Lagu-lagu bahagia, bertebaran dan bertaburan, jadi
soundtrack perjalanan hidupku. Yang sempat jadi salah satu
soundtrack untuk momen pejalanan hidupku adalah lagu asik dari Oppie Andaresta. Sebagai
single, aku tak punya alasan untuk tidak bahagia. Jomblowati,
maybe, but I'm single and very happy. Kebahagiaan nggak perlu selalu didapat dengan keberadaan pendamping hidup. Ketika kita bersyukur dengan apa yang kita punya, kita bisa bahagia dengannya. Pas juga dengan lagu bahagia rilisan GAC yang akhir-akhir ini sering berkumandang dari radio. Ciamiiik...! Lagu-lagu bahagia begitu, pantes banget untuk jadi
inspirasi kebahagiaan di keseharian.
Lagu dengan ritme yang dinamis ini, mengiringi keseharianku. Hampir setiap pagi beredar di udara dari sebuah radio kesayangan yang kupanteng di pagi sebelum berangkat kerja. Dan ya, bahagia itu ada di keseharian, setiap hari, di sekitar kita, nggak jauh-jauh, sedekat radio di depan kamar aja kok ;)
Bahagia ketika bangun pagi masih sehat, siap beraktivitas. Bahagia ketika membayangkan akan bertemu lagi dengan murid-muridku. Bahagia itu memicu semangat. Jadi, yuk mari berangkat ke sekolah lagi...!
Beraktivitas di sekolah itu selalu ada saja kejadian lucu-lucu dan menyenangkan yang membuat bahagia. Biasanya, yang jadi sumber kesenangan dan kebahagiaan itu adalah murid-muridku. Berawal dari kejadian-kejadian keseharian yang sebetulnya biasa, tapi berdampak luar biasa saat tahu bahwa momen 'kecil' itu menorehkan hal yang 'besar' bagi mereka.
Setelah bertahun-tahun mengajar anak-anak 'kecil' di level primary, tak banyak lagi kejadian yang kuanggap luar biasa. Mengajar di dalam ataupun di luar kelas, sudah jadi 'makanan' sehari-hari. Mendampingi anak-anak makan snack paginya dan saling berbagi, atau menemani makan siang, mengingatkan agar mereka menunjukkan rasa syukur dengan menikmati apapun menu mereka. Membimbing anak-anak shalat dan dzikir, pada saat dzuhur maupun duha, itu pun nggak perlu 'usaha keras'. Well... di awal-awal masa sekolah sih lumayan juga, sampai sakit-sakit tenggorokan gitu, memandu bacaan shalat dan dzikir mereka. Tapi semua rangkaian kegiatan di sekolah, sejatinya membuatku bahagia. Melihat anak-anak itu sehat gembira, aktif dan bersemangat, sudah cukup jadi sumber kebahagiaan buatku. Tapi kalau mereka rajin, semangat belajar, dan menurut selalu pada kami, guru-gurunya, itu jadi kebahagiaan plus tentunya ;)
Dalam beberapa sesi perbincangan dengan orang tua murid yang berbeda, terungkap ucapan terima kasih mereka karena anak-anak mereka, di usia sebelia itu, ternyata sudah hapal bacaan shalat, lengkap dengan dzikirnya. Kalau
flashback, kembali ke masa silam, mungkin ketika kami masih seumur mereka, bacaan shalat masih belum lancar juga ya. Jadi ketika anak-anak mereka ternyata sudah hapal, tahu bacaan dan gerakan shalat, bisa pula mendoakan kebaikan untuk orang tua mereka, tentu ini jadi sumber kebahagiaan, yang semoga tidak hanya di dunia, tapi hingga di akhirat kelak.
Hal yang seperti ini membuatku terharu. Terima kasih kembali, bahwa apa yang kulakukan sehari-hari, ternyata dianggap sebagai sesuatu yang berarti, jadi jalan untuk
berbagi kebahagiaan.
Menyukuri berkah, terkadang kami sempatkan dalam momen istimewa. Salah satu yang terbaru adalah ketika salah satu murid kami memperingati hari lahirnya dengan berbagi cupcake cantik, buatan sang bunda dengan penuh cinta. Berdoa bersama, dan ternyata momen itu sangat bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk belajar bersama. Ketika setiap cupcake dihiasi dengan replika sayuran dari fondant, momennya pas sekali dengan materi pelajaran yang diajarkan di hari itu. Maka jadilah percakapan berikut.
"
Do you like cabbage?"
"
No, I don't."
"
What do you like?"
"
I like corn."
"
OK.
Here you are."
"
Thank you."
Dan percakapan berulang kembali, menjadi latihan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris murid-muridku, dengan pengalaman yang nyata. Semua bahagia, karena mendapatkan cupcake dengan hiasan sesuai keinginan dan gurunya pun tak kalah bahagia karena menemukan sarana untuk melatih percakapan bagi murid-muridnya. Alhamdulillah, gurunya juga kebagian cupcake ternyata. Umm... I like pumpkin. Can I have one, please ;)
Menjalani hari-hari sebagai guru, sungguh kunikmati setiap momennya. Bertemu dengan murid-muridku di kelas maupun di luar kelas, dirindukan oleh mereka saat tak bisa bersama, ditanyakan saat tak ada, ah.... itu sungguh perasaan yang luar biasa. Berkomunikasi dan bercengkerama dengan orang tua murid, di dalam konteks pendampingan putra-putri mereka ataupun urusan lainnya -termasuk sesi belajar membuat cupcake ;)-, membuatku merasa punya keluarga besar. Dan
bahagia bersama keluarga besar di P1 Baghdad itu, ketika bisa berbagi momen di keseharian mereka. Tak jarang aku mengirim gambar melalui grup WhatsApp bersama para orang tua siswa, membuat mereka ikut merasakan apa yang terjadi di sekolah saat putra-putri mereka tak di rumah. Tak jarang pula kami saling berbagi informasi maupun kisah inspirasi ataupun saling koreksi dengan cara yang santun. Kita belajar bersama, juga bahagia bersama, dalam setiap momennya. Alhamdulillah, bahagianya. Semoga dalam kebahagiaan ini tak luput juga dari limpahan berkah-Nya. Aamiin.
Nah, jika murid-murid dan keluarga besarnya jadi inspirasi kebahagiaan buatku, apa inspirasi kebahagiaan menurutmu? Ayo
berbagi bahagia bersama Tabloid Nova melalui event lomba yang digelar hingga akhir Mei nanti. Hadiahnya lumayan bakal bikin kita tertawa bahagia deh, pastinya.
Baca syarat dan ketentuannya dengan teliti ya, tapi pada intinya sih untuk membagikan kisah bahagia kita, tulis di blog, lalu submit ke microsite kontes Berbagi Bahagia bersama Tabloid Nova. Ikuti syarat dan ketentuannya dengan seksama jika tidak ingin didiskualifikasi. Lomba ini berlangsung hingga 31 Mei 2015. Masih cukup waktu kan untuk memilah dan memilih inspirasi kebahagiaanmu lalu menuangkannya jadi sebuah tulisan di blog pribadimu.
Nanti setelah posting di blog dan submit, sempatkan juga untuk share di social media dengan hashtag #NovaBerbagiBahagia.