Wednesday, May 31, 2006

Aksi kami?

Nonton berita di TV, mbaca beberapa penggalan berita dari berbagai media cetak, internet, maupun milis KAMMI-Jepang sekalipun! Sungguh, sedih sekali mengetahui keadaan saudara-saudara kita di Yogyakarta saat ini. Listrik masih belum nyala, air bersih sulit didapat, makanan siap makan masih belum sampai ke beberapa titik yang sulit dijangkau, korban luka-luka terpaksa 'berserakan' di halaman rumah sakit. Kepanasan saat siang hari, dan akhirnya bersesakan di teras saat hujan, dan itupun pasti masih kena tempias. Masya Allah...
Cerita dari relawan ACT yang sebetulnya sudah stand by di sekitar Yogya untuk mengantisipasi letusan Merapi ternyata kemudian beralih tugas, bergerak untuk membantu korban gempa. Tenda tak cukup untuk menampung seluruh korban. Banyak relawan (terutama pria) yang akhirnya mesti terjaga semalaman karena tak kebagian tempat untuk beristirahat. Makanan tak cukup untuk semua, itupun lauk seadanya. Dengar cerita dari Westri yang baru pulang dari Yogya (kakak dan ayahnya ada di sana. alhamdulillah, mereka baik-baik saja), dia sempat datang ke rumah sakit untuk mencari kerabatnya, tapi tak kuasa berbuat apa-apa karena melihat jumlah korban luka yang teramat banyak. Lagipula, dia tak biasa melihat 'pemandangan' demikian. Sebelum akhirnya kembali ke Bandung, dia sempat ikut tim dapur untuk masak makanan yang akan didistribusikan untuk para korban gempa. Nah, kita? Apa yang bisa kita lakukan dari sini?
Pekan-pekan ini adalah pekan-pekan sibuk di sekolah. Kesibukan menjelang akhir tahun pelajaran membuat guru-guru bersicepat menyelesaikan tenggat pekerjaan. Belum lagi dengan aktivitas berbagai kepanitiaan yang melibatkan kita semua. Sungguh menyita waktu dan tenaga. Kalau dijabanin semua, bisa sakit lahir-batin! Makanya, ingin deh stress-releasing atau sedikit refreshing bareng teman-teman di sela-sela kesibukan ini.
Kepikiran untuk pergi nyanyi-nyanyi lagi. Tapi untuk saat ini, rasanya malu sekali bahkan untuk memikirkan kesenangan kita sendiri, sementara teman-teman di Yogya sana boro-boro mikirin refreshing.
Ketika lapar, rasanya masih ingin pilih-pilih makanan untuk pengganjal perut, tapi kalau ingat saudara-saudara yang di Yogya? Boro-boro pilih makanan, mau makan saja kadang nggak bisa, karena memang makanan tak ada.
Ketika aku bolak-balik dengan kendaraan pribadi, masuk tol pula (soalnya telat berangkat dari rumah)! jadi malu hati sendiri. Beberapa rupiah sebetulnya bisa disisihkan dari sana, dan mestinya dialirkan saja ke Yogya. Harga satu-dua liter premium, bea beberapa gerbang tol yang kulalui, dana itu sebetulnya bisa berarti banyak buat mereka.
Ayo, Di, kencangkan ikat pinggang lagi!

No comments:

Koleksi Memori