There is nothing on this earth more to be prized than true friendship.
Saint Thomas Aquinas
Wednesday, December 31, 2008
Monday, December 29, 2008
Reuni Alumni Pramuka
Satu agenda reuni datang lagi. Sudah agak jenuh sebetulnya dengan ide reuni ini :p Beruntun rasanya, mulai dari reuni angkatan 90 ITB, reuni tak terencana dengan alumni guru-guru SaF di acara nikahannya bu Tini beberapa waktu lalu, pertemuan dengan Evi dan Meity yang sekarang berdomisili di luar negeri, pertemuan dengan teman-teman guru Salman yang kuanggap sebagai reuni ;), hingga bergulirnya ide reuni alumni pramuka SMP 11.
'Bentrok' dengan acara mengejar deadline lomba yang ingin kuikuti, juga menunggu koran minggu yang memuat laporan "Citizen Journalism", aku menunda-nunda kepergian ke lokasi reuni, di sekolah tempat kami menuntut ilmu dulu, hampir 20 tahun yang lalu. Wow... Tapi penasaran juga sih, ingin tahu kabar teman-teman sekarang. Akhirnya menjelang tengah hari barulah aku berangkat dari rumah. Sampai di lokasi, ternyata tidak terlalu banyak juga teman-teman yang datang (apalagi muka-muka yang kukenal). Banyak wajah dan tampilan sudah berubah. Gadis-gadis kecil dulu (anak SMP, gitu...) sekarang sudah jadi mbak-mbak modis atau ibu-ibu berkerudung yang jelas merubah 'penampakan'. Sementara anak-anak lelaki yang kukenal dulu sudah bertransformasi juga menjadi babe-babe jangkung dengan membawa buntut satu-dua anak. Badan kurus tipis yang jadi 'trade mark' anak laki-laki SMP dulu, sekarang sudah berubah menjadi tegap berisi atau... buncit dikit. Hehe...
Teman-teman seangkatanku tidak banyak juga yang hadir, tapi relatif lengkap karena yang masih aktif pramuka sampai kelas 3 SMP juga memang tidak banyak. Biasa kan, kalau sudah kelas 3 SMP, mau bersiap menghadapi ujian, ortu sudah membatasi aktivitas ekskul yang sebetulnya kami senangi. Ketika berfoto bersama, sempatlah kita mengabsen barengan. Seusai acara, kita menyempatkan juga berfoto bersama di depan gerbang sekolah sebelum berpisah. Kukenalkan ya, dari kiri ke kanan. Ave Avianthy, yang sebetulnya tidak aktif hingga akhir di kepramukaan SMP, tapi memang bersahabat erat dengan pentolan regu Cobra 'snack' di sebelah kirinya. Ferdinand Azis, Heri Antasari dan Donya Tasdik, tiga sekawan yang kompak berat. Kak Asep Suparlan 'nebeng' berfoto dengan kita. Dia sebetulnya dua tahun di atas kita, seangkatan dengan kakakku. Lulusan STPDN ini sekarang jadi sekda di Purwakarta. Paling kanan, Mimi Sumiati yang saat ini masih jadi guru Biologi di Cianjur. Hilda yang sobatan karib dengan Mimi ternyata tak bisa hadir. Kami bertiga, bersama aku yang pegang kamera, adalah 'generasi terakhir' dari regu Teratai yang legendaris. Haha...! Ngaku-ngaku ya? Iyalah. Bangga dong, jaman kita SMP dulu, kami cukup banyak mencetak prestasi di berbagai lomba wide game di wilayah kwarcab Bandung. Kenangan manis dahulu, semoga jadi pijakan kaki untuk semakin mantap dan berprestasi juga hingga hari ini. Insya Allah.
Blogged with the Flock Browser
Sunday, December 28, 2008
Quote of the Day
Until you value yourself, you won't value your time. Until you value your time, you will not do anything with it.
M. Scott PeckSelamat Tahun Baru Hijrah
Mengawali tahun baru hijrah dengan basmalah kembali.
Semoga segala apa yang kita lakukan di tahun ini selalu diiringi basmalah, agar berkah dari Allah akan dilimpahkan-Nya pada kita semua, yang masih mau mengikuti petunjuk-Nya, berjalan di jalan-Nya, menuju keridhaan-nya. Amiin.
Selamat tahun baru 1430 H.
Selamat tahun baru 1430 H.
Thursday, December 25, 2008
Kematian Hati
Sebuah renungan untuk mengingatkan diri sendiri, lampu kuning untuk mengingatkan diri agar kembali ke jalan lurus yang ditunjukkan-Nya, menuju-Nya. Semoga Allah SWT selalu membimbing kata hati, langkah kaki, tingkah laku, ucapan lisan dan tulisan, agar selalu di jalan kebenaran untuk menggapai ridha-Nya. Amiin.
Wednesday, December 24, 2008
Makan-makan di Sekolah
Menutup masa pembelajaran semester 1 ini, celetukan seorang guru untuk menyelenggarakan acara 'ramah-tamah' untuk mempererat jalinan silaturahim di antara kita bergulir. Celetukan ini disambut baik oleh staf guru yang sudah penat ngurusin nilai rapot anak-anak, rapat, kegiatan akhir semester, budget semester depan, meeting, dsb dsb. Rencana makan-makan tentu disambut baik oleh kita semua.
Maka disepakatilah potluck party untuk acara hari ini. Setiap orang berkontribusi membawa sesuatu untuk berbagi bersama. Nasi dan lauk pauk lengkap bahkan berlebih, rujak, kerupuk, buah, sampai snack yang akhirnya tak tersentuh. Alhamdulillah..., acara makan-makan itu juga melibatkan para staf sekuriti maupun penjaga sekolah. Makan beralas daun pisang, bersama-sama, bareng. Akrab deh. Pengennya acara seperti ini dijadwalkan lagi lain kali. Semoga ada umur dan kesempatan. Insya Allah.
Maka disepakatilah potluck party untuk acara hari ini. Setiap orang berkontribusi membawa sesuatu untuk berbagi bersama. Nasi dan lauk pauk lengkap bahkan berlebih, rujak, kerupuk, buah, sampai snack yang akhirnya tak tersentuh. Alhamdulillah..., acara makan-makan itu juga melibatkan para staf sekuriti maupun penjaga sekolah. Makan beralas daun pisang, bersama-sama, bareng. Akrab deh. Pengennya acara seperti ini dijadwalkan lagi lain kali. Semoga ada umur dan kesempatan. Insya Allah.
Quote of the Day
Nature teaches more than she preaches. There are no sermons in stones. It is easier to get a spark out of a stone than a moral.
John Burroughs
John Burroughs
Tuesday, December 23, 2008
Iceberg Phenomenon
Got these pictures from several sources, forwarded e-mails from friends. I just knew that iceberg could be this beautiful. Subhanallah...
Fabiayyi-aalaa-i Robbikumaa tukadzdzibaan
Amazing striped icebergs
Icebergs in the Antarctic area sometimes have stripes, formed by layers of snow that react to different conditions.Blue stripes are often created when a crevice in the ice sheet fills up with meltwater and freezes so quickly that no bubbles form.
When an iceberg falls into the sea, a layer of salty seawater can freeze to the underside. If this is rich in algae, it can form a green stripe.
Brown, black and yellow lines are caused by sediment, picked up when the ice sheet grinds downhill towards the sea.
When an iceberg falls into the sea, a layer of salty seawater can freeze to the underside. If this is rich in algae, it can form a green stripe.
Brown, black and yellow lines are caused by sediment, picked up when the ice sheet grinds downhill towards the sea.
Antarctica Frozen Wave Pixs - Nature is amazing!
The water froze the instant the wave broke through the ice. That's what it is like in Antarctica where it is the coldest weather in decades. Water freezes the instant it comes in contact with the air. The temperature of the water is already some degrees below freezing.
Just look at how the wave froze in mid-air!!!
Just look at how the wave froze in mid-air!!!
Full shape of an iceberg
Monday, December 22, 2008
Lembayung di langit Kota baru
Beberapa waktu lalu, aku meluangkan waktu hingga petang di sekolah, di dalam kompleks Kota Baru Parahyangan, dan mendapat kesempatan menyaksikan fenomena alam senja hari yang menakjubkan. Lembayung yang kali ini bernuansa biru hingga merah jambu. Sayang, keindahannya tak tertangkap penuh oleh kameraku.
Tak menyesal aku meluangkan waktu lebih lama di sekolah, dengan keleluasaan memandang nyaris sejauh cakrawala, pemandangan yang kudapat sungguh luar biasa. Sungguh, jauh lebih indah dari pada apa yang tertangkap oleh lensa kameraku yang hanya berkekuatan 4 MP. Memang ciptaan Allah tak bisa ditandingi oleh apapun. Subhanallah...
Hari ini, aku menunggu lembayung lagi.
Tak menyesal aku meluangkan waktu lebih lama di sekolah, dengan keleluasaan memandang nyaris sejauh cakrawala, pemandangan yang kudapat sungguh luar biasa. Sungguh, jauh lebih indah dari pada apa yang tertangkap oleh lensa kameraku yang hanya berkekuatan 4 MP. Memang ciptaan Allah tak bisa ditandingi oleh apapun. Subhanallah...
Hari ini, aku menunggu lembayung lagi.
Keep Our Bandung Beautiful Euy...!
Jargon ini dipakai radio Rase FM 102,3 Bandung, radio yang sesekali kudengarkan pada saat aku berangkat ke sekolah di pagi hari. Perjalanan sekitar satu jam yang kutempuh setiap hari seolah menjadi perjalanan ke masa lampau. Lagu-lagu yang diputar di pagi hari itu biasanya merupakan lagu-lagu yang familiar di telingaku semasa akumasih kuliah atau jaman mahasiswa dulu, belasan tahun lalu. Lama ya...?
Sejak SMA, aku sudah suka ndengerin radio Rase, karena isu-isunya 'hijau', ramah lingkungan. Makanya, jargon "Keep our Bandung beautiful, euy" ini sudah sangat akrab di telingaku. Begitu juga lagu2 yang diputar dari radio itu.
Nah... sore itu, aku bersama mbak Shita dan Erlin melintas jalur Pasteur. Di persimpangan selepas gerbang tol itu, mobilku tepat di belakang sebuah mobil carry yang terlihat penuh penumpang. Kami sedang asyik mengobrol ketika terlihat sebuah benda putih terlempar keluar dari jendela mobil depan. EH??? Aku membunyikan klakson. Sudah tekadku untuk membunyikan klakson setiap kali melihat ada yang membuang sampah sembarangan keluar dari mobil ke jalan. Kami melanjutkan perbincangan. Tak berapa lama kemudian, benda lainnya terlempar keluar lagi dari mobil di depan. Aku bunyikan klakson lagi, lalu kukeluarkan kamera dan memotret momen itu, mobil beserta beberapa sampah kecil di sebelahnya. Kecil sih... terasa tidak seberapa. Tapi bayangkan kalau 100 orang saja yang lewat perempatan Pasteur melakukan hal yang serupa, akan sebanyak apa sampah yang tercecer di jalan?
Merasakan kilatan lampu blitz, penumpang mobil itu menoleh ke arah kami. Mereka pikir, ngapain juga kali ya, motret-motret orang tak dikenal. Kuberi kode supaya mereka tidak membuang sampah sembarangan. Rupanya mereka makan jambu air. Biji dan sedikit sisanya, mereka buang dengan semena-mena ke luar jendela. Ngotorin Bandung aja. Padahal itu mobil bernomor polisi daerah Bandung juga lho. Nggak sayang banget sih sama kotanya sendiri. Hayu atuh... Keep our Bandung beautiful, euy...!
Sejak SMA, aku sudah suka ndengerin radio Rase, karena isu-isunya 'hijau', ramah lingkungan. Makanya, jargon "Keep our Bandung beautiful, euy" ini sudah sangat akrab di telingaku. Begitu juga lagu2 yang diputar dari radio itu.
Nah... sore itu, aku bersama mbak Shita dan Erlin melintas jalur Pasteur. Di persimpangan selepas gerbang tol itu, mobilku tepat di belakang sebuah mobil carry yang terlihat penuh penumpang. Kami sedang asyik mengobrol ketika terlihat sebuah benda putih terlempar keluar dari jendela mobil depan. EH??? Aku membunyikan klakson. Sudah tekadku untuk membunyikan klakson setiap kali melihat ada yang membuang sampah sembarangan keluar dari mobil ke jalan. Kami melanjutkan perbincangan. Tak berapa lama kemudian, benda lainnya terlempar keluar lagi dari mobil di depan. Aku bunyikan klakson lagi, lalu kukeluarkan kamera dan memotret momen itu, mobil beserta beberapa sampah kecil di sebelahnya. Kecil sih... terasa tidak seberapa. Tapi bayangkan kalau 100 orang saja yang lewat perempatan Pasteur melakukan hal yang serupa, akan sebanyak apa sampah yang tercecer di jalan?
Merasakan kilatan lampu blitz, penumpang mobil itu menoleh ke arah kami. Mereka pikir, ngapain juga kali ya, motret-motret orang tak dikenal. Kuberi kode supaya mereka tidak membuang sampah sembarangan. Rupanya mereka makan jambu air. Biji dan sedikit sisanya, mereka buang dengan semena-mena ke luar jendela. Ngotorin Bandung aja. Padahal itu mobil bernomor polisi daerah Bandung juga lho. Nggak sayang banget sih sama kotanya sendiri. Hayu atuh... Keep our Bandung beautiful, euy...!
Blogged with the Flock Browser
Quote of the Day
A person without a sense of humor is like a wagon without springs. It's jolted by every pebble on the road.
Henry Ward Beecher
Henry Ward Beecher
Saturday, December 20, 2008
Masuk Masjid eh... Mobil...
Beberapa waktu lalu aku lihat pemandangan 'unik' ini. Sepasang sepatu ada di samping sebuah mobil di parkiran Bale Pare, Kota Baru Parahyangan. Masuk mobil atau masuk masjid nih, kok mesti buka sandal segala... ;)Belakangan, baru kutahu bahwa sandal itu bukan kepunyaan siapapun di dalam mobil itu. Petugas pembersih yang bertugas di sana malah sempat mempertanyakan apakah sandal itu milikku (karena mobilku parkir di sebelah kiri mobil itu). Hehe... bukan miliku juga. Aku pakai sepatu yang kukenakan terus. ;) Jadi? Sandal siapa tuh...?
Wednesday, December 17, 2008
Quote of the Day
Not everything that can be counted counts, and not everything that counts can be counted.
Albert Einstein (1879-1955)
Albert Einstein (1879-1955)
Tuesday, December 16, 2008
Maryamah Karpov
Buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi ini akhirnya terbit juga. Aku sama Umi tadinya mau nungguin event book-signing. Tapi kupikir-pikir, dengan adanya masalah pribadi sang Andrea Hirata, bisa jadi event book-signing bakalan susah banget diselenggarakan. Dia sedang menghindari publikasi, kayaknya. Maka ketika buku sudah tersedia di kios-kios buku, aku minta Umi untuk membelikan satu eksemplar buatku (aku bayar, tentunya...)
Okelah, terlepas dari masalah pribadi Andrea hirata, buku ke-4 ini memang jadi penutup kisah petualangan Ikal. Bercerita tentang Nurmi-kah buku ini? Karena di buku sebelumnya, kisah Nurmi anak Mak Cik (?) Maryamah yang jagoan main biola sempat diulas sedikit. Cover novel ini seolah menggambarkan itu. Lucunya, di buku yang kupunya, kepala Nurmi ditutup kerudung 'ala kadarnya', itu juga pasti hasil torehan photoshop. Hehe... Akan ada lagikah kisah petualangan seru (dan gila) Ikal dan Arai? Akan terjawabkah perjuangan Ikal mencari A Ling? Maka dengan penasaran, kubaca lembar demi lembar novel setebal lebih dari 500 halaman itu.
Hm... mulai 'kecewa' nih. Alurnya terasa datar. Maju begitu saja, sesuai waktu. Jarang... sekali ada flashback yang membuat jalan cerita jadi 'beriak'. Ketawa-ketiwi di sana-sini sih masih ada... seru juga. Gaya bercerita Andrea Hirata masih apik-lah. Lelaki berwajah dangdut (padahal kasidah) itu ternyata pandai juga berkisah. Tetap kuacungi jempol dia, untuk stamina menulis naskah setebal itu.
Eh... sedang asyik-asyiknya membaca bagian awal buku itu, tahu-tahu sms dari Umi masuk ke ponselku. Dia bilang, 'Eh, ternyata MarPov berakhir tragis.' Arrrgh... Aku sudah terlanjur baca keseluruhan pesan sms dari Umi. Hm.. jadi nunggu-nunggu, kisah tragis apakah yang menunggu di lembar-lembar terakhir novel itu. Apakah Ikal tidak berhasil menemukan A Ling? Apakah Ikal berhasil bertemu dengan A Ling yang sudah jadi istri orang? Apakah Ikal berhasil bertemu dengan A Ling tapi mati karena terjatuh dari komidi putar, wahana di pasar malam yang jadi kesukaan Ikal? Nah, tragis kan? Ah... baca sendiri deh. Biarpun jadi kurang seru karena udah dapat bocoran akhir kisah ini.
Okelah, terlepas dari masalah pribadi Andrea hirata, buku ke-4 ini memang jadi penutup kisah petualangan Ikal. Bercerita tentang Nurmi-kah buku ini? Karena di buku sebelumnya, kisah Nurmi anak Mak Cik (?) Maryamah yang jagoan main biola sempat diulas sedikit. Cover novel ini seolah menggambarkan itu. Lucunya, di buku yang kupunya, kepala Nurmi ditutup kerudung 'ala kadarnya', itu juga pasti hasil torehan photoshop. Hehe... Akan ada lagikah kisah petualangan seru (dan gila) Ikal dan Arai? Akan terjawabkah perjuangan Ikal mencari A Ling? Maka dengan penasaran, kubaca lembar demi lembar novel setebal lebih dari 500 halaman itu.
Hm... mulai 'kecewa' nih. Alurnya terasa datar. Maju begitu saja, sesuai waktu. Jarang... sekali ada flashback yang membuat jalan cerita jadi 'beriak'. Ketawa-ketiwi di sana-sini sih masih ada... seru juga. Gaya bercerita Andrea Hirata masih apik-lah. Lelaki berwajah dangdut (padahal kasidah) itu ternyata pandai juga berkisah. Tetap kuacungi jempol dia, untuk stamina menulis naskah setebal itu.
Eh... sedang asyik-asyiknya membaca bagian awal buku itu, tahu-tahu sms dari Umi masuk ke ponselku. Dia bilang, 'Eh, ternyata MarPov berakhir tragis.' Arrrgh... Aku sudah terlanjur baca keseluruhan pesan sms dari Umi. Hm.. jadi nunggu-nunggu, kisah tragis apakah yang menunggu di lembar-lembar terakhir novel itu. Apakah Ikal tidak berhasil menemukan A Ling? Apakah Ikal berhasil bertemu dengan A Ling yang sudah jadi istri orang? Apakah Ikal berhasil bertemu dengan A Ling tapi mati karena terjatuh dari komidi putar, wahana di pasar malam yang jadi kesukaan Ikal? Nah, tragis kan? Ah... baca sendiri deh. Biarpun jadi kurang seru karena udah dapat bocoran akhir kisah ini.
Sunday, December 14, 2008
Quote of the Day
Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan, Anda akan meraih kesuksesan.
(Herman Cain, Pengusaha, Penulis, Pembicara Bisnis, AS)
(Herman Cain, Pengusaha, Penulis, Pembicara Bisnis, AS)
'menemukan' Muridku (dulu)
Sedikit menjelajah situs pertemanan facebook, dalam waktu satu-dua jam sambil menunggu hujan reda di sekolah, aku 'menemukan' murid-muridku di SD Salman Al Farisi dulu, sudah jadi pemuda-pemuda yang gagah, pemudi-pemudi yang cantik. Semoga tambah shalih & shalihat. Amiin. Kisah sukses mereka membuatku bangga. Senang rasanya bisa ambil sedikiiiit bagian dalam proses pendidikan mereka. Semoga Allah berkenan menjaga jalinan silaturahim ini -melalui dunia maya sekalipun- agar tetap terjalin dengan baik. Amiin.
Kusempatkan juga membaca blog mereka. Asyik juga ya, mbaca blog 'anak muda' ;) 'Terkagum-kagum' dengan gaya bahasa dan isi pembicaraan mereka di forum itu. Memori yang kuingat tentang mereka memang masa kecil mereka, polosnya pemikiran mereka sebagai anak SD (walaupun sempat ketemu dengan salah satu dari mereka saat sudah menjadi mahasiswa). Tanpa kusadari, saat aku 'terperangkap' di dunia pendidikan dasar, anak-anak itu telah 'meninggalkanku' jauh. Ah... anak-anak itu benar-benar telah tumbuh besar.
Friday, December 12, 2008
Quote of the Day
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,
tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
(Confusius)
tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
(Confusius)
Thursday, December 11, 2008
Sedih di Hari Bahagia?
Pernah dilanda rasa 'sepi', kosong dan tidak merasa bahagia di saat yang mestinya Anda berbahagia? Seperti di saat hari ulang tahun atau hari ulang tahun pernikahan Anda misalnya... Salah satu pemicu timbulnya bad mood tersebut mungkin karena sikap Anda yang cenderung terlalu keras pada diri sendiri. Cari tahu gejala lainnya dan segera lepaskan diri dari perangkap yang merusak mood bahagia Anda.
Mood Musiman
Mood musiman ini disebut sindrom SAD atau Seasonal Affective Disorder, yaitu kesedihan yang dialami seseorang pada musim-musim tertentu. Psikolog Peggi Elam dari situs ivillage.com mengatakan, mood ini bisa mengakibatkan seseorang kehilangan semangat saat langit mulai mendung. Walau pada awalnya ia berada dalam mood yang baik secerah sinar matahari, namun dengan mudah berubah bersamaan dengan langit yang gelap atau hujan dan badai. Bisa juga mengakibatkan ia 'alergi' terhadap cuaca tertentu. "Perasaan tidak nyaman yang terjadi terus menerus ini dapat mengakibatkan depresi," ujar Elam.
Si penderita umumnya cepat merasa lelah, senang mengkonsumsi karbohidrat serta makanan berkalori tinggi secara berlebihan, mengalami insomnia, bahkan sistem kekebalan tubuhnya mengalami penurunan. "Meski demikian perubahan mood berdasarkan cuaca ini masih tergolong normal dan bukan kelainan yang bersifat akut," tambah Elam
Coba lakukanlah hal-hal yang Anda sukai saat perasaan yang mengganggu itu mulai menghampiri. Menikmati makanan yang memberikan efek menenangkan seperti cokelat amat disarankan. "Perasaan tidak enak ini bisa diatasi dengan menambah insentisitas cahaya di sekitar Anda atau mewarnai dinding rumah dengan warna-warna terang," ujar Norman E. Rosethal penulis buku Winter Blues. Upayakan untuk menata ruangan sedemikian rupa sehingga kesan yang tercipta adalah ruangan yang terang dan cerah. Jangan biarkan benda-benda di sekeliling Anda penuh debu dan jangan lupa tempatkan bunga segar di dalam ruangan untuk menciptakan suasana hati yang menyenangkan.
Benci Hari Ulang Tahun
Saat pesta ulang tahun Anda sedang berlangsung meriah, justru Anda merasa tidak nyaman. Atau rencana yang sudah tersusun rapi tak berjalan mulus karena sebagian teman berhalangan hadir. Situasi ini kemudian membuat Anda merasa 'sendirian' dan tidak dipedulikan. Fakta mengatakan, perempuan memang memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap lebih emosional dan mudah tersinggung di hari ulang tahunnya.
Perasaan ini timbul ketika Anda memasang harapan terlalu tinggi dan kemudian tidak tercapai. Bisa jadi hari ulang tahun membuat Anda teringat bahwa usia Anda semakin bertambah. Perasaan sensitif dan cemas tersebut sesungguhnya merupakan manifestasi dari rasa takut dan cemas. Anda khawatir tidak akan berhasil meraih cita-cita yang direncanakan sementara usia Anda terus bertambah. Cobalah pikirkan, emosi negatif muncul karena alam bawah sadar Anda yang menginginkannya. Untuk itu, katakan pada diri Anda bahwa pikiran negatif ini bisa Anda halau, karena tak memberikan manfaat apa-apa bagi kebahagiaan Anda.
"Menjaga perasaan agar tetap positif itu penting. Perasaan merefleksikan respon Anda terhadap hidup, harapan serta kepercayaan diri Anda," ujar Roberta Shaler,Ph.D, penulis Optimize Your Day. Pikirkanlah hal-hal yang sudah Anda dapatkan daripada hal-hal yang belum Anda raih. Mulai dari masa indah ketika sekolah, kucing lucu yang Anda temui, perjalanan penuh kesan yang Anda lakukan, sampai hadiah terindah yang pernah Anda dapatkan.
Tak Bisa Menikmati Kebahagiaan
Selalu berusaha menghindar setiap kali diundang ke sebuah resepsi pernikahan? Rasa sesak dan sedih mulai datang silih berganti memenuhi dada. Alih-alih rasa ikut bahagia yang muncul, malah rasa tak betah dan ingin pulang yang Anda rasakan...
Orang yang kerap merasa depresi ketika berada di lingkungan yang dipenuhi orang-orang yang sedang berbahagia biasanya disebabkan karena mereka membandingkan dirinya dengan orang-orang tersebut, dan melihat bahwa mereka tidak cukup bahagia.
Cara Mengatasinya:
Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki. Anda bisa bernafas dengan teratur setiap detik saja sudah merupakan anugerah Tuhan yang tak terkira nilainya. Bayangkan orang yang menderita radang paru-paru sehingga kesulitan bernapas misalnya....Carilah hal positif dalam setiap situasi dan rasakanlah kebahagiaan orang lain dan pikirkan suatu saat Andapun akan bisa menikmati rasa bahagia tersebut, walau mungkin bukan saat ini. Ciptakan pembicaraan ringan dan menarik dengan teman-teman serta buka hati Anda untuk menikmati setiap pembicaran tersebut.
Mood Musiman
Mood musiman ini disebut sindrom SAD atau Seasonal Affective Disorder, yaitu kesedihan yang dialami seseorang pada musim-musim tertentu. Psikolog Peggi Elam dari situs ivillage.com mengatakan, mood ini bisa mengakibatkan seseorang kehilangan semangat saat langit mulai mendung. Walau pada awalnya ia berada dalam mood yang baik secerah sinar matahari, namun dengan mudah berubah bersamaan dengan langit yang gelap atau hujan dan badai. Bisa juga mengakibatkan ia 'alergi' terhadap cuaca tertentu. "Perasaan tidak nyaman yang terjadi terus menerus ini dapat mengakibatkan depresi," ujar Elam.
Si penderita umumnya cepat merasa lelah, senang mengkonsumsi karbohidrat serta makanan berkalori tinggi secara berlebihan, mengalami insomnia, bahkan sistem kekebalan tubuhnya mengalami penurunan. "Meski demikian perubahan mood berdasarkan cuaca ini masih tergolong normal dan bukan kelainan yang bersifat akut," tambah Elam
Coba lakukanlah hal-hal yang Anda sukai saat perasaan yang mengganggu itu mulai menghampiri. Menikmati makanan yang memberikan efek menenangkan seperti cokelat amat disarankan. "Perasaan tidak enak ini bisa diatasi dengan menambah insentisitas cahaya di sekitar Anda atau mewarnai dinding rumah dengan warna-warna terang," ujar Norman E. Rosethal penulis buku Winter Blues. Upayakan untuk menata ruangan sedemikian rupa sehingga kesan yang tercipta adalah ruangan yang terang dan cerah. Jangan biarkan benda-benda di sekeliling Anda penuh debu dan jangan lupa tempatkan bunga segar di dalam ruangan untuk menciptakan suasana hati yang menyenangkan.
Benci Hari Ulang Tahun
Saat pesta ulang tahun Anda sedang berlangsung meriah, justru Anda merasa tidak nyaman. Atau rencana yang sudah tersusun rapi tak berjalan mulus karena sebagian teman berhalangan hadir. Situasi ini kemudian membuat Anda merasa 'sendirian' dan tidak dipedulikan. Fakta mengatakan, perempuan memang memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap lebih emosional dan mudah tersinggung di hari ulang tahunnya.
Perasaan ini timbul ketika Anda memasang harapan terlalu tinggi dan kemudian tidak tercapai. Bisa jadi hari ulang tahun membuat Anda teringat bahwa usia Anda semakin bertambah. Perasaan sensitif dan cemas tersebut sesungguhnya merupakan manifestasi dari rasa takut dan cemas. Anda khawatir tidak akan berhasil meraih cita-cita yang direncanakan sementara usia Anda terus bertambah. Cobalah pikirkan, emosi negatif muncul karena alam bawah sadar Anda yang menginginkannya. Untuk itu, katakan pada diri Anda bahwa pikiran negatif ini bisa Anda halau, karena tak memberikan manfaat apa-apa bagi kebahagiaan Anda.
"Menjaga perasaan agar tetap positif itu penting. Perasaan merefleksikan respon Anda terhadap hidup, harapan serta kepercayaan diri Anda," ujar Roberta Shaler,Ph.D, penulis Optimize Your Day. Pikirkanlah hal-hal yang sudah Anda dapatkan daripada hal-hal yang belum Anda raih. Mulai dari masa indah ketika sekolah, kucing lucu yang Anda temui, perjalanan penuh kesan yang Anda lakukan, sampai hadiah terindah yang pernah Anda dapatkan.
Tak Bisa Menikmati Kebahagiaan
Selalu berusaha menghindar setiap kali diundang ke sebuah resepsi pernikahan? Rasa sesak dan sedih mulai datang silih berganti memenuhi dada. Alih-alih rasa ikut bahagia yang muncul, malah rasa tak betah dan ingin pulang yang Anda rasakan...
Orang yang kerap merasa depresi ketika berada di lingkungan yang dipenuhi orang-orang yang sedang berbahagia biasanya disebabkan karena mereka membandingkan dirinya dengan orang-orang tersebut, dan melihat bahwa mereka tidak cukup bahagia.
Cara Mengatasinya:
Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki. Anda bisa bernafas dengan teratur setiap detik saja sudah merupakan anugerah Tuhan yang tak terkira nilainya. Bayangkan orang yang menderita radang paru-paru sehingga kesulitan bernapas misalnya....Carilah hal positif dalam setiap situasi dan rasakanlah kebahagiaan orang lain dan pikirkan suatu saat Andapun akan bisa menikmati rasa bahagia tersebut, walau mungkin bukan saat ini. Ciptakan pembicaraan ringan dan menarik dengan teman-teman serta buka hati Anda untuk menikmati setiap pembicaran tersebut.
Quote of the Day
Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan.
Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan.
(Henry Wadsworth Long Fellow, Pujangga AS, 1807-1882)
Udah lama nggak menyisipkan quote of the day. Kali ini pake yang bahasa Indonesia ah... ;)
Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan.
(Henry Wadsworth Long Fellow, Pujangga AS, 1807-1882)
Udah lama nggak menyisipkan quote of the day. Kali ini pake yang bahasa Indonesia ah... ;)
Tuesday, December 09, 2008
Idul Adha Berbunga... :)
Idul Adha tahun ini, alhamdulillah... sempat mengikuti shalat Ied bareng ibu dan kakak. Mendengarkan khutbah yang cukup kupahami, walaupun 95% disampaikan dalam bahasa Sunda. Mengingatkan diri agar selalu minta ditunjukkan jalan yang lurus untuk menuju Allah, dan jangan marah ketika kita diberi cahaya penerang untuk mengerjakan kebaikan.
Pulang ke rumah, rehat sebentar dan makan-makan dulu. Pikiranku sudah di sekolah. Ada kegiatan berkurban juga di sekolah, dan agak siangan aku baru bergabung. Karena pembagian tugas tidak cukup jelas, aku menempatkan diri di posisi mana saja yang tersedia. Awalnya di bagian penghitungan bungkusan daging kurban. Tapi kok kayaknya aku nggak cukup berguna ya. Menempatkan diri di sebelah bu Anne, memanfaatkan pisau miliknya yang sempat menganggur, aku kebagian tugas memotong2 daging hingga jeroan (hati, paru, usus yang panjang terburai, dengan sebagian masih terisi). Ditingkahi komentar sana-sini, juga kena cipratan darah maupun serpihan tulang dari pencacah tulang di seberangku yang begitu semangatnya menggunakan kampak, suasana di bawah tenda biru itu jadi agak meriah. Suara dari radio MQ menambah syahdu suasana qurban.
Lepas tengah hari, aku meninggalkan area sekolah. Ada tempat lain yang ingin kutuju. Bandung Orchid Festival, pameran bunga bulanan yang diselenggarakan di Metro-Bubat. Ada yang ingin kubeli untuk ibu. Soalnya, kapan lagi? Nunggu pekan depan berarti harus siap dengan stok bunga sisa, yang mungkin bukan bunga terindah yang tersedia. Hari kerja? Jelas nggak mungkin-lah, karena perjalanan dari Padalarang (Bandung Barat) ke daerah Bubat ujung (sudah dekat Bandung Timur), pasti makan waktu banyak. Tidak akan optimal juga berkunjung dan melihat-lihat arena pameran di saat menjelang tutup. Maka... kupaksakan diri di hari Idul Adha ini untuk mengunjungi arena pameran dan penjualan bunga itu. Masih bau kambing? Cuek aja deh...
Sendirian, aku menyusuri arena pameran yang tidak terlalu luas itu, dan jatuh cinta pada beberapa bunga yang terpajang di sana. Untuk beberapa item, tentu saja aku harus 'tahu diri' karena harga yang tak tergapai tangan (nggak bisa cukup jauh merogoh kantong. hehe...) Tapi gara-gara sudah kadung jatuh cinta, kubawa pulang cukup banyak bunga cantik juga untuk melengkapi koleksi di taman ibuku. Salah satu yang jadi incaranku kali ini adalah sejenis anggrek brassidium berujung lancip yang kadang-kadang dijuluki "the shooting star", mungkin karena bentuknya memang jadi serupa bintang. Indah. Sungguh. Kubagi keindahannya di sini agar kita semua bisa ikut menikmati.
Pulang ke rumah, rehat sebentar dan makan-makan dulu. Pikiranku sudah di sekolah. Ada kegiatan berkurban juga di sekolah, dan agak siangan aku baru bergabung. Karena pembagian tugas tidak cukup jelas, aku menempatkan diri di posisi mana saja yang tersedia. Awalnya di bagian penghitungan bungkusan daging kurban. Tapi kok kayaknya aku nggak cukup berguna ya. Menempatkan diri di sebelah bu Anne, memanfaatkan pisau miliknya yang sempat menganggur, aku kebagian tugas memotong2 daging hingga jeroan (hati, paru, usus yang panjang terburai, dengan sebagian masih terisi). Ditingkahi komentar sana-sini, juga kena cipratan darah maupun serpihan tulang dari pencacah tulang di seberangku yang begitu semangatnya menggunakan kampak, suasana di bawah tenda biru itu jadi agak meriah. Suara dari radio MQ menambah syahdu suasana qurban.
Lepas tengah hari, aku meninggalkan area sekolah. Ada tempat lain yang ingin kutuju. Bandung Orchid Festival, pameran bunga bulanan yang diselenggarakan di Metro-Bubat. Ada yang ingin kubeli untuk ibu. Soalnya, kapan lagi? Nunggu pekan depan berarti harus siap dengan stok bunga sisa, yang mungkin bukan bunga terindah yang tersedia. Hari kerja? Jelas nggak mungkin-lah, karena perjalanan dari Padalarang (Bandung Barat) ke daerah Bubat ujung (sudah dekat Bandung Timur), pasti makan waktu banyak. Tidak akan optimal juga berkunjung dan melihat-lihat arena pameran di saat menjelang tutup. Maka... kupaksakan diri di hari Idul Adha ini untuk mengunjungi arena pameran dan penjualan bunga itu. Masih bau kambing? Cuek aja deh...
Sendirian, aku menyusuri arena pameran yang tidak terlalu luas itu, dan jatuh cinta pada beberapa bunga yang terpajang di sana. Untuk beberapa item, tentu saja aku harus 'tahu diri' karena harga yang tak tergapai tangan (nggak bisa cukup jauh merogoh kantong. hehe...) Tapi gara-gara sudah kadung jatuh cinta, kubawa pulang cukup banyak bunga cantik juga untuk melengkapi koleksi di taman ibuku. Salah satu yang jadi incaranku kali ini adalah sejenis anggrek brassidium berujung lancip yang kadang-kadang dijuluki "the shooting star", mungkin karena bentuknya memang jadi serupa bintang. Indah. Sungguh. Kubagi keindahannya di sini agar kita semua bisa ikut menikmati.
Saturday, December 06, 2008
Perangkap Tikus Di Ladang Pertanian
diambil dari www.darulbayan.com
Oleh khairilmustapha
Seekor tikus mengintip di sebalik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan fikirnya?
Dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, "Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, awaslah, ada perangkap tikus di dalam rumah!"
Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara peribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah."
Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!"
"Wah, aku menyesal dengar khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh simpati, "Tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!"
Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
"Oh? sebuah perangkap tikus, jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu itu sambil ketawa.
Jadi tikus itu kembalilah ke rumah, kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.
Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahawa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu.
Petani itu bergegas membawanya ke hospital. Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang akan memberikan pesakitdemam panas minum sup ayam segar, jadi petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan bahan untuk supnya itu.
Penyakit isterinya berlanjutan sehingga teman teman dan jiran tetangganya datang menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itu pun menyembelih kambingnya untuk memberi makan para pengunjung itu.
Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia mati, jadi makin banyak lagi orang orang yang datang untuk pengkebumiannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar dapat menjamu makan orang orang itu.
Moral kisah ini:
Apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu fikir itu tiada kaitan dengan anda, ingatlah bahawa apabila ada 'perangkap tikus' didalam rumah, seluruh 'ladang pertanian' ikut menanggung risikonya .
Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya.
Friday, December 05, 2008
Telat Beraaaaat!!
Pagi tadi berangkat lebih pagi, mengantisipasi kejadian macet di jalan di hari sebelumnya. Hujan deras mengguyur Bandung semalaman. Citarum meluap lagi, menggenangi ruas jalan yang biasa dilalui kendaraan umum. Arus lalu lintas beralih ke ruas jalan yang biasa kulalui, membuatnya padat luar biasa.
Para pengemudi tak sabaran, menyerobot jalan di kanan-kiri 'jalur resmi', membuatnya 'bertemu muka' dengan arus lalu lintas berlawanan arah, membuat macet makin tak terkendali. Tak bergerak, tak berkutik. Polisi tak bisa mencapai tempat kami untuk mengatur lalu lintas. Kesal, sebal gara-gara para pengemudi mobil dan motor yang tak berpikir logis itu, aku mulai mengambil gambar orang-orang di sekitarku. Bapak pengemudi di mobil belakangku terlihat tetap tersenyum berjuang di antrian yang tak bergerak itu, membuat suasana hatiku agak sedikit cerah. Dia tidak tersenyum ke arahku, tentu, tapi tensiku jadi agak sedikit turun karenanya. Subhanallah... begitu besarnya pengaruh sebuah senyum kecil.
Pengendara motor menepikan kendaraannya, beristirahat. Para karyawan pabrik turun dari bus jemputan mereka, berjalan kaki berlawanan arah. Ada yang bergerak maju mendekati tempat kerja mereka, sementara sebaliknya, ada yang berjalan melawan arus, kembali ke rumah masing-masing. Beberapa anak sekolah (laki-laki) di mobil jemputan tepat di depanku akhirnya pipis di pinggir jalan, tak tahan dengan desakan proses metabolisme yang sudah menanti untuk dilepaskan. Penjual air minum memanfaatkan momen, menawarkan barang dagangan mereka kepada para pengendara yang kelelahan-kepanasan di bawah matahari pukul sembilan yang mulai menyengat.
Sungguh, arus kendaraan (terutama mobil) terhenti sama sekali. 1,5 jam aku berada di titik yang sama, mematikan mesin kendaraan dan membuka jendela, membuat aroma sapi calon hewan kurban yang ditambat di tepi jalan bebas masuk memenuhi katana kecilku. Tak kunikmati, tapi mau apa lagi? Waktu kumanfaatkan dengan membaca. Luar biasa ya? Bisa lho, mbaca sambil nyetir mobil. Haha...! Buku The Secret yang kupinjam dari seorang teman membuatku bisa meredam rasa sebal dalam perjalanan kali ini. Kutuliskan data 'pemindah frekuensi', beberapa poin ingatan bahagia yang bisa mengubah energi negatif menjadi positif. Serta merta aku mulai merasa lebih bahagia. Sesekali, arus lalu lintas bergerak sedikit.
Maju dua meter, berhenti 10 menit... maju dua meter, berhenti 7 menit... sampai akhirnya maju perlahan, menembus lautan helm para pengendara motor yang menghabiskan ruas jalan. Lihat saja foto di bawah ini, sejauh mata memandang, puncak-puncak helm mengisi selebar jalan, di antara satu-dua bis yang jadi minoritas.
Akhirnya... aku berhasil 'meloloskan diri' dari kemacetan dan masuk gerbang tol Buah Batu menuju Padalarang. Jam 11 baru aku sampai sekolah. Jam 11, sodara-sodara...!!! Rekor nasional, menempuh jarak 35 km dalam waktu hampir 5 jam!!! Luar biasa. Sementara itu, tugas masih menanti. Anak-anak yang baru selesai ulangan umum hari terakhir perlu ditangani, surat untuk dibagikan belum selesai dilengkapi lampiran, pelatih ekskul janjian mau ketemu, dsb dst. Langsung 'in' ke kegiatan rutin di sekolah. Hari banjir pun terlupakan, walaupun masih khawatir. nTar malam, hujan lagi nggak ya...? :(
Monday, December 01, 2008
Terkunci!!!
Udahan dulu ah cerita-cerita tentang bunga. Kali ini mau 'curhat' tentang ketololanku hari Kamis beberapa waktu yang lalu. :p
Pagi-pagi nih... udah mau buru-buru berangkat ke sekolah. Waktunya mepet...! Tahu-tahu kondisi mobil celemongan banget, sisa hujan semalam. Aaahh...! Masa sih mesti 'ngeratain jeblok' dulu sebelum pergi? Agak kesel juga sih, tapi sadar ya ini salahku sendiri. Kenapa juga nggak dari tadi malam mbersihin mobil (dingin sih... aku kan masih agak sakit. :( ha... alasan!!). Setelah memasukkan tas dan peralatan lainnya, aku ambil chamois untuk mulai ngelap katana ijo itu. Eh, belum lagi satu menit aku ngelapin mobilku, tahu-tahu... "cuit!" mobilku ngunci sendiri, dengan kunci mobil lengkap di dalamnya!!! HA!!??!! Segala tas, handphone, kunci termasuk kunci serep yang kusimpan di dalam tas, kamera, laptop, pokoknya semua deh, terkunci di dalam mobil. Waduh... バカな私。
Mulai keringat dingin deh. Bakalan telat ke sekolah, sementara nomor telfon teman-teman, semuanya ada di phonebook handphone yang juga terkunci di dalam mobil. Jam setengah tujuh begitu, di sekolah pun belum ada orang. Mau ngontak siapa dong...? Bantuin...!
Nelfon A Lulu, kakak iparku. Siapa tahu dia bisa bantu. Dikasih petunjuk-petunjuk via telefon, tapi tak berhasil diterapkan pada katana ijo itu. Tentang buka kap mobil dan melepas koneksi aki. Konon, pada saat disambungkan kembali, kunci mobil akan terbuka secara otomatis. Tapi apa daya... kap mobil saja tak berhasil terbuka. Mulai deh utak-atik mencoba berbagai tips dan trik. Mulai dari ngakali kunci ala mcGyver, sampai trik maling mobil, semua tak kunjung berhasil (emang nggak berbakat maling mobil :p). Cape deh...
Setengah jam otak-atik pintu dan kaca mobil, nggak berhasil juga. Kutelfon sekolah. Sudah ada teman yang sampai di sana. Aku titip pesan karena bakalan terlambat datang. Titip jam ngajar periode pertama. Pasti nggak akan terkejar nih. Dia maklum.
Aku kembali ke mobilku. Mau coba trik apa lagi ya...? Ibuku mengontak tetangga belakang rumah yang berprofesi teknisi jempolan. Dia bilang, dia baru pulang dari Jakarta di malam sebelumnya. Ketika datang, dia membawa 'senjata' kecil yang dipakainya 'mengakali' kunci. Hanya dengan sentuhan kecil, klik, kunci mobil pun terbuka. Alarm berbunyi sih... tapi segera dinon-aktifkan dengan kunci otomatis. Eh... ternyata cuma dibegitukan saja? Ah... memang harus ditangani ahlinya. Sedangkan tanganku sempat lecet gara-gara sok jadi McGyver ;), pak Parman tetangga belakang rumahku itu cuma perlu 30 detik untuk membuka pintu mobil. Ah... mungkin itu kekuatan silaturahim ya? ;) Alhamdulillah.
Pergilah aku ke sekolah. Masih telat 10 menit-an di periode kedua, tapi untunglah murid-murid itu kooperatif dan berlatih sendiri di dalam kelas. Kujanjikan tes main musik di hari itu. Sisa hari kujalani dengan sukses. Alhamdulillah...
Pelajaran hari itu: jangan pernah meninggalkan kunci di dalam kendaraan ketika akan menutup pintu. Pastikan kunci ada dalam genggaman ketika hendak menutup pintu. Jangan sampai deh kejadian lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...