Bagaimanakah kita mengetahui produk apa saja yang dibuat oleh Israel? Cara paling sederhana untuk mengenali produk buatan Israel adalah dengan melihat label 'Made in Israel' atau yang sejenisnya. Selain itu kita juga dapat memeriksa barcode yang tertera pada setiap produk. Barcode selalu diawali dengan 2 atau 3 angka yang menunjukkan kode negara produsennya, dan kode negara Israel adalah '729' Untuk daftar lengkap kode negara pada barcode silakan lihat link di bawah http://www.mecsw.com/specs/ean_cc.html Kode negara Israel adalah '729', karena itu jangan lagi kita beli produk dengan barcode berawalan '729'. Lalu bagaimanakah kita mengetahui perusahaan mana saja yang membantu zionis Israel? Sebuah perusahaan software Islam berbasis di Inggris, InnovativeMinds telah melakukan penelitian yang ekstensif untuk melacak perusahaan-perusahaan besar dunia apa saja yang telah terbukti membantu zionis Israel. Hasil penelitian tersebut mereka publish di homepage mereka dengan alamat di bawah, dilengkapi dengan referensi link ke sumber informasi yang bersangkutan: http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.html Atau bisa juga dilihat dalam bentuk daftar merek dan logo pada alamat di bawah: http://www.inminds.co.uk/boycott-brands.html Berdasarkan penelitian mereka, daftar perusahaan yang telah terbukti turut menyumbang zionis Israel, sehingga perlu kita boikot bersama-sama.. adalah:
1. McDonald's --> McDonald's Restaurants
2. Coca-Cola --> Coca-Cola, Dr Pepper, Fanta, Fruitopia, Kia Ora,Lilt, Sprite, Sunkist, Schweppes
3. Starbucks --> Starbucks Coffee Stores, Starbuck coffee, chocolates,biscuits & ice-cream products, Seattle Coffee Company, Pasqua Inc.,Hear Music, Tazo
4. DANONE --> Strauss dairy, Danone yogart, Jacob biscuits, HP foods,Evian, Volvic, Galbani, LEA & PERRINS, LU Biscuits
5. NESTLE --> Nescafé, Perrier, Vittel, Pure Life, Carnation, Libby's,Milkmaid, Nesquik, Maggi, Buitoni, Crosse & Blackwell, Milkybar,KitKat, Quality Street, Smarties, After Eight, Lion, Aero, Polo,Shreddies cereal, Felix - cat food
6. Johnson & Johnson --> Baby Products
7. L'OREAL --> Giorgio Armani Perfumes, Redken 5th Avenue NYC, LancomeParis, Vichy, Cacharel, La Roche-Posay, Garnier, Biotherm, HelenaRubinstein, Maybelline, Ralph Lauren Perfumes, Carson
8. REVLON --> Revlon cosmetic products, New World Entertainment, Forbes
9. SARA LEE --> Hanes (Intimate apparel, hosiery, socks, knitwear,workwear, casualwear), Hillshire Farm (meat), Playtex (Intimateapparel), Champion (Men's and women's athletic apparel and men'sunderwear), Leggs (Hosiery), Jimmy Dean (meat), Douwe Egberts (Coffeeand coffee systems), Sara Lee Bakery, Dim (Intimate apparel, hosiery),Ambi Pur (Air fresheners), Ball Park (meat), Bali (Intimate apparel),Superior Coffee (Coffee and coffee systems), Just My Size (Intimateapparel), Kiwi (Shoe care), Maison Cafe (Coffee and coffee systems),Aoste (meat), Nur die (Hosiery), Pilao (Coffee and coffee systems),Lovable (Intimate apparel, men's underwear, socks), Outer Banks(T-shirts, sportshirts), Wonderbra - (Intimate apparel), Sanex (Bodycare), Pickwick (Tea), Gossard (Intimate apparel), Body Mist(bodycare), Brylcreem (bodycare), Aqua Velva (bodycare), Radox(bodycare)
10. Timberland --> Footwear, Outwear, Clothing, Gear
11. NOKIA --> Nokia electronic products - mobile phones, tvs
12. Intel --> Celeron, Pentium, Itanium, etc
13. IBM
14. Walt Disney --> Disneyland, EuroDisney, Disney Products
15. AOL Time Warner --> AOL Internet, Time Magazine, Life Magazine,Time-Life books, CNN, ICQ
16. APAX PARTNERS & CO. LTD --> Merlin Entertainment Group, Stead &Simpson Group, Brands Hatch Leisure Holdings, easyEverything Limited,Yell, Jonny Rockets Group, Protection One, Sunglass Hut, Greenbacks
17. Delta Galil Industries Ltd --> Marks & Spencers, Hema, Carrefour,Auchan, Tchibo, Victoria's Secret, GAP, Banana Republic, Structure,J-Crew, J.C. Penny, Pryca, Lindex,DIM, Donna Karan / DKNY, Ralph Lauren, Playtex, Calvin Klein, Hugo Boss
18. Estee Lauder --> Aramis, Clinique, DKNY, Prescriptives, OriginsNatural Resources, MAC Cosmetics, La Mer, Bobbi Brown Essentials,Tommy Hilfiger Toiletries, Jane, Donna Karan Cosmetics, Aveda, StilaCosmetics, Jo Malone, Bumble and Bumble, Kate Spade
19. KIMBERLY-CLARK --> KLEENEX facial tissues, KOTEX products, HUGGIESdisposable baby products, ANDREX products
20. LEWIS TRUST GROUP LTD --> River Island clothing chain, Isrotelhotels in Palestine, Ibrotel hotels in Spain/Portugal, BritanniaPacific Properties
21. Marks & Spencer --> M&S stores, St. Michaels
22. News Corporation --> Fox TV Network, 20th Century Fox Films, FoxKids, Sky TV Network, CNBC, National Geographical, Weekly StandardNewspaper, TV Guide, News of the World (UK), The Sun (UK), The Times(UK), Sunday Times, Times Educational Suppliment (TES), The Telegraph(Australia), Gold Coast Bulletin, Herald Sun, Independent NewspapersLtd, Newsphotos, Sunday Herald, Sunday Mail, The New York Post (US),Harper Collins Book Publishers, Ragan Books, Zondervan, Nursery World,Rawkus, NDS, Mushroom Records, ChinaByte.com, Festival Records
23. Selfridges --> Selfridges Stores
24. The Limited Inc. --> Express, The Limited, Lerner New York,Structure, New York and Company, Mast Industries, Intimate Brands,Inc, Victoria's Secret, Bath & Body Works, White Barn Candle Company,Henri Bendel
25. HOME DEPOT --> Home Depot retails stores, EXPO Design Centers,Villager's Hardware stores, Apex Supply Company, Georgia Lighting,Maintenance Warehouse, National Blinds and Wallpaper
26. Arsenal Football Club
Rekan-rekan KAMMI Jepang yang budiman. Apakah sebenarnya gerakan boikot ini? Gerakan boikot ini adalah usaha orang-orang biasa di seluruh dunia dalam menggunakan hak mereka untuk memilih apa yang ingin mereka beli dengan tujuan untuk menghentikan penjajahan dan penindasan zionis Israel atas Palestina. Ini adalah cara damai untuk memberi tekanan internasional atas negara zionisIsrael. Apakah ini berarti kita memboikot agama Yahudi atau etnis Israel? Tentu saja tidak. Boikot ini tidak ditujukan untuk agama Yahudi maupun etnis Israel, melainkan ditujukan untuk negara zionis Israel yang melakukan penjajahan atas Palestina dan perusahaan-perusahaan apapun di seluruh dunia yang menjadi pendukungnya. Siapa sajakah yang mendukung boikot ini? Siapapun orang-orang di seluruh dunia yang sadar akan kesewenang-wenangan zionis Israel turut mendukung aksi boikot ini. UNISON, sebuah trade union terbesar diInggris dengan 1.4 juta anggotanya, telah mengajak untuk memboikot produk Israel sejak tahun 2002
http://www.unison.org.uk/news/news_view.asp?did=136 Christian Aid, sebuah agensi gereja-gereja di Inggris dan Irlandia, menyerukan Uni Eropa untuk memberi sangsi atas Israel termasuk membatalkan kesepakatan dagang Euro-Israel. http://www.christianaid.org.uk/news/stories/020403.htm
Gush Shalom, organisasi Israel non-pemerintah yang berperan penting dalam menentukan agenda moral dan politik gerakan-gerakan damai diIsrael, telah melancarkan boikot versi mereka untuk menolak membeli barang-barang produk daerah pendudukan Israel.
http://gush-shalom.org/Boycott/boyceng.htm
Para ulama Islam seperti Sheikh Yusuf Al-Qaradawi, ulama Al-Azhar yang juga penceramah terkenal, Dr. Fu`ad Mukhaymar, ulama Al-Azhar yang juga ketua Institusi Mesir Sunni, dan Dr. As-Sayed Nuh, ulama Al-Azhar yang juga profesor ilmu Hadist di Universitas Kuwait, telah memfatwakan untuk memboikot barang-barang Israel dan perusahaan pendukung zionis lainnya.
http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-English-Ask_Sc\holar/FatwaE/FatwaE&cid=1119503545220
Demikian juga dengan Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin spiritual tertinggi Iran, juga melarang pembelian barang-barang Zionis. http://www.arabicnews.com/ansub/Daily/Day/020823/2002082302.htmlhttp://www.islam-online.net/english/news/2003-02/04/article04.shtml
Apakah boikot ini benar-benar berfungsi? Ya, tentu saja. Contohnya adalah perusahaan Coca Cola di atas, dan juga perusahaan McDonald yang sejak 2002 terpaksa menutup banyak cabangnya di timur tengah karena boikot yang dilancarkan di sana.
http://www.crisscross.com/jp/news/238166
Untuk membantu kemerdekaan Palestina dan memotong sebanyak mungkin aliran dana ke zionis Israel, marilah kita boikot produk Israel dan perusahaan-perusahaan ini sekarang juga. Lebih dari itu, anda dapat juga membantu menyebar-luaskan ajakan boikot ini kepada keluarga, kerabat dan teman-teman, maupun membuat leaflet, pamflet maupun booklet dan menyebarkannya di tempat-tempat umum yang diizinkan. Mudah-mudahan sedikit usaha kita yang lemah ini mendapat ridho Allah SWT dan mampu mengurangi walau hanya satu-dua rupiah aliran dana kezionis Israel yang masih terus menggunakan dana itu untuk menjajah rakyat Palestina sampai saat ini.
Wassalam
bowo
Hayu atuh, kita tindaklanjuti!

Can You Read This

Got tihs form a firned. Ietrtinsneg, ins't it? Haha...
fi yuo cna raed tihs, yuo hvae a sgtrane mnid too. Cna yuo raed tihs? Olny 55 plepoe can. i cdnuolt blveiee taht I cluod aulaclty uesdnatnrd waht I was rdanieg. The phaonmneal pweor of the hmuan mnid, aoccdrnig to a rscheearch at Cmabrigde Uinervtisy, it dseno't mtaetr in waht oerdr the ltteres in a wrod are, the olny iproamtnt tihng is taht the frsit and lsat ltteer bein the rghit pclae. The rset can be a taotl mses and you can sitll raedit whotuit a pboerlm. Tihs is bcuseae the huamn mnid deos not raed ervey lteter by istlef, but the wrod as a wlohe. Azanmig huh? yaeh and I awlyas tghuhot slpeling was ipmorantt! if you can raed tihs forwrad it.

Friday, August 11, 2006

Anda Bisa Jika Anda Mau

Self test dari sebuah site rasanya jadi 'mengkonfirmasi' kondisiku selama ini. Parah ah...
Mungkin orang seperti Andalah yang menciptakan tombol snooze. Anda seringkali membutuhkan waktu tidur ekstra sebelum Anda benar-benar terjaga. Anda memang bukan tipe orang pagi yang semangat menyambut hari baru begitu alarm berbunyi, namun sebenarnya Anda bisa bekerja produktif pada pagi hari. Anda juga cukup fleksibel untuk bisa bangun pagi jika Anda memang dibutuhkan untuk itu. Sepertinya Anda perlu sedikit 'dorongan' seperti kopi kental atau musik berirama upbeat untuk memancing timbulnya semangat pagi. Semangatlah menjalani hari dengan maksimal!
Perlu lebih semangat nih sejak pagi hari, Dee. Makanya, materi di hari kedua besok tentang motivasi kunanti-nanti banget!

Have a Great Time!

Corporate Social Responsibility Program, bersama Telkom & Republika menyelenggarakan sebuah pelatihan untuk guru pilihan, yang diselenggarakan berantai di Jakarta dan Bandung. Aku udah ngeceng-ngeceng program ini sejak awal advertisement-nya muncul di koran. Pengen banget dapat kesempatan berpartisipasi di pelatihan itu. Subhanallah... Alhamdulillah... Allah SWT sungguh-sungguh baik. Dia kabulkan keinginanku yang bahkan jarang kupinta dalam doa khusus. Baru berupa lintasan hati saja sudah Dia kabulkan, maka aku tak putus asa meminta padanya. Dia tak pernah mengecewakan hamba-Nya. Bahkan yang Dia beri hanya yang terbaik. Subhanallah. Fabiayyi aala-i Robbikumaa tukadzdziban.
Hari pertama, materi-materi menarik dan berguna saja yang tersaji. Harus terinspirasi untuk jadi guru yang lebih baik dari saat ini.
Hari kedua, seru, hingga sesi terakhir! Khusus materi tentang Motivasi, menggugah banget... tapi kalo nggak ditindaklanjuti, wah... bisa-bisa drop lagi nih. Ayo, cari komunitas yang mendukung nih! Lebih bagus lagi kalo bisa jadi inspirator. Ayo Dee,

Saturday, August 05, 2006

Ke Boscha lagi

Berangkat ke Boscha lagi. Kali ini bareng anak-anak kelas 3 yang juara 1 lomba ala detektif Conan beberapa waktu yang lalu.
Paginya aku mesti nganter ibu, kakak-kakak dan Layla yang pengen hadir ke undangan nikahan Ervan, sodara jauh dari Karawang. Acaranya sendiri di Lembang sih... sekitar 3-4 kilometer setelah Boscha. Jauh lah ya... Awalnya sih ibu mau nyari sopir untuk nganter ke sana, dan kelihatannya sudah berhasil 'ngetek' seseorang. Ternyata, pagi harinya kita dapat kabar bahwa istri si bapak sopir baruuuu saja melahirkan. Tentu saja si bapak tak bisa meninggalkan istri and their newly born. Maka akhirnya aku lagi yang jadi sopir. Padahal aku lagi nggak enak badan, rada pilek dan agak batuk. Mengingat aku mesti bolak-balik Bandung-Lembang twice in a row, udah kebayang deh capeknya bahkan sebelum berangkat. Hhhh... tapi selalu, bismillaah. Semoga Allah memberiku kekuatan. Amiin.
Nyaris nyasar menuju ke tempat nikahan, dan sempat beberapa kali tanya sana-sini. Akhirnya nyampe juga di sana, jam setengah sebelas-an, dan ternyata akad nikah baru mau dimulai. Kita makan duluan aja. Hihi... Rangkaian acara berlalu. Salam-salaman, upacara adat, sungkeman, nincak endog, sawer, dan sebagainya, akhirnya jam satu lewat dikit, kita mesti pulang! Aku mesti siap-siap balik lagi ke Boscha. Mestinya jam 5 sore udah di sana. Hmmm... bakal keburu nggak ya?
Hari Sabtu, jalanan di wilayah Bandung Utara rada-rada macet dong, termasuk di sekitar perempatan Bubat dan Sukarno-Hatta. Nyampe GBA sekitar ashar (jam 3 lewat seperempat-an deh). Nyetir dalam keadaan begitu, capek berraat! Tadi di jalan aja sempat keliyengan, ngantuk! Wah, bahaya nih. Mesti istirahat dulu sebentaran. Minum kopi instant dingin. Hmm... nikmat. Duduk-duduk sebentar, lalu shalat dzhuhur dan ashar dijamak. Setelah itu, aku harus pergi lagi, kali ini ke Boscha. Janjian sama bu Tia dan 2 murid (Ira dan Ayang) untuk ketemu dan kujemput di sekolah, aku berusaha berangkat sesegera mungkin, tapi tetap lewat dari waktu yang sudah disepakati bersama. Muri da... Akhirnya bikin kesepakan baru via sms untuk ketemu di gerbang belakang ITB = gerbang Sabuga.
Jam 5-an baru bertolak dari Dago, tentu saja telat banget nyampe Boscha. Rombongan kita yang asli (anak-anak Salman beserta bapk-ibunya) sedang break, lalu mulai mengantri untuk melihat benda-benda langit dengan teropong (tapi bukan di dalam kubah Zeiss). Melihat permukaan bulan yang terasa begitu dekat, juga planet Jupiter dengan 3 satelitnya, seru banget. Setelah itu, karena kita telat datang, akhirnya 'nyelusup-nyelusup' ke rombongan lain. Untungnya bisa dan Pe-De aja, soalnya minta tolong sama 'orang dalam', mas Hendro, yang kayaknya koordinator acara ini. (Mas Hendro ini astronom lulusan ITB yang justru ketemunya di Observatorium Gunma, bukannya di Bandung) Menikmati paparan tentang alam semesta yang disampaikannya dengan sangat menarik, subhanallah... Betul-betul terasa bahwa kita hanya sebuah noktah teramat kecil di alam ciptaan Sang Khalik ini.
Setelah itu, kita sempat juga berfoto-ria di dalam dan depan kubah Zeiss, dan ikut sedikit penjelasan singkat di dalamnya. Sayangnya, kali ini souvenir shop tidak dibuka, jadi kita nggak bisa beli oleh-oleh khas Boscha. Aku yang udah punya satu jenis souvenir lucu dari Boscha aja masih pengen punya yang lain (incaranku saat ini sebetulnya kaos lengan panjang), tapi (untungnya) nggak kesampaian. Haha... Uangnya lalu kupake buat mbeli bensin. Seharian ini betul-betul perjalanan panjang buatku. Serasa sopir antarkota deh. Hehehe... Lain kali kayaknya bisa ke Jakarta aja sekalian. Pake tol Cipularang cuma makan waktu sekitar 2 jam-an kan? ;)

Wednesday, August 02, 2006

Seragam Baru

Mulai awal tahun pelajaran ini beberapa waktu lalu, beberapa guru sudah mulai mengenakan seragam Salman yang baru. Safari abu keunguan buat bapak-bapak, dan semi blazer dipadu celana panjang buat ibu-ibunya.
Penampilan baru ini tentu saja mengundang komentar dari banyak orang. Beberapa orang guru secara bercanda menyapa koleganya dengan sebutan "Pak Lurah", karena memang gagah benar bapak-bapak yang mengenakannya! Sedangkan komentar murid-murid melihat beberapa bapak guru yang safarinya agak nanggung bahkan berkomentar,
"Bapak, ih... geuleuh!"
"Bapak kok jadi kayak sopir yang biasa njemput saya ya?" Haha... memang iya juga ya? Beberapa orang sopir kantor yang menjemput beberapa anak Salman rata-rata memang mengenakan safari dengan warna berbeda. Tapi ya... kesannya kok sopir, gitu ya?
Memang terlihat sangat resmi. Cocok atau tidak ya dengan pekerjaan sehari-hari di sekolah? Mengambilkan sayur untuk anak-anak, nyapu kelas, ngepel muntahan anak, atau mungkin (maaf) nyebokkin pup anak buat guru-guru kelas 1, yah... yang begitu-begitu deh. Bu Suzana bilang sih, "Nggak cocok banget." Hehe...
Beberapa orang guru memang mengeluh dengan modelnya yang ya... gitu deh. Beberapa orang ibu guru malah mengembalikan seragamnya untuk diperbaiki karena agak terlalu ketat. Jatah seragamku sendiri, alhamdulillah... rasanya sih cocok-cocok aja. Celana panjangnya enak banget dipake. Bahannya, potongannya, juga jahitannya. Rapi. So far, I'm satisfy. Harus banyak-banyak bersyukur ya memang, atas segala nikmat yang kudapat.

Lepas Landaslah...

Beberapa hari ini aku mengkhawatirkan Evi. Proses pengurusan visa ke Amerika kabarnya tak mudah. Aku khawatir dia tak bisa berangkat ikut sang suami, dan yah... beberapa kekhawatiran lain sempat melintas. Tapi rupanya kekhawatiran itu tak beralasan. Alhamdulillah, Evi berhasil mendapatkan visa-nya tepat di hari keberangkatannya, hari ini! chou girigiri, ja nai? But anyway, she (or they) did it. Congratulations!
Malam ini jam 8 lewat dia insya Allah akan lepas landas. Mungkin karena kepolosan dan kepasrahannya, Evi justru dapat banyak kemudahan, didoain oleh banyak orang. Mudah-mudahan urusannya lancar. Amiin.
Selamat jalan, Vi. Take good care of yourself. Write some news as soon as you get there. Don't hesitate to share any news with me. I'm still your friend. Always.

Single's Love Horoscope

Dear Diah,
Here is your single's love horoscope for Wednesday, August 2:
Making a memorable impression is important to your future. If you're attending a work function, make an extra effort to look sharp and speak eloquently. Career prospects look good, but romance looks better.

Haha... iyakah? Yang jelas, mesti kerja lebih keras dan menunjukkan performance terbaikku! Nggak usah peduli dengan pendapat orang lain deh, just work hard and try to do your best!

Monday, July 31, 2006

Nyaris... saja

Tadi aku agak memaksakan diri berkunjung ke rumah mode Shafira di Sulanjana. Aku dapat voucher discount 20%, yang berlaku sampai tanggal 31 Juli ini. Kelihatannya lumayan. Tapi setelah melihat-lihat koleksi di sana, ah... rupanya tidak ada yang cocok dengan seleraku. Ada beberapa desain yang agak kusuka, tapi biasanya ujung lengannya terbuka terlalu lebar (males aja kalau nulis-nulis di papan tulis lalu tersingkap-singkap gitu). Atau... malah range harganya yang terlalu lebar. Nggak cocok dengan dompetku. Haha...! Nyaris saja aku memaksakan diri untuk mbeli, hanya untuk memanfaatkan voucher yang nyaris tak seberapa. Untungnya aku berakal sehat, dan tidak jadi menghamburkan uang sejumlah besar untuk fashion (buatku, standar harga Shafira relatif besar). Akhirnya memang mbeli sesuatu sih... kerudung, yang kebetulan sekali harganya nggak terlalu mahal. Sayangnya nggak dapat discount euy...
Keluar dari outlet Shafira, aku sempatkan untuk mampir di gerai handphone. Niatnya emang mau mbeli handphone baru, nggantiin HP yang kupakai sekarang, yang dua tombol di keypad-nya sudah tanggal (haha... ompong euy!), kait baterainya juga tanggal satu (jadi mesti hati-hati sekali ketika menelfon atau ngetik sms supaya nggak tiba-tiba mati sendiri), dan... emang udah 'tuir' banget sih.... Maklum, warisan. Makanya pengen banget mbeli yang baru, my own! Beberapa model yang kuincar rupanya tidak tersedia saat itu, kecuali sebuah model Sony-Ericcson yang sebetulnya juga nggak terlalu kusuka. Nyaris... aja aku beli. Tapi aku coba aja sabar beberapa waktu, mudah-mudahan model yang kuincar bisa kudapat di tempat lain, bahkan mungkin dengan harga yang lebih murah! Siapa tahu...?
Selesai dengan dua urusan itu, akupun berniat pulang. Kubawa kijang-ku sedikit berputar di sekitar Jalan Dago-Sulanjana. Berbelok di perempatan itu, dua orang pejalan kaki menyeberang dengan santai. Kubelokkan kemudi ke kanan untuk menghindari mereka, tahu-tahu dari sebelah kanan sebuah sepeda motor yang berputar 180 derajat muncul tiba-tiba. Betul-betul mengejutkan!! Segera kubanting lagi kemudi ke kiri. Nyaris... saja menabrak sebuah mobil yang berhenti di pinggir jalan. Untungnya tidak kena siapapun. Alhamdulillah. Sepanjang sisa perjalanan pulang, mulutku banyak-banyak berdzikir mengingat Allah, mengingat maut yang terasa begitu dekat.
Uwah.... hari ini rasanya banyak sekali peristiwa 'nyaris'. Mudah-mudahan Allah SWT selalu mendampingiku dan menuntun setiap gerak langkah agar selalu di jalan-Nya.

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka