Monday, March 27, 2006
Lafadz Allah (?)
Beberapa waktu yang lalu, aku menemukan sebentuk awan yang menyerupai lafadz Allah dalam bahasa arab. Tergesa, aku mengambil kameraku dan mengambil image ini. Sayangnya, saat itu angin bertiup kencang dan segera mengaburkan bentuk awan itu. Sebegini... masih mirip nggak ya? Tapi, mirip lafadz Allah atau tidak, kebesaran dan keagungan Allah tak akan terbuyarkan oleh apapun. Subhanallah...
Friday, March 24, 2006
Lomba Mengajar vs 6th sense
Menjelang subuh, dapat SMS dari a person in charge, ngasih info bahwa aku dapat posisi kedua di lomba mengajar se-kecamatan yang kuikuti hari Selasa lalu. Uwah...! Ngantuk-ngantuk gitu, aku tidur lagi (soalnya tidurnya juga telat), nggak nyempatin mbalas e-mail, bahkan untuk sekedar ngucapin terima kasih. (Lagian, ngapain juga ngirim SMS menjelang subuh begitu, toh bisa ngabarin di sekolah aja?).
Ya alhamdulillah sih, aku nggak terpuruk di posisi buncit, malah dapat posisi runner up. Nggak lolos ke seleksi di tingkat berikutnya sih (tingkat kota), tapi paling nggak, nggak terlalu malu-maluinlah mbawa nama Salman al Farisi. Ya jadi mercusuar tea...
Setelah dapat SMS itu, aku tidur lagi, dan mimpi ketemu si pengirim SMS, yang ngasih tahu siapa yang jadi juara 1. Ketika ketemu dia di sekolah, iddih! bajunya persis banget dengan yang kulihat di mimpi. Demikian juga dengan info tentang si pemenang. Wah... apa nih? 6th sense? Haha...
Di sekolah, sempat ngebahas plus-minusku dibandingin si ibu yang jadi jawara. Kabarnya sih cuma beda tipis... yah, pokoknya nggak terlalu mengecewakan-lah. And now, let's get back to reality and real life! Aku mesti nyiapin berkas soal buat mid-test yang insya Allah akan mulai pekan depan. Ayo, semangat lagi!!
Ya alhamdulillah sih, aku nggak terpuruk di posisi buncit, malah dapat posisi runner up. Nggak lolos ke seleksi di tingkat berikutnya sih (tingkat kota), tapi paling nggak, nggak terlalu malu-maluinlah mbawa nama Salman al Farisi. Ya jadi mercusuar tea...
Setelah dapat SMS itu, aku tidur lagi, dan mimpi ketemu si pengirim SMS, yang ngasih tahu siapa yang jadi juara 1. Ketika ketemu dia di sekolah, iddih! bajunya persis banget dengan yang kulihat di mimpi. Demikian juga dengan info tentang si pemenang. Wah... apa nih? 6th sense? Haha...
Di sekolah, sempat ngebahas plus-minusku dibandingin si ibu yang jadi jawara. Kabarnya sih cuma beda tipis... yah, pokoknya nggak terlalu mengecewakan-lah. And now, let's get back to reality and real life! Aku mesti nyiapin berkas soal buat mid-test yang insya Allah akan mulai pekan depan. Ayo, semangat lagi!!
Wednesday, March 22, 2006
Lomba Guru dan Siswa
Nggak mood.
Kemarin ikutan lomba ngajar di tingkat kecamatan. Bareng dengan anak-anak yang ikutan lomba bidang studi, lomba cepat-tepat/quiz, calistung, menggambar, mengarang, sampai pelajar teladan. Nggak mood aja. Selain kondisi fisik sedang nggak dalam kondisi puncak, ditambah lagi dengan adanya komentar negatif yang kudengar dari kolega. Nggak banyak sih (yang berkomentar), tapi cukup bikin panas kuping. Menyita waktu juga tuh persiapannya, belum ditambah lagi dengan negosiasi alot yang kulakukan dengan dua pimpinan itu. Hh... Lagian, sebetulnya sih siapa yang suka ikut lomba kayak gitu? Tapi sukarela atau terpaksa, karena ditugasin sekolah, ya... ikutan juga.
Hasilnya? Nggak tahu nih. Deg-degan juga. Berharap juga sih. Tapi paling tidak, jangan sampai dapat urutan ke-7 atau 8 aja deh dari 8 peserta. Jangan sampai malu-maluin banget deh pokoknya. Usahanya sudah kulakukan. Soal hasilnya, ya... serahkan pada juri (dan Allah tentunya). Kita lihat aja hasil dari lomba yang kuikuti secara nggak mood. haha...!
Kemarin ikutan lomba ngajar di tingkat kecamatan. Bareng dengan anak-anak yang ikutan lomba bidang studi, lomba cepat-tepat/quiz, calistung, menggambar, mengarang, sampai pelajar teladan. Nggak mood aja. Selain kondisi fisik sedang nggak dalam kondisi puncak, ditambah lagi dengan adanya komentar negatif yang kudengar dari kolega. Nggak banyak sih (yang berkomentar), tapi cukup bikin panas kuping. Menyita waktu juga tuh persiapannya, belum ditambah lagi dengan negosiasi alot yang kulakukan dengan dua pimpinan itu. Hh... Lagian, sebetulnya sih siapa yang suka ikut lomba kayak gitu? Tapi sukarela atau terpaksa, karena ditugasin sekolah, ya... ikutan juga.
Hasilnya? Nggak tahu nih. Deg-degan juga. Berharap juga sih. Tapi paling tidak, jangan sampai dapat urutan ke-7 atau 8 aja deh dari 8 peserta. Jangan sampai malu-maluin banget deh pokoknya. Usahanya sudah kulakukan. Soal hasilnya, ya... serahkan pada juri (dan Allah tentunya). Kita lihat aja hasil dari lomba yang kuikuti secara nggak mood. haha...!
Monday, March 20, 2006
BLA (Bandung Lautan Api)
Sabtu lalu, pulang agak kemaleman. Baru jam 8-9-an sih di jalan, tapi rupanya salah perhitungan. Malam itu digelar aksi napak tilas Bandung Lautan Api, jalan menyusuri Bandung mulai dari balai kota hingga ke bandung selatan. Daerah rumahku kelewat banget deh. Jalanan agak macet deh, 'padat' oleh manusia yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Kakak sulungku sempat ikutan 2 kali di acara jalan nyaris semalam suntuk itu, belasan tahun yang lalu. Aku sendiri, nggak berminat ikutan tuh. Hehe... Daripada jalan semalam suntuk, ya capek ya ngantuk, mendingan nulis blog. haha...
Kakak sulungku sempat ikutan 2 kali di acara jalan nyaris semalam suntuk itu, belasan tahun yang lalu. Aku sendiri, nggak berminat ikutan tuh. Hehe... Daripada jalan semalam suntuk, ya capek ya ngantuk, mendingan nulis blog. haha...
Friday, March 17, 2006
Sakit (lagi)
Sekarang sudah hari Jumat lagi. Akhir pekan lalu aku mulai demam, di tempat kost. Menghabiskan akhir pekan di rumah, akhirnya hari Senin tumbang juga. Ngajar penuh nyaris seharian, dan 'bekoar-koar' juga di ketiga kelas yang kuajar, belum lagi di jam sholat dan makan, wah... pokoknya energi terkuras habis deh. Mulai serak deh di sore itu.
Malamnya berkunjung ke tempat praktek dr. Ade (mestinya), tapi ketemu dr. Dini yang nggantiin. Dikasih obat dan surat sakit buat 2 hari yang kumanfaatkan sehari aja (hari Rabu aku di rumah seharian). Dapat telfon dari sekolah, yang kujawab dengan suara hilang-timbul. Serak abis! Untung aja aku minta obat antibiotik cair, supaya aku bisa tetap minum obat teratur. Hehe... dasar si nggak bisa minum obat.
Hari Kamis, aku balik ke sekolah lagi, tapi nggak mengistirahatkan tenggorokan. Banyak bicara, dan diskusi dengan para pimpinan yang maksa-maksa aku untuk ikut lomba ngajar mewakili sekolah. Bukan apa-apa, aku jadi ngerasa jadi 'mercusuar' aja, dan jelas nggak merasa nyaman dengan itu. Tapi ya... begitulah, sukarela atau terpaksa, yang namanya bawahan mah mesti nurut aja ketika ditugasi untuk berangkat. Yah... bismillah aja deh. EGP dengan comment orang dalam.
Hari ini nyaris seharian juga banyak bicara dan bekerja, peras otak dan tenaga juga. Akibatnya? Ya hari ini lemess lagi, batuk-batuk lagi. Apalagi ditambah dengan beban pikiran yang bikin nggak enak hati. Ah... dan besok harus ke sekolah lagi untuk merampungkan persiapan lomba. Yah.. bismillah deh. Selalu dengan bismillah. Sekali lagi, EGP deh dengan opini orang dalam yang bikin panas kuping. Kalau perlu jadi 'mercusuar', ya jadilah 'mercusuar' yang baik. Just do your best, Dee!
Note. Prinsip mercusuar: Memberi sinar terang keluar. Kondisi di dalamnya entah bagaimana, tapi keluar tetap harus memberi sinar terang.
Malamnya berkunjung ke tempat praktek dr. Ade (mestinya), tapi ketemu dr. Dini yang nggantiin. Dikasih obat dan surat sakit buat 2 hari yang kumanfaatkan sehari aja (hari Rabu aku di rumah seharian). Dapat telfon dari sekolah, yang kujawab dengan suara hilang-timbul. Serak abis! Untung aja aku minta obat antibiotik cair, supaya aku bisa tetap minum obat teratur. Hehe... dasar si nggak bisa minum obat.
Hari Kamis, aku balik ke sekolah lagi, tapi nggak mengistirahatkan tenggorokan. Banyak bicara, dan diskusi dengan para pimpinan yang maksa-maksa aku untuk ikut lomba ngajar mewakili sekolah. Bukan apa-apa, aku jadi ngerasa jadi 'mercusuar' aja, dan jelas nggak merasa nyaman dengan itu. Tapi ya... begitulah, sukarela atau terpaksa, yang namanya bawahan mah mesti nurut aja ketika ditugasi untuk berangkat. Yah... bismillah aja deh. EGP dengan comment orang dalam.
Hari ini nyaris seharian juga banyak bicara dan bekerja, peras otak dan tenaga juga. Akibatnya? Ya hari ini lemess lagi, batuk-batuk lagi. Apalagi ditambah dengan beban pikiran yang bikin nggak enak hati. Ah... dan besok harus ke sekolah lagi untuk merampungkan persiapan lomba. Yah.. bismillah deh. Selalu dengan bismillah. Sekali lagi, EGP deh dengan opini orang dalam yang bikin panas kuping. Kalau perlu jadi 'mercusuar', ya jadilah 'mercusuar' yang baik. Just do your best, Dee!
Note. Prinsip mercusuar: Memberi sinar terang keluar. Kondisi di dalamnya entah bagaimana, tapi keluar tetap harus memberi sinar terang.
Tuesday, March 14, 2006
Asrama Putriku, apa kabarmu?
Beberapa waktu yang lalu aku membongkar koleksi mug-ku. Ada beberapa yang membangkitkan kenangan lama. Salah satunya yang ini. Mug putih (sekarang udah rada burek dan bocel dikit bibirnya) dengan ornamen bunga-bunga biru dan tulisan Asrama Putri ITB Jalan Gelap Nyawang 2 Bandung. Ah... alamat itu sekarang sudah dimiliki klinik ITB. Bangunannya masih yang lama, tapi fungsinya sudah berubah. Setiap kali melintas di jalan itu, selalu teringat masa tinggalku yang relatif tak lama di sana, sekitar 10 tahun yang lalu (!!!). Pengen deh ketemu lagi dengan teman-teman di masa itu. Duh... kapan ya temu alumni lagi?
Oya, mug ini juga dibuat dalam rangka temu alumni AP yang diketua panitia-i (??) oleh Yati, cum laude-er dari Planologi '92 (Apa kabar?). Seru-seru enggak sih waktu itu karena kita, anggota panitia yang lainnya kurang kompak. Tapi rasanya, itu adalah temu alumni terakhir yang pernah diselenggarakan AP. Setelah itu... tak ada lagi. Beneran deh, jadi pengen lagi...!
Friday, March 10, 2006
Lafadz Allah in the sky
Subhanallah...
This is a picture taken by a friend of mine in Japan last November. Lafadz Allah in Japan's sky? What kind of sign is it?
Several days ago, I found an Allah shaped cloud too in Bandung area, Indonesian sky. Unfortunatelly, I was not fast enough to get my camera. The strong wind easily 'wiped' the image out of the sky. But still, subhanallah... someday I'll post the image in this blog too. For now, enjoy the picture, and be amazed by it.
Monday, March 06, 2006
Kebakaran...!
Sabtu sekitar dua pekan lalu. Aku masih sakit flu dan sedikit batuk plus demam, dan sedang menikmati masa santaiku di rumah, di sofa depan TV yang cosy. Pagi itu kucium bau tak biasa, sesuatu yang panas, nyaris gosong. Bergegas aku bangkit dan mengecek ke dapur. Berlari. Di batas entry dapur, kulihat cahaya api memantul di pintu. Ketika kulihat di dapur, wajan berisi minya di atas kompor sudah menyala dengan api yang menjilat-jilat setinggi semeter-an. Astaghfirullah... Jantungku berdebar dua kali lebih cepat.
Kumatikan kenop gas, dan kucoba meniup api di wajan. Useless, tentu saja. Kuambil keset handuk yang tergeletak pasrah di lantai dapur, kucelup di ember berisi air cucian kemarin, lalu kulempar ke atas wajan. Maksudnya, memutuskan kontak dengan udara (oksigen) supaya api segera padam. Jebussh! Eh, wajan itu malah miring dan menumpahkan minyak yang masih menyala-nyala ke samping kompor. Whoaa...! Gimana kalau api menyambar selang gas, lalu bocor, dan AAA...HH! tak terbayangkan. Kuangkat keset handuk yang sekarang 'tercemar' minyak gosong, lalu membenahi posisi wajan di atas kompor.
Kuambil selembar keset handuk lainnya. Kucelup lagi ke dalam air, dan kali ini dengan perhitungan tepat, kulempar lagi dengan gaya seorang pembuat martabak telor (naon... ieu teh...?), dan kali ini "Jebussh" kedua, membuat api semakin mengecil, dan akhirnya mati. Alhamdulillah...
Jantungku masih berdetak kencang ketika ibu datang. Rupanya ibu mau menggoreng tempe, tapi merasa bahwa beliau perlu minyak lebih banyak. Maka beliau pun pergi ke warung untuk membeli minyak goreng, sementara itu beliau meninggalkan kompor dalam keadaan menyala (beliau lupa bahwa telah menyalakan kompor sebelum berangkat ke warung). Tapi bagaimanapun kondisinya, aku bersyukur bahwa tak ada kerusakan apapun di rumah, cuma nyariss aja. Allah masih melindungi kami semua hingga hari ini.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?
Tak ada sedikitpun, bukan?
Kumatikan kenop gas, dan kucoba meniup api di wajan. Useless, tentu saja. Kuambil keset handuk yang tergeletak pasrah di lantai dapur, kucelup di ember berisi air cucian kemarin, lalu kulempar ke atas wajan. Maksudnya, memutuskan kontak dengan udara (oksigen) supaya api segera padam. Jebussh! Eh, wajan itu malah miring dan menumpahkan minyak yang masih menyala-nyala ke samping kompor. Whoaa...! Gimana kalau api menyambar selang gas, lalu bocor, dan AAA...HH! tak terbayangkan. Kuangkat keset handuk yang sekarang 'tercemar' minyak gosong, lalu membenahi posisi wajan di atas kompor.
Kuambil selembar keset handuk lainnya. Kucelup lagi ke dalam air, dan kali ini dengan perhitungan tepat, kulempar lagi dengan gaya seorang pembuat martabak telor (naon... ieu teh...?), dan kali ini "Jebussh" kedua, membuat api semakin mengecil, dan akhirnya mati. Alhamdulillah...
Jantungku masih berdetak kencang ketika ibu datang. Rupanya ibu mau menggoreng tempe, tapi merasa bahwa beliau perlu minyak lebih banyak. Maka beliau pun pergi ke warung untuk membeli minyak goreng, sementara itu beliau meninggalkan kompor dalam keadaan menyala (beliau lupa bahwa telah menyalakan kompor sebelum berangkat ke warung). Tapi bagaimanapun kondisinya, aku bersyukur bahwa tak ada kerusakan apapun di rumah, cuma nyariss aja. Allah masih melindungi kami semua hingga hari ini.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?
Tak ada sedikitpun, bukan?
Friday, March 03, 2006
It's a small world after all
Membaca blog salah satu 'adikku', kubaca nama seorang teman. Mbak Iis, dia bilang begitu. Kemarin aku be-te berat, ngirim-ngirim SMS ke mana-mana, sampai akhirnya nelfon Iis di Jepang (sok kaya banget deh ya? Hehe...). Dia lagi flu berat. Aku sendiri masih flu ringan. Tanya kabar dan lain sebagainya, kutanya juga,"Kenal Lina? yang di Rikyou..." Eh, beneran lho, dia kenal banget! Nah!! Dunia kecil kan? Udah jauh-jauh ke Jepang, ternyata ketemunya dengan orang-orang yang 'seputaran' kita juga. Haha...
Iis tuh temen kos banget ketika di Kidang Pananjung dulu, setahun-an. Sempat ketemuan juga ketika di Jepang. Dia bahkan sempat bermalam di apartemenku, ngobrol banyak! Jadi kangen, Is... Genki de ne! Odaijini...!
Dan fakta bahwa Iis kenal Lina yang adik dari temanku Evi, Hiya...! Betul-betul membuatku tersadar, It's a small world after all. Hontouni, sekai wa semai da yo ne? ;)
Iis tuh temen kos banget ketika di Kidang Pananjung dulu, setahun-an. Sempat ketemuan juga ketika di Jepang. Dia bahkan sempat bermalam di apartemenku, ngobrol banyak! Jadi kangen, Is... Genki de ne! Odaijini...!
Dan fakta bahwa Iis kenal Lina yang adik dari temanku Evi, Hiya...! Betul-betul membuatku tersadar, It's a small world after all. Hontouni, sekai wa semai da yo ne? ;)
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...