Sunday, November 20, 2022
Kisah di Luar Nalar dari Baitullah
Monday, October 31, 2022
Menyusur Jejak Kenangan di Kantin Salman
Friday, October 21, 2022
Kisah Kopi
Kopi tubruk klasik. Gambar diambil dari sini. |
Masa SMP dan SMA pun kesukaanku pada kopi ya biasa-biasa saja. Masih merasa mendadak bahagia saat menghirup aroma kopi yang wangi, tapi merasa tak perlu mencari-cari saat aroma dan rasa itu tiada. Sesekali aku masih minum kopi, yang sesekali pula beralih ke kopi instan yang lebih praktis tak menyisakan ampas yang mengganggu.
Nescafe Klasik, teman begadang yang asik. Gambar diambil dari sini |
Saturday, October 01, 2022
Skin Care... Should I Care?
Sebagian koleksi produk Oriflame |
Sesekali dandan pakai eyeliner |
Koleksi skin care & kosmetik Wardah |
Tuesday, September 20, 2022
Gaya Belanja Yang Mana?
Maksudnya bagaimanakah...? Pernyataannya kuterjemahkan sebagai berkurangnya minat dia untuk berbelanja di pasar real. Dia tak lagi (terlalu) tertarik untuk melihat-lihat barang, memegang atau mencium aroma sesuatu yang menarik minatnya untuk dimasukkan ke dalam keranjang belanja. Apakah beralih ke moda belanja daring? Mungkin begitu. Aku sih iya. :)
Ketika pandemi melanda dan gerak penduduk dunia sangat dibatasi, tak lagi bebas ke mana-mana, kualihkan moda belanja ke moda belanja daring. Belanja segala, bisa banget dilakukan dari depan monitor PC atau ponsel kita, baik menggunakan aplikasi, situs web resmi toko yang bersangkutan, ataupun meminta layanan pesan antar melalui pesan pendek saja. Sungguh sepraktis itu lah. Setelah beberapa waktu, ternyata aku menikmatinya. Mulai belanja buku, sepatu, pakaian, hingga segala printilan besar maupun kecil, juga belanja kebutuhan sehari-hari, (hampir) semua bisa didapat secara daring.
Dipikir-pikir, banyak juga lho benefit dari sistem belanja daring ini.
- Aku yang biasa ke mana-mana menyetir sendiri, ternyata sangat bisa menikmati rasanya bersantai di rumah saja, belanja sambil rebahan. Tidak perlu berjibaku menyusuri jalanan dalam kondisi cuaca apapun, tidak perlu repot mencari spot parkir yang kadang sangat tak mudah dan tak praktis. Dengan demikian, aku bisa menghemat biaya transport juga recehan untuk parkir dan mamang gopek-man yang biasa ada di setiap persimpangan. Hemaat... hemaat...
Filter pencarian favorit |
- Aku yang biasa berlama-lama di toko, melipir setiap gang dan kios, membanding-bandingkan harga untuk mencari yang paling ekonomis, dengan belanja daring seluruh proses itu bisa dilakukan dengan lebih efisien. Cukup ketik kata kunci yang diinginkan, maka berderetlah jenis barang yang kuincar. Beragam toko daring siap membentu kita berbelanja. Lokasi bolelh dipilih sesuka kita. Silakan mencari toko daring di sekitar rumah kita jika perlu pengiriman instan, tapi dipersilakan juga mencari produk yang jauh dari tempat tinggal kita jika memang perlu. Aku sendiri biasa mengurutkan dengan filter tertentu, Filter yang kupakai biasanya adalah mengurutkan barang dari harga terendah untuk mendapatkan harga paling ekonomis. Setelah itu filter lokasi pun kuaktifkan untuk mencari lokasi terdekat agar jejak karbon tak terlalu panjang. Aku juga mengaktifkan filter bebas ongkir agar hanya toko-toko yang menerapkan kebijakan bebas ongkir yang muncul di hasil pencarian. Lumayan kaan, bebas ongkir saat jumlah pembelajaan mencapai nilai tertentu. ribuan hingga belasan ribu bisa dihemat untuk belanja online lainnya.
- Selain benefit receh-receh begitu, ada juga benefit receh lainnya berupa voucher toko yang memberikan potongan harga. Tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Akumulasi cashback dari Shopback |
- Masih belum cukup hemat, aku juga melipir dulu ke Shopback, sebuah aplikasi perantara yang berani memberi cashback setiap kali kita belanja online setelah melipir ke shopback. Aku yang belanjanya recehan, tentu saja dapat benefit cashback-nya juga recehan. Tapi kalau dikumpul-kumpul diakumulasikan, bisa sampai ratusan ribu juga yang sudah beberapa kalu kutukar dengan pulsa atau kuminta untuk ditransfer ke rekening tabunganku. Recehan juga lumayan kan, ada harganya... ;) Mau ikut dapat benefit cashback dari shopback? Hayu ikut daftar di sini.
Wednesday, August 31, 2022
Yuk, Libatkan Anak Dalam Tugas Rumah Harian
Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog bulan ini bertema bebas merdeka sesuai dengan bulannya, Agustus bulan kemerdekaan. Aku ingin menulis tentang sebuah hal yang masih menggelitik pikiran, mengenai keterlibatan setiap anggota keluarga termasuk anak-anak dalam tugas rumah harian.
Teringat sebuah momen saat berkesempatan mengisi sebuah sesi privat dengan salah seorang muridku. Saat itu masih pagi di masa pandemi. Anak bersekolah online melalui fasilitas zoom atau recorded lesson. Ketika aku datang, kami duduk di area ruang tamu yang katanya punya koneksi sinyal internet cukup bagus di situ. Kerabat si anak melintas untuk menyapu. Aku baru saja hendak meminta maaf karena 'mengganggu' di area yang hendak dibersihkan ketika si anak menggeram gusar saat kakinya tak sengaja tersentuh sapu yang dipegang budenya.
"Iiih!" Ujarnya dengan geram. "Bude ke sana dong...!" Lanjutnya. Keningku auto berkerut. Heyy... harusnya dia yang minta maaf karena menghalangi area yang hendak dibersihkan. Lagipula itu adalah rumah orangtuanya, bukan rumah budenya. Bukankah seharusnya dia yang ikut berperan membersihkan rumah? Anak 9 tahun itu melanjutkan aktivitasnya mengeset laptop untuk pembelajaran hari itu, tanpa merasa bersalah dan tak juga meminta maaf. Betapa tak berempatinya anak ini...
Kupikir, ini adalah salah satu dampak dari tak dilibatkannya anak dalam aktivitas keseharian menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Orangtua memilih untuk tidak melibatkan anak dalam aktivitas ini dengan beragam alasan. Kurang bersih lah kalau dikerjakan anak, dibiarkan agar bisa fokus bersekolah dan belajar lah, atau dengan alasan agar asisten rumah tangga ada kerjaan dan tak 'makan gaji buta'. Padahal sejatinya, banyak sekali manfaat melibatkan anak dalam pekerjaan kerumahtanggaan ini. Yuk kita cermati beberapa di antaranya.
Libatkan anak dalam tugas harian di rumah. |
1. Melatih kebiasaan baik
Sebuah hadits mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Tanamkan ke anak-anak kita (tentu saja dimulai dari diri kita sendiri) bahwa ketika kita menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih, sejatinya itu menunjukkan bahwa kita pun menjaga keimanan kita. Jika kebersihan merupakan sebagian dari keimanan, maka boleh dong dianalogikan bahwa yang betah berkotor-kotor itu... ya yang begitulah. Ya masa cuma ART saja yang beriman dan kita tidak?
2. Mempertajam kepekaan
Ketika kita melakukan aktivitas bersih-bersih, tentu lama kelamaan akan terasa perbedaannya. Mana permukaan lantai yang kesat bebas debu atau lantai yang masih terasa 'berpasir' karena kurang bersih menyapu. Makin lama kita akan makin tahu bagaimana cara untuk menyapu lantai yang paling efektif dan efisien. Saat mengepel, akan terasa mana lantai yang terlalu basah (karena kurang kering memeras lap pel), atau justru tidak rata menyisir seluruh permukaan lantai karena lap pel terlalu kering.
3. Mengasah empati
Saat anggota keluarga berbagi beban pekerjaan, rasa empati akan terasah. Bahwa bebersih dan bebenah itu melelahkan, tentu bisa dirasakan oleh seluruh anggota keluarga sehingga masing-masing lebih menghargai apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Ketika tahu lelahnya mengepel, tentu kita pun tak akan seenaknya menginjak lantai yang masih basah. Ketika tahu capeknya belanja dan memasak, tentu akan lebih mudah mensyukuri makanan yang terhidang. Dan seterusnya dan sebagainya.
4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab
Ketika beban pekerjaan rumah dibagi bersama, seringkali ada pula jangka waktu yang disepakati bersama, sepaket dengan konsekuensi yang diterima. Misalnya membuka jendela setiap pagi. Ketika lupa membuka jendela di pagi hari, udara segar sudah lewat sehingga tinggal masuklah udara yang sudah tercemar polusi lalu lintas pagi. Kegiatan menyapu biasanya dilanjutkan dengan aktivitas mengepel. Ketika menyapu belum atau tidak tuntas, kegiatan mengepel pun jadi terganggu bahkan terhambat. Merapikan belanjaan ke dalam lemari sesuai peruntukannya, misalnya telur di raknya, daging di freezer, atau bahan makanan lain yang disimpan di area lain kulkas atau dapur. Salah menempatkan terkadang bisa fatal akibatnya. Hal-hal yang tampaknya sepele begini sejatinya adalah sebuah latihan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab.
5. Memupuk kemandirian
Ketika anak sudah terbiasa melakukan aktivitas bersih-bersih di rumah, saat dia dewasa tak akan sulit baginya untuk beradaptasi dengan situasi yang menuntutnya untuk mandiri dan mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Dia bahkan mungkin bisa membantu mencarikan solusi atas beragam permasalahan yang dihadapi baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Saat dia harus mandiri ketika kuliah di luar kota bahkan luar negeri, maka anak yang terbiasa mandiri akan sangat mudah menyesuaikan diri. Sedangkan anak yang tak terbiasa akan mengalami masa sulit saat dia dewasa. Heyy... bukankah kita ingin membuat hidup mereka mudah? Ya justru itu perlu dilatihkan sejak dini, bukan dengan memanjakan mereka dengan menyediakan ART yang siap membantu kapan saja.
Thursday, July 07, 2022
Hari Cokelat Sedunia
Kacapi Yang Ingin Kupelajari
Di Masa Itu
Bersama mama angkat di kebun tomat. |
Di akhir masa 2 pekan, setiap perwakilan area diminta untuk unjuk kebolehan, baik bersama keluarga angkat maupun secara individual. Saat itu kami menyanyikan lagu 'It's A Small World' dalam 3 bahasa yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Latihannya dilakukan dalam bus yang melaju menuju lokasi. Mudah eksekusinya, apalagi mamak-mamak angkat kita bersuara merdu dan sangat paham nada. Paduan suara yang kami tampilkan terasa sangat padu dan harmonis, megah juga saat seluruh audiens dipersilakan ikut bernyanyi dalam bahasa mereka masing-masing. Lagu ini juga sangat universal, tersedia dalam berbagai bahasa, hingga semua orang di dalam aula saat itu bisa ikut menyanyi dalam bahasanya masing-masing. Meriah.
Dalam sesi performance itu, tentu saja banyak tampilan lain yang unik dan menarik. Ada yang menampilkan tarian Jepang, namun ada pula yang menampilkan tarian tradisional negara tempat peserta homestay berasal. Ada yang tampil solo bermain biola, namun ada juga yang peserta negara asing yang dengan percaya diri tampil solo memainkan alat musik Jepang. Di saat itu, aku terpikir betapa inginnya aku menampilkan salah satu kekayaan budaya Indonesia di kancah internasional semacam itu.
Alat musik kecapi. Sumber: wikipedia. |
Di Masa Kini
Sepulang dari Jepang aku baru mulai mencari kesempatan untuk belajar memainkan kecapi. Terus terang saja, instrumennya pun belum aku miliki. Gitar sih aku punya, dan bisa memainkannya secara otodidak dengan chord dasar. Kupikir, memainkan kecapi tak akan jauh dari itu lah. Tapi engkau salah duga, Marbela...!
Beberapa waktu (tepatnya beberapa tahun) kemudian, kutemukan seorang guru yang bisa mengajarkan cara memainkan kecapi. Guru privat, datang ke rumah, dengan imbalan fee yang masih murah meriah. Saat itu bersama dengan salah satu keponakanku, kami bergantian belajar kecapi di rumah. Suatu kebetulan bahwa keluarga kakak iparku punya sebuah kecapi yang bisa kita pakai. Niatnya siiih, buat latihan di rumah, memperlancar keterampilan bermain kecapi. Tapi niat tinggallah niat.
Ternyata memainkan kecapi tak semudah yang kukira. Perlu koordinasi jari kanan dan kiri yang padu. Jari kanan memainkannya dengan cara dipetik ke arah depan, sedangkan jari yang kiri justru memetik senar ke arah yang berlawanan. Dan itu harus dilakukan bersamaan. Dalam beberapa pertemuan saja, aku sudah ketinggalan dari keponakan yang belajar lebih cepat (hadeuww... ini tantenya yang sudah mulai 'karatan' nih. Belajar keterampilan baru tak lagi secepat dulu). Selain itu, kuku juga harus dipelihara cukup panjang supaya bisa memetik senar kecapi dengan nada yang jernih. Sementara aku malah nggak betahan dengan kuku panjang, selain gampang rusak pula, makanya perlu suplemen.
Friday, July 01, 2022
#Day1, Disaster
Paket hadiah dari Tulip Chocolate. |
Chef Jean-Marc in action. |
Kompilasi hari pertama |
Tuesday, May 31, 2022
Solusi Sehat Body Sampai Kuku
Saturday, May 07, 2022
Ketupat Ketan Untuk Lebaran
Ketupat ketan dan lauknya. Bisa apa saja. |
Perdana memasak ketupat ketan hitam.
Ketupat rice cooker vs presto. |
Wednesday, April 20, 2022
Hobi? Hummm.... Apa Ya?
Sampul Hari Pertama Jamnas 86. Kubeli ketika mengikuti Jamnas di Cibubur. |
Beberapa sketsa busana yang sempat tayang di majalah Ummi. |
Celemek batik bolak-balik. Upcycle dari baju lama. |
Sunday, March 20, 2022
Kucing Garong
“Dasar kucing garong! Kuletakkan gagang telefon di tempatnya sambil memaki si penelefon di luar jangkauan pendengarannya.
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Suatu siang di Kota Baru Parahyangan. Aku berada di kawasan niaga di tatar Ratnasasih. Kuparkir mobilku menghadap jalanan supaya memu...
-
Berawal dari keingintahunan tentang kisah dan cerita di balik benda koleksi orang-orang, kuusung tema koleksi ini untuk menjadi salah satu t...