Saturday, October 01, 2022

Skin Care... Should I Care?

Baru-baru ini aku kembali ke rumah yang sempat kutinggalkan sekitar 3 tahun-an. Aku masih berkunjung sesekali ke rumah itu, tapi tak terlalu intens mengamati & mengurusi segala isinya. Sampai di akhir bulan September ini, setelah renovasi kecil selama 3 mingguan, aku siap kembali ke rumah ini. Hampir semua barang tidak berada di tempatnya semula, mengingat isi lemari harus dikeluarkan dulu sebelum digeser dan dipindah tata letaknya. Debu dari proses bongkar rumah menumpuk di sana-sini menyelimuti permukaan barang-barang, buku, pakaian hingga segala pernak-pernik. Kutemukan beberapa kemasan skin care yang pernah kuakrabi beberapa waktu lalu, baik yang separuh jalan dipakai maupun yang masih utuh dalam kemasan. Bisa dipastikan sudah kadaluarsa lah... sayang sekali ya.
Sebagian koleksi produk Oriflame
Ada masanya aku sangat care dengan penggunaan skin care ini. Beberapa tahun lalu, aku tertarik untuk ikut berbisnis ceritanya... skin care dan kosmetik yang dijual dengan sistem multi level marketing, menjanjikan benefit jutaan per bulan, dengan syarat: bisnisnya dijalankan tentunya. Bagaimana cara menjalankan bisnisnya? Produknya dipakai dan jadi testimoni bukti nyata, jualan juga dan tentunya membangun jaringan yang solid.
Aku cocok dengan produknya. Tidak instan yang malah bikin waswas, tapi untuk pemakaian jangka panjang, hasilnya terlihat cukup signifikan. Kantor pusat produsennya berada di Sweden, sedangkan pabriknya tersebar di beberapa negara. Kualitas produknya, aku sih cocok... tapi kualitas kemasannya, ah... ada beberapa yang membuatku kecewa. Kemasan plastiknya mudah patah atau retak yang membuat isinya tak lagi terlindungi secara optimal. Mengingat harganya yang lumayan pricey, aku boleh dong kecewa dengan kualitas kemasannya. Selain itu, ada pertentangan batin juga sih untuk membeli produk luar begini, kok kayak nggak cinta tanah air ya.   
Sesekali dandan pakai eyeliner
Beberapa tahun aku 'menjalankan bisnisnya'. Beli produknya yang rutin kupakai, sesekali dijual juga ke pelanggan yang nggak banyak-banyak amat, juga merekrut dan membina downline. Aku mungkin kurang sabar dan kurang gencar juga menjalani keseluruhan prosesnya. Setelah bertahun-tahun aku kok nggak maju-maju ya. Akhirnya aku memutuskan berhenti dan beralih ke produk lain yang lebih ekonomis dan berbau serta berasa Indonesia. Nggak pakai perang batin pakai produk-produk Wardah karena selain memang cocok di kulit, juga cocok di hati deh... Pengusaha Wardah kan mamah Gajah juga. ;) Ayo kita dukung produk-pproduk Mamah Gajah Ganesha.
Koleksi skin care & kosmetik Wardah
Produk yang kupakai sekarang adalah produk asli dalam negeri, diproduksi di dalam negeri, dan buat aku sih cocok banget, ini. Alhamdulillah, kulitku nggak ada masalah menyesuaikan diri dengan produk baru. Mulai dari foundation kemudian shifting menjadi dd cream yang setia menemani keseharianku, membuat tampilan kulit wajah tampak halus tapi masih terasa ringan. Lipstick dan lip cream-nya favorit banget. Kukoleksi beberapa warna dengan nuansa natural, dalam tone warna orange hingga cokelat. Keseharianku sebenarnya cukup dengan ini saja. Tapi hey... tidak cukup hanya make up standar, sebetulnya perlu juga sih perawatan harian yang rutin. Asal jangan yang ribet, aku sih oke.
Kulengkapi koleksi perawatan kulitku dengan sunscreen (yang masih belum rutin) di pagi hari dan serum di malam hari. Sebelum tidur kusempatkan mencuci wajah dengan facial foam dari rangkaian produk di seri yang sama. Kabarnya sih sebetulnya produk ini kurang cocok untuk kulit wajah separuh abad seperti aku ini. Beauty consultant-nya menyarankan aku pakai yang lebih mahal produk yang lebih tepat buatku dengan kandungan anti-aging. Ah... whatever deh. Saat ini aku pakai skin care yang lebih sesuai dengan budget belanja bulananku saja. Alhamdulillah, kulit wajah nggak manja, mau aja pakai produk apapun. Pakai Wardah nih sekaligus menunjang idealismeku sebagai Warga Negara Indonesia yang mendukung produk-produk Indonesia.   
Nggak mimpi bahwa tampilan kulitku akan seperti Dewi Sandra yang notabene adalah brand ambassador Wardah, tapi minimalnya aku merawat kulitku dengan (cukup) baik. Merawat wajah dan kulit yang dianugerahkan Tuhan ini sudah selayaknya dilakukan. Bukan dengan tujuan untuk mempercantik diri apalagi tabarruj, tapi dengan niat merawat karunia yang sudah diberikan Allah kepada kita. Alhamdulillah dikasih kulit normal yang nggak rewel, cuma perlu perawatan minimal. Jadi, merawat diri ini sudah selayaknya jadi kebiasaan baik. Sewajarnya saja tak perlu berlebihan, cukup untuk menunjukkan bahwa kita peduli dan memberi perhatian pada tubuh kita. So... katakan I care pada skin care.
Buat Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog akhir bulan September ini, yuk lah kita bahas soal skin care. Lain kali kita bahas care yang lain yaa. InsyaAllah.


10 comments:

Risna (Risna.info) said...

Aku dulu pernah juga tuh beli dan menggunakan produk kecantikan dari Sweden itu, tapi aku gak sampai ngejalanin karena pada dasarnya malas jualan. Tapi berhenti karena rasanya jadi sering banyak yg dibeli tapi gak dipakai. Waktu itu belum terlalu memperhatikan skincare sih.

Sekarang aku pakai minimalis aja, pakai yang mudah dicari di toko di sini hehehe...

Diah Utami said...

Iya, Teh Risna. Lama-lama kok ya jadi nyetok juga ya. Yang beli di bulan sebelumnya belum habis (ya jarang dipake juga. 😅) lalu di bulan berikutnya ada promo baru lagi. Beli lagi deh. Ya gitu deh, jadinya menumpuk. Tapi masa expire-nya masih bisa extend dikit kan ya...? (Masih ngarep mau pake. Hehe...)

Ilma Purnomo (Mama Razin) said...

Pastinya lebih bikin sreg di hati kalau kualitas produknya bagus, kemasannya bagus, bahkan kita tau produsennya siapa. Apalagi kalau harganya cocok di kantong, udah gak bakal pindah ke lain hati deh hihi

Semoga cocok seterusnya dengan Wardah, ya teh Diah :)

Diah Utami said...

@Teh Ilna, terima kasih yaa. Sejauh ini sih cocok dengan Wardah, di semua aspeknya. Sudah pakai berbulan-bulan, ini. InsyaaAllah setia. 😊

Restu Eka said...

Kayaknya aku kurang ngulik Wardah nih. Beberapa kali coba nggak cocok soalnya. Kering banget. Tapi mungkin sekarang formulanya sudah nambah ya. Dulu aku cocok make upnya Oriflame. Enak memang. Lembut dan ringan. Tapi dulunya dulu banget ya hahaha. Sekarang lipstik aja nggak punya. Heuheu. Apalagi karena pakai masker kemana-mana. Parah banget. Makasih sharingnya Teh :)

fsrinurilla said...

Wah Teh Diah. Setujuuu. Katakan I care pada skin care ehehe. Wah ikut senang, Teh Diah akhirnya menemukan yang cocok di jiwa raga ehehe, karena Wardah juga produk lokal usaha milik Mamah Gajah. Mamah saya juga memakai produk Wardah, Mba, yang bedak dan lipstick-nya, kata Mamah saya, cucokk ehehe. Alhamdulillah harganya juga cukup terjangkau.

Sedangkan untuk Oriflame, saya sesekali maih beli Mba, karena pilihan pelembabnya menarik, dan tentunya nyari yang diskon, Mba. Diskonnya lumayan banget kalau promo. Bikin hati Mamah-ogah-rugi bahagia. :)

Wah Teh Diah, kayaknya belum perlu beli yang rangkaian anti aging, di fotonya masih kinyis kinyiss euy ehehe. Sehat walafiat selalu ya Teh Diah. :)

Diah Utami said...

@Teh Restu: 1-2 produk Oriflame masih saya pake siih, tapi kalau masih jadi member kan sayang banget ya cuma beli tender care sama parfum lalu kena handling fee & ongkir. Jadi belinya ke konsultan yang masih aktif aja deh.
Kalau Wardah, bisa banget beli di mana-mana, toko offline maupun online. Alhamdulillah kulit saya nggak sensitif jadi cocok-cocok aja pakai Wardah.
Eh btw, biarpun pakai masker, saya masih tetap pakai dd cream, bedak & lipstick. Soalnya kalau nggak dipake, kapan habisnya diaaa? 😅

Diah Utami said...

@Teh Uril: salam buat mamah ya, sesama pengguna Wardah. Soal anti-aging, ahahaa... kayaknya emang udah perlu (pake) banget nih. Foto pake kamera masa kini mah bisa menipu banget. Itu sih cuma buat nunjukkin, sesekali saya dandan pakai eyeliner & blush on. Kalau sehari-hari sih biasanya nggak pake dan abis wudhu, biasanya ya udah aja lanjut bare face, nggak pake touch up lagi. Padahal katanya baiknya pake sunscreen lagi, pake pelembab lagi. Hadeuw... anti ribet saya mah lah. Mau pake serum & eye cream di malam hari juga udah uyuhan... 😅

Andina said...

Produk W ini aku suka sunscreennya teh, murah meriah juga. Tapi produk lainnya agak cocok-cocokan, kadang pas tapi kok lebih banyak ngga ngaruh. Bisnis skincare sendiri sepertinya menjanjikan ya, pasti diserbu wanita (dan pria yang peduli kulit)

Diah Utami said...

@Teh Andina: wilujeng setia sama sunscreen-nya. Sudah usaha pakai skincare, soal hasilnya? Signifikan atau enggak, serahkan saja pada Allah.

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka