Tuesday, June 06, 2006

Ditodong

Ekor dari lomba mengajar yang kuikuti beberapa waktu yang lalu (lihat Lomba Mengajar vs 6th Sence dan Lomba Guru dan Siswa di posting Maret 2006)ternyata berbuntut di kemudian hari. Sejak hari Jumat yang lalu, 'wakur' alias the person in charge meminta kesediaanku untuk ikut lomba di tingkat kota. Katanya sih kelanjutan dari lomba yang kuikuti waktu itu, tapi 'labelnya' beda. Kali ini, "Lomba Guru Teladan" (tapi siang ini berubah lagi judulnya jadi "Lomba Guru Berprestasi"). Uwah....yang bener aja!
Sebetulnya sih mau aja, dan mungkin persyaratannya pun bisa saja kupenuhi segera (bikin karya tulis, melengkapi dengan CV, foto, berbagai piagam penghargaan ataupun sekedar keikutsertaan, dsb), tapi justru beban mental di kalangan temen-temen sekolah yang mbikin aku sangat ragu dan berat hati untuk memutuskan ikut serta dalam lomba itu. Ya itu tea... lha wong di sekolah aku guru yang nggak prestatif sama sekali, kok ya berani-beraninya maju ke tingkat kota (tingkat kotamadya, bo!!!) Lagian, di tingkat kecamatan juga nggak ikut seleksinya (lha emang nggak diadain pihak kecamatan. Hhhh... nggak bener tuh) Terus, sekarang, aku disodori dua pilihan, ikut serta, atau ikut berpartisipasi. Atau... sebetulnya si wakur ngasih pilihan lain sih, dia bilang nggak akan maksain aku untuk ikut kalo akunya juga berat hati. Tapi ya gimana ya...? Nama sekolah dipertaruhkan nih. Kalo aku ikut serta, aku mesti jadi mercusuar lagi di luaran sana, dan mesti siap makan ati plus panas kuping dengan komentar temen-temen lain di dalam. Tapi kalo maksa nggak ikutan (dan milih egoku sendiri), aku mengorbankan nama Salman Al Farisi yang diberi kepercayaan oleh dinas kecamatan. Berat ya pilihannya...?
Tapi lagi-lagi, sukarela atau terpaksa, aku sebagai staf yang ditugasi dari sekolah ya cuma bisa menerima dan kemudian melaksanakan tugas itu. Bener deh, sukarela ataupun terpaksa. Whether you like it or not, just do it, Dee. Do your best. Bismillah...

No comments:

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka