Tuesday, June 24, 2008

Gaya Pacaran Anak SMA sekarang. Astaghfirullah...

Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memudahkan aku sendiri ketika akan keluar/pulang nanti.


Di seberang, di bawah naungan halte bus, kulihat sepasang kekasih tampak teramat mesra duduk berdempetan. Keduanya masih memakai seragam SMA, sangat jelas dari rok dan celana abu mereka. Berulang kali kulihat si pemuda mendekatkan kepalanya mendekati wajah si gadis, sementara si gadis ‘pasrah’ (atau malah suka?) saja diperlakukan seperti itu. Beberapa saat, mereka pun berpegangan tangan, erat, seolah tak ingin lepas. Mereka tidak memperdulikan orang lain yang berada di dekat mereka, dan santai saja pamer kemesraan di muka umum. Siang bolong begitu...!! Mereka pun tidak sadar ketika kuambil fotonya. Candid.

Di kantor, kuceritakan peristiwa ini pada salah seorang ‘petinggi’ di KBP. Dia berkomentar santai seperti pembawaannya pada umumnya. “Ah, itu sih belum seberapa. Sekuriti di sini sering juga lho menemukan pasangan-pasangan mesra di malam hari... ”

“Ya... mungkin nggak apa-apa kalau si gadis tidak berkerudung (walaupun sebetulnya aku akan tetap berkeberatan -pun jika si gadis tak berkerudung- jika dia melakukan praktik pacaran seperti itu. Kalau berkerudung, kan kesannya merusak citra muslimah, gitu lho...)” tukasku.

“Iya, itu biasa. Berkerudung dan bermesraan di balik semak-semak. Buka-bukaan...” sambungnya lagi.

“Ah...? (aku nggak percaya) Tapi ini pake seragam SMA, pak!! Berkerudung, pula!!!” Aku makin bersemangat menyanggah.

“Iya... sekuriti Kota Baru kan biasa patroli, berkeliling. Beberapa kali melihat motor tanpa penumpang, parkir di pinggir jalan, dengan kerumunan semak-semak yang bergerak-gerak. Ketika didekati, beberapa pasangan tertangkap basah sedang bermesraan. Dengan baju seragam yang segera dibenahi.” Paparnya lebih lanjut. Aku ternganga. (AH... masa sih...?)

“Paling tidak, baju atasnya sudah terbuka. Jelas terlihat seragam sekolah SMA dengan badge OSIS. Ada juga yang membenahi baju dan pakai kerudung lagi ketika ketahuan digerebek sekuriti dan disuruh pulang.” Mulutku makin menganga lebar. Astaghfirullah...

“Kadang malah petugas sekuriti tidak menemukan pelakunya, tapi hanya menemukan ‘ular transparan’ bekas pakai di balik semak.” Aku miris memikirkan praktik pacaran bebas begitu ternyata ada di sekitar kita, dengan pelaku yang tidak malu lagi berkerudung (mungkin) hanya supaya tidak usah bersisir. Lebih miris lagi, masyarakat kita terlihat lebih memaklumi hal itu (yang jelas-jelas haram), dan membenci, mengumpat, serta menghujat pelaku... poligami, misalnya (yang jelas dibolehkan Allah –walaupun dengan kondisi tertentu). Ya Allah... berilah kami kekuatan untuk berteguh hati dalam agama-Mu, jadikanlah kami hamba yang pandai bersyukur kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan sebaik-baik ibadah kepada-Mu. Amiin.

4 comments:

Diana said...

Astaghfirullah, miris aku bacanya mbak... PR panjang utk orang tua ya, bukan cuma guru, utk menanamkan nilai moral yg kuat & jgn sampai terbawa arus.

Diah Utami said...

Betul sekali, mbak. Jangan sampai kita 'terlena' juga ketika berada di lingkungan sekolah Islam. 'Di luar sana', kehidupan yang sebenarnya menanti putra-putri kita. Semoga mereka pun tidak 'shock' dengan kondisi real yang ada di sekitar kita. Tidak ringan, memang, perjuangan kita. Tapi insya Allah kita akan merasakan manisnya kemengangan kelak. :) Amin.

the divashz said...

padahal kamu zoom aja pelakunya d,
trus pajang di internet, sebagai pelaku tindakan tidak senonoh di muka umum

ok,c u ya!

DARSO Blog's said...

Sekarang bukan hal rahasia lagi, anak-anak sekarang klo pacaran pasti pluk cium dan hal terlarang pun 80% udah pada nyicipin.

Solusinya harus ada bimbingan khusus buat usia2 remaja sekarang, kususnya pencerahan rohani.

Koleksi Memori