Tika, salah satu dari teman terdekatku, menikah di hari Minggu, 24 Agustus ini (akhir bulan. sigh...) Sejak malam sebelumnya, aku, Umi dan Intan yang sama-sama menginap di rumah saling bertukar cerita. Seru! Selain membahas kisah Tika dengan calon suaminya, tentu (saat itu kan masih calon suami...) sampai lewat tengah malam. Wow...! Nggak peduli biarpun kereta Cinderela sudah berubah menjadi labu kembali. Hehe...
Paginya, bangun tidur dan sarapan, cerita masih disambung lagi. Nggak kalah seru. Jam setengah sembilan, kita siap berangkat. Akad nikah direncanakan akan diselenggarakan pukul 9. Kami datang tepat waktu. Sebagian teman-teman dari Salman pun baru saja datang, sementara yang lain justru tak bisa hadir karena sedang sibuk dengan kegiatan SuperCamp untuk anak-anak kelas 3-5.
Menjelang akad nikah, kulihat kedua calon mempelai sangat tenang merapal berbagai dzikir dan doa, terlihat dari gerak bibir mereka.
Saat tiba pembacaan ijab qabul, lancar diucapkan mempelai pria walau sedikit tergesa. Sementara aku nyaris berlarian ke sana ke mari di dalam masjid, berusaha mencari angle terbaik untuk mengabadikan moment terpenting dalam kehidupan Tika, salah satu teman terbaikku.
Sah. Mereka telah resmi menjadi suami istri. Tika dan Teten. Alhamdulillah. Barakallaahu lakum. Doa bersama kemudian dilanjut dengan serah-terima mahar. Insiden yang cukup menggelikan terjadi. Setelah mempelai putri mencium tangan suaminya, sang suami rupanya ingin melanjutkan dengan mengecup pipi istrinya, namun ragu mencegah geraknya. Dua kali terjadi, berujung batal. Hadirin tak kuasa menahan senyum lebar hingga sedikit senyum geli pecah di sana-sini. Kedua mempelai tersipu malu.
2 comments:
Barakallahu lakum utk sohibmu ya mbak. Ehm, kpn nyusul sayang? Doaku selalu untukmu, tulus...
Amiin. Terima kasih ya, mbak Diana. Siapa tahu, doa dari mbak Diana di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini yang akan diijabah oleh Allah SWT. ;)
Post a Comment