Tuesday, October 09, 2007

Hujan di Penghujung Ramadhan

Sudah dua hari ini hujan mengguyur Bandung, menjadikan kota ini sedikit sejuk. Mengangkat panas dan meresapkan debu yang kerap menabur sesak di dalam rumah. Akhir Ramadhan kali ini, semoga kesejukan mengiringi, menyambut Idul Fitri nanti.
Beberapa hari ini, hujan juga turun di dalam hati. Bukan hujan lagi, tapi badai melanda, membuatku berdarah-darah. Sakitt. Sebuah masalah besar kembali tampak di depan mata. Seperti Ramadhan tahun lalu, masalah ini membawaku kembali ke hadapan Allah (tuh ya… kalau lagi ada masalah, Allah didekati, di-curhat-i. Malu juga, tapi… kepada siapa lagi aku menyembah, dan kepada siapa lagi aku memohon pertolongan, jika tidak kepada-Nya?). Kuadukan masalahku kepada-Nya saja, dalam sujud panjang di penghujung malam sunyi. Ah… tak ada malam sunyi di bulan Ramadhan ini. Baru sebentar saja khusyuk ‘berbincang’ dengannya, segera juga kesibukan di dapur membuatku menyusut mata. Tak kuingin orang rumah tahu. Setidaknya, tidak untuk saat ini. Entah kapan akan kubuka rahasia besar ini, yang jelas tak bisa kusimpan sendiri. Bisa mati berdiri.
Tahun ini, tak ada lagi teh Dewi, tempatku berbagi cerita. Mungkin dari alam sana dia hanya memandangku iba. Terjadi lagi padamu, Dee? Semoga engkau kuat menjalani. Amiin. Ingin kumintakan doa pada semua orang, tapi tak mungkin tanpa mengungkap permasalahannya. Maka ya Allah… hanya kepada-Mu sajalah hamba berserah diri. Berikan keputusan terbaik-Mu untukku, dan jadikan hatiku meridhainya, serta ringankan langkahku menjalaninya. Amiin.

No comments:

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka