Monday, July 24, 2006

Nikahan Evi

Hari Jumat. Rencananya aku dan Bu Tia serta Bu Iie (perawat yang biasa tugas di SPB) akan berangkat ke Cirebon setelah ‘bongkar-pasang’ personil dan gonta-ganti rencana keberangkatan. Yang mau pake travel-lah, yang mau sewa kendaraan-lah, dll, akhirnya kita nge-bis aja, bareng Ita.
Sore, jam 4-an, waduh… rapat evaluasi belum kelar juga (namanya juga baru mulai jam 3 kurang seperempat!). Aku akhirnya keluar ruangan lebih dulu. Bu Tia menyusul kemudian. Setelah shalat ashar, bu Tia beli bekal minuman botol, dan segala persiapan lainnya selesai, kita berdua bergegas keluar kompleks Salman, memastikan bahwa keberangkatan kita sekarang hanya berdua. Ketika kutanya bu Tia, “Ari Bu Iie kumaha?” Eh, bu Tia kaget. “Astaghfirullaah aladziim.” Rupanya bu Iie belum dikontak lagi untuk mengkonfirmasi kepastian keberangkatannya. Sambil terengah-engah, Bu Tia nyoba ngontak handphone bu Iie yang cuma dijawab Veronica. Bu Tia akhirnya lari-lari ke kantor yayasan untuk nelfon SPB. Lama juga, membiarkan aku di belokan depan papan nama Salman, dan membuatku jadi tontonan orang lalu-lalang, termasuk beberapa kendaraan orangtua murid, juga akhirnya guru-guru Salman yang sudah bubaran pasca rapat evaluasi. Halah! Kita yang udah pamit duluan, ternyata malah diduluin. Yah… sudahlah. Akhirnya Bu Iie dan Bu Tia datang menghampiri, berlari-lari. Kasian juga sih, tapi kasian juga Ita yang pasti udah nungguin sedari tadi di McD Simpang. Alhamdulillah, akhirnya kita bisa berangkat ke Cirebon berempat.
Sepanjang jalan, aku yang duduk bersebelahan dengan Ita sibuk membahas hal ini-itu, sambil ‘dijejali’ dengan bekal yang dibawa bu Tia dan juga kubawa. Mulai choco-crunch kiloan, keripik eh sale pisang renyah, soes kering bawaanku, plus sebotol green tea yang botol kosongnya kubawa lagi ke Bandung! (Yang bener aja… Ngapain juga?)
Nyampe rumah Evi sekitar jam setengah sebelas-an, kita sempatkan untuk ngobrol-ngobrol dan foto-foto dengan Evi. Ya di pelaminan yang unik, minimalis etnik-modern, juga di kamar pengantin. Kita diinapkan di rumah tetangga yang kebetulan kosong, dan masih ngelanjutin ngobrol sampai lewat tengah malam, dan kebetulan sekali berhasil ‘mencegat’ Bu Meity dan bu Ismi yang datang naik ojek dari Palimanan. Nekaaat. Tadinya Evi udah mulai manggil-manggil bu Meity, tapi mereka berdua langsung kubawa ke rumah tetangga, supaya Evi bisa cepet-cepet istirahat aja, biar paginya nanti fresh! Masih ngobrol-ngobrol juga sih dengan mereka, tapi akhirnya memaksakan diri untuk tidur sekitar jam 2 pagi.
Aku bangun jam 5-an, lalu wudhu dan shalat duluan. Setelah itu, waktu rasanya berjalan lambat. Nggak banyak juga yang kukerjakan. Jam setengah sembilan-an, Ita minta aku nemenin dia untuk njemput calon pengantin pria ke hotel Santika tempatnya menginap, untuk nyampein naskah shigat taklik yang harus dia baca nanti pasca akad nikah. Teks yang Ita bawa tentu versi terjemahan bahasa Inggrisnya. Setelah beberapa menit yang nggak jelas ngapain di sana, kita lalu kembali ke rumah tempat acara akan diselenggarakan.
Aku bersegera ke ruang dalam, pengen ketemu Evi sebelum akad nikahnya, ketika dia masih segar setelah didandanin. Wah, ngejreng banget deh dengan kebaya merahnya. Aku sempatkan berfoto bareng dia dulu sebelum make-upnya keburu berantakan kalo dia nangis nanti. Hehe…
Singkat cerita, akad nikah berjalan lancar. Akad nikah dibacakan dalam bahasa Indonesia, dan dinyatakan sah walaupun Ibrahim dan ayahnya Evi yang menikahkan mereka tidak saling berjabatan tangan, itupun setelah Ibrahim meyakinkan para saksi bahwa dia mengerti apa yang dia bacakan.
Resepsi berlangsung lancar juga. Rombongan dari Bandung (Salman) datang dengan mobil putih. Rasanya jadi seperti reuni deh. Ada Pak Aang yang sebetulnya sudah di Lampung, tapi kebetulan sedang ke Bandung dan ikut saja ketika diberitahu bahwa teman-teman akan berangkat ke Cirebon menghadiri acara pernikahan Evi. Ada Intan yang juga jauh-jauh datang dari Purwakarta dan ikut bergabung ke acara ini. Ada juga Bu Meity dan Bu Ismi yang sudah tinggal di Jakarta. Kalau boleh dibilang, bu Tina pun ‘lepasan’ SD Salman, karena sekarang dia bergabung di unit TK. Plus bu Iie yang sempat akrab dengan Evi ketika mereka camping bersama SaF Scout. Seru deh!

1 comment:

Diah Utami said...

Iya nih, udah coba insert picture, tapi gagal melulu. Besok-besok deh ntar nyoba lagi ya. Salamnya insya Allah disampaikan ke Evi. Coba aja kirim sms sendiri ke HP-nya Evi. Kalo pake vodaphone kabarnya langsung nyampe. Kalau AU mesti lewat proses apa... gitu. Cobain aja. Tahu nomornya?

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka