Mbaca iklan tentang workshop mbatik yang diselenggarakan Intisari kerjasama dengan museum tekstil Indonesia, wah... menarik nih. Aku pengen ikutan...! Prinsipnya sih aku tahu, tapi ngerjain langsung proses mbatik (yang bener), aku belum bisa.
Ketika kuajakin, mbak Yayu dan Tasya ternyata mau ikutan juga. Jadilah kita bertiga ke museum tekstil Jakarta. Sebelumnya, aku nginap di rumah mereka-lah. Sempat keliling-keliling areal museum, dan tentu saja menemukan hal-hal yang menarik tentang tekstil tradisional. Sayang aja waktu itu aku nggak nemuin tenun kerawang (yang sebetulnya dari Sulut) di antara koleksi yang dipamerkan di sana.
Pendek kata, proses mbatik itu asyik, sebetulnya. Panas sih, ya lilin cairnya, ya proses nglorot*), apalagi di Jakarta. Hehe... Kita mbatik di atas kaos. Aku nggambar sendiri (nyontek sih...), nggambarin di kaos pake canting sendiri, tapi nggak bisa ngasih warna dan nglorot sendiri. Nggak gampang soalnya, dan membahayakan. Lama juga nih proses ini dijalani. Tapi kita maksa mbawa kaos hasil batik-an kita, padahal masih basah kuyup. Akhirnya rencanaku untuk hadir ke nikahannya Ferdi batal deh. Abis, ngapain juga kondangan mbawa-bawa batik basah?
*)Nglorot: proses meluruhkan lapisan lilin dari kain dengan cara merebus kain yang sudah dibatik di atas belanga atau panci besar berisi air mendidih, diaduk berulang-ulang sampai seluruh lapisan lilin luruh.
Saturday, November 19, 2005
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...