Saturday, April 15, 2023

Hiroshima Kuingin Jumpa

Di Kebun Plum Osaka Garden

20 tahun yang lalu (Oh my Lord... sudah selama itu...?), ketika aku berkesempatan untuk belajar setitik di Negeri Matahari Terbit, pastilah ada keinginan untuk jalan-jalan mengunjungi beberapa tempat wisata populer di sana. Kalau sempat waktunya dan cukup (dicukup-cukupkan) budgetnya, aku pilih-pilih destinasi wisata populer yang jadi landmark-nya beragam kota di sana. Di beberapa kali kesempatan libur semester, aku menyempatkan untuk jalan agak jauh, baik bersama teman ataupun grup wisata yang dikelola kampus. Area Tokyo yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan dari Gunma sudah kukunjungi beberapa kali, numpang lewat dan menyempatkan berfoto dengan latar belakang Tokyo Tower. Kyoto yang lebih jauh pun sempat kujejak dan menikmati suasana kota budaya yang sangat kental berbau Jepang lama. Sempatlah berfoto di depan Ginkakuji yang terkenal itu. Area Hokkaido di ujung utara Jepang dengan suasana yang sedikit berbeda dengan Jepang pada umumnya sudah pula kukunjungi, sementara agak ke selatan, aku sempat menjalani masa homestay selama 2 minggu sekalian sedikit berwisata. Salah satu tempat yang ingin tapi belum sempat kukunjungi adalah kota Hiroshima dengan kekhususan untuk menginjakkan kaki di depan landmark kota: Monumen Perdamaian atau tepatnya sih Kubah Bom Atom (Genbaku Domu).  

Genbaku Dome sepertinya kalah populer dibandingkan destinasi wisata lainnya di Hiroshima yaitu Itsukushima Shrine dengan gerbang merah megah yang seolah terapung di air. Genbaku Dome bahkan tidak masuk dalam 50 tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi di Jepang menurut situs Tsunagu Japan. Seriously? Orang Jepangnya sendiri mempertanyakan keinginanku mengunjungi Genbaku Dome itu. Kenapa ingin berkunjung ke sana? Giliran aku yang terpaku, tak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bukan karena tak tahu alasannya, tapi karena tak tahu bagaimana mengungkapkannya dalam Bahasa Jepang. Hahaa... Separah itu kemampuan Bahasa Jepangku. Aku hanya bisa bilang, ada keterkaitan sejarah antara dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. 

Mengapa aku ingin mengunjungi area Monumen Perdamaian Hiroshima itu? Seperti yang kubilang sebelumnya, aku ingin pergi ke sana karena ada keterkaitan sejarah dengan Indonesia. Di masa penjajahan Jepang yang mensengnya... mensengaya... mengsengya... ah, menyengsarakan rakyat Indonesia, di saat itulah tentara sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan meluluhlantakkan kota tersebut. Momen itu tentu saja mengguncangkan seluruh Jepang, termasuk balatentara yang sedang menginvasi di luar negeri. Maka tak menunggu lama, Presiden Soekarno pun mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di 17 Agustus 1945, mengambil kesempatan di masa kekosongan kekuasaan itu. Merdeka, Indonesia!
Tentara Jepang menginvasi? Sebagian orang Jepang bahkan tak tahu fakta ini. Beberapa teman yang kutanya, hanya sebatas tahu bahwa tentara Jepang atau (mereka pikir) warga sipil Jepang dikirim ke Indonesia untuk bekerja di pertambangan atau pertanian. Sejatinya, mereka menjajah Indonesia lho... Seorang kenalan yang mempelajari sejarah bertanya setengah sungkan, "Apakah kamu tidak benci Bangsa Jepang?" katanya. Dia tanyakan karena dia tahu fakta bahwa tentara Jepang menjajah Indonesia di rentang waktu 1942 hingga 1945. Aku mau jawab apa ya? Kalau bilang benci, lha kok usaha banget untuk dapat beasiswa (biarpun nondegree sekalipun) untuk ke Jepang. Aku dibiayai hidup selama 1,5 tahun di sana, itu jadi wujud negara Jepang untuk menebus kesalahan leluhurnya di masa lalu mungkin yaa. Jadi... yuk, kita berdamai saja. Maka dari itu, wajar sekali bukan, keinginanku untuk mengunjungi Monumen Perdamaian Hiroshima

Selain itu, setiap landmark dan kota di seantero Jepang biasanya memiliki stempel khusus yang bisa digunakan untuk penanda bagi pengunjung, bahwa mereka sudah menjejak di sana, dengan stempel sebagai buktinya. Di saat-saat terakhir masa tinggalku di sana, aku baru sempat mendapatkan stempel kota Maebashi (itu pun nggak terlalu jelas), sementara beberapa kota lainnya sudah kudapatkan stempelnya yang rata-rata bisa ditemukan di stasiun maupun gedung atau area populer lainnya. Nah... sudah cukup kan alasan bagiku untuk ingin pergi ke Hiroshima? Aku ingin dapat stempel dari landmark bangunan bersejarah itu. Doakan yaa, semoga suatu saat aku bisa ke sana. 
Setoran untuk Tantangan Ngeblog Mamah Gajah bulan April, tapi lagi-lagi kelewat deadline. :( Posting anyway lah...



Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka