Saturday, July 25, 2009

Kisah Milad ke-3 SK (Bagian 1)

Ragu. Beberapa hari sebelum memutuskan untuk ikut serta, ada-lah perasaan ragu di hatiku. Ikutan nggak ya, acara milad eSKa kali ini? Mumpung di Bandung, gitu. Harusnya bisa dong menyempatkan untuk ikut berpartisipasi. Dengan dukungan semangat, motivasi, dan dana (hehe...) dari kakak, akhirnya aku putuskan untuk ikutan!
Sabtu siang menjelang sore, rencana keberangkatan tertunda-tunda (kebiasaan burukku). Akhirnya setelah shalat ashar di sekolah, kunaiki Katana-ku menuju Padepokan Karang Tumaritis, tempat diselenggarakannya acara Milad ke-3 eSKa ini. Lembang, aku datang....
Separuh jalan ke sana, ah... bukan separuh, tinggal sepertiga jalan menuju lokasi, Nova nelfon, mengabari berita kecelakaannya bu Indri, kepala sekolah kami. Katanya, motor yang ditumpanginya jelas rusak, laptop yang dibawanya rusak berat. Lha, kondisi bu Indri, gimana...??? Galau aku memegang handphone. Kuingatkan diri sendiri, harus konsentrasi berkendaraan. Jalan Raya Lembang yang berkelok-kelok, dengan badan dan bahu jalan yang tidak sejajar membuatku harus ekstra hati-hati mengendarai mobil kecilku itu. Alhamdulillah, arus lalu lintas ke atas menuju Lembang relatif lancar, walaupun aku sempat sedikit nyasar juga hingga menemukan lokasi yang dituju.
Nova nelfon lagi. Kali ini aku benar-benar menepikan kendaraanku sebelum berkonsentrasi pada apa yang dikatakannya. Oke... oke. Pesan diterima. Kulanjutkan perjalanan hingga ke lokasi. Sampai di sana, sudah hampir maghrib. Sahabat-sahabat eSKa sedang dalam sesi perkenalan, sementara aku masih sibuk kirim-kirim sms, mengabari beberapa teman lain untuk koordinasi.
Bergabung di lingkaran, aku disapa dengan ramah, hingga aku merasa diterima sebagai bagian dari mereka, walaupun aku belum kenal siapapun sebetulnya. Ada sih satu-dua yang sudah 'kenal', via e-mail dan sms, tapi kan belum kenal secara pribadi. Jadi sedikit minder ketika melihat keakraban yang terjalin di antara mereka. Break shalat maghrib, aku dengan tidak tahu malu meminta teman-teman untuk mendoakan bu Indri. Iya... belum kenalan, gitu, aku minta doa begitu saja. Tapi bukankah sesama muslim itu bersaudara? Boleh dong sesama saudara salingmendoakan ;) Setelah itu, bubarlah kami untuk sementara. Aku menuju kamar yang akan kutempati bersama 6 orang lainnya.
Kamar no. R-8 terletak hampir paling ujung dari rangkaian sekian kamar yang ditempati peserta milad eSKa ke-3 ini, berada agak di puncak setelah menaiki tangga yang sedikit berkelok. Kami shalat maghrib dan menyegarkan diri. Air di kamar mandi ternyata tidak sedingin yang kuperkirakan. Setelah mandi, badan malah terasa lebih hangat. Tya dan aku berbincang seru. Ternyata banyak kesamaan minat dan kepentingan (iyakah?) di antara kami. Sebuah 'kebetulan' yang manis. Tapi perbincangan itu tak bisa berpanjang-panjang, karena setelah itu kami harus segera turun untuk makan malam. Nasi rawon yang nikmat. Alhamdulillah.
