Punya rumah impian? Sebetulnya sih masih berasa mimpi aja. Dulu, mimpinya punya rumah tuh pengennya dibeliin suami. Setelah melalui penantian panjang, itu suami nggak ketemu-ketemu, apatah lagi yang mau mbeliin rumah. Sempat diipertemukan dengan takdir untuk (sementara) menempati rumah peninggalan ortu yang jauh dari tempat kerja, terancam kejebak banjir tahunan pula, merana juga yaa. Akhirnya kuputuskan untuk beli rumah sendiri deh. Mulailah searching-searching nyari rumah. Bismillaah. Ada yang lokasinya asik, tapi harganya jauuuh di luar budget. Ada yang masuk budget, tapi lokasinya jauuuuh di pinggiran kota. Ya, nyari rumah tuh sedikit-banyaknya, mirip dengan nyari pasangan hidup. Kalau kita nggak berjodoh, dicomblangin juga nggak bakalan nyambung. Sebaliknya kalau sudah jodoh, memang tak kan lari ke mana juga siih...
Ketika masih tinggal di rumah ibu dulu, aku cukup sibuk dengan kegiatan mengurusi tanaman ibu di pekarangan yang cukup luas, ada di bagian depan, samping dan belakang rumah. Sangat leluasa untuk memelihara kebun dan taman. Berbagai tanaman buah tersedia di sana, mulai dari Jambu Biji, Belimbing, Delima putih dan merah, 2 varian Mangga, Pepaya, hingga Markisa. Sementara itu, tanaman hias pun tak kalah banyak. Jika sedang kompakan berbunga, sungguh menyejukkan mata. Kerepotan juga sih, mengurusnya, tapi ketika bunga-bunga bermekaran atau buah matang satu satu, itu jadi hiburan banget lho. Susah payah, letih lelah saat mengurusnya, terbayar lunas rasanya. Maka dari itu, aku ingin juga punya taman serupa di rumahku sendiri. Saat pindahan, sedikit demi sedikit kubawa serta beragam tanaman bunga ibu ke rumah baruku. Saat ini masih belum banyak dan belum terawat baik pula, makanya belum PD untuk 'pamerin' keseluruhannya.
Rumah kecilku, seperti yang kubilang tadi, seperti halnya dengan pasangan hidup, memang kadang terasa kurang pas atau tak sempurna. Well... aku pun hanya berusaha mencari pasangan sempurna untuk diriku yang tak sempurna, tapi ketika 'jodoh' tak seindah yang kuharap dan kuimpikan, ujung-ujungnya ya terima saja segala kekurangan dan kelebihan jodoh kita itu. Aku pun berusaha berdamai dengan keadaan. Lha, rumah itu pun menerimaku apa adanya kok ;)
Rumah mungilku posisinya terjepit di antara rumah kanan-kiri, tak punya kelebihan tanah yang bisa dijadikan taman. Aku pun harus puas dengan adanya sepetak tanah yang kujadikan taman kecil di depan rumah dan sedikit sisa tanah di belakang. Mimpiku, ingin punya pohon buah di depan rumah, tapi juga ingin punya taman bergaya Jepang dengan kolam kecil dan pancuran mini. Ambisius betul yaa... :p Saat ini, yang sudah terwujud baru taman kecil yang ragam tanamannya masih berantakan. Ahaha... Tapi senang sekali ketika dalam setahun masa tinggalku di rumah mungil ini, bunga Anggrekku sudah beberapa kali berbunga, begitu pula Amarilis orange. Bunga bulan Desember kuboyong dari rumah ibu saat bunganya masih bermekaran, dan di bulan April ini bunganya masih menanti untuk muncul lagi, bersama bunga lainnya yang dalam antrean untuk memamerkan bunganya.
Menanti taman di depan rumahku makin semarak dengan tanaman hias, kelihatannya mesti bikin foto
before & after nih. Akhir Maret 2015, aku ambil foto
selfie di depan rumah. Jeprat-jepret berkali-kali, disenyumi tetangga yang lewat, aku sok cuek aja deh. Untuk dapat sudut pandang paling oke, memang selalu ada harga yang harus dibayar. Untuk aku yang bukan banci foto, bikin foto selfie begini dengan dipandangi orang lewat, perlu perjuangan luar biasa, terutama ketika ada tuntutan untuk tetap tampil cantik. Halah... :p Foto ala kadarnya dengan kamera yang dibenamkan di ponsel warisan ini membuat fotoku jadi berasa 'muka semua'. Apa kabar dengan latar belakangnya, rumah impianku? Berharap betuul bisa berfoto dengan
wide angle front camera seperti yang dimiliki
Smartfren Andromax C2s. Siapa tahu di foto berikutnya, bisa foto wefie, nggak selfie lagi, dan semua bisa muat di layar, menangkap momen berharga, kebersamaan di depan rumah dan taman yang jadi idaman.
Saat ini, aku cukup berpuas diri dengan apa yang kupunya, dan tamanku pun bahagia apa adanya, dia memberiku kecantikan alami. Bersyukur sekali, ada bunga Anggrek bintik yang bisa 'diajak' berfoto bersama. Baru dua kuntumnya yang mekar, masih menanti adik-adik di tangkainya untuk mekar sempurna. Sementara itu, tak jauh di sebelahnya, rumpun Paphiopedilum dengan lengan berbulu juga mulai mekar satu satu, Jadi mau lagi nih, berfoto dengan koleksi bungaku. Hayu... Tunggu aku tahun depan ya. Mudah-mudahan, tahun depan bisa pakai
Smartfren wide angle front camera yaa, supaya rumah impianku beserta penampakan taman yang lebih indah di depannya bisa terlihat lebih jelas. InsyaAllah. ;)