Bada subuh, kami bertolak dari rumah menuju area rumah sakit tempat berkumpul semua anggota rombongan. Aku dan ibu termasuk dalam rombongan di bus 7 dari 9 bus yang berangkat beriringan. Masa mengabsen jadi acara rutin yang penting tapi jadi lucu karena beberapa kekeliruan yang terjadi berulang-ulang. 'Ibu' Yeye, protes karena beliau adalah 'pak' Yeye. Sebaliknya, 'pak' Luki juga protes berkali-kali karena sebetulnya dia adalah istri dari pak Maman. Berkali-kali ibu Luki melayangkan protes karena lagi-lagi dipanggil 'pak' Luki.
Sampai di taman buah Mekarsari, siang sudah menjelang. Maka acara makan siang jadi prioritas pertama yang didahulukan, dilanjut dengan jalan-jalan keliling taman buah dengan kereta gandeng. Sayangnya, kami tak bisa berhenti di kebun tertentu untuk sekedar melihat-lihat ataupun berbelanja. Kebetulan di hari itu ada kunjungan beberapa dubes negara tetangga ke taman buah Mekarsari, untuk mendukung promosi Visit Indonesia Year tahun ini, jadi pengunjung yang lain tak bisa leluasa menyusuri area taman wisata itu. Sayang ya...
Jam 1 lewat, rombongan bus kami bergerak lagi. Kali ini menuju Kota Wisata Cibubur, untuk mengunjungi Kampung Cina. Kali ini tak lain dan tak bukan, pasti tujuannya belanja. Haha...! Ibu membelikan piyama bernuansa Cina untuk ketiga keponakanku yang ada di Bandung. Sedangkan aku, walaupun mencari ke hampir semua gerai toko di sana, tak kutemukan sandal rumah yang sesuai dengan seleraku. Yah... biarlah, itu toh bukan kepentingan yang mendesak. Jadinya memang nggak ngotot beli.
Selepas dari Cibubur, perjalanan berlanjut ke masjid kubah emas di bilangan Limo, Depok. Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan untuk mengunjungi masjid megah ini dari dekat. Subhanallah... betapa murah hati pemiliknya yang mengikhlaskan sebagian hartanya untuk kepentingan umat. Dikunjungi, banyak orang beribadah di dalamnya, berdoa dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta Segala isi semesta. Indah, benar. Sayang, ketika kami tiba di sana, malam mulai menjelang, sehingga tak sempat kuabadikan keindahan kubah emas itu dalam cahaya siang. Namun keindahan bagian dalamnya pun tak kalah memukau. Tentu seharusnya, lebih indah lagi hati orang-orang yang beribadah di dalamnya. Sayang (lagi), banyak sekali pengunjung yang membuang sampah sembarangan, merusak keindahan rumah ibadah megah ini.
Sampai di taman buah Mekarsari, siang sudah menjelang. Maka acara makan siang jadi prioritas pertama yang didahulukan, dilanjut dengan jalan-jalan keliling taman buah dengan kereta gandeng. Sayangnya, kami tak bisa berhenti di kebun tertentu untuk sekedar melihat-lihat ataupun berbelanja. Kebetulan di hari itu ada kunjungan beberapa dubes negara tetangga ke taman buah Mekarsari, untuk mendukung promosi Visit Indonesia Year tahun ini, jadi pengunjung yang lain tak bisa leluasa menyusuri area taman wisata itu. Sayang ya...
Jam 1 lewat, rombongan bus kami bergerak lagi. Kali ini menuju Kota Wisata Cibubur, untuk mengunjungi Kampung Cina. Kali ini tak lain dan tak bukan, pasti tujuannya belanja. Haha...! Ibu membelikan piyama bernuansa Cina untuk ketiga keponakanku yang ada di Bandung. Sedangkan aku, walaupun mencari ke hampir semua gerai toko di sana, tak kutemukan sandal rumah yang sesuai dengan seleraku. Yah... biarlah, itu toh bukan kepentingan yang mendesak. Jadinya memang nggak ngotot beli.
Selepas dari Cibubur, perjalanan berlanjut ke masjid kubah emas di bilangan Limo, Depok. Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan untuk mengunjungi masjid megah ini dari dekat. Subhanallah... betapa murah hati pemiliknya yang mengikhlaskan sebagian hartanya untuk kepentingan umat. Dikunjungi, banyak orang beribadah di dalamnya, berdoa dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta Segala isi semesta. Indah, benar. Sayang, ketika kami tiba di sana, malam mulai menjelang, sehingga tak sempat kuabadikan keindahan kubah emas itu dalam cahaya siang. Namun keindahan bagian dalamnya pun tak kalah memukau. Tentu seharusnya, lebih indah lagi hati orang-orang yang beribadah di dalamnya. Sayang (lagi), banyak sekali pengunjung yang membuang sampah sembarangan, merusak keindahan rumah ibadah megah ini.