Sunday, September 30, 2007
Saturday, September 29, 2007
Tujuan awal ke Assalaam dulu, biar tenanglah hati ibu. Mau bayar zakat. Terhadang macet di bubat dan perempatan Pungkur, sungguh menyebalkan. Panas terik, tak bisa nyalain AC mobil, wah… sungguh bukan perjalanan yang menyenangkan. Shalat dzuhur di masjid Assalaam, lalu pergi lagi ke tujuan berikutnya.
Beranjak dari Assalaam, kembali menembus kemacetan di jalanan menuju BIP. Niatnya mau ambil fotoku di Jonas BIP, sebagai pelengkap persyaratan lomba nulis cerpen Rohto. Tapi… sudah 2 kali muter bahkan sampe masuk basement segala, tetap juga nggak nemu space parkir. Sebal, kesal, akhirnya kuputuskan untuk keluar saja. Aku sudah menyiapkan foto lain sih sebagai pelengkap persyaratan lomba itu. Pergilah kita ke kantor pos besar. Aku sungguh berpikir bahwa dateline lomba itu adalah besok. Maka… betul-betul harus hari ini untuk mengirimkan berkas lomba itu. Syarat lainnya sudah siap. 3 rangkap naskah plus sinopsis (yang ngasal banget, hehe…), sudah ku-print sejak kapan, tauk. Copy file dalam bentuk disket plus beberapa file foto-foto cantikku (ehm!), biodata, copy SIM, kemasan lip-ice, plus selembar foto (yang bukan foto terbaikku) sudah kusiapkan. Kukirim hari ini! Done! (Eh, ternyata dateline-nya masih 10 hari lagi!) Baguslah. Sekali-sekali nggak mepet waktu, boleh kan...? ;)
Thursday, September 27, 2007
The Three Dolls
A sage presented a prince with a set of three small dolls. The prince was not amused.“Am I a girl that you give me dolls?” he asked.
“This is a gift for a future king,” said the man. “If you look carefully, you’ll see a hole in the ear of each doll.”
“So?”
The sage handed him a piece of string.
“Pass it through each doll,” he said.
Intrigued, the prince picked up the first doll and put the string into the ear.
It came out from the other ear.
“This is one type of person,” said the man. “Whatever you tell him, comes out from the other ear. He doesn’t retain anything.”
The prince put the string into the second doll. It came out from the mouth.
“This is the second type of person,” said the man. “Whatever you tell him, he tells everybody else.”
The prince picked up the third doll and repeated the process. The string did not reappear from anywhere else.
“This is the third type of person,” said the man. “Whatever you tell him is locked up within him. It never comes out.”
“What is the best type of person?” asked the prince.
The man handed him a fourth doll, in answer.
When the prince put the string into the doll, it came out from the other ear.
“Do it again,” said the sage. The prince repeated the process. This time the string came out from the mouth. When he put the string in a third time, it did not come out at all.
“This is the best type of person,” said the sage. “To be trustworthy, a man must know when not to listen, when to remain silent and when to speak out.”
Monday, September 24, 2007
Sunday, September 23, 2007
Our First Performance
Kemarin pagi kita latihan lagi sekitar setengah jam. Dibantu pak Hajar yang ikut mengarahkan, kita sempat latihan beberapa kali. Dengan permainan 1 finger accompanion on my keyboard by Darin, plus ‘modivikasi’ intro dan ending. Hmm… not bad-lah. Bismillah…
Tampil di urutan ke-4 sebelum presentasi dari pihak sekolah by Pak Amran dan pembagian laporan tengah semester, anak-anak sempat cemas. Termasuk aku dong. Iqbal dan Demma ternyata nggak datang, padahal pembagian suara sudah fix. Tapi apa boleh buat, the show must go on. Maka tampillah mereka dengan aku ‘memandu’ dari belakang. Tidak mengecewakan. Kelompok Alka dan Putra malah terlihat ceria dengan gerakan ritmis kepala bahkan badan mereka. Sedangkan kelompok seberangnya malah relatif lebih ‘kalem’ (kalo nggak bisa dibilang statis). Ya, pantas saja. Di depan ‘hanya’ ada Galuh, Feizal dan Adit yang emang anak-anak pendiam. Hehe… But again, overall, their performance is just perfect (considering the lack of time to practice). I kind of satisfied. Sure we can do better next time, with different performance. Insya Allah. I’ve told them during the evaluation session. Thank’s, kids.
Friday, September 21, 2007
Manage Your Stress
Seorang dosen sedang memberikan kuliah tentang Manajemen Stres.
Dia mengangkat segelas air dan bertanya kepada mahasiswanya "Seberapa berat anda kira segelas air ini? "Mahasiswa menjawab mulai dari 20 gr sampai 500 gr".
Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya.
Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.
Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat".
"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya".
"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.
Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......
Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya!!
Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi hanya dapat dirasakan jauh di relung hati anda.
Monday, September 17, 2007
Sunday, September 16, 2007
Kakak dan Adik
Wednesday, September 12, 2007
Jelang Ramadhan
Saturday, September 08, 2007
Quadruple Accidents
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...