Sunday, October 23, 2016

Trik Hemat Ngebolang di Negeri Orang

Mengenang saat jalan-jalan di Osaka kouen
Lihat dinamika timeline teman-teman di medsos, terlihat ramai dengan aktivitas jalan-jalan saat liburan ataupun meliburkan diri. Jadi pengen liburan atuhlaah... Sudah bertahun-tahun rasanya aku tidak melakukan perjalanan liburan. 
Sementara ini aku sedang berkutat dengan jadwal dan budget yang ketat, jadi agak susah untuk merencanakan getaway, padahal pengen banget jalan-jalan ke Bali gitu... Orang Indonesia tapi belum pernah nginjak Bali? Ya aku ini. 
Jadi ingat bertahun lalu ketika aku batal berkunjung ke Hiroshima gara-gara kurang perencanaan. Masih menyimpan mimpi deh, berkunjung ke kota bersejarah terkait kemerdekaan negara kita ini. Catatkan di dream book!
Nah sementara ini, ketika aku belum bisa pergi liburan, ya minimal nghayal atau nostalgia dulu, mengingat masa silam, saat sempat curi-curi waktu untuk 'ngebolang' di negeri orang. Ini catatan #TravelingHemat ketika dulu sempat menjalani masa kuliah di program nongelar di Jepang selama setahun setengah. Pastilah ada masanya cari kesempatan untuk menjelajah negeri Sakura di masa-masa liburan. Tips dan trik di masa silam ini, rasanya masih bisa diaplikasikan di masa kini atau beberapa waktu ke depan.
Rencana
Untuk sukses traveling, pasti perlu rencana dong. Pastikan jadwal kegiatan tidak bertabrakan dengan jadwal lain. Harus tahu prioritas, mana yang perlu didahulukan. Jangan sampai bolos-bolos ke kampus atau gagal ketemu dosen gara-gara lagi jalan ke tempat yang jauh. Selain cari waktu luang, juga cari waktu yang tepat supaya dapat harga terbaik untuk sesi perjalanan paling baik. Sedapat mungkin, hindari peak season yang bisa menyedot budget lebih besar dibanding low season. Tapi di waktu-waktu tertentu, di Jepang justru tersedia tiket kereta murah meriah yang dikenal dengan juhachi kippu. Tiket kereta ini dijual dalam paket seharga 11.850 yen untuk pemakaian selama 5 hari ke mana saja selama memakai layanan kereta biasa di jalur Japan Railways. Bisa juga dipakai oleh 5 orang secara bersamaan untuk sehari jalan. Sangat menghemat, selama kita tahu jadwal kereta tujuan kita.
Tiket ini hanya tersedia di 3 waktu dalam setahun, tepat di saat masa liburan sekolah, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut. Jadi, manfaatkan waktu terbaik untuk bepergian dengan mengoptimalkan budget.
Transportasi 
Moda transportasi tentu jadi pertimbangan saat jalan-jalan. Pilih jalan darat, laut atau udara? Mau cepat atau mau santai sambil menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan? Terkait juga dengan (lagi-lagi) budget. Soal juhachi kippu di atas adalah salah satu opsi untuk perjalanan darat yang cukup nyaman. Kereta malam bisa diperhitungkan sebagai alternatif akododasi sekalian menghemat biaya penginapan saat perjalanan jauh. 
Selain kereta, bermobil bersama beberapa teman juga bisa jadi pilihan. Nyetir bisa gantian dan uang bensin dibagi rata. Sempat juga aku berkendara dari Gunma ke area Gunung Fuji yang jaraknya lumayan jauh dan gantian nyetir sebagai sopir cadangan. Jadi pengalaman seru saat traveling bareng teman-teman.
Naik feri menuju pulau Kyushu
Sementara itu, moda transportasi bus pun bisa jadi andalan. Reservasi bisa dilakukan per telepon atau online dan kita tinggal datang ke pool bus lalu duduk nyaman di dalamnya tanpa pusing dengan urusan ganti jalur kereta sesuai jadwal. Untuk rute yang lebih jauh, kita bisa pilih pesawat terbang atau kapal feri. Pengalaman naik kapal feri dan sempat diserang mabuk laut lumayan aja deh buat cerita. Males banget kalau mesti mengalami lagi. 
Aku sempat tinggal beberapa hari di area Hokkaido dan menyewa sepeda seharian untuk eksplorasi kota. Enaknya pakai sepeda adalah kita tidak perlu terikat jadwal. Buat yang pengen bebas pergi dan pulang kapan saja, sepeda pas banget dijadikan pilihan. 
Akomodasi
Saat traveling ke beberapa tempat di Jepang, beberapa jenis penginapan sudah 'kucicipi'. Hotel besar dengan layanan lengkap hanya 'kupilih' ketika termasuk paket liburan yang dikelola universitas bareng teman-teman kampus. Tak jarang aku memilih penginapan kecil khas Jepang atau youth hostel. Fasilitas lumayanlah kalau hanya untuk tempat istirahat saja, tapi ada 'cerita lucu' di sana. Ketika menginap di area Kyoto, aku sempat shock ketika lihat fasilitas tempat mandi umum. Asli, terbuka buat publik. Triknya: aku curi-curi waktu mandi di dini hari, sebelum orang-orang bangun. Kalau nggak, siap-siap deh mandi bersama di open space onsen. Kalo ada yang berani tebal muka mandi bareng dengan budaya cuma nutup area paling pribadi pake handuk kecil, sok aja. Saya sih tidaaak. Mandi pake deg-degan, takut ada yang tahu-tahu masuk ke kamar mandi umum dan memergoki aku... Oh nooo. 
Di masa liburan musim semi pertamaku di sana, aku sempat ikut program homestay selama 2 minggu. Ini jadi pengalaman seru, karena kita ditempatkan di rumah penduduk setempat dan terlibat langsung dalam irama kerja mereka di sana. Saat itu aku tinggal di rumah keluarga petani dan ikut bantu-bantu pekerjaan di sana. Menyiangi tanaman tomat, menanam dan mengepak piman (semacam paprika), juga menanam padi yang bahkan di Indonesia saja aku belum pernah mengalami. Cuma satu yang sempat jadi kekhawatiranku, yaitu adanya anjing ramah yang diaku sebagai anggota keluarga oleh mereka. Aku kan agak-agak phobia sama anjing, jadi ketika anjing ini menggonggong ramah untuk menyambutku, aku yang jadi panik dan pengen kaburrr :(
Berfoto bersama okaa-san di sela-sela kesibukan menyiangi tanaman Tomat
Konsumsi
Sebagai muslim, aku mesti sangat hati-hati memilih makanan. Salah satu jenis makanan yang relatif aman untuk dikonsumsi adalah tempura karena biasanya gegorengan ini hanya terdiri dari sayuran dan seafood. Pilihan lain adalah onigiri/roti kepal berbalut nori dengan beragam isi. Pilihan isinya tersedia cukup banyak, tinggal pilih sesuai selera, mudah pula menemukan toko-toko yang menjual onigiri. 
Saat traveling, praktis juga lho membeli bentou di kombini atau berbagai mini market yang tersebar di seantero Jepang. Tinggal pinter-pinternya kita memilih yang paling sesuai dengan selera dan (lagi-lagi) dompet. Kalau mau dapat harga miring, pantengin aja rak bentou selepas jam 9 malam. Kalau masih ada stok sisa, biasanya itu dijual dengan harga miring. Masih sangat layak makan kok karena biasanya disimpan di rak berpendingin.
Saat sarapan di salah satu youth hostel di area Hokkaido
Jika kita menginap di youth hostel, kadang kita dapat layanan sarapan atau bisa juga memanfaatkan dapur untuk memasak sendiri. Yang perlu diingat: tidak ada warung tegal atau gerai nasi padang di Jepang, jadi nggak bisa sembarangan jalan lalu berharap bakalan nemu warung tegal atau nasi padang saat kepergok lapar. Mesin bentou cukup banyak juga sih di Jepang, tapi harganya relatif mahal. Aku sih milih kekepin dompet deh... 
Souvenir a.k.a. Oleh-oleh
Kantong bertulisan Hiragana dari Hyaku-en Shop
Pengeluaran untuk pos yang satu ini kadang jadi overbudget. Seringkali gara-gara 'lapar mata' aja, lihat yang lucu di sana-sini dan jadi ingat orang-orang tersayang untuk dihadiahi. Mengingat masa tinggalku yang cukup lama di Jepang, biasanya aku membeli souvenir dalam jumlah kecil di tempat yang berbeda. Dengan mencicil beli beberapa item di sana-sini, pengeluaran untuk oleh-oleh tak terasa (terlalu) berat. Di momen-momen terakhirku di sana, aku memborong beberapa barang khas Jepang dari Daiso atau hyaku-en shop. Murah meriah, tetap berkualitas dan punya ciri khas. 
Tapi souvenir khas Hisroshima belum kupunya. Jadi pengen pergi ke sana, seperti aku juga pengen liburan ke Bali. Nginap di jejaring hotel Zen Rooms, bisa cukup hemat tampaknya. Sayang, Zen Rooms belum merambah Jepang, padahal Zen Rooms sudah punya reputasi baik sebagai jaringan hotel berkualitas yang berpartner dengan hotel-hotel budget terbaik di seluruh Indonesia maupun mancanegara seperti Singapura, Thailand, Filiphina, Srilanka hingga Brazil.  Hotel-hotel yang berada di bawah naungan Zen Rooms memiliki standar kualitas dan kebersihan yang tinggi. Jadi mau juga kan nginap di salah satu jaringan hotel Zen Rooms. Nah... kembali ke poin pertama yang kutulis di atas, aku mesti tulis rencana liburan dulu kali ya. Setelah itu, siap-siap Bali, aku datang...

12 comments:

Unknown said...

Kalo gw mah ngak ada budget buat oleh2 hehehe

Diah Utami said...

Oleh2i diri sendiri aja, mas Toro. Buat rekam jejak ;)

Ila Rizky said...

aku kemarin beli oleh2 di bandung cuma 100 rb. hehe. budget oleh-oleh emang diminimkan. yang penting nyampe rumah selamat dan ga kelaperan di jalan. wekeke

Titis Ayuningsih said...

Saya jarang memanage budget buat oleh-oleh mbak, suka kalap hiksss

noe said...

Semoga segra ada zenrooms di Jepang yaa, jd bisa hemaat klo ke sana

Diah Utami said...

Highlight-nya poin oleh-oleh ya, memang... Bener banget mbak Ila Rizky. Yang penting keselamatan kita selama di perjalanan, kelancaran di tempat tujuan, hingga kesehatan (termasuk kesehatan dompet) ketika pulang ;)
@Mbak Titis... toss deh. Saya juga kadang kalap kalau sudah ada di sentra oleh-oleh. Nggak tahan deh, pinginnya bawa semuaaa :D
@Mbak Noe: mudah-mudahan Zen Rooms Jepang sudah mulai dirintis nih kalau banyak peminatnya ;)

ababariq said...

Wah... Kapan ya sy bisa ke jepang...��

ababariq said...

Wah... Kapan ya sy bisa ke jepang...��

Diah Utami said...

Terima kasih sudah berkunjung ke Jepang eh... blog posting ini, Abah. Semoga suatu saat tercapai keinginan berkunjung ke Jepang (untuk berdakwah atau liburan? ;) )
Sementara itu, bantu doakan saya juga, semoga suatu saat bisa juga berkunjung ke baitullah seperti Abah Baet yaa

shita said...

yuuuk ke Jepang bareng buat makan onigiri sama mandi di onsen sama monyet-monyet salju hahahaha

Diah Utami said...

Makan onigiri bareng, hayu... Mandi di onsen sama monyet salju? Hmm... Lebih seru jalan-jalan ke berbagai museum dan menyelami pengalaman budaya penduduk setempat deh, mbak Shita. Yuuk, jalan-jalan ke sana.

fika said...

arggh iri belum pernah ke Jepang huhuhu

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka