(Dikutip dari rubrik Hikmah, Republika.co.id)
Berani menerima tantangan untuk berubah, insya Allah kita akan berubah.
Allah 'menantang' kita untuk memberikan balik rezeki yang diberikan-Nya untuk Allah (baca: bersedekah). Sesiapa yang bersedia memberi, Allah menyediakan penggantinya; yang lebih banyak, yang lebih baik. Sayang, tidak semua orang berani menerima tantangan-Nya, dan karenanya pula tidak semua bisa menikmati janji Allah.
Juga dalam hal tantangan shalat. Allah tunggu kita di penghujung malam. Sesiapa yang bisa bangun malam, Allah janjikan perubahan derajat, naik ke derajat yang lebih tinggi. Sayang juga, tidak semua orang tahu lalu bersedia bangun malam. Sebagaimana tidak semua orang tahu tentang sedekah lalu berani bersedekah. Khususnya sedekah yang terbaik.
Petugas keamanan yang kita angkat kisahnya sebagai ''orang-orang yang berubah bersama Allah,'' menerima tantangan ini. Di tulisan yang terdahulu, saya membacakan ayat-ayat Allah padanya; ayat-ayat tentang shalat dan sedekah.
Subhanallah, sekuriti ini menyambut tantangan tersebut. ''Innamal mu'minuunal ladziina idzaa dzukirallaahu wajilat quluubuhum'', sesungguhnya mereka yang beriman ialah yang ketika diingatkan akan ayat-ayat Allah bergetar hatinya.''
Maka, ia siap kasbon gaji bulan depan dan disedekahkan. Dia tidak pasrah pada janji Allah, tapi yakin pada janji itu.
Shalatnya juga dibenahi. Ia menjaga supaya shalat dilakukan berjamaah, ada qabliyah ba'diyah, dan sebisa mungkin melakukan duha, tahajud, dan witir. Saya menambahkan satu hadis, ''Awtiruu, witirlah kalian fa-illam tawtiruu, barang siapa yang tidak witir, falaisan minnii, maka ia bukan dari golonganku.'' (Muttafaq 'Alaih).
Pembaca Republika yang dirahmati Allah, insya Allah kita akan menemukan jawaban ''Berubah Bersama Allah'' ini pekan depan. Kita akan menemukan jawaban bahwa janji Allah itu benar adanya.
Allah 'menantang' kita untuk memberikan balik rezeki yang diberikan-Nya untuk Allah (baca: bersedekah). Sesiapa yang bersedia memberi, Allah menyediakan penggantinya; yang lebih banyak, yang lebih baik. Sayang, tidak semua orang berani menerima tantangan-Nya, dan karenanya pula tidak semua bisa menikmati janji Allah.
Juga dalam hal tantangan shalat. Allah tunggu kita di penghujung malam. Sesiapa yang bisa bangun malam, Allah janjikan perubahan derajat, naik ke derajat yang lebih tinggi. Sayang juga, tidak semua orang tahu lalu bersedia bangun malam. Sebagaimana tidak semua orang tahu tentang sedekah lalu berani bersedekah. Khususnya sedekah yang terbaik.
Petugas keamanan yang kita angkat kisahnya sebagai ''orang-orang yang berubah bersama Allah,'' menerima tantangan ini. Di tulisan yang terdahulu, saya membacakan ayat-ayat Allah padanya; ayat-ayat tentang shalat dan sedekah.
Subhanallah, sekuriti ini menyambut tantangan tersebut. ''Innamal mu'minuunal ladziina idzaa dzukirallaahu wajilat quluubuhum'', sesungguhnya mereka yang beriman ialah yang ketika diingatkan akan ayat-ayat Allah bergetar hatinya.''
Maka, ia siap kasbon gaji bulan depan dan disedekahkan. Dia tidak pasrah pada janji Allah, tapi yakin pada janji itu.
Shalatnya juga dibenahi. Ia menjaga supaya shalat dilakukan berjamaah, ada qabliyah ba'diyah, dan sebisa mungkin melakukan duha, tahajud, dan witir. Saya menambahkan satu hadis, ''Awtiruu, witirlah kalian fa-illam tawtiruu, barang siapa yang tidak witir, falaisan minnii, maka ia bukan dari golonganku.'' (Muttafaq 'Alaih).
Pembaca Republika yang dirahmati Allah, insya Allah kita akan menemukan jawaban ''Berubah Bersama Allah'' ini pekan depan. Kita akan menemukan jawaban bahwa janji Allah itu benar adanya.
No comments:
Post a Comment