Sunday, December 30, 2007
About Friendship
Quote of the Day
Saint Thomas Aquinas
Seharian Bersama Teman
Monday, December 24, 2007
Laskar Pelangi
Setelah kumiliki, buku itu sempat ‘kutelantarkan’ beberapa saat, tak terbaca. Ketika akhirnya kumulai membaca, aku tak mau memulainya dari beberapa komentar orang terkenal yang sudah membaca buku itu. Aku tak mau ‘terlenakan’ oleh pendapat mereka, dan takut kecewa bila ternyata buku itu tak sebaik yang kusangka. Maka aku mulai membaca dengan ‘pikiran kosong’, hanya tahu bahwa orang-orang bilang itu buku bagus. Tapi seberapa bagus? Itu yang aku ingin tahu.
Belum lagi separuh jalan kubaca, baru sampai bab 14 dari keseluruhan 34 bab, atau tepatnya sampai halaman 159 dari total 494 halaman (ditambah dengan uraian penjelasan yang cukup mendetail alias glosarium dari berbagai istilah ilmiah yang dipakai dalam buku itu), wow... aku setuju dengan pendapat orang-orang. Ini buku bagus. Pilihan kata-katanya tepat, berpadu serasi bahkan dengan istilah-istilah asing yang terasa ‘meninggi’ (tapi kemudian dijelaskan dalam glosarium di akhir buku ini). Konflik di dalamnya sangat alami dan membumi, walaupun kita tahu bahwa itu terjadi di ‘dunia lain’, tapi nyata terjadi, bukan fiksi yang dikarang asal-asalan tanpa logika yang masuk akal.
Sebagai orang yang juga suka menulis, aku merasa bahwa kualitas tulisan-tulisanku (bahkan yang sudah dipublikasikan sekalipun) masih terasa sangat dangkal jika dibandingkan dengan isi buku itu. Tulisan-tulisanku masih berupa curahan hati yang mungkin tak berguna untuk orang lain, hanya sebagai sarana menumpahkan unek-unek buah pikiranku, agar tidak mumet sendiri. Tulisan-tulisan yang ‘kusisipi muatan pesan’ masih belum bisa menembus seleksi redaksi media cetak. Mungkin caraku mengemasnya yang masih terlalu biasa. Tentu saja... aku masih harus banyak belajar. Salah satunya, dengan banyak membaca, tentu saja (dan menulis juga. Jangan putus asa...!)
Lebih jauh lagi, aku makin kagum ketika kuketahui bahwa sebagian besar kisah yang diceritakan dalam buku ini merupakan kisah nyata perjuangan mendapatkan pendidikan yang berharga, dan perjuangan menghargai pendidikan, dari orang-orang kampong di belahan Belitong sana. Subhanallah... Membuatku merasa kecil sebagai ‘orang kota’ yang mungkin agak terlenakan oleh sarana pendidikan yang relatif serba ada. Perjuangan mereka mengobarkan kembali semangatku untuk juga ikut berjuang menorehkan sejarah pendidikan di Indonesia ini. Mungkin hanya sedikit yang kuberikan, tapi semoga kontribusi kecil ini dicatat sebagai amal shalih oleh Allah SWT. Amiin.
Saturday, December 22, 2007
Lestari
Cinta di mana…
Kasih serupa kasih ibunda
Tulusnya, belainya, kan selalu sepanjang masa
Cinta di mana…
Jawabnya tiada yang setara kasih bunda
Ibunda, lagu sederhana tercipta
dari hati tanda kasih ananda
Bunda, doa bahagia selalu bersamamu
lestari bagai kasihmu
Sorga di mana…
Takkan henti sampai kubersua
Nirwana bertahta di telapak kaki ibunda
Sorga di mana…
Jawabnya berada dalam rela bakti nanda
Ibunda, maafkan diriku yang selalu
Menyusahkanmu hingga dewasa
Bunda, doa bahagia selalu bersamamu
lestari bagai kasihmu
persembahan istimewa sebagai tanda kasih di hari ibu)
Thursday, December 20, 2007
Idul Adha Tahun ini
Sampai di sekolah, ternyata area sekolah sudah ramai. Setelah mondar-mandir sana-sini, aku akhirnya ‘ngetem' di pos pencacahan daging. Berbekal celemek lengan panjang dan pisau sendiri, ‘senjata’ yang kubawa dari rumah, aku bergabung dengan ibu-ibu yang bersemangat sekali memotong-motong daging kurban jadi potongan-potongan kecil. Awalnya kita diberi instruksi agar memotong daging dalam ukuran kecil-kecil. Tapi tentu saja perlu waktu lama, sedangkan pisau-pisau kami harus diasah berulang kali. Instruksi berikutnya kami diminta memotong daging dalam potongan yang tidak terlalu kecil, salah satu tujuannya tentu saja supaya kami tak perlu waktu yang terlalu lama agar potongan daging itu bisa segera berpindah ke pos berikutnya, penimbangan dan pembungkusan paket qurban. Ditimpali canda-tawa rekan-rekan AIS dan KBP, capek rasanya tak terasa. Aroma kuat daging yang menguar di sekitar kita juga sudah tak lagi diprotes indra penciuman. Kebas, hidung kita rasanya.
Lepas tengah hari, aku di-tek Pury untuk berkendaraan bersamanya, mengambil jatah makan siang kita yang dipesan dari katering langganan kita. Hm... Paket makanan itu berupa nasi dan lauk-pauknya, termasuk kuah sate dan gulai dalam panci yang tak henti berguncang sepanjang perjalanan singkat menuju sekolah. Perjuangan mengemudi kendaraan kali ini rasanya jadi ujian kesabaran buatku. Hehe... Yang biasanya memacu kendaraan di jalanan lengang Kota Baru Parahyangan, kali ini harus puas dengan kecepatan rendah untuk menjaga kuah gulai tetap di dalam panci. Alhamdulillah... sukses.
Tak lama selepas tengah hari, seluruh rangkaian kegiatan Idul Adha tahun ini usai. Mulai dari penyembelihan, pengulitan, potong daging, cacah tulang, olah jeroan, menimbang, membungkus dan mendistribusikan, selesai sudah. Makan siang sudah tersedia dengan menu beragam. Alhamdulillah. Lelah hari ini terbayar rasanya. Tinggal menyisakan bau kambing yang lekat tak mau meninggalkan badan. :) Semoga semua waktu dan tenaga teman-teman, pengorbanan para pekurban, juga pengorbanan semua kambing yang (sukarela atau terpaksa) mengakhiri hidupnya hari ini, diganjar dengan pahala berlipat oleh Allah SWT. Amiin. Selamat Hari Raya Qurban 1428 H. Sampai berjumpa di kesempatan mendatang. Insya Allah.
Wednesday, December 19, 2007
Quote of the Day
Mike Krzyzewski
Liburan? Ngapain ya...? (2)
Tuesday, December 18, 2007
Liburan? Ngapain ya...?
Pengennya sih, ketemu temen-temen lama dan bincang-bincang seru. Sayangnya, rata-rata sekolah lain justru belum masa liburan. sms-an sama teman, mereka masih pada sibuk mengolah nilai. Mereka belum lagi bagi rapor. Mau bertandang ke tempat mereka kok rasanya nggak sopan ya, dan pastinya mengganggu ritme kerja mereka. Jadi Be-Te aja, serasa libur sendiri. Nggak seru banget deh. Baru kali ini liburan nggak seru. :(
Wednesday, December 12, 2007
Lembayung Senja Hari
Beberapa waktu yang lalu, ketika kulewatkan sore menjelang malam di sekolah, kulayangkan pandang sekilas ke luar jendela, menatap langit di kejauhan. Terpaku mataku memandang langit sejauh mata memandang. Subhanallah... ketika langit berubah warna, berhias jingga, merah dan hitam. Duhai... indahnya ciptaan Allah.
Warna-warni dunia. Maha Suci Sang Pencipta. Segala puji bagi-Nya yang telah memberi kenikmatan. Mata untuk menikmati warna-warni dunia yang begitu indah... kulit untuk menikmati sejuknya udara menjelang malam ini... organ tubuh yang alhamdulillah masih optimal untuk menikmati oksigen. Gratis, pula. Dan masih begitu banyak nikmat-Nya yang tercurah bagi kita, makhluknya, yang kadang bahkan tidak kita 'sadari' keberadaannya. Ampuni kami ya Allah...
Tuesday, December 11, 2007
Wisata Kidzania
Perjalanan kita sempat terhambat karena ada 2 kecelakaan (!!!) di jalan tol. Truk yang berguling dan melintang di jalan membuat arus lalu lintas terhambat, merayap pelan bahkan sempat terhenti. Untungnya, ada hiburan 'radio amatir' dengan penyiar tunggal Mr. Insan, yang membawakan dongeng tentang binatang-binatang, wawancara dengan anak-anak peserta wisata, diseling dengan 'iklan' yang dibawakan Ms. Tri, juga lomba nyanyi 'Sedang Apa' yang dipandu Ms. Dee. Perjalanan jadi terasa seru dan tidak membosankan.
Sampai di area Kidzania, sudah agak siangan, sekitar jam setengah 11-an deh kalo nggak salah. Sempat ‘gamang’ juga sesampainya di sana. Ngapain dulu ya, baiknya? Sebetulnya asyik juga tuh main-main di Kidzania, walaupun orang dewasa sih nggak bisa menikmati semua wahana di sana. Cuma ngelihatin, motret-motret sana-sini, nganter anak-anak, ikutan ngantri, dan ya... kebagian capeknya. Haha...!
Kidzania tuh sebuah kompleks bermain sambil belajar yang... sebetulnya tidak terlalu luas, tapi seru dong kalau bisa ikut berpartisipasi di sana. Sayangnya, karena keterbatasan waktu (sesi awal dibatasi sampai jam 2 siang), nggak banyak juga yang bisa diikuti anak-anak. Di awal kedatangan, mereka menguangkan cek yang didapat dengan mata uang kidzos yang berlaku hanya di area Kidzania. Anak-anak yang berada di bawah pengawasanku sempat jadi ‘kuli bangunan’ dulu, ‘digaji’, lalu mencari tempat lain untuk membelanjakan uang mereka. Konsep berusaha dulu baru bersenang-senang betul-betul diterapkan di sini. Mereka tidak hanya membelanjakan uang, tapi juga berusaha mendapatkannya. Selain ‘jadi kuli bangunan’, lokasi lain yang sempat kita tengok adalah pabrik permen, coklat, wafer, dan mi instan. Tentu saja mereka dapat kompensasi berupa produk buatan tangan mereka sendiri. Wah... senangnya... gurunya juga mau lho. Hihi... Jadi kepikiran untuk mbawa ponakan-ponakanku ke sana. Kapan-kapan kali ya.
Sunday, December 09, 2007
Sedap malam
Kumulai langkah dengan basmalah, semoga Dia rela, beriku mudah
Serahkan urusanmu, pasrahkan masalahmu
Pada Tuhan Yang Kuasa, agar tenang hatimu
Kuakhiri hari dengan hamdalah, semoga esok lebih indah.
(sebuah lagu yang kugubah)
Wednesday, December 05, 2007
Tuesday, December 04, 2007
Kecelakaan di Jalan Tol
Ah... akhirnya aku bisa menyalip bus lambat itu dan memacu kijangku sedikit lebih cepat sampai masuk gerbang tol Bubat. Setelah mengambil tiket tol, segera kupacu Kijang-ku secepat mungkin. Tapi apa daya... 2 km sebelum gerbang tol Pasir Koja, sebuah kecelakaan nampak di depan mata.
Baru terjadi, rupanya, walaupun tak kulihat pengemudi ataupun penumpangnya ada di mana. Sebuah sedan hitam kecil menerobos pembatas jalan dan tersuruk ke rimbunnya pohonan di sana. Agak menghalangi lintasan jalan. Hidungnya agak penyok, kelihatannya. Sedangkan di kiri jalan, sebuah truk dengan ekor penyok sedang dipandangi oleh... mungkin pengemudinya. Sebuah mobil patroli JasaMarga memacu kendaraannya dari arah berlawanan menuju lokasi kecelakaan. Laju kendaraan agak melambat di ruas jalan itu, membuatku jadi terlambat juga sampai di sekolah.
Sempat melamunkan hal-hal lain sih, misalnya mau memotret lokasi kejadian (sok banget ya? lagi nyetir, gitu lho... hehe...) Tapi ya sempat takut juga, gimana kalau aku... ih... na'udzubillaahi min dzalik. Segera kukembali berkonsentrasi ke jalanan di depanku. Semoga Allah melindungi perjalananku. Amiin.
Bismillaahi majreeha wamursaaha innaRabbi laGhofuururRahiim.
Monday, December 03, 2007
Murid-muridku...
Kita juga saling bertukar cerita tentang beberapa hal. Teman-teman seangkatannya, entah ada di mana sekarang ya. Iqbal, kabar terakhir si abang ini, dia terpilih jadi salah satu finalis pemuda ASEAN. Entah sejenis pemilihan apa juga sih, persisnya. Tapi itu kupikir sebuah pencapaian yang positif. Wahyu, kuliah di ITB, Da-a juga kabarnya begitu. Luthfi juga, jadi seniman (atau desainer?), kuliah di FSRD. Wah... jadi adik kelasku, nih. ;) Sashi dan Hanum, kabarnya juga kuliah di ITB, di sekolah manajemen bisnis, padahal Hanum sempat kuliah sastra Jepang, tapi putar haluan ke bisnis. Rahma bilang, dia pernah ‘ketemu’ Sandhy di komunitas friendster, dia sekarang kuliah di Undip atau ITS, nggak begitu pasti. Vivin, yang sempat ikutan program AFS ke Amrik sono, sekarang kuliah di mana ya? Hanan, asyik-asyik berkegiatan senat sampai sempat jadi kandidat ketua. Siapa lagi? Arki, si juara bidang IPA ini, apa kabar nih...? Firdhan, Safir, Prima, Luqman, Revi, Sari, wah... tak terabsen semuanya. 35 murid di angkatan mereka ini, sudah entah di mana mereka sekarang. Kalau ada reuni, undang bu Didi ya? ;) Ditungu lho...!
Beberapa waktu sebelumnya, Iqbal Ariefandi yang sekarang juga kuliah di ITB tahun pertama sempat mengontakku via pesan pendek. Dia diundang SD Salman dalam rangka pembekalan murid kelas 6 yang akan menghadapi ujian. Tak didapatinya aku di sana membuatnya bertanya-tanya. Tapi pertanyaannya dong... “Ibu sudah nggak di Salman lagi ya? Wah, makin sedikit aja nih guru sepuh di Salman.” Haa??? Guru sepuh? Aku? Hm... Kenapa nggak bilang guru senior aja sih? Guru sepuh tuh kesannya sudah uzur deh... Hehe...
Tadi malam, satu panggilan telfon tak terjawab. Kukirim pesan pendek untuk meminta si penelfon ‘mengenalkan diri’ dan menyampaikan maksudnya. Terbalas. Ternyata Gita, murid kelas 6 Salman sekarang. Hanya bertanya apa kabar, dan berbalasan sebentar. Ah... kangen sekali pada mereka. Ingin kembali rasanya. :) Titip salam saja untuk semua teman-teman seangkatanmu. Selamat menempuh ujian akhir semester. Insya Allah akan dimulai hari ini. Selamat belajar, semoga sukses ya! Doakan bu Diah juga...!
Senang sekali bahwa mereka masih mengingat aku, setelah sekian lama ‘berpisah’. Senang juga bahwa aku pernah ikut ambil bagian dalam proses perkembangan mereka menuju dewasa, menjadi manusia yang berguna. Insya Allah.
Sunday, December 02, 2007
The Decision
Laa hawla wa laa quwwata illaa bilLaah.
Ihdinashshiraatal mustaqiim.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...