Tradisi di keluarga kami, hidangan utama di hari lebaran adalah ketupat ketan. Apapun lauk pendampingnya, pasti enak ketika disantap bersama ketupat ketan bersantan yang gurih. Rendang tentu jadi langganan. Sambal goreng hati itu pun tak kalah sedap. Lidah panggang, pernah juga jadi teman si ketan. Semua ennak! Alhamdulillah.
Selama bertahun-tahun, ketika ibu masih ada, cara memasak ketupat ketan ini hanya mengalami sedikit perubahan. Sempat aku alami, menemani ibu mengaduk-aduk ketupat di dalam rebusan santan dalam wajan besar nyaris semalaman, menjaga agar santannya tak sampai pecah. Belakangan ini, adanya pressure cooker sangat memudahkan urusan masak-memasak ini. Cukup masukkan ketupat ke dalam pressure cooker, dengan santan encer yang merendam keseluruhan ketupat. Beri sedikit garam, lalu kencangkan tutup pressure cooker. Biarkan sampai peluitnya berdesis, lalu kecilkan api. Biarkan selama kurang-lebih 30 menit, dan ketupat ketan pun siap dihidangkan. Eittss, tunggu dulu 10-15 menit sebelum membuka tutupnya.
Setelah ibu meninggal, kakak sulung mengambil alih tugas memasak ketupat ketan ini. Ketupat ketan selalu hadir di meja makan dalam hidangan hari raya. Tak pernah absen. Tahun ini, kakak sulungku berinisiatif untuk sedikit mengubah tampilan ketupat ketan putih yang biasa menjadi ketupat ketan hitam. Hmm... bolehlah dicoba.
Cara memasaknya masih sama, tapi tampilannya tentu berbeda. Rasa? Hampir sama. Mungkin cuma masalah lidah kami yang merasa ada yang berbeda. Padahal sih mungkin sama saja, hanya karena belum terbiasa melihat tampilannya. Tapi cantik juga kan...? Uhm, tentu saja kami makannya nggak pakai bunga :p