Pagi ini, setelah 2 minggu kutunggu-tunggu, Republika Minggu akhirnya datang juga. 2 minggu yang lalu bertepatan dengan hari Natal, libur nasional, jadi koran nggak terbit. Minggu lalu bertepatan dengan tahun baru, libur nasional lagi, jadi ya koran nggak terbit juga, padahal aku nunggu-nunggu … banget, siapa tahu pertanyaan atau pernyataanku tentang kunjungan studi banding (yang emang jadi isyu nasional yang ‘panas’ banget,) para anggota DPR-RI ke Mesir beberapa waktu lalu dikomentari si Bos di rubrik Konbos5000. Aku kirimin via e-mail tertanggal 18 Desember lalu lho, makanya nunggu-nunggu banget pemuatannya. Setelah beberapa kali ditanggapi si Bos, jadi ‘nagih’ nih, biarpun sampai sekarang belum pernah dapat cendera mata dari si Bos . Senang aja bahwa namaku muncul di koran, biarpun orang-orang di Salman sih kayaknya nggak ’ngeh’ bahwa D_Utami@Plasa.com itu aku. Hehe… Tapi account di Plasa juga terbatas banget nih kapasitasnya. Sekarang ini udah over quote, jadi agak susah untuk ngirim dan nge-save banyak pesan e-mail di sana.
Oya, balik lagi ke peristiwa tadi pagi, ketika koran baru datang, aku langsung mbuka halaman yang berisi rubrik Konbos5000, dan mulai mencermati nama-nama pengirim pesan yang dikomentari si Bos. Ah… tak ada namaku di sana. Kecewa dikit, karena aku yakin banget bahwa pertanyaan/tpernyataanku tentang kunjungan studi banding (bermuatan belanja-ria dan hura-hura) para anggota DPR-RI itu isyu yang hot dan layak banget untuk dibahas (biarpun secara bercanda) di media cetak nasional. Tapi ya… sudahlah…. Siapa tahu minggu depan diangkat.
Tahu-tahu… ketika pandangan kualihkan ke bagian bawah halaman itu, kulihat judul di rubrik Polah, berbunyi.”Nenekku Nyopir Angkot” Hey… it sounds familiar to me. Aku pernah ngirimin cerita bu Tika tentang bibinya yang jadi sopir angkot sehari ke koran ini, dan … apakah ini hasil tulisanku? Ketika kubaca nama pengirimnya, Hehe… Jelas banget terbaca, Diah Utami, lengkap dengan alamat rumah!! Haha…! Katanya bakal dapat imbalan nih, untuk yang tulisannya dimuat di rubrik itu. Aku jadi nunggu-nunggu nih, bakalan dapat apa ya dari Republika? Pagi tadi juga, langsung kutelfon Bu Tika untuk ngabari tentang hal ini, dan kita ketawa-ketawa bersama, janjian untuk makan-makan kalau aku dapat honor. Lalu dia bilang, nanti akan cerita lagi ah…, yang nanti biar aku aja yang nulis dan ngirimin, lalu kalau dimuat, ya kita makan-makan lagi. Hehe… asyik aja. Aku juga jadi pengen nulis cerita yang lain. Sudah ada ide (yang sebetulnya udah nggak) baru lagi di kepalaku. Mau cerita tentang Pak Tasmin yang SPG dan (lagi-lagi) cerita Bu Tika dengan penumpang Angkot ber-rok mini yang akhirnya memakai koran untuk menutup paha atasnya. Aha…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...
No comments:
Post a Comment