Oleh : Tanda Setya
Judul di atas tertempel di meja kerja seorang teman. Wajahnya cerah menyimpan genangan air keikhlasan. Tatapan matanya berbinar seakan tak ada rasa letih menghadapi gelombang kehidupan. Senyuman menghiasi dan membuktikan dia adalah orang yang menyenangkan. Aku terheran-heran, hadirku ke dia karena kabar ujian hidup yang besar. Istrinya stroke, sebelah badannya lumpuh, anak pertamanya lahir cacat dengan kaki mengecil sebelah dan jalannya harus ditopang kruk. Tiga anaknya yang lain terserang hepatitis sehingga pertumbuhannya terhambat dan bayinya yang masih merah harus menjalani terapi biru (penyinaran fototerapi dengan lampu biru) karena terindikasi adanya penumpukan bilirubin (bayi kuning). Namun semua tak membuat dia sedih. ''Kenapa kamu tidak sedikitpun nampak sedih, padahal ujian berat sedang menimpa?'' tanyaku. Dengan tersenyum dia menjawab, ''Saya manusia biasa tak luput dari rasa sedih, tapi kesedihan bukan penyelesaian masalah, maka aku tulis 'La Tahzan' dan tambahan Don't be Sad dari istriku agar aku tidak larut dengan kesedihan dalam menghadapi ujian''.
Kejadian di atas mengingatkan saya pada sebuah kitab yang dikarang oleh Dr. Aidh Al-Qarni yang berjudul La Tahzan yang tarjimnya diterbitkan oleh Qisthi press. Pada kitab tersebut diurai berbagai ujian yang menimpa manusia dan diberikan solusi agar tidak bersedih menghadapi semua ujian tersebut. Pada salah satu bahasannya memberikan resep agar tidak bersedih yaitu :
1) Percaya sepenuhnya kepada Allah.
2) Kesadaran bahwa semua yang telah Allah takdirkan akan terjadi.
3) Sabar adalah senjata paling ampuh yang dipergunakan oleh orang yang mendapat ujian.
4)Jika tidak sabar lalu apa yang bisa dilakukan. Dan tidak akan terbantu hanya dengan perasaan resah.
5) Mungkin saja akan berada dalam kondisi yang lebih jelek daripada kondisi saat ini.
6) Dari waktu ke waktu jalan keluar akan selalu terbuka.
Memang dengan menerapkan resep di atas secara ruhiyah akan terlapangkan diri ini dari heterogenitas problem kehidupan. Meletakkan setiap permasalahan pada porsi jiwa yang benar adalah obat mujarab untuk membuang rasa sedih gundah gulana. Pelajaran agar perilaku hidup yang gampang larut dalam duka terkikis habis oleh sifat sabar dan selalu memandang hari 'tomorrow will be better'.
La Tahzan, sabar dan optimisme bahwa setiap problem pasti ada jalan keluarnya, setiap penyakit ada obatnya. Selanjutnya marilah kita renungkan kiat-kiat bahagia yang disarikan oleh seorang Doktor hadits yang hafizh ini : Sadarilah bahwa jika Anda hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda.
La Tahzan, sabar dan optimisme bahwa setiap problem pasti ada jalan keluarnya, setiap penyakit ada obatnya. Selanjutnya marilah kita renungkan kiat-kiat bahagia yang disarikan oleh seorang Doktor hadits yang hafizh ini : Sadarilah bahwa jika Anda hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda.
Inilah makna sabda Rasulullah SAW ''Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore, dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi''. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan. Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam ghaib. Jangan mudah tergoncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut. Beriman kepada Allah, dan beramal shaleh adalah kehidupan yang baik dan bahagia. Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan, dan kesenangan maka dia harus berdzikir kepada Allah.
Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk. Berfikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah. Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak daripada yang dimiliki orang lain. Dari waktu ke waktu selalu ada jalan keluar. Dengan musibah hati akan tergerak untuk berdo'a. Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati. Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan. Jangan pernah hancur hanya karena perkara-perkara yang sepele. Jangan marah, jangan marah, jangan marah !!. (dan langit ter dapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu) (QS Adz-Dzariyat:22). Kebanyakan yang Anda takutkan tidak pernah terjadi. Pada orang-orang yang ditimpa musibah itu ada suri tauladan. Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan memberikan cobaan atas mereka. Anda harus melakukan perbuatan yang baik dan membuahkan dan tinggalkan kekosongan. Tinggalkan semua kasak-kusuk, dan jangan percaya kepada kabar burung. Kedengkian dan keinginan Anda yang kuat untuk membalas dendam itu hanya akan membahayakan Anda sendiri, lebih besar daripada bahaya yang menimpa pihak lawan. Semua musibah yang menimpa diri Anda adalah penghapus dosa-dosa.
Hidup memang tidak untuk larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Hidup juga bukan media untuk memuja-muja kegembiran, semua telah diatur berdasarkan regulasi langit yang menjadi hak absolut dari Sang Pencipta. Sebagai mahluk, manusia dibekali dengan apa yang disebut rasa, ada rasa sedih, ada rasa gembira, ada rasa takut, ada rasa gembira, dan berbagai rasa lainnya. Kini yang dituntut adalah bagaimana mampu memanage rasa itu untuk stabil berada dalam ketentuan Tuhan. Maka sungguh berartinya tulisan 'La Tahzan (Don't be Sad) itu.
Hidup memang tidak untuk larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Hidup juga bukan media untuk memuja-muja kegembiran, semua telah diatur berdasarkan regulasi langit yang menjadi hak absolut dari Sang Pencipta. Sebagai mahluk, manusia dibekali dengan apa yang disebut rasa, ada rasa sedih, ada rasa gembira, ada rasa takut, ada rasa gembira, dan berbagai rasa lainnya. Kini yang dituntut adalah bagaimana mampu memanage rasa itu untuk stabil berada dalam ketentuan Tuhan. Maka sungguh berartinya tulisan 'La Tahzan (Don't be Sad) itu.
www.boemi-islam.com
5 comments:
Thanks for the sharing. I actually read that book last year while working in Jakarta. Read it standing at a bookshop over several days :)
bagus sekali tulisannya ... makasih mbak sudah berbagi ...
kalau dipikir-pikir memang hidup ini masalahnya kecil sekali ... tapi sering kali kalau sudah 'terjebak' kita lupa ... lupa kalau ada Yang Maha Besar ...
Ah ... harus menghitung diri lagi ... jangan tertipu ...
Tulisan ini mengingatkan saya untuk tidak terlalu bersedih pagi ini. Juga, jadi ingat buku ini pernah diberikan oleh sahabat saya. Mungkin sudah saatnya untuk baca lagi yah :)
Salam kenal,
hai d,
sorry nih, nggak tahan untuk ngomentari tulisan ituh...
1. makna musibah itu sendiri harus dibedakan, mana yg termasuk cobaan dan mana teguran!
dan 2. maaf ya, dari mana ada aturan musibah itu penghapus dosa?? ngehapus dosa mah dimana-mana juga yaa istighfar dunk!
Excellent. Thanks for the nice post. I love so much this post.
Marie Curie Quotes
Post a Comment