Ramadan di Indonesia berarti 'hujan' undangan buka puasa bersama. Siap-siap aja untuk wara-wiri ke sana ke mari untuk memenuhi undangan buka puasa bersama itu. Mulai dari kolega sekantor, kawan lama, keluarga dekat dan jauh, rekanan, teman masa lalu a.k.a. mantan (eh...). Kadang lokasi yang dijadikan spot pertemuan tidak cukup familiar. PascaRamadan pun bisa dipastikan aku akan cukup sibuk wara-wiri untuk silaturahmi, mumpung masih libur. Dalam situasi begini, siap-siap aktifkan apps favoritku untuk menemukan lokasi: waze.
Sesekali menggunakan waze sambil nyetir, agak repot juga nih. Saat tangan bergantian memegang kemudi dan sesekali mengganti persneling, ribet betul ketika merasa perlu melihat panduan jalan apalagi sambil memutar kemudi. Asli, ribet! Aku perlu tools baru nih untuk menunjang aktivitasku dengan bantuan navigasi saat berkendara. Aku perlu dudukan ponsel untuk ditempatkan di dalam kabin mobilku. Oke... order satu, bang!
Pilihanku jatuh pada sebuah car phone holder yang bisa diposisikan di dashboard. Kalau begini, aku bisa lebih fokus mengendalikan
kendaraan dan berkonsentrasi pada kemudi. Mata? Cukup sesekali mengecek navigasi
ketika menyetir jadi nggak perlu repot bolak-balik memegang ponsel. Tapi ternyata... perlu juga sih sekali-sekali colek-colek layar smartphone-ku. Untuk keperluan navigasi ulang, mengecek rute paling efektif, atau melaporkan kejadian di jalanan semacam macet, kecelakaan lalu lintas dan lainnya. Nah... ternyata penggunaan phone holder ini masih cukup menimbulkan masalah.
Posisi di dashboard. Difoto tepat sebelum meluncur ke jalanan. |
Hypersonic phone holder ini diletakkan permanen di dashboard
sehinga aku sebagai pengemudi harus betul-betul pas mengukur jarak pada saat
menempatkannya di dashboard. Tergantung jenis kendaraan yang digunakan,
jarak ini bisa cukup dekat atau sebaliknya. Pada kendaraan yang biasa kukendarai, Daihatsu Ayla, dashboard terletak relatif jauh dari jangkauan
sehingga hal ini agak menyulitkanku saat mengoperasikan maupun saat
perlu melihat informasi navigasi.
Penempatan ponsel di phone holder ini pun masih mudah
bergeser. Jika tidak dihubungkan pada kabel saat ponsel sedang diisi ulang,
maka posisi ponsel sangat mudah bergerak/bergeser seiring dengan dinamika laju
kendaraan. Sementara itu, untuk memposisikan ponsel dan kabel pada tempatnya,
ini pun tidak cukup praktis karena dudukan ponsel harus dibuka-tutup nyaris
seperti bongkar-pasang. Cukup merepotkan yaa, apalagi ketika aku perlu mengambil ponsel. Melepaskan kabel atau mencopotnya dari dudukan, wadeuh... ribet seri kedua nih. :(
Bagaimana dong ini? Mungkin pilihanku kurang tepat ketika memilih phone holder yang satu ini. Well... harganya memang relatif lebih murah dibanding produk sejenis. Tapi familiar kan dengan frase yang satu ini: ada harga ada rupa. Maksudnya tentu ketika kita berani membayar cukup mahal untuk suatu produk, kualitas pun akan berbanding lurus dengannya. Hmm... mungkin aku harus mencari solusi lain untuk masalah ini, yaitu: car phone holder yang baru. Alessaaan... mumpung THR udah masuk rekening nih... ;)
Pilihanku kali ini jatuh pada Hypersonic Universal Phone Holder. Dilekatkan di kaca depan mobil, posisinya bisa disesuaikan dengan pengemudi. bisa diatur ketinggian dan kemiringannya. Tampaknya produk yang satu ini bisa jadi solusi ramadan buat bantu saat perlu navigasi ke tempat buka persama atau silaturahmi idul fitri nanti. Yuk ah, beli sekarang, supaya barang bisa dikirim sebelum lebaran. Beli di mana? Di ruparupa.com saja. Kalau masih mau pilih-pilih barang lainnya, bisa sekalian diambil di toko offline dengan fasilitas STOPS (Store Pick-Up Service). Kita bisa langsung mengambil pesanan di lokasi yang sudah ditentukan. Kalau di Bandung, ada di Pick Up Point Ruparupa Plaza IBCC Bandung (Istana Building Commodities Center) ACE IBCC Main Floor & 1st Floor, Jl. Jend. A. Yani No. 296. Harus beli sekarang nih, supaya segera bisa dipakai di akhir Ramadan ini. Mariii...