Sunday, November 29, 2009

Trophy Pertamaku

Selepas lomba blog kebahasaan yang lalu, baru belakangan ini aku mendapatkan hadiahnya, sejumlah uang tunai dan trophy. Ini adalah trophy pertamaku. Sungguh. Walaupun aku telah beberapa kali memenangkan beberapa lomba sebelumnya, piagam, medali dan beragam hadiah telah kumenangkan juga. Tapi mendapat trophy, baru kali ini. Mudah-mudahan jadi pemicu semangatku untuk mengikuti (dan memenangi) berbagai lomba lain. Semoga menginspirasi.

Tuesday, November 17, 2009

Berdebar-debar Berburu Premium

Sebuah hari Jumat. Aku berencana datang terlambat ke sekolah, karena harus menyelesaikan urusan taspen dan terminasi pembayaran pensiun almarhumah ibu. Sedikit njelimet karena ada beberapa berkas yang belum lengkap. Surat Keputusan pensiun ibu, entah di mana adanya (tapi ternyata ada juga berkasnya di kantor Taspen). Surat keterangan dari BRI, (belakangan ketahuan, ternyata masih kurang satu data dan stempel). Dilanjut dengan mampir ke toko ACCU untuk membeli satu buat mobilku, untuk langsung dipasang agar bisa berangkat ke sekolah mengendarainya.
Menjelang tengah hari, urusan kami selesai. Aku siap-siap ke sekolah. Terlambat juga tak mengapa, karena malam itu akan berjaga. Ikut bertugas di sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan Science Night. Semua guru harusnya ikut. Jadi... aku yang baru beberapa hari lalu ditinggal ibu, ya ikutan juga-lah. Nggak ada urusan dengan kedukaan, aku harus masu k kerja. Ayo, ikutan pakai slogan Pertamina, "kerja keras adalah energi kita".
Ngomongin Pertamina, aku jadi ingat tangki bahan bakar Katana-ku. Nyaris kosong nih. Harus segera diisi premium lagi. ACCU sudah OK, tanki bahan bakar megap-megap minta diisi nih. Tengah hari Jumat begitu, ternyata nggak gampang menemukan SPBU yang buka dan melayani pembeli untuk penjualan premium maupun solar.
Perburuanku dimulai dari SPBU di dekat rumah. Kulihat untaian rantai memblokade jalan masuk ke area SPBU, dengan papan pemberitahuan "Sedang Shalat Jumat". Maka aku hanya melintas di depannya. Dilanjut dengan yang berikutnya di kawasan yang biasa macet kalau pagi hari kulewati. Tutup juga. Aku jalan terus, menuju gerbang tol Toha yang biasa kumasuki. Mulai dari rumah hingga gerbang tol, ada sekitar 4 SPBU yang kulewati. Semuanya tutup, semua petugasnya sedang shalat Jumat. Rupanya, selain membiasakan diri untuk kerja keras, para petugas itu juga tak lupa beribadah sebagai energi mereka.
Aku mulai cemas nih. Kondisi bensin sudah kritis. Untungnya, di sebuah SPBU baru di dekat gerbang tol juga, aku bisa masuk dan dilayani oleh petugas perempuan yang memang tidak shalat Jumat. Dengan ramah dan cekatan, dia mengisi tangki bensinku sesuai dengan jumlah rupiah yang kuminta. Pas! Cocok dengan dengan imej barunya, Pertamina pasti pas.
Alhamdulillah... aku bisa bernapas lega dan memacu Katana-ku kembali di jalan tol. Tidak hanya petugas Pertamina yang harus menerapkan slogan baru. Aku yang sudah terlambat pun harus bersicepat ke sekolah. Yuk, ikutan slogan Pertamina, karena "Kerja Keras Adalah Energi Kita". ;)

Saturday, November 14, 2009

Yang Terlarang di SPBU

Di sebuah SPBU di dekat gerbang tol Padalarang, aku menemukan tanda peringatan ini. Standar, sebetulnya, seperti yang biasa terlihat di SPBU lainnya (dan biasa dilanggar orang-orang :p).
Dilarang memotret (eh, kenapa ya?) Aku kok ya memotret juga. Soalnya gambar dan tulisan ini harus diabadikan dan dipublikasikan di blog ini, sebagai bukti nyata.
Dilarang merokok. Tentu saja. Akan sangat berbahaya tentunya jika perokok aktif di Indonesia masih juga merokok di SPBU. Berani ambil resiko membuat area itu meledak?
Dilarang meng-aktifkan telepon. Disinyalir gelombang telepon bisa mengganggu kinerja alat-alat di SPBU bahkan menyebabkan letupan listrik yang bisa berakibat -lagi-lagi- membuat ledakan di SPBU. Ada kejadian nyata lho tentang ini, beritanya sampai masuk koran segala.
Dan di bagian bawah, dipasang tulisan "DILARANG MELAYANI JERIGEN", padahal SPBU Pertamina sudah bertekad bulat untuk mewujudkan mottonya: kerja keras adalah energi kita. Lho, bukankah para pembawa jerigen itu juga sudah susah payah, bekerja keras membawa jerigen ke SPBU, mengantri dan kalau perlu berdebat kusir dengan para petugas SPBU untuk mendapatkan layanan pembelian bahan bakar, lalu bekerja keras juga membawanya kembali dan mendistribusikannya (menjualnya kembali, begitu) kepada konsumen secara langsung. Eh... tunggu... tunggu... Yang tidak boleh dilayani jerigen kan...? Kalau orang yang membawa jerigen? Boleh dilayani kali ya...? ;) Hehe...

Friday, November 13, 2009

Kemenangan (Kecil) Ini Untuk Ibu

Sebelum ibu jatuh sakit, aku sudah mendapat panggilan telefon dari Balai Bahasa Bandung, mengkonfirmasi data mengenai aku dan blog yang kuikutsertakan dalam lomba blog kebahasaan. Selain menyemangati aku untuk terus meng-update posting-an di blog tersebut. Kumintakan doa pada ibu agar blog tersebut lolos sebagai salah satu pemenang. Doa ibu menjelang akhir hayatnya, rupanya didengar Allah. Blog tersebut, bahasamania.blogspot.com keluar sebagai salah satu pemenang di lomba tersebut. Berikut ini link ke laman pengumuman hasil lomba.
Alhamdulillah.

Wednesday, November 11, 2009

Doa Untuk Ibunda

Banyak doa indah dilantunkan kawan dan kerabat,
Untuk ibunda yang sedang dirawat
Di ruang perawatan hingga ICU sebuah rumah sakit Islam
Ibunda hanya dapat terbaring dalam diam
Sejak sakit hingga berpulangnya
Kami selalu ada di dekatnya
Mendoakan dan mengupayakan
Yang terbaik untuk sebuah kesembuhan
Namun usia telah ditetapkan
Oleh Yang Maha Menentukan
Tak dapat diajukan ataupun dimundurkan
Tugas sang Izrail harus dijalankan
Allah… kami berserah
Tak bisa lain selain pasrah
Walaupun Engkau dengar apa yang kami pinta
Engkau lebih tahu apa yang terbaik bagi kami maupun ibunda
Saat ini doa kami padaMu
Tempatkan bunda kami di sisi-Mu
Terimalah amal ibadahnya, lapangkan kuburnya,
Dan kelak kumpulkan kami semua
Di hadapan-mu, sebagai hamba
Sebagai satu keluarga yang takwa, untuk masuk ke dalam surga
Amiin ya Rabbal ‘aalamiin

"Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.”(HR Muslim).

Koleksi Memori