Sunday, November 24, 2013

Segera Tayang: 99 Cahaya di Langit Eropa

November sudah berada di ujungnya, siap menyambut Desember yang menjanjikan banyak momen indah. Salah satu yang kunanti adalah rilisnya film 99 Cahaya di Langit Eropa. Terinspirasi dengan novelnya, aku sudah ikut partisipasi di beberapa event lomba*) terkait novel itu, dan bersiap untuk menonton filmnya di bioskop, mulai tayang tanggal 5 Desember nanti.
Trailernya, menarik. Banyak momen yang ditangkap dengan baik oleh kamera hingga disajikan kepada penikmat 99Cahaya. Bintang-bintang bertaburan menghiasi layar lebar. Mulai dari Acha Septriasa yang memerankan Hanum Rais, Abimana Ariasatya sebagai Rangga Almahendra, Raline Shah sebagai Fatma, Nino Fernandez sebagai Stefan, teman Rangga yang menyebalkan, sampai Dewi Sandra yang memerankan Marion Latimer, seorang peneliti sejarah Islam yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris.
Soundtract-nya, dinyanyikan dengan apik oleh Fatin Shidqia. Kusempatkan melihat video klip lengkap lagu itu.
Aku pun kembali 'melirik' video yang kuunggah di situs YouTube, yang tempo hari kuikutsertakan dalam lomba resensi buku 99 Cahaya di Langit Eropa.  Lomba ini diselenggarakan oleh Hanum Rais, ketika pembuatan film adaptasi dari novel ini masih dalam tahap perencanaan.
Ketika kubuka lagi link lagu ini, niatnya sih hanya sekedar nostalgia, menikmati sedikit rasa narsis saat mendengarkan rekaman suaraku menyanyikan lagu karanganku sendiri. Tapi terkejut dan sama sekali tak menyangka ketika kulihat laporan statistik video ini yang sudah mencapai angka 5.500 saja. Sungguh tak kuduga. Video yang kuunggah di awal Agustus lalu, belum lagi 4 bulan beredar di jagad maya, sudah menjaring viewer lebih dari 5.000???
Jika boleh dibandingkan, dari 11 video yang kuunggah di YouTube, -6 di antaranya adalah lagu gubahanku- rata-rata viewernya bahkan nggak sampai 200-an. Itu pun setelah bertengger di dunia maya cukup lama, sekitar setahun-an. Jadi, ketika video yang satu ini tiba-tiba jumlah viewernya melesat hingga menembus angka 5.000, itu WOW sekali. Wondering... siapa aja ya kira-kira yang mantengin video ini? Ada yang mau ngaku...? ;)
Well... biarkan pengunjung dan penyuka video/laguku terus bertambah, sementara itu aku sih santai aja, menunggu tayang perdananya film 99 Cahaya di Langit Eropa ini. Berharap sih, dapat satu tiket gratis nonton bareng Hanum Rais, tapi di Bandung aja yaa. Tunggu tanggal mainnya, sambil ngecek film ini tayang perdana di bioskop mana. Ayo, kita siap-siap nonton bareng. ;)
*) event lomba terkait novel ini:
Sweepstakes untuk dapetin tiket gala premier film ini;
selain weekly quiz di twitter dan facebook 
Niat bener sih...? Ngarep salah satu ada yang nyangkut ;)

Sunday, November 10, 2013

Birthday Wish for My Sis

Dear Mbak Rani,
pic: courtesy of hdwallpaper2013.com
Setahun lagi hilang dalam agenda hidup. Secara angka terlihat bertambah, tapi sejatinya jatah umur kita berkurang. Bukan kue ulang tahun atau macam-macam hadiah yang diberikan, tapi sebuah tulisan sebagai bahan renungan atas berkah usia yang dijalani saat ini. 
Di momen pertambahan usia ini, jadikan ini momen yang menjadi sejarah. Saatnya untuk bercermin ke masa lalu, dan merencanakan kembali langkah berikutnya menuju masa depan.
Orang bilang "Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan". 
Nah, usia kita terus bertambah. Semoga meningkat beriringan dengan kedewasaan dan kebijaksanaan kita. Apapun cobaan hidup yang kita hadapi, sikap kita yang akan menentukan nilai diri kita. Naik-turun jalan kehidupan, sudah mbak alami. Saat naik, saya yakin, mbak tak lupa bersyukur. Sedangkan saat turun dan terpuruk, yakinlah bahwa hidup ini layaknya roda. Ada masanya di atas, dan terkadang ada di bawah. Tapi di saat itu, ketika hidup dirasa ada pada level terendah, maka sebuah pesan bijak layak untuk direnungkan.
"Bersyukurlah jika engkau sudah berada di level terendah dalam hidupmu, karena tidak ada pilihan lain selain untuk naik."
Di saat itulah, arah tujuan hidup hanya bisa diarahkan dan dipasrahkan kepada Sang Pemilik hidup. Ketika mbak merasa manusia berpaling dari mbak, maka inilah saatnya mbak berpaling dan menuju hanya pada Sang Pencipta, Sang Penguasa Jiwa. Ketika kehidupan memberikan ujian, sesungguhnya tidak lain itu menjadi sarana untuk meluluskan kita agar naik ke tingkat yang lebih tinggi. Saat kita belum lulus, tentu kita harus belajar lagi, mbak, supaya kelak bisa naik tingkat.

Sesungguhnya hitungan nafas telah ditetapkan, hitungan detik telah diperhitungkan.
Adalah manusia bodoh jika diberi modal tapi tidak digunakannya,
Adalah manusia bodoh jika diberi nafas tapi disia siakannya,
Adalah manusia bodoh jika diberi waktu tapi disia siakannya.
 
Semoga Allah melindungi kita, menjauhkan kita dari kebodohan dan kesia-siaan. Sesungguhnya, orang yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sesama. Semoga di momen ilang tahun Mbak Rani tahun ini, semakin banyak juga kebaikan yang ditabur, dan manfaat yang ditebar bagi sesama. Aamiin.
Doa serupa saya sampaikan untuk Empiee yang juga punya momen ilang tahun di bulan ini juga. Perjalanan empie.net yang masih muda, baru setahun, selayaknya dijadikan momen untuk banyak belajar. Masih teramat banyak hal yang bisa dijelajahi. Saatnya membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan itu agar bisa menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga bisa menebar lebih banyak manfaat bagi lebih banyak orang.
http://www.empieee.net/2013/11/giveaway-my-november.html

Sunday, November 03, 2013

Melalui Pagi

Memanggang ubi Cilembu di oven, sambil menyelesaikan proses 'editing' dari rangkaian foto untuk mengiringi lagu "Aku Anak Muslim" untuk diunggah di YouTube. Buat bahan belajar murid-mjuridku. Pekan depan mau dites. Nyanyi satu-satu dong, nyanyiin lagu ini.
Nyari-nyari sumber lagu ini, ternyata nggak ketemu-ketemu. Padahal setahuku, ini adalah lagunya anak-anak Bimbo. Rasanya beberapa tahun yang lalu aku pernah punya kasetnya, tapi sekarang entah ke mana, dan yang jelas kalaupun ada kasetnya aku juga nggak akan bisa mengubahnya jadi file digital. Jadi ya... ngerekam sendiri aja deh. Ambil foto anak-anak, edit sedikit, dan... siap unggah ke YouTube.
Tunggu punya tunggu, ternyata lama betul ya nunggu satu video kelar diunggah ke YouTube. Jadi? Untuk merintang waktu, hmm... aku sarapan dulu lagi aja deh. Kali ini makan ubi Cilembu yang baru diangkat dari oven. Masih anget, dan wuiiih, dia beneran bermadu lho. Gulanya bahkan sampai berkaramel, nembus kulit ubinya. Enak banget! Nyam...nyam... Makan satu lagi aaah, sambil nungguin YouTube yuuuk! Atuh da dari tadi rasanya masih belum nyampe 10% aja. Keburu lapar lagi nih. Hehe...

Thursday, October 31, 2013

Saatnya Mencuci Dengan Rinso Cair

Mesin cuci di rumah sedang rusak. Maklum juga sih, soalnya umurnya memang sudah uzur. Tabung pengeringnya sih sebetulnya masih berfungsi dengan baik, tapi kelihatannya ada masalah dengan saluran air di tabung pencucinya. Bocorrr. Sementara, sebagai single fighter yang sok sibuk kerja, keluar pagi pulang malam, aku belum bisa menyempatkan diri untuk memanggil tukang (dan menungguinya di rumah) untuk memperbaiki mesin cuci, apalagi membawa si Melati (heMat air dan Listrik, tahan karat dan TIkus) itu ke tempat reparasi.
Sebetulnya urusan cuci mencuci bukan barang baru yang terlalu merepotkan juga sih... Sejak masih SD dulu (maap, jangan tanya tahun berapa ya :p), aku dan kakak-kakak sudah diajari untuk mandiri dan mencuci pakaian sendiri. Segala macam sabun cuci sudah aku jajal. Sabun batang yang baunya iddih... lalu muncul generasi sabun batang yang lumayan wangi, tapi kurasa kurang efektif untuk mencuci pakaian. Sabun batang hanya efektif untuk proses mengucek tapi kurang asoy ketika hendak digunakan untuk merendam pakaian.
Sabun colek pun, beragam merek sudah kucoba. Untuk merendam pakaian, kadangkala sabun colek tak seluruhnya larut kecuali dikocok berulang kali, sedangkan untuk mengucek, penggunaannya perlu cukup banyak sehingga boros juga jadinya.
Sabun detergen? Nggak jauh dari sabun generasi sebelumnya. Untuk merendam, OK-lah... tapi untuk mengucek, kok jadinya bubuk sabung sering bertaburan ke mana-mana ya. Iya, mungkin aku yang sering tergesa saat mencuci (maklum, turunan Flash nih, gerakan tanganku bisa secepat kilat saat mencuil sabun dan mengucek :p). Dan solusinya adalah mengencerkan sebagian sabun detergen bubuk untuk disimpan di wadah terpisah. Seringkali sisa detergen menjadi keras karena tidak habis dipakai sekali mencuci. Sedangkan ketika sudah ada mesin cuci, sesekali kutemui sisa detergen terselip di lipatan pakaian. Hadeuh... Aku yang clumsy atau memang nasibku begini? :p
Sebenarnya, kalau disuruh memilih antara kegiatan mencuci atau menyeterika, tanpa berpikir dua kali, aku pasti akan pilih mencuci. Tapi dengan loading kerja (and having fun. Haha...!) yang kujalani, acara mencuci cukup merepotkan kalau tidak dibantu mesin cuci.
Kembali ke cerita mesin cuci yang rusak tadi, sesekali aku membawa cucian ke rumah kakak dan numpang mencuci di sana. Di sana ada mesin cuci satu tabung yang praktis untuk digunakan. Memasukkan sabun cuci hingga pewangi/pelembut pakaian tinggal dilakukan di tahap awal, setelah itu cucian bisa ditinggal hingga dia memberi tanda bahwa proses mencuci sudah selesai. Asyiknya. Lebih asyik lagi, di rumah kakak ini, selain numpang mencuci, aku juga berkesempatan menjajal keefektivan detergen baru, Rinso cair. Gratislah awalnya. Tapi lama-lama, nggak enak juga kan kalau mesti ambil keuntungan ganda dari urusan numpang mencuci ini. Aku belilah rinso cair untukku sendiri. Marii...!
Benefit Rinso Cair yang Irit
Rinso Molto cair sachet
Dari dulu, aku sudah suka dengan daya cuci Rinso ini. Sejak dulu, ketika tayangan iklan ini mengusung jargon bahwa 'Rinso mencuci sendiri', hingga sekarang dengan jargon 'berani kotor itu baik', aku nggak ragu pakai Rinso. Dengan dua varian Rinso cair yang tersedia, aku sendiri lebih suka Rinso Molto cair yang merupakan deterjen cair konsentrat yang memiliki seluruh keunggulan dari Rinso Cair ditambah dengan kesegaran Molto Ultra yang tahan lama. Rinso cair 2x lebih efektif, meresap lebih ke dalam serat kain saat perendaman, untuk seluruh cucian sehari-hari. Rinso Molto Ultra cair dapat meresap langsung ke dalam serat kain sehingga efektif dan cepat membersihkan noda membandel. Warna kain tetap cemerlang, dan lembut di tangan. Tersedia dalam kemasan botol, refill, dan sachet, aku sih pilih yang sachet ukuran 45ml. Pas untuk sekali pakai. Bahkan nggak jarang, aku bisa mencuci lebih banyak dengan satu sachet Rinso cair ini. Asyiknya lagi, aku nggak perlu lagi pakai segala pewangi dan pelembut. Rinso molto cair saja, sudah, cukup. :)
Kenapa juga sih aku mesti repot-repot dengan urusan detergen ini? Penting, lagi...! Sebagai seorang guru di salah satu sekolah Islam di Bandung Barat, tentu aku mengenakan busana muslimah, lengkap dengan kerudung dan kaos kaki. Ketika aktivitas di kelas tidak menggunakan sepatu, kaos kaki tentu jadi kotor sekali. Mesti tiap hari ganti. Sedangkan kerudung pun seringkali bernoda keringat, minyak -terutama di bagian dagu- dan tak jarang, bedak. Kalau baju, jangan ditanya deh... aktivitas yang padat sebagai guru kesenian membuatku banyak berurusan dengan crayon, cat, tanah liat, pensil, hingga arang. Berani kotor-lah demi proses belajar murid-muridku. Seluruh kegiatan ini juga pastinya bikin aku berkeringat banyak. Dan dengan Rinso molto cair, semua jenis pakaian bisa dicuci sekaligus. Rinso cair 2x lebih efektif, meresap lebih ke dalam serat kain saat perendaman, untuk seluruh cucian sehari-hari, mulai dari kerudung hingga kaos kaki. Merendam nggak perlu lama, mengucek sebentar saja, cuci dan bilas nyaris tak perlu usaha. Asyiklah pakai Rinso. Like this banget. Psst, Laiqa magazine mau tahu lho liputan seru kamu tentang Rinso cair juga. Sementara itu, kalau mau tahu lebih banyak tentang tips dan trik membersihkan noda pada pakaian, bisa banget lho berkunjung ke web-nya Rinso. Silakan ubek-ubek di sana.
Kembali ke cerita mesin cuci uzur di rumah, ngarep dong dikasih yang baru sama Laiqa magazine & Rinso cair. Tapi postingan ini sih di luar tanggung jawab Laiqa magazine karena ini pengalamanku sendiri. Kalau kamu? Apa ceritamu?

Sunday, October 13, 2013

Upik Abu Bertemu 'Peri Biru'

Pagi ini aku bebenah rumah. Biasa deh, jadwal Sabtu off adalah jadi Upik Abu. Memang mesti ngurusin rumah yang -uhm- udah seperti rumah kecil di rimba besar :p Hari ini jadi pak bu kebun dulu deh. Nyabutin rumput dan tanaman liar di halaman, mangkas sulur-sulur tanaman Markisa yang masih adaaa aja, menjalar sampai ke genting rumah segala. Cabuuut...! 
Sambil berdiri di atas bangku pendek tempat pot, aku tarik-tarik tuh sulur Markisa. Ternyata, dia sudah cukup kuat mencengkeram sela-sela genting. Susah juga nyabutnya. Dengan segenap kekuatan, tarik, dan... prak!!! Bangku tempatku berpijak patah kaki dong. Untungnya aku bisa sigap melompat, jadi nggak ikut jatuh bersama satu pot tanaman yang isinya tumpah ke tanah. Haaa...
Oke deh. ganjel sana-sini, si bangku masih bisa berdiri, dan aku melanjutkan merambah bagian lain dari taman hutan kecil di seputar rumah. Kali ini aku ngurusi rumpun pisang-pisangan yang sudah tumbuh teramat subur. Rasanya perlu juga mencabut sebagian rumpunnya. Ah... rupanya akarnya sudah menancap kuat ke dalam tanah. Dengan segenap kekuatan, aku coba deh mencabut satu-dua batang musacea ini. Huuuup, kukerahkan segenap tenaga, dan... yak, suksesss!!! Tapi sebagai akibatnya, aku terjerembab ke belakang, jatuh terduduk di atas kursi malas bambu. Lagi-lagi terdengar... prak!!! Ruas bambu itu pun patah tertimpa berat tubuhku yang jatuh menimpanya secara tiba-tiba. Huwwaaa... Sabtu pagi ini dua kursi rusak gara-gara aku. Memang sudah lapuk dimakan usia juga sih (maap maap... cari pembenaran :p)
Baiklah, mari lanjutkan kerja. Berikutnya adalah menyirami tanaman di seputar rumah yang jumlahnya puluhan (haha... iya gitu???), lalu nyapu-ngepel teras luar yang sempat kubiarkan berdebu beberapa hari ini. Biasanya ada emak-emak tetangga depan yang bantu-bantu nyapu-ngepel sesekali, tapi kali ini aku ambil alih kerjaannya. Lebih puas dong dengan hasil kerjaan sendiri. 
Ketika sedang menyirami anggrek merpati (hmm? Betul nggak ya, namanya anggrek merpati? Kayaknya sih begitu) di bawah pohon mangga, eh... ada ibu-ibu penjual peralatan rumah lewat. Nawarin, tentunya. Awalnya sih nggak niat beli, tapi tentu ada 'sesuatu' di balik kejadian lewatnya si ibu ini. Suatu hal lain yang merupakan bagian dari rencana Allah. Akhirnya kupanggil juga dia untuk masuk halaman rumah untuk melihat-lihat barang-barang yang dibawanya. Ada keset anyam, keset handuk (biasanya untuk di depan kamar mandi deh), handuk tangan, sampai cempal. Pilih-pilih, lama juga sih aku menentukan pilihan, sambil ngobrol ngalor-ngidul sama si ibu ini.
Dari Majalaya, dia bawa hasil karya para difabel ini untuk dipasarkan ke mana-mana seputar Bandung Selatan. fyi, Majalaya itu jauh juga lho dari tempat tinggalku saat ini. Kalo jalan, waaah, lumayan banget pegelnya. Mungkin beliau naik angkot dulu sampai manaa gitu, lalu dilanjut jalan kaki masuk ke kawasan perumahan. Dia tanya-tanya juga tentang aku. Mana suaminya, katanya. Ketika kubilang belum ada, dia sok sok nggak percaya gitu. Orang tua di mana, tanyanya lagi. Ketika kukatakan keduanya sudah meninggal, dia pun menyampaikan simpatinya. Bagaimana mungkin mengurus rumah besar yang aku tinggal itu sendirian, tanyanya lagi. Hmm... saat ini sih kebetulan ada ponakan yang datang dari Depok. Tapi harus jujur kuakui, memang seringkali rumah yang kutinggali sekarang ini nggak keurus sih. Tepatnya, nggak berupaya lebih keras untuk ngurusi :p. Dia sempat menyampaikan keinginannya untuk menitipkan salah satu anaknya untuk ikut bantu-bantu di rumah, mungkin? Sambil menemani aku. Tapi... rasanya belum terlalu perlu ya saat ini, walaupun aku sempat tergoda, ingin juga menanyakan nomor kontaknya ;) Lumayan kan buat tunggu rumah ketika ada tukang ngerjain urusan rumah yang sudah perlu perbaikan di sana-sini.
Setelah perbincangan ini itu, aku pun memutuskan untuk membeli beberapa produknya. Memang perlu juga sih, dan ibu dengan 7 anak ini pun berlalu dengan menyampaikan doa tulusnya untukku. Semoga segera dipertemukan dengan jodohnya ya, begitu ujarnya. Subhanallah...kita nggak pernah tahu doa siapa yang akan segera dipilih Allah untuk dikabulkan. Siapa tahu justru doa dari ibu berhati tulus ini yang mendapat prioritas untuk segera diijabah. Insya Allah, aamiin.

Friday, October 11, 2013

Bola Coklat Nutrishake

Akhirnya... jadi juga bikin bola coklat dengan campuran Nutrishake. Rasa coklat, tentunya. Biskuit marie gosong 12 keping, 1 scoop Nutrishake coklat, susu kental manis (berapa sendok makan ya, tadi? :p), sedikit mentega, dan coklat beras alias meisses.
Setelah biskuit diremuk kasar, campurkan dengan Nutrishake, tinggal tambahkan susu kental manis dan mentega, lalu diuleni sampai kalis. Buat deh bola-bola kecil, lalu digulingkan di atas meisses. Tapi entah apa yang salah, meissesnya nggak terlalu nempel tuh di bola-bola coklatnya. Jadi banyak bola coklat yang 'gundul' :p Biar deh. Tampilan boleh seadanya, tapi rasa tetap luar biasa. Jadi pengen ngemil lagi sebelum makan siang.
Enaknya mengonsumsi Nutrishake dalam bentuk begini, nggak perlu langsung habis sekali bikin. Biasanya, kalau bikin shake, sekali bikin harus segera habis. Tapi kalau bentuknya bola-bola kering begini, mau dimakan sekarang, simpan buat nanti atau besok, masih bisa deh... Makin asyik nih mengonsumsi Nutrishake. Yang berikutnya, bikin dari yang rasa vanilla, dengan 'kejutan' sukade di adonannya, bisa juga kali yaa. Mau aaaah ;)

Wednesday, August 14, 2013

Selamat Hari Pramuka ke-52

Hari ini, 14 Agustus, diperingati sebagai Hari Pramuka Indonesia. Ini bertepatan dengan parade pertama pramuka di depan publik. Catatan: hari pramuka di berbagai negara dirayakan pada hari dan tanggal yang berbeda-beda, demikian juga dengan alasan atau dasar hukum ditetapkannya hari tersebut sebagai hari pramuka atau apapun namanya yang beragam. Tapi semangatnya sama, mengobarkan rasa kepanduan dan cinta tanah air. Mari rayakan hari ini!
Aku sendiri, sudah lama tidak beraktivitas kepramukaan, tapi sebetulnya sih masih ada rasa cinta. Foto-foto lama bawa memori manis manja. (halah... naon atuhlah...?) Selamat Hari Pramua, semuanya. Tetap semangat memandu, yuuuuk ;)

Thursday, June 27, 2013

Selalu Siap Dengan Perubahan (Harga)

BBM naik -ehm, mengalami penyesuaian harga-, dan ini bikin konsumen kalang kabut, termasuk aku tentunya. Momen ini bikin aku berpikir ulang tentang pengelolaan keuangan yang kulakukan selama ini termasuk rencana ke depannya. Strategi penghematan pun segera direncanakan. Selain itu, tentu saja ada rencana lain yang tak bisa dikesampingkan, yaitu menambah penghasilan. 
Sementara menunggu penghasilan tambahan masuk ke rekening, pengelolaan gaji bulanan harus diperketat.
Yang jelas sih, tiap kali gajian, organisasi managemen keuangan mesti diperhatikan. Ilmu begini sudah mulai diterapkan sejak jaman sekolah dulu. Tapi ketika kerja sekarang, justru harus lebih ketat.
1. Langsung sisihkan sebagiannya untuk tabungan.  Pindahin ke rekening yang nggak diutak-atik. Disiplin bayar tagihan di awal bulan, setelah itu cuma boleh ambil tabungan secara mingguan dengan jumlah tertentu dan jangan tergoda untuk nambah-nambah. Target, cuma mesti berapa (itung-itung, ongkos, makan, a little fun, and done). 
2. Sisihkan untuk investasi rutin. Beda lho dengan tabungan. Asuransi jiwa dan pensiun merupakan investasi masa depan. Niatan mau buka toko online, pastinya perlu modal juga untuk investasi. Siap-siap juga menyisihkan uang untuk beli saham, investasi mata uang asing atau logam mulia. Harapannya, dana bisa berkembang dari sit di waktu mendatang. Hiyyaa... 
3. Siapkan juga buat dana cadangan, soalnya suka ada aja hal-hal tak terduga, selain hal terprediksi semisal kasih kado buat teman/keluarga yang ultah, kado lahiran, nikahan, dsb. Apa lagi nih yang diperlukan untuk pengelolaan keuangan yang efektif?
Hasil searching-searching di dunia maya, aku 'tersasar' ke satu artikel di liveolive.com tentang Tips Sukses Membuat Toko Online. Ada rencana sih mau bikin toko online untuk nambah-nambah penghasilan tanpa perlu sering-sering keluar rumah. Selain itu, aku nemu juga artikel paycation, tentang tips untuk menghasilkan uang dari momen jalan-jalan saat liburan. Satu atau dua tips-nya bisa dimanfaatkan untuk menambah uang jajan, dan buat jalan lagi. Perputaran modal nih ;)
Jadi keasyikan browsing deh. Contek-contek tips dari liveolive.com, ternyata masih banyak yang bisa diaplikasikan. Mulai dari yang praktis semisal tips mengelola keuangan pribadi atau keluarga, tips belanja praktis untuk keseharian, sampai perencanaan keuangan jangka panjang seperti investasi di bidang properti, deposito, saham, reksa dana, logam mulia dan lain sebagainya. Selain tips seputar pengelolaan keuangan, liveolive juga menyediakan info seputar keuangan dan perbankan. Aku bisa lihat konversi mata uang, 'kenalan' dengan berbagai istilah keuangan, sampai tool pengaturan anggaran. Penting banget nih.
Saat ini, sebetulnya aku hanya perlu tips praktis untuk mengelola keuangan di masa harga-harga pun mengalami 'penyesuaian'. Kiat hemat mengelola keuangan yang bisa diaplikasikan mulai hari ini juga, dengan hasil yang signifikan, itu yang aku butuhkan sekarang. Salah satu rangkaian tips-nya, harus jadi reminder nih, baca lagi di sini.
Selain baca di web-nya, aku sekalian aku connect di facebook-nya liveolive juga. Kadang-kadang, melipir di dinding facebook teman-teman bisa dapat info lebih cepat dibanding berkunjung ke website-nya lho. Kalau mau follow twitternya atau google+ itu juga bisa. Mau sekalian, subscribe ke channel YouTube-nya juga? Sekalian aja kali ya, jangan tanggung-tanggung. Nggak ada ruginya kok, malah bisa nambah referensi buat mengelola keuangan efektif.  

Saturday, June 01, 2013

Mengenang Bapak

Bersama bapak di moment wisudaku
"Jika anak Adam meninggal maka (pahala) amalnya terputus kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shaleh yang mendoakannya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sekiranya bapak masih ada, 78 tahun usianya sekarang. Tapi telah terputus amalnya, kecuali tiga perkara. Semoga Allah ridho kepadanya, memberi tempat terbaik baginya sesuai amal ibadah yang telah dikerjakan semasa hidupnya.
Allahummagh firlahu warhamhu wa'fu'anhu wa'aafihii wa akrim nuzulahu wa wassi' mudkhalahu waghsilhu bilmaa'i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadu minad danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa qihi 'adzabal qabri wa 'adzaban naari.
“Ya Allah, Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, maafkanlah dia dan selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka”
Aamin ya Rabbal'aalamiin.

Sunday, March 17, 2013

I Need A Man

Hari libur nyepi di Selasa lalu, aku pun menyepi :p Nggak ke mana-mana, di rumah aja, 'bersemedi' di depan komputer.  Bolak-balik ke dapur untuk bikin sarapan, nyuci pakean, nyapu-ngepel, balik lagi ke depan komputer untuk mengerjakan beberapa dokumen kerjaan sekolah (persiapan rapotan hari Sabtunya... ;)) Dan jelang sore baru aku beranjak ke garasi. Niatnya mau sekalian cuci mobil dan ngganti ban mobil yang kempes abiss. Sekalian keringetan, gitu, sebelum mandi sore.
Tapi apa yang terjadi? Teori yang kuketahui ternyata dalam prakteknya tak berlaku. Dulu, ketika bapak masih ada, beliau pernah mengajari aku cara mengganti ban mobil. Aku cukup sering membantu bapak dan sukses-sukses aja. Tapi kali ini? Hmm... Ban serep sudah kulepas dari dudukannya, lalu kusandarkan di dinding garasi. Melepas ban yang kempes? Dongkrak sudah terpasang. Nah, melepas baut yang jadi masalah. Teorinya sih: pasang kuncinya di mata baut, lalu injak kuat-kuat batang kunci sampai baut longgar dan bisa dilepas. Tapi ternyata setelah beberapa menit mencoba, cuma satu baut yang berhasil kulonggarkan. Sebelah sandal jepitku putus karena dipakai menjejak tangkai kunci ban kuat-kuat, dan setelah berperang melawan batin(dan ego)ku, akhirnya kuputuskan untuk meminta bantuan tetangga. 
Bapak tetangga sebelah, sedang sakit, katanya. Baiklah, kucoba tetangga depan yang berprofesi sebagai sopir. Ah, ternyata beliau sedang berdinas. Ada sih anak perempuannya yang bertubuh cukup subur. Ketika dia menawarkan bantuan, hm... kupikir boleh juga deh. Tapi ternyata tak berhasil juga. Dia tawarkan untuk meminta bantuan tetangga lainnya yang memang bekerja di bengkel tambal ban. Tapi ternyata yang bersangkutan sedang sakit thypus. Tak sukses jugalah. Aku pun kembali ke garasi rumah, bertekad untuk menyelesaikan sendiri pekerjaan yang sudah kumulai. 
Kembali menghentak gagang kunci baut, tubuh kurusku memang terbukti kurang kuat. Hanya satu baut lagi yang mulai longgar. Tiga lainnya masih kencang mengikat roda. Bapak tetangga sebelah (yang masih kurang enak badan) muncul di pintu garasi, menawarkan bantuan. Ah... akhirnya aku harus menyerah. Mengakui bahwa di balik tegar jelitaku, cantik perkasaku (jiaaah), aku masih memerlukan kekuatan laki-laki. Minimal untuk melepaskan baut mobil yang begitu kuat. Haah...
Hanya dalam hitungan menit, ban gembos sudah berganti dengan ban serep yang masih gres. Nggak tanggung-tanggung, pak Wawan tetangga sebelah ini juga memasang kembali ban gembos -yang ternyata tertusuk paku besar- di dudukan ban serep. Mesti kubawa besok untuk ditambal. Terima kasih pak Wawan, dan semua tetangga baik hati yang mau meluangkan waktu dan tenaganya untukku. I love you. And above all, thank Allah, who has gave me such kind neighbours.

Saturday, February 09, 2013

Sarapan Pagi Kali Ini

Sudah lama aku tidak menulis untuk blog ini. Kangen rasanya. Seperti kangenku pada sarapan roti panggang kali ini. Biarpun agak males-males gitu, kujalani juga ritual pagi untuk menjalani kedua hal yang sebetulnya kusuka ini: makan roti bakar isi keju dan ngeblog.
Mengeluarkan panggangan roti elektrik dari lemari, mengelap debunya (sudah lama banget nih nggak dipake), memanaskan dan mengetes fungsinya sebelum menggunakannya untuk memanggang roti bakal sarapanku. Dilanjut dengan mengoles mentega, menaburkan keju parut banyak-banyak, lalu menjepitnya di panggangan untuk kemudian menyalakan panggangan selama beberapa waktu. Lampu menyala, lalu mati lagi. Nah... inilah saatnya untuk mematikan panggangan dan mengambil roti panggang yang menjadi crispy di bagian luarnya, dengan keju parut yang meleleh di bagian dalamnya. Wangiii... enaaak... jadi lapar sangat. Makanya, baru bisa tulis blog posting di siang harinya. Cuma menyempatkan motret lalu segera menyantap roti panggang ini selagi masih hangat. Sedaaap.
Teman makan roti kali ini? Bukan kopi-susu hangat seperti biasa, tapi susu dingin dengan campuran sirup mocca. Ah... kombinasi sempurna untuk mengawali pagi ini. Selamat pagi, semua. 

Koleksi Memori