Friday, November 03, 2006

Teh Dewi Sakit

Beberapa teman berniat untuk mendonorkan darahnya untuk teh Dewi yang sedang membutuhkan transfusi (HB-nya nge-drop), tapi nggak bisa pergi pake mobil yayasan, terlebih lagi karena nggak ada sopir. Aku nyaris didaulat untuk jadi sopir mobil yayasan. Tentu saja kutolak, karena aku toh bawa mobil sendiri. Akhirnya kita ‘bolos’ dari acara evaluasi sekolah, lalu berangkat ke PMI. Aku, bu Westri, dan bu Umi, plus bu Tia yang berencana untuk jadi donor. Bu Rika berangkat dengan suaminya, pak Edi dan pak Erwin juga berangkat sendiri-sendiri, ketemuan di sana.

Bu Tia ternyata ‘tereliminasi’ gara-gara Hb-nya kurang dari 12,5. Pak Erwin pun kemudian ‘tersingkir’. Jadinya, cuma pak Edi dan bu Rika yang sukses mendonorkan darahnya. Setidaknya… sesuai dengan yang diminta deh, 2 labu untuk persediaan. Karena nggak ada kerjaan di PMI, kita akhirnya ke RS, nengokkin teh Dewi lagi. Di sana, ketemu Intan dan bu Tika yang kebetulan datang barengan, juga pak Soleh dan pak Yadi yang datang untuk nganterin sumbangan dari temen-temen di sekolah. Nggak seberapa sih kalau dibandingkan dengan biaya pengobatan yang katanya, sampai hari ini saja udah mencapai 6 jutaan. Masya Allah… Ringankanlah rezeki mereka ya Allah. Mudahkanlah urusannya. Amiin.

Tak berapa lama selepas adzan maghrib, ketika kita tinggal, teteh sempat nangis. Katanya sih sedih (terharu, kali…) karena temen-temen begitu baiknya. Ah, itu kan hanya karena kebaikan yang teteh semai. Sebagiannya sudah membuahkan kebaikan juga, teh. Semoga makin banyak kebaikan yang teteh ‘panen’. Amiin.

2 comments:

Pembelajaran Kehidupan said...

Wah kangen euy sama bu Dewi Ratna

nining said...

tapii..
bagaimana dengan saya Di?..
kebaikan saya mungkin belum ada yang bisa saya semai kelak. Aduhh..Didi...sekalian juga ke Dewi tela yang baru ajah ngabarin berita terakhir teteh ke saya, maafin semua kekhilapan saya yahhh...salam sayank untuk semua temen di Salman

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka