Tuesday, March 18, 2008

Melepas Kijang

Sudah beberapa lama ini, rencana untuk menjual mobil Kijang yang biasa kupakai sehari-hari jadi 'topic of the week' di rumah. Pertimbangannya, mobil yang sudah beranjak dewasa itu terasa mulai menggerogoti kantongku. Akhir-akhir ini si 'teenager' ini mulai sering 'jajan' (maksudnya, ke bengkel melulu, gitu...) Urusan bensinnya juga ya makin menguras isi dompet. Cepat sekali lembaran 50 ribuan yang kutarik dari ATM itu beralih ke tangan petugas berseragam merah di pom bensin.
A Lulu, kakak iparku, menyarankan untuk mengganti si Kijang gagarubang itu dengan mobil kecil yang lebih irit. Aku sebetulnya setuju-setuju saja... tapi rupanya nggak gampang juga menemukan mobil pengganti yang sesuai dengan sikon yang kuhadapi sekarang. Ada mobil kecil yang kusuka, tapi stock tak tersedia alias not for sale. Ada juga mobil kecil (baru) yang kusuka dengan ketersediaan stock barang, tapi harganya... nggak suka banget deh!!! Mahal banget, soalnya. :(
Pagi tadi, mampir di bengkel dulu, lagi-lagi 'ngejajanin' si Kijang tea. POL!!! Nyaris menguras tabunganku. Ganti ini-itu, dan memang urgent, nggak bisa ditunda. Siang, datang ke sekolah, hanya untuk janjian dengan pak Eko, seorang sopir jemputan di sekolah yang jadi sang perantara transaksi jual-beli mobil. Aku juga ketemu langsung dengan sang pembeli, yang dengan 'bala tentaranya', memeriksa Kijangku luar-dalam (duh... kebetulan tadi pagi sudah sekalian dicuci bersih di bengkel, jadi penampilan si Kijang nggak terlalu memalukan. Paling nggak, nggak dekil deh.). Tanpa banyak cing-cong dan tawar menawar lagi, langsung saja setuju dengan harga yang kuminta. Deal!!! Langsung memberi uang panjar dan janjian ketemu lagi besok (BESOK!!!) untuk menyelesaikan urusan lainnya. Hari ini, puas-puasin deh bercengkerama dengan si Kijang yang sudah menemaniku sejak 11 tahun yang lalu.
Hiks... sedih juga deh ketika perpisahan dengan si Kijang ini sudah di depan mata. Selama ini aku masih mempertahankan Kijang ini, karena ternyata peminatnya banyak juga. Kupikir, kalau memang masih banyak untungnya, kenapa harus dilepas? Belum lagi nilai historisnya. Dialah mobil pertama yang kupakai menjajal jalanan dari rumah ke Dago bareng bapak (alm), tiap hari menuju tempat kerjaku. Deg-degan bareng dia juga ketika menghadapi area parkir curam di Salman yang akhirnya 'kutaklukkan'. Yes!!! Dia juga yang bolak-balik mengantar jemput bapak dari dan ke rumah sakit ketika sakit ginjal maupun darah tingginya perlu cek rutin.
Kijang setia ini sempat juga penuh percaya diri kubawa ke Depok, pengalaman nyetir jarak jauh pertama kaliku. Beberapa kali membawa murid-muridku untuk pergi ke event tertentu, atau menemaniku menginap ketika harus mendampingi siswa (misalnya sanlat di Banjaran tempo hari) atau 'lokaria' sambil outbond yang terakhir kuikuti bersama teman-teman guru Salman. Ketemu polisi beberapa kali, ditilang karena pelanggaran sepele, sampe nangis-nangis segala (ha!!!). Berurusan dengan pengemudi angkot yang ngotot ketika mobilnya menggores body Kijangku hingga bergaris biru tua sepanjang pertengahan body sampe ke ekornya. Mogok-mogok di jalan beberapa kali, mulai dari tikungan tak jauh dari sekolah (bersama Intan dan almarhumah teh Dewi), perempatan Dago bareng Intan, dekat gerbang tol Bubat, wah... sempat banyak kali juga deh. Sempat juga dia 'mutung' ketika dipakai di jalan menurun menuju Salman ketika macet berat, menahan rem dengan AC yang terus hidup. Mutung dia. 'Diinapkan' di sekolah juga pernah. Tapi alhamdulilah, di setiap kesempatan, selalu ada 'dewa penolong' yang mau membantu aku dan Kijangku. Di atas semuanya, syukur tak terhingga pada Allah SWT yang telah memberi kesempatan yang begitu berharga atas kesempatan menorehkan sejarah bersama Kijang ini.
Sekarang ini, aku akan menghabiskan detik-detik terakhir bersama Kijangku. Semoga di tangan berikutnya, engkau mendapatkan perawatan yang lebih layak, dan berbuat lebih banyak pula bagi umat (Cie...!)

2 comments:

Diana said...

Mellow banget kisahnya mbak dg si Kijang. Kudoakan mudah2an dia mendapat tempat di sisi-Nya eh salah... bukan deh, di tempat pemilik barunya, siapapun dia :) Jangan sedih mbak, cepet cari mobil imut pengganti. Eh kok idem ya, mobil di rumah juga lagi seneng jajan ke bengkel nih, hehe...

Diah Utami said...

Amiin. Udah sih, udah naksir mobil baru, pengganti si Kijang. 'Daun muda'. Hehe... Mudah-mudahan kita 'berjodoh'. Tapi itu sih cerita lain ya... ;)

Koleksi Memori