Monday, October 29, 2007
La Tahzan (Don't be Sad)
Oleh : Tanda Setya
La Tahzan, sabar dan optimisme bahwa setiap problem pasti ada jalan keluarnya, setiap penyakit ada obatnya. Selanjutnya marilah kita renungkan kiat-kiat bahagia yang disarikan oleh seorang Doktor hadits yang hafizh ini : Sadarilah bahwa jika Anda hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda.
Hidup memang tidak untuk larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Hidup juga bukan media untuk memuja-muja kegembiran, semua telah diatur berdasarkan regulasi langit yang menjadi hak absolut dari Sang Pencipta. Sebagai mahluk, manusia dibekali dengan apa yang disebut rasa, ada rasa sedih, ada rasa gembira, ada rasa takut, ada rasa gembira, dan berbagai rasa lainnya. Kini yang dituntut adalah bagaimana mampu memanage rasa itu untuk stabil berada dalam ketentuan Tuhan. Maka sungguh berartinya tulisan 'La Tahzan (Don't be Sad) itu.
Wednesday, October 24, 2007
Ternyata Menjadi Bahagia Itu Mudah...
Tahukah Anda, bahwa bersikap positif dan optimis akan meningkatkan harapan hidup setidaknya 7,5 tahun, hal ini dibuktikan oleh survey di Yale University setelah menghitung faktor usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan kesehatan fisik. Orang yang berpikir positif lebih bisa mengurangi dampak negatif dari stres yang merusak, itulah kuncinya.
"Tentu saja mereka yang optimis juga mendapat stres," ujar David Snowdon, profesor neurologi di University of Kentucky yang mengkaji masalah pertambahan usia. "Namun mereka meresponnya dengan lebih cepat sehingga status mental dan fisik yang positif terjaga."
Berikut dipaparkan lima perilaku yang diyakini para ahli dapat memperpanjang usia dan bisa Anda tiru juga, lho.
l. Gunakan ponsel Anda
Jalinlah komunikasi dengan teman atau sahabat, melalui ponsel juga bisa jika tak punya cukup waktu untuk bertemu langsung. Orang yang gemar bersosialisasi setidaknya sekali seminggu akan diberkahi otak yang tajam, umur panjang dan menghindari serangan jantung. "Bicaralah di telpon dengan teman, hal ini punya efek langsung menurunkan tekanan darah dan kadar kortisol," ujar Teresa Seeman, PhD, seorang profesor epidemiologi di UCLA.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa memiliki hubungan jangka panjang memiliki sejumlah manfaat, antara lain menjalani kehidupan aktif dan terhindarkan dari keinginan merokok." Nah, mulai sekarang berusahalah untuk berhubungan dengan teman-teman yang anda punya. Telpon mereka, jadwalkan makan siang bersama atau sekadar ngopi di resto atau kafe mana... gitu.
2. Mereka menunjukkan rasa syukur
Tuliskan perasaan Anda mengenai kejadian menyenangkan di kertas, diary, komputer atau bahkan PDA. Orang yang suka menuliskan segala hal akan mensyukuri apa yang mereka dapat dan lebih optimis menatap masa depan. Umumnya orang seperti ini juga merasa lebih puas dengan apa yang sudah diraih sejauh ini, demikian menurut studi University of California, Davis. Orang-orang ini juga merasa fisiknya jauh lebih kuat.
"Jika Anda selalu bersyukur, sulit untuk merasa sedih," ujar Sonja Lyubomirsky, PhD, penulis buku "The How of Happiness: A Scientific Approach to Getting the Life You Want." Namun janganlah berlebihan. Orang yang menuliskan perasaan mereka di jurnal seminggu sekali mendapatkan dorongan lebih besar untuk merasakan kebahagiaan ketimbang mereka yang menuliskannya tiga kali seminggu. Temukan frekuensi yang tepat untuk Anda, dan jalankanlah.
3. Baik hati
Apakah selama ini Anda melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari? Berbuat baik akan membuahkan rasa nyaman dan bahagia dalam diri, demikian menurut penelitian Lyubomirsky. Karma berbuat baik Anda akan berbalas manis, bahkan meski itu hanya 'kebaikan kecil' yang Anda lakukan untuk orang lain dan tak direncanakan. Misalnya memberikan kursi Anda untuk ibu hamil di angkot, atau membelikan rekan kerja secangkir kopi atau setangkup pizza saat makan siang. Anda akan menjumpai bahwa 'balasan' dari tindakan manis Anda ini akan jauh lebih besar dari yang dibayangkan. "Anda akan melihat bagaimana Anda dihargai dan disukai orang lain." ujarnya. Bukankah itu menyenangkan?
4. Menghargai hidup
Ya, tentu saja Anda dapat menulis ulang sejarah dan merasa jauh lebih baik mengenai diri Anda. Sisihkan sedikit waktu setiap minggu untuk mencatat setiap kejadian yang sudah berlangsung. Merefleksikan pengalaman dapat membentuk kembali persepsi atas kejadian itu, demikian juga mengenai pengharapan Anda di masa datang, ujar Robert N. Butler, MD, presiden dari International Longevity Center-USA di New York City. Saat menciptakan 'review kehidupan' ini Anda akan mencatat semua pencapaian dan secara instan akan mendongkrak rasa percaya diri. Catat dan kelompokkan dalam folder terpisah mengenai kisah saat kuliah, bekerja, menikah, memiliki anak dan lain-lain.
Tuliskan kisah kesuksesan dan kegagalan yang Anda alami. Mungkin Anda akan mendapati kegagalan di satu sisi, ternyata membuahkan kesuksesan di bidang lain. Pindah dari kantor lama ternyata Anda mendapatkan suami di kantor baru. "Meski kejadian itu menyakitkan, Anda akan lebih mudah menangani masa-masa sulit itu." Jadi jujurlah, tapi jangan terlalu keras 'menghakimi' diri sendiri. Ingatlah Anda adalah 'heroin' pada dongeng yang Anda tulis.
Tuesday, October 23, 2007
Ulang Tahun Kakak Panji
Monday, October 22, 2007
Friday, October 19, 2007
Silaturahmi 2
Seperginya Intan, aku mengeluarkan mobil dan memacunya dengan kecepatan standar. Tujuan pertama, ke BNI ITB, ngurusi buku tabungan yang sudah harus diganti karena sudah terisi penuh. BNI sepi, tapi parkiran penuh! Masih banyak juga orang yang berkunjung ke kebun binatang. Hampir saja aku di-charge Rp 5000 untuk sekali parkir. Petugas parkir (tak resmi) yang memberiku tiket bilang, itu harga spesial karena mereka sudah kerja sama dengan pihak bonbin dan menerapkan tarif parkir setinggi itu. Apa??? Ngarang aja! Aku batal parkir di ruas jalan dekat BNI ITB itu, dan untungnya menemukan space parkir kosong tak jauh dari situ. Jalan sedikit, dan masuk pelataran BNI ITB yang dipenuhi polisi. Sebagian duduk-duduk santai di tempat teduh, satu-dua orang ‘mengatur’ lalu lintas yang luar biasa padat, dan satu pasukan kelihatannya sedang di-briefing oleh atasannya. Aku dan Umi melintas di depan mereka. Aku merasa sedikit terintimidasi tapi sok cuek aja saat berjalan menuju pintu masuk BNI. Jadi merasa seperti kucing yang jalan di depan sepasukan anjing. Hihi… Usai dari BNI, kita mampir dulu di Rabbani, numpang shalat dan makan fresh mi. Hmm… enak. Beneran! Bu Umi nyoba mi hijau. Entah ‘rasa’ apa. Bayamkah, atau green tea, atau pandan? Haha…! Aku sih mi yang standar aja, dibikin yamin manis. Ditemenin jus strawberry yang segar, lengkap deh acara late lunch kita siang tadi.
Kirim sms ke mbak Indri, mengkonfirmasi janji kita untuk berkunjung ke rumahnya. Balasan tak kunjung datang, tapi kita nekat aja mendatangi rumahnya. Alhamdulillah, dia ada, dan menyambut kita dengan ‘gegap gempita’. Haha… Masih gayanya, seperti biasa. Ngobrol macam-macam juga, sampai lepas asar.
Umi dapat sms dari Vera, teman Gamais di Arsitek ITB dulu. Kebetulan dia sedang ada di Bandung, tepatnya di hotel Jayakarta. Ah, dekat sekali tuh dari rumah mbak Indri. Kita sempatkan mampir ke sana dan bincang-bincang seru lagi. ‘Ngabsen-in’ teman-teman lulusan ITB lain yang kebanyakan sudah tersebar di mana-mana. Iis yang masih betah aja di Jepang, Vera yang juga akan berangkat ke sana April nanti, Yanti yang sedang di Jerman, siapa lagi yang belum pulang dari Australia, lalu siapa lagi yang setelah pulang dari Dubai, kembali aktif di Jakarta, si ini yang menikah dengan si itu, si anu yang sudah punya anak sekian-sekian, dst dsb. Jadi tersemangati, terutama untuk ngejar peluang beasiswa lagi. Bismillah. Saling bertukar nomor telefon dan alamat e-mail, Vera-chan to mata renraku shite yakusoku wo shita. Yoroshiku onegai shimasu. Shougakukin no info wo kuretara, ii-na, to omou. Watashi mo mata ganbarimasu kara. Yosh…!
Wednesday, October 17, 2007
Tuesday, October 16, 2007
Silaturahmi Idul Fitri
Hari ini, bareng beberapa rekan Salman (atau ‘alumni’ Salman), kita berkunjung ke rumah pak Rombang, mantan kepala sekolah Salman. Beliau sangat bijak, sangat mengerti bidang yang ditanganinya, dan tak segan membagi ilmu untuk kita. Makanya kita sangat menyegani beliau, menghormati beliau, dan… menyayangi beliau. ;) Tahun lalu kita bersilaturahmi ke rumahnya, dan tahun ini kita jadwalkan hal serupa. Janjian jam 9, tapi mungkin baru sekitar jam setengah 10-an kita berkumpul di depan rumah beliau. Sempat nyasar-nyasar juga, tapi akhirnya ketemu juga rumahnya. Bertujuh kita datang. Pak Soleh yang sekarang jadi kepsek SaF, pak Eko yang kali ini datang sendiri tanpa istri dan anaknya, aku, bu Tika, bu Tia, bu Umi, dan Intan yang datang bermotor-ria ke sana. Perbincangan, nggak jauh-jauh… masih membicarakan kebijakan pendidikan di Indonesia, situasi di Salman, dan kabar kita sekarang di tempat yang ‘baru’. Bu Umi di P3G dan Intan di Dinas Peternakan Purwakarta yang jadi pegawai negeri, dan aku di Irsyad, berbagi kisah tentang berbagai hal yang terjadi di tempat kami sekarang berbakti. Bada dzuhur, kami berpisah, karena sudah lama juga kami berbincang. Nggak selesai-selesai kalau bicara dnegan beliau. Hehe… Insya Allah ketemu lagi di lain kesempatan ya pak, juga teman-teman yang selalu kurindukan. Miss you all!
Karena masih kangen, aku, bu Tika, bu Tia dan bu Umi melanjutkan perbincangan sambil mencari tempat untuk makan siang. Hey… Carrefour Kircon baru buka! Kita jajal tempat itu yuk…! Dan semua (terpaksa) setuju, soalnya aku yang bawa mobil kan? Hehe… ;) Makan siang di sana, ditraktir bu Umi yang lolos program S2 beasiswa di ITB. Sekalian syukuran, kali ya. Baraakallah…! Setelah itu, sempat jalan juga di area supermarket yang superluas. Awalnya bu Tia cuma mau lihat rak buku, survey harga, tapi berlanjut ke sana-sini. Hm… seru juga. Ada satu-dua benda yang kutaksir juga. Jadi pengen beli, mumpung masih harga promosi nih… ;)
Selepas shalat ashar, kami berpisah di parkiran. Awalnya aku mau ke warnet, ngajakkin bu Tika yang pulang bareng, tapi batal. Malah jadi cerita panjang lebaaaar, tentang segaal macam. Ya cerita dia, ya cerita tentang aku juga. Sampai nyampe rumahnya, padahal aku njalanin mobil pelan lho. Dan cerita masih juga belum selesai. Aku sih sekalian silaturahim dengan ibunya, yang Alhamdulillah berangsur sehat setelah sempat terserang stroke ringan beberapa waktu yang lalu. Bincang-bincang sebentaran, ibunya lalu memisahkan diri, dan perbincangan pribadi kami berlanjut lagi. Selepas isya, aku baru pulang. Perbincangan yang panjang, memang. Aku lega bisa cerita, dan masih ingin cerita-cerita lagi. Kapan-kapan lagi ya, bu Tika. Sekalian konsultasi masalah profesional. I need your guidance. Yoroshiku onegai shimasu… m(_ _)m
Friday, October 12, 2007
Thursday, October 11, 2007
Lebaran, kapan?
1 Syawal 1428 H
Mohon maaf lahir & batin.
Semoga Allah melimpahkan rahmat, hidayah dan ampunan-Nya bagi kita semua, menerima segala amalan kita, dan menempatkan kita di garis awal kembali menuju pribadi yang fitri, agar dapat meniti hari kembali dalam perjuangan mendapatkan ridho Ilahi. Amiin.
Taqabbalallaahu minna wa minkum, taqabbal yaa Kariim.
Quote of the Day
Abraham Lincoln
Wednesday, October 10, 2007
Baju Baru buat Ibu
Nggak bisa beli sebelah, ternyata. Soalnya dulu aku sempat ganti sebelah. Ternyata, baru kuperhatikan kemudian, kanan-kiri jadi beda tampilan. Aneh juga. Kentara sekali kan? Di bagian depan, soalnya. Ada yang semodel, tapi ukurannya nggak sama. Yang ukurannya sama, modelnya berbeda. Karena yang original tidak tersedia, akhirnya aku pakai penggantinya, suku cadang asli Toyota. Sepasang sekalian. Tadinya mau beli body cover juga untuk Kijang-ku itu, tapi nggak ada stock-nya juga. Walah…! Padahal tadinya mobilku mau berdandan juga menghadapi lebaran ini. Hihi… ;)
Sempat pergi ke warnet dulu beberapa waktu, loading beberapa desain kartu lebaran dan menyempatkan chatting dengan beberapa rekanan. Pulang-pulang, hujan lagi… tapi menyempatkan juga mampir ke toko lain, mbeli baju baru buat ibu. Beliau agak ngambek rupanya. Dalam beberapa kesempatan, aku menyampaikan keberatan karena ibu beli baju baru lagi… beli baju baru lagi. Lemari ibu sudah penuh lho. Beliau lalu bilang, tahun ini akan jadi tahun pertamanya tanpa baju lebaran. Halah…! Aku juga rasanya sudah 3 tahun ini nggak pake ‘baju lebaran’ (soalnya baju baruku dibeli di pertengahan tahun, bukan di bulan Ramadhan. ;) Hehe…), tapi biasa-biasa ajalah. Baju baru bukan esensi Idul Fitri kan? Tapi… akhirnya kubelikan satu baju untuk ibu. Setelan hijau dengan lukisan bunga di atasnya. Cantik. Satu yang sedang trend sekarang ini (ibu kan pengikut mode… ehm!) dan kebetulan belum dia miliki. Mudah-mudahan beliau suka.
Pulang ke rumah, kuminta ibu mencoba baju baru itu. Ibu masih ngambek.Beliau kata, tak akan mati penasaran walaupun tak berbaju baru di hari raya. Hidoi ne...? Hh… semakin berumur, beliau memang jadi agak lebih sensi… Tapi dicobanya juga baju dengan warna kesukaannya itu. Alhamdulillah, cukup. Aku yakin, di hati ibu ada kebahagiaan kecil. Kubilang, ”Ibu nggak usah beli baju baru tahun ini, karena Diah yang akan belikan.” Maaf lahir batin ya bu… anakmu yang satu ini memang masih suka menyusahkan hati ibu.
Tuesday, October 09, 2007
Quote of the Day
James H. Boren
Hujan di Penghujung Ramadhan
Beberapa hari ini, hujan juga turun di dalam hati. Bukan hujan lagi, tapi badai melanda, membuatku berdarah-darah. Sakitt. Sebuah masalah besar kembali tampak di depan mata. Seperti Ramadhan tahun lalu, masalah ini membawaku kembali ke hadapan Allah (tuh ya… kalau lagi ada masalah, Allah didekati, di-curhat-i. Malu juga, tapi… kepada siapa lagi aku menyembah, dan kepada siapa lagi aku memohon pertolongan, jika tidak kepada-Nya?). Kuadukan masalahku kepada-Nya saja, dalam sujud panjang di penghujung malam sunyi. Ah… tak ada malam sunyi di bulan Ramadhan ini. Baru sebentar saja khusyuk ‘berbincang’ dengannya, segera juga kesibukan di dapur membuatku menyusut mata. Tak kuingin orang rumah tahu. Setidaknya, tidak untuk saat ini. Entah kapan akan kubuka rahasia besar ini, yang jelas tak bisa kusimpan sendiri. Bisa mati berdiri.
Tahun ini, tak ada lagi teh Dewi, tempatku berbagi cerita. Mungkin dari alam sana dia hanya memandangku iba. Terjadi lagi padamu, Dee? Semoga engkau kuat menjalani. Amiin. Ingin kumintakan doa pada semua orang, tapi tak mungkin tanpa mengungkap permasalahannya. Maka ya Allah… hanya kepada-Mu sajalah hamba berserah diri. Berikan keputusan terbaik-Mu untukku, dan jadikan hatiku meridhainya, serta ringankan langkahku menjalaninya. Amiin.
Saturday, October 06, 2007
Monday, October 01, 2007
Pertemuan yang Fana
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...