Rangkaian acara perkenalan dilanjut lagi, diselingi dengan pembacaan hasil lomba menulis "Ngaku eSKa". Mbak Wiwiek dan Mbak Endah sebagai juara 1 & 2 bergiliran membacakan tulisan mereka. Namaku dipanggil pula sebagai salah satu pemenang favorit, people's choise award. Jiee... Nggak nyangka, karena rasanya milis sepi-sepi saja tuh dengan "polling" tentang tulisan terpilih itu. Tapi senang, tentu saja, karena si anak baru di eSKa ini ternyata bisa eksis juga. Aku dapat hadiah bantal cantik dari sponsor, MP Toys. Terima kasih...
Setelah itu, Novi dan mbak Anty unjuk gigi, memainkan drama singkat tentang "Emak", diiringi gesekan biola mbak Nia, ditemani Tya yang memegangi lilin. Dilanjut dengan pembacaan puisi bertema Ibu oleh Novi. Sesi perkenalan masih berlanjut. Kang Hadian sang ketua SK divisi Bandung, baru datang setelah menemani sang istri yang baru saja melahirkan anak ke-2 mereka. Mas Andri yang jauh-jauh datang dari Jogja, ternyata dapat tiket tanpa tempat duduk di kereta, sehingga nyaris sepanjang perjalanan, dia berdiri. Pegal, pastinya. Sebegitunya ya, perjuangan untuk ikut bergabung di acara milad eSKa ini.
Berikutnya adalah drama interaktif serupa Opera van Java di salah satu televisi swasta. Pemerannya diambil dari peserta milad, tanpa bisa menawar apalagi menolak. Maka terjadilah lakon Manohara yang dimainkan oleh Kang Hadian, didampingi ibu dan ayah yang diperankan oleh bunda Icha dan mbak Wiwiek. Sementara sang pangeran diperankan oleh Budi, dengan mbak Anty (kalo nggak salah) dan mbak April sebagai ibu dan ayahnya. Plus beberapa sahabat eSKa lainnya sebagai pemeran pendukung. Aku sempat berpikir, kenapa mereka tidak bertukar peran saja, agar terlihat "lebih pantas". Ya, misalnya Manohara dimainkan oleh seorang wanita, juga peran ayah-ayah itu agar diperankan oleh lelaki, dan sebagainya.
Penonton boleh berkomentar apapun mengenai 'tayangan' Opera van eSKa' ini, tapi drama bergulir dengan arahan kang Dani, sang sutradara yang tegas, yang tidak membiarkan para pemain berimprovisasi semaunya. Cukup menghibur. Di akhir 'tayangan', sebuah hikmah diungkap. Drama tadi layaknya kehidupan itu sendiri. Setiap pelakon tak bisa memilih perannya, hanya boleh berperan sebaik mungkin dalam drama kehidupan, dengan arahan Sang Maha Sutradara. Ya, begitulah kita...
Malam ditutup dengan renungan. Aku ngantuk... jadi, kisah milad eSKa ke-3, dilanjut lagi nanti-nanti ya... ;)

Tuesday, July 21, 2009

Ulang Tahun ke-10

Tahun ini, perkenalanku dengan dunia maya akan mencapai ulang tahunnya yang ke-10. Sementara, aku masih belum pinter juga. Perkembangan dunia maya berkembang sedemikian pesatnya, sementara kemampuanku berkembang slowy but sure. ;) Prinsip yang kupegang, biar lambat asal selamat, kuterapkan ke semua bidang, termasuk dalam juklak dan juknis sistem operasional penggunaan koneksi internet.
Ya... aku sudah bisa pakai internet untuk browsing & searching data berbagai info, situs, maupun gambar.Ya... aku juga sudah bisa pakai koneksi internet untuk bikin blog. Bahkan nggak cukup satu, aku punya lebih dari 3 blog di beberapa situs penyedia blog gratis (apa sih namanya, tuh kan, aku masih belum tahu. Pokoknya sih asal bisa pakenya aja) Ya... aku juga bisa pakai internet untuk kirim dan terima e-mail, ikutan milis, facebook-ing dan chatting. Nah, ini dia yang membuatku tersesat-sesat di dunia maya, di awal-awal masa perkenalanku dengan internet.
Aku tahu berita tentang jaringan internet beserta keistimewaan atau kehebatannya dari beberapa artikel koran dan majalah. Penasaranlah... aku ingin tahu juga. Ingin nyoba, seperti apa sih sebetulnya? Ragu-ragu tapi malu (takut ketahuan gapteknya), aku beranikan diri untuk menjajal salah satu warnet tak jauh dari tempat kerjaku. Hm... bingung. Pertama kali masuk, aku harus ngomong apa ya...? Kalau ke wartel, aku tinggal cari booth telfon yang kosong, atau tanya penjaga wartel tentang ketersediaan ruang telfon yang kosong. Kalau warnet? Sebetulnya nggak akan jauh dari rental komputer kali. Tapi lagi-lagi masalahnya, aku nggak pernah berkunjung ke rental komputer. Secara aku punya komputer dan printer sendiri di rumah, jadinya nggak pernah berurusan dengan rental komputer. Tapi mungkin antara wartel dan warnet, ah... nggak jauh beda, kali ya? Sama-sama warung toh?
Dan begitulah, sore itu sepulang kerja, aku mampir di sebuah warnet yang cukup besar di seputaran Dago. Sok ngerti aja, kutanya, “Ada yang kosong?” Si mas penjaga warnet menunjukkan sebuah booth komputer yang relatif terbuka. Aku masih bisa melirik tampilan layar di kanan-kiriku. Buat contekan... ;) Sebelum kembali ke pos jaganya, si mas petugas warnet sempat menjelaskan sistem billing yang berlaku di warnet itu. Dia bilang, kalau sudah log in sebagai pengunjung warnet, aku bisa langsung buka internet explorer. Ahha! Begitu toh caranya. Internet explorer ya... Gerbang pertamaku ketemu dengan yahoo.
Ya itulah... saat itu aku tahunya cuma yahoo.com doang. Lengkap kutulis di jendela alamat, http://www.yahoo.com dan klik. Wweng... wweng... wweng... nunggu sebentaran, lalu muncullah tampilan halaman depan yahoo. Menarik. banyak info yang ternyata bisa di-klik, dan akan membawaku berpindah dari satu informasi ke informasi lainnya. Ada beberapa link (ha! Aku tahu sekarang, namanya “link”) yang ingin kuakses, tapi tak bisa masuk karena aku belum sign-in. Harus sign-in dulu katanya untuk bisa membuka ‘pintu’ menuju link yang kuinginkan. Nggak bisa pilih sign-in, ternyata. Aku harus sign-up. Mendaftarlah aku untuk memiliki account di yahoo. Susah juga cari nama untuk account pertamaku itu. Nama Diah, ternyata dimiliki banyak orang. Diah, sudah diambil orang. D1ah, sudah ada yang punya juga. D14H, ternyata juga sudah ada. Diah Utami, eh, nggak bisa dipisah spasi ya. Diahutami maupun utami diah, pakai underscore (_) ataupun dash (-), sudah pula didahului orang lain. Akhirnya sekalian aja kupakai nama lain yang kupikir belum ada orang yang punya, “batikmania”. Ahha... bisa!!! Akhirnya aku punya alamat e-mail sekarang.
Kirim-kirim e-mail, belum bisa juga ya, karena belum banyak teman juga yang kupunya. Iseng-iseng, kucoba aplikasi chat di yahoo. Lagi-lagi, karena belum punya teman chatting, aku masuk chatroom besar dan coba-coba nimbrung di obrolan mereka. Asal nyambung aja. Dari situ, ada beberapa kawan cyber yang ngajakin ‘ngobrol’ di jendela kecil, private message. Kulayanin aja, karena sedang terkagum-kagum dengan keajaiban dunia maya yang luar biasa itu. Ketemulah dengan teman-teman baru dengan beragam karakternya. asl pls, rangkaian huruf itu jadi akrab sekali denganku, jadi pengantar menuju perbincangan yang asyik atau sebaliknya. Lama-lama, sebel juga karena sebagian besar dari teman chatting baru itu ternyata cuma iseng aja. Beberapa kali, sempat juga terjebak diajakin cyber-sex. Iddiih... nggak banget deh.
Karena masih belum aktif e-mail-email-an, aku masih explore situs-situs lain di dunia maya. Kucoba masuk plasa.com, buat account di situ. Kucoba masuk satumail.com, bikin juga account e-mail di situ. Aplikasi chat-nya friendly-user, teman-teman yang kutemui di situ juga rata-rata friendly. Sayang, satumail.com tidak berumur panjang. Setelah itu, aku coba-coba klak-klik situs ini-itu. Gara-gara penasaran dengan iklan, aku sempat nyasar ke situs aneh-aneh. Bayangin deh... orang baru di dunia cyber, ditunjukkin banner yang kedip-kedip dengan tulisan, “Selamat, anda pengunjung ke seribu dan berhak mendapatkan hadiah. Klik di sini” Siapa yang nggak tertarik, coba? Aku takjub banget dengan ‘keberuntunganku’ sebagai pengunjung ke-1000. Aku klik deh banner kelap-kelip itu. Ternyata eh ternyata, itu cuma iklan belaka. Lebih celaka lagi, sempat juga aku disesatkan ke situs... iddiih... situs xxx deh pokoknya. Lebih gila lagi, ternyata jendela-jendela iklan lantas bermunculan, menawarkan service gadis-gadis beragam benua dengan kostum seadanya. Watau...!!! Nggak bisa menghentikannya, aku harus minta penjaga warnet deh untuk menanganinya. Malu banget. Dia kan bisa nyangka aku sengaja masuk-masuk ke situs ‘begituan’. Malu aja. Aku cewek kerudungan, gitu. Ngapain juga lihat-lihat properti orang. lha wong aku sendiri juga punya kok :p
Sekarang sih kapok untuk sembarangan chatting dan klak-klik banner hadiah. Banyak bohongnya. Setelah 10 tahun lewat sejak perkenalanku dengan koneksi internet, koneksi pertemananku makin luas dan terpelihara. E-mail-e-mail-an lancar dengan banyak teman di berbagai belahan dunia. Cari info apa saja, bisa. Cari teman lama, nggak susah juga via jejaring pertemanan yang kuikuti. Chatting-an, sambil ngecek e-mail juga OK. Aku bahkan lebih sering pakai mode invisible supaya nggak sembarangan disapa orang dan ‘terjebak’ chatting yang mengganggu ritme kerja. Makin bijak-lah saat berselancar di dunia maya, supaya tidak terjebak gara-gara gaptek atau sekedar sotoy. Sudah 10 tahun, gitu, kenal internet. Kalau masih ‘bodoh’ juga, keterlaluan kan...?

Sunday, July 12, 2009

Bismillah...

Tahun pelajaran baru, kembali dimulai. Penugasan baru, siap dijalankan. Selain tugas 'reguler' sebagai guru kesenian yang mengajar semua kelas (9 kelas, nih. lieur... geuningan :p), aku juga kebagian menggawangi kelas dengan anggota terbanyak. Masih separuhnya sih dari rata-rata murid di sekolah negeri mah, tapi kalau di sekolah swasta seperti sekolahku sekarang ini, dengan potensi mereka yang rata-rata enerjik, plus konsekuensi untuk selalu berbahasa Inggris dengan mereka, termasuk memberi catatan setiap akhir term (berarti 4 kali dalam setahun, pake bahasanya Harry Potter, pula), wah... selalu harus dimulai dengan basmalah lagi. Bukan beban enteng tuh, soalnya. Laa hawlaa walaa quwwata illa biLlaah.
Tentu saja, setiap orang berkata bahwa aku adalah orang yang tepat untuk mendapatkan tugas ini, karena aku dianggap mampu. Wanita tegar perkasa tea, atuh... Iya, tapi... ah, nggak usah pake tapi-tapian deh. Bismillaah. Innallaaha ma ana.

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka