Wednesday, June 29, 2016

Car Phone Holder Yang Jadi Solusi Ramadan

Ramadan di Indonesia berarti 'hujan' undangan buka puasa bersama. Siap-siap aja untuk wara-wiri ke sana ke mari untuk memenuhi undangan buka puasa bersama itu. Mulai dari kolega sekantor, kawan lama, keluarga dekat dan jauh, rekanan, teman masa lalu a.k.a. mantan (eh...).  Kadang lokasi yang dijadikan spot pertemuan tidak cukup familiar. PascaRamadan pun bisa dipastikan aku akan cukup sibuk wara-wiri untuk silaturahmi, mumpung masih libur. Dalam situasi begini, siap-siap aktifkan apps favoritku untuk menemukan lokasi: waze
Sesekali menggunakan waze sambil nyetir, agak repot juga nih. Saat tangan bergantian memegang kemudi dan sesekali mengganti persneling, ribet betul ketika merasa perlu melihat panduan jalan apalagi sambil memutar kemudi. Asli, ribet! Aku perlu tools baru nih untuk menunjang aktivitasku dengan bantuan navigasi saat berkendara. Aku perlu dudukan ponsel untuk ditempatkan di dalam kabin mobilku. Oke... order satu, bang! 
Pilihanku jatuh pada sebuah car phone holder yang bisa diposisikan di dashboard. Kalau begini, aku bisa lebih fokus mengendalikan kendaraan dan berkonsentrasi pada kemudi. Mata? Cukup sesekali mengecek navigasi ketika menyetir jadi nggak perlu repot bolak-balik memegang ponsel. Tapi ternyata... perlu juga sih sekali-sekali colek-colek layar smartphone-ku. Untuk keperluan navigasi ulang, mengecek rute paling efektif, atau melaporkan kejadian di jalanan semacam macet, kecelakaan lalu lintas dan lainnya. Nah... ternyata penggunaan phone holder ini masih cukup menimbulkan masalah. 
Posisi di dashboard. Difoto tepat sebelum meluncur ke jalanan.
Hypersonic phone holder ini diletakkan permanen di dashboard sehinga aku sebagai pengemudi harus betul-betul pas mengukur jarak pada saat menempatkannya di dashboard. Tergantung jenis kendaraan yang digunakan, jarak ini bisa cukup dekat atau sebaliknya. Pada kendaraan yang biasa kukendarai, Daihatsu Ayla, dashboard terletak relatif jauh dari jangkauan sehingga hal ini agak menyulitkanku saat mengoperasikan maupun saat perlu melihat informasi navigasi.
Penempatan ponsel di phone holder ini pun masih mudah bergeser. Jika tidak dihubungkan pada kabel saat ponsel sedang diisi ulang, maka posisi ponsel sangat mudah bergerak/bergeser seiring dengan dinamika laju kendaraan. Sementara itu, untuk memposisikan ponsel dan kabel pada tempatnya, ini pun tidak cukup praktis karena dudukan ponsel harus dibuka-tutup nyaris seperti bongkar-pasang. Cukup merepotkan yaa, apalagi ketika aku perlu mengambil ponsel. Melepaskan kabel atau mencopotnya dari dudukan, wadeuh... ribet seri kedua nih. :(
Bagaimana dong ini? Mungkin pilihanku kurang tepat ketika memilih phone holder yang satu ini. Well... harganya memang relatif lebih murah dibanding produk sejenis. Tapi familiar kan dengan frase yang satu ini: ada harga ada rupa. Maksudnya tentu ketika kita berani membayar cukup mahal untuk suatu produk, kualitas pun akan berbanding lurus dengannya. Hmm... mungkin aku harus mencari solusi lain untuk masalah ini, yaitu: car phone holder yang baru. Alessaaan... mumpung THR udah masuk rekening nih... ;)
sumber foto: ruparupa.com & aubarn.com.au
Pilihanku kali ini jatuh pada Hypersonic Universal Phone Holder. Dilekatkan di kaca depan mobil, posisinya bisa disesuaikan dengan pengemudi. bisa diatur ketinggian dan kemiringannya. Tampaknya produk yang satu ini bisa jadi solusi ramadan buat bantu saat perlu navigasi ke tempat buka persama atau silaturahmi idul fitri nanti. Yuk ah, beli sekarang, supaya barang bisa dikirim sebelum lebaran. Beli di mana? Di ruparupa.com saja. Kalau masih mau pilih-pilih barang lainnya, bisa sekalian diambil di toko offline dengan fasilitas STOPS (Store Pick-Up Service). Kita bisa langsung mengambil pesanan di lokasi yang sudah ditentukan. Kalau di Bandung, ada di Pick Up Point Ruparupa Plaza IBCC Bandung (Istana Building Commodities Center) ACE IBCC Main Floor & 1st Floor, Jl. Jend. A. Yani No. 296. Harus beli sekarang nih, supaya segera bisa dipakai di akhir Ramadan ini. Mariii...

Thursday, June 16, 2016

Solusi Ramadan? Aku Mau Ruparupa

Ramadan, saatnya untuk lebih sering masak sendiri di rumah. Sebagai single happy, aku jarang-jarang juga sih masak sendiri. Effort-nya besar, seringkali hasilnya jadi mubazir. Sayang banget... :( Gimana enggak, untuk aktivitas menanak nasi, misalnya. Masak sedikit kok jadi boros listrik ya kalau jadi sering pakai rice cooker. Sementara kalau masak banyak, masi itu tak bisa habis sekali dua kali. Kalau dihangatkan lagi, nasi itu mengerak di rice cooker yang kupunya. Memang bukan magic jar juga siih... Rice cooker yang kupunya adalah tipe standar yang hanya punya satu fungsi: menanak nasi, jadi memang tidak ideal juga untuk menghangatkan nasi.
Kalau begini caranya, jadi pengen ganti rice cooker dengan yang mini aja, supaya masak nasi bisa pas untuk dua atau tiga kali makan saja. Sudah intip-intip toko online yang sedia rupa-rupa. Ada salah satu yang kusuka. Rice cooker mini berkapasitas 0,3 liter saja. Asli, kecil, ini... Varian yang warna putih dengan desain yang simpel, pasti terkesan elegan untuk nangkring di meja dapurku. ;)
Tak jauh beda dengan nasi, hal serupa terjadi juga dengan sayur. Sepaket bahan untuk sayur semisal sop atau sayur asem dari warung, bisa kumasak sampai dua kali, praktikkin setengah resep, gitu... Tapi bahkan di saat aku masak hanya sedikit sekalipun, kadang itu pun tak habis kumakan sendiri. Aku makannya sedikit siih... lambungnya kecil. Setelah tumisan atau sup dihangatkan satu-dua kali kok ya masih ada sisa juga. Ujung-ujungnya kan aku terpaksa membuang sisa sayur yang sudah tak baik lagi untuk dikonsumsi. Sayaaaang... 
Sesekali, ingin juga sih menjajal bikin sop buntut atau iga, seperti di rumah makan gitu... Pressure cooker untuk mempercepat proses memasak sebetulnya ada di rumah, peninggalan almarhumah ibu, tapi ukurannya lumayan besar. Sementara aku? Untuk sehari-hari kan cukup untuk masak sendiri saja, nggak perlu banyak-banyak. Aku jadi mengangankan satu pressure cooker baru dengan kapasitas yang lebih kecil untuk dapurku. Lagi-lagi, aku melirik ruparupa.com dan menemukan satu yang cocok dengan kebutuhan. Pengen dong ambil satu untuk Ramadan kali ini, supaya masak jadi makin ceria (apa atuhlah...), tanpa beban pemborosan.
Intip dompet, hheu... agak krisis nih kondisinya. Maksudnya... mau eman-eman buat nambah-nambah belanja lebaran nanti. Coba pasang mata deh di ruparupa.com untuk tahu berbagai promo, supaya bisa dapat harga terbaik. Kita bisa dapat extra diskon 10% kalau memanfaatkan waktu belanja terbaik: Sale on Sahur. Sementara itu, ada juga flash sale di jam-jam tertentu. Mesti rajin-rajin pasang mata nih, siapa tahu produk yang kuinginkan pas mejeng juga di situ. Jika bisa dapat produk dengan kualitas dan harga terbaik di bulan ini, kejaaar...!!! Setelah produk didapat, urusan dapur bisa makin efisien. Ini akan jadi solusi terbaik di Ramadan ini.
Ramadan itu bukan bulan pemborosan. Saatnya mengoptimalkan hal terbaik yang bisa diupayakan. Dengan peralatan dapur terbaik, memasak bisa jadi aktivitas yang menyenangkan tanpa buang-buang waktu, tenaga dan sumber daya. Dengan begitu, nggak ada lagi cerita buang-buang makanan. Sip! Ini akan jadi solusi Ramadan terbaikku.

Sunday, June 12, 2016

Pengalaman Nebeng Nissan Grand Livina - Jadi Pengen ke #PameranMobil

Sudah beberapa bulan ini aku putus hubungan sama si Kukut, mobil yang sudah beberapa tahun kurepotkan untuk wara-wiri ke sana ke mari. Kangen dia... Awalnya sih asik asik aja, tapi dengan lokasi rumah saat ini yang berada agak melipir ke pinggiran kota, menyusup ke kedalaman, tak terjangkau arus transportasi kendaraan umum, rasanya merana juga ketika aku mesti berganti-ganti moda transportasi berkali-kali saat beraktivitas di keseharianku. Rasanya, sudah saatnya move on dan pindah ke lain hati eh...mobil. 
Lirik sana-sini, browsing beberapa web resmi kendaraan, dan tak jarang memanfaatkan kesempatan nebeng mobil sesiapa untuk mencoba mengenali tampilan dan kinerja mobil paling optimal, aku mulai menyusun list mobil yang kurasa layak untuk 'kupinang' sebagai pendampingku selanjutnya.
Dalam suatu kesempatan menghadiri acara pernikahan partner kerjaku di kelas, aku menumpang mobil salah satu orang tua murid ke wedding venue. Kebetulan dia pun mencari teman untuk berkendara bersama, dan aku mencari tumpangan, klop kan kita...? ;) Maka pagi itu, aku janjian untuk ketemuan di gerbang tol Buah Batu. Sebuah Grand Livina putih sudah menungguku, bersama dua muridku dan sang bunda di dalamnya. Yuk kita berangkat ke Garut. Bismillaah...
Perjalanan cukup panjang dijalani dengan nyetir santai walaupun tentu saja sempat digeber cepat di tol hingga gerbang Cileunyi. Keluar tol, kami disambut antrean panjang kendaraan yang menuju ke tujuannya masing-masing. Kendaraan masih bisa melaju perlahan di rentang jalan yang diramaikan oleh pengunjung pasar tumpah di Minggu pagi itu. Tidak terlalu lama setelah itu, kami pun bisa melaju kembali di jalanan lancar menuju lokasi. Jalan raya yang cukup berkelok dengan kondisi yang berlubang di sana-sini dapat ditaklukkan oleh Bunda Ninet dengan ringan, sambil ngobrol ringan ngalor-ngidul, diseling makan minum sepanjang perjalanan. Mengemudi Nissan Grand Livina itu mudah dan menyenangkan walaupun sistem kemudinya bukan matic.
Sementara itu, anak-anak di bangku belakang anteng sekali. Si kakak asyik mengunyah cemilan sambil sesekali terlibat dalam percakapan kami. Sementara adiknya segera tenggelam ke alam mimpi. Kombinasi yang tepat antara kenyamanan kursi berpadu dengan suhu AC yang diset sejuk plus sistem audio seolah jadi pengantar tidur yang pas. Dalam perjalanan pulang, mereka berdua sibuk mengomentari pemandangan yang tersaji di depan mata, juga kanan kiri jalan, tampak jelas dari jendela yang lebar. 
Bagasi belakang pun luas dengan kursi deret belakang yang bisa ‘disulap’ hingga seolah menghilang. Sistem ini didesain untuk memperluas ruang bagasi saat diperlukan. Bisa muat banyak barang nih di belakang, sampai gelar Kasur dan anak-anak bisa nyaman gegulingan selama di perjalanan. Ini mobil ideal juga ya untuk keluarga muda yang bakalan mudik di libur lebaran nanti. 
Aku sendiri? Hmm… sebagai pengguna kendaraan tunggal di rumah, aku masih perlu pilah-pilih mobil terbaik untuk pengganti ‘Si Kukut’. Mungkin aku harus menjadwalkan kunjungan ke pameran mobil dan langsung test drive sendiri supaya bisa menjajal performa Grand Livina dengan tangan dan kakiku sendiri. Siap-siap berkunjung ke ICE BSD-City untuk pasang mata di event Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) mendatang.

Saturday, June 11, 2016

My Favorite Spots at My Home Sweet Home

Home Sweet Home. Frase ini terasa betul saat kangen rumah. Jelang akhir tahun begini jadi masa paling hectic buat seorang guru seperti aku. Kalau sudah dilibas kesibukan kantor, rumah cuma jadi tempat numpang tidur. Tapi jelang akhir tahun pelajaran begini, rumah berubah jadi tempat kerja. Ya… yaa… kerjaan sekolah akhirnya kuboyong ke rumah untuk diselesaikan di rumah. Yang berprofesi sebagai guru pasti ngerti deh... Toss dulu yuuk, sama aku.
Nah, saat membawa hasil kerjaan anak-anak untuk dinilai, ada satu spot rumah yang jadi tempat favorit untuk bekerja: kursi di depan meja makan lipat. Posisinya pas sebagai center of activity. Karena terlindung di balik dinding kamar mandi, ruangan yang terletak di antara ruang tamu dan dapur ini membuatku nyaman bekerja sambil 'buka-bukaan' kerudung tanpa takut terlihat dari luar. Nilai plusnya lagi, kursi itu dekat dengan kulkas dan lemari persediaan cadangan 'makanan musim dingin'. Kalau sudah duduk di situ, dengan laptop menyala di hadapanku, aku bisa betah berlama-lama. Kerjaan kelar? Hmm... kadang banyakan makannya sih daripada kerjanya. Hahaa... :p
Setelah kerjaan kelar, akhir pekan jadi saat untuk mengurusi taman seuprit di depan rumah yang jadi sumber hiburan. Taman kecil ini adalah salah satu area favoritku di rumah baru, jadi spot favorit untuk foto-foto bareng teman yang berkunjung ke rumah juga. Nah, mengurusi si kecil ini kulakukan pagi-pagi sekali . Mencabuti rumput liar dan mengajak berbincang tanaman bungaku di halaman, berharap mereka tumbuh sehat dan rajin berbunga. Bahagia betuuul memandangi mereka mekar bergantian.
Taman belakang pun tak luput kumanjakan. Ada sedikit tanaman buah dan sayur di sana. Setelah puas ngobrol dengan mereka dan masak-masak sebentar, biasanya aku kembali ke spot favoritku, si kursi lipat di ruang tengah, menikmati makan siang sambil berselancar di dunia maya. Walaupun rumahku seuprit saja (bukan berarti aku kurang bersyukur), tapi aku masih bisa menikmati moment indah di rumah, tempat favoritku berada.
Transformasi taman depan rumah dari masa ke masa. Jiaah...
Rumah... sebetulnya seluruh bagiannya adalah tempat paling menyenangkan, karena rumah itu adalah tempat rehatnya raga, berlabuhnya hati. Tapi itu cerita tentang rumahku. Bagaimana dengan kamu? Ayo berbagi juga, aku kok jadi pingin tahu... ;)

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka