Monday, March 06, 2006

Kebakaran...!

Sabtu sekitar dua pekan lalu. Aku masih sakit flu dan sedikit batuk plus demam, dan sedang menikmati masa santaiku di rumah, di sofa depan TV yang cosy. Pagi itu kucium bau tak biasa, sesuatu yang panas, nyaris gosong. Bergegas aku bangkit dan mengecek ke dapur. Berlari. Di batas entry dapur, kulihat cahaya api memantul di pintu. Ketika kulihat di dapur, wajan berisi minya di atas kompor sudah menyala dengan api yang menjilat-jilat setinggi semeter-an. Astaghfirullah... Jantungku berdebar dua kali lebih cepat.
Kumatikan kenop gas, dan kucoba meniup api di wajan. Useless, tentu saja. Kuambil keset handuk yang tergeletak pasrah di lantai dapur, kucelup di ember berisi air cucian kemarin, lalu kulempar ke atas wajan. Maksudnya, memutuskan kontak dengan udara (oksigen) supaya api segera padam. Jebussh! Eh, wajan itu malah miring dan menumpahkan minyak yang masih menyala-nyala ke samping kompor. Whoaa...! Gimana kalau api menyambar selang gas, lalu bocor, dan AAA...HH! tak terbayangkan. Kuangkat keset handuk yang sekarang 'tercemar' minyak gosong, lalu membenahi posisi wajan di atas kompor.
Kuambil selembar keset handuk lainnya. Kucelup lagi ke dalam air, dan kali ini dengan perhitungan tepat, kulempar lagi dengan gaya seorang pembuat martabak telor (naon... ieu teh...?), dan kali ini "Jebussh" kedua, membuat api semakin mengecil, dan akhirnya mati. Alhamdulillah...
Jantungku masih berdetak kencang ketika ibu datang. Rupanya ibu mau menggoreng tempe, tapi merasa bahwa beliau perlu minyak lebih banyak. Maka beliau pun pergi ke warung untuk membeli minyak goreng, sementara itu beliau meninggalkan kompor dalam keadaan menyala (beliau lupa bahwa telah menyalakan kompor sebelum berangkat ke warung). Tapi bagaimanapun kondisinya, aku bersyukur bahwa tak ada kerusakan apapun di rumah, cuma nyariss aja. Allah masih melindungi kami semua hingga hari ini.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?
Tak ada sedikitpun, bukan?

No comments:

Koleksi Memori