Saturday, July 12, 2008

Oleh-oleh dari Inggris

Janjian ketemu bu Umi setelah dia pulang dari Inggris, setelah dapat 'bonus' belajar bahasa Inggris di Cambridge sono. Bersama beberapa orang dari kantornya, mereka diikutsertakan dalam program homestay selama 5 minggu. Asyiknya... ;) Pengen dengar banyak cerita dari dia, kita lalu janjian ketemu.
'Kujemput' dia di depan Istana Plaza, setelah membuatnya menunggu sekian lama. (Adduuuh... maaf ya, bu Umi. Saya harus kirim e-mail yang attachment-nya tak juga ter-attach. Makan waktu banget nungguin file itu ter-attach. Maaf... banget). Setelah bertemu dia di depan IP, perjalanan kita lanjutkan ke kantor pos besar dulu. Rencananya aku mau mengirimkan dokumen lomba cipta lagu yang kuikuti. Biasa... sudah kepepet deadline juga nih. Hehe... Jam 7 kurang seperempat nyampe di depan kantor pos besar, ternyata gerbang dan pintu-pintunya sudah tertutup. EH??? Bukankah jadwal tutupnya jam 7 malam? Kenapa hari ini lebih cepat? Aaaaahhh..... Akhirnya kuputuskan untuk berputar sedikit ke arah Tegalega dan mengirimkan paket persyaratan lomba itu memakai jasa layanan kurir. Kukirimkan berkas dokumen naskah lagu dan CD musik yang berisi rekaman suaraku dengan kualitas yang standar banget. 'Minimalis', malah. Eh, bukannya yang minimalis lagi trend? hehe... ;) Lega setelah mengirimkan dokumen lomba, kita kemudian berlanjut mencari tempat ngobrol sambil makan-makan. Bu Umi udah kangen Pizza, katanya. Di Inggris 'bertaburan' resto pizza, tapi kehalalannya diragukan. Kita lalu menuju tempat makan yang sama dengan kali terakhir kita ketemu bersama 4 lajangsters yang lain (kisah 'reuni SaF'). Berdua saja, ternyata bisa seru juga. Cerita tentang banyak hal, termasuk buku-buku yang asyik dibaca. BTW, dari Inggris, ternyata bu Umi bawa oleh-oleh buku buatku. Kumpulan cerita si Badung. Edisi langka, collectible tuh kayaknya. ;) Thanks berat ya...! Kebetulan aku memang nggak punya seri lengkap cerita si badung itu, bahkan dalam bahasa Indonesia sekalipun. Dulu, ketika serial si Badung karya pena Enyd Blyton itu sedang 'booming', aku lebih suka nongkrong di toko buku berjam-jam, melahap buku-buku separuh tebal itu di sana, sampai kaki pegal! Perjuangan banget deh, supaya bisa baca gratis di toko buku, gara-gara nggak kuat beli. Dulu kita nggak punya budget cukup besar untuk buku-buku semacam itu. Bela-belain deh, modalnya cuma ongkos doang. Haha...!

2 comments:

Diana said...

Wah, asyik banget yah dpt edisi spesial & terbatas ya :) Alhamdulillah aku punya si badung lengkap 3 buku & anak sulungku udah mulai suka baca itu sejak kls 2-3 SD trus suka banget lagi! skrg dia lg nunggu jwb dr Gramed, kyknya sih 'hsl' mlototin buku2 enid blyton itu,hehe...

Diah Utami said...

Eh, bukannya serial si Badung itu ada 6 edisi? (???)

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